Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 11 - 始まり( TO BEGIN)

Chapter 11 - 始まり( TO BEGIN)

satu langkah menuju kebahagian yang sederhana.

"Sakuraa" Panggil seorang dari balik pintu kamar,

"iyaaa" ucap ku , aku bergegas membuka pintu kamar,

"ayah sudah menunggu mu katanya mau mengantar kau latihan pagi ini" ucap bunda,

"iya ini sudah siap kok" ucap ku lalu berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar perlahan,

"aku berangkat" ucap ku pada bunda,

"nenek ada dibawahkan?" ucapku lagi,

"masih istirahat dikamar nya" ucap bunda,

"kalau begitu sampaikan salam ku pada nenek" ucap ku sambil mencium pipi bunda,

"okeee" ucap bunda sambil menggangkat jarinya menandakan 'iya' .

"bye bye" ucap ku , dan langsung bergegas ke menuju mobil ayah,

"maaf lama" ucapku setelah masuk ke dalam mobil.

"tak apa" ucap ayah,

" ayah sudah biasa menunggu anak gadis ayah" lanjut ayah,

"maksudnya ayah?" tanya ku sambil mengancingkan sabuk keselamatan,

"ayah sudah mulai terbiasa dengan anak gadis ayah, yang sudah mulai bisa berdandan dan hal-hal lain yang membuat semua menjadi lebih lama" ucap ayah panjang lebar,

"maksudnya ayah, ayah sudah mulai terbiasa dengan aku yang kalau berdandan menghabiskan banyak waktu dan membuat ayah menunggu, begitukan" ucap ku separuh tidak terima dengan ucapan ayah.

" maafkan ayah ya, tapi hari ini kau tampak sangat cantik, mau pergi berkencan dengan siapa lagi ?" goda ayah,

"maksud ayah dengan siapa lagi, jadi menurut ayah pacar anak gadis mu ini banyak begitu ?" ucap ku sambil mencubit lengan atas ayah,

"aduh-aduh ampun, ayah kan hanya bertanya" ucap ayah sambil separuh menahan tawa karena sudah menggoda ku barusan.

"kenapa coba ayah berkata seperti itu" ucap ku malah jadi aneh sendiri. "habisnya anak gadis ayah terlalu cantik, jadi ayah yakin tidak ada satu pun laki-laki yang tidak terpikat dengan keindahan mu" ucap ayah semakin menggodaku.

"ish ayah!!" ucap ku memukul lengan ayah yang sedang menyetir,

"ampun sakura-ku" ucap ayah sampil mengusap pipi ku,

"ayah seneng banget sih kaya gitu deh" ucap ku tidak terimaa,

"memang nya salah ya kalau seorang ayah memuji anak gadisnya" ucap ayah sambil sedikit melirik sedikit kearahkku,

"engga salah sih ayah tapi kan ayah tau aku paling tidak bisa dipuji, dan aku akan sangat tersipu" ucap ku menunduk menahan rasa malu,

"reaksi seperti itu yang ayah tunggu dari tadi" ucap ayah sambil mengusap sedikit rambut ku,

"ayah jangan kaya gitu, usia ku ini bukan anak manja " ucap ku tidak terima,

"tapi dimata ayah, sakura tetap anak manjanya ayah" ucap ayah, "tuh kan ayah menyebalkan" ucap ku,

"kau punya banyak pacar ayah tidak marah loh" ucap ayah,

"eh maksud nya ayah, ayah tidak masalah kalau aku ganti-ganti pasangan?" ucapku memastikan,

"iyap betul, karena dulu ayah juga begitu" ucap ayah sedikit bangga,

"oh jadi selama ini ayah ku adalah buaya darat" ucapku berlebihan.

"tapi hati buaya darat ini bisa luluh dengan buaya darat betina juga loh" ucap ayah,

"eh maksud ayah, buaya darat betina itu bunda?",

"betul sekali" ucap ayah dengan sangat amat bangga.

"ha? sakura sama sekali tidak percaya" ucap ku menepis perkataan ayah mentah-mentah.

"masa sakura tidak percaya" ucap ayah,

"tentu saja, bunda tidak mungkin mempermaikan perasaan laki-laki" ucap ku benar-benar tidak terima.

"kalau wanita terlalu sering disakit dia bisa lebih bahaya daripada laki-laki lukanya" ucap ayah mulai bijak, aku terdiam.

"jangan sampai kau merasakan yang bunda mu rasakan ya baby" ucap ayah sambil mengusap rambutku, aku hanya terdiam dan benar-benar terdiam.

"sudah sampai" ucap ayah menghentikan mobil didepan gor tempat aku berlatih renang.

"terimakasih banyak ayah" ucap ku lalu mencium pipi ayah seperti biasa lalu turun dari mobil.

"jangan jemput aku" ucap ku saat ayah membuka kaca mobil,

"ayah sudah tau" ucap ayah sedikit menahan kesal,

"ayah cuman mau bilang love you baby sakuranya ayah" ucap ayah sambil sedikit berteriak,

dan hal itu berhasil membuat semua orang yang ada didepan gor melihat kearah ku dan mobil ayah, dan dengan seenak jidatnya ayah langsung berlalu pergi meninggalku dan rasa malu. aku hanya dapat menundukkan kepala karena menahan rasa malu.

'astaga untung seorang milioner ternama itu adalah ayahku, kalau bukan sudah ku lempar mobilnya sampai kacanya pecah' umpatku dalam hati.

aku berjalan masuk menuju tempat biasa aku berganti baju dan bersiap untuk berlatih karena satu minggu lagi akan ada pertandingan aku benar-benar harus mempersiapkan diriku untuk pertadingan kali ini , aku benar-benar ingin balas dendam karena pertandingan lalu, aku tidak berhasil menyapu bersih semua mendali emas, kali ini akan kupastikan di semua kategori kan ku sapu bersih semua mendali emas termasuk dalam pertanding ber regu,

iya walau aku sebenernya tidak punya hubungan baik dengan rekan satu tim ku karena aku memang sangat payah dalam bergaul dengan lingkunganku. tapi kali ini akan kupastikan kalau aku akan membawa tim ku meraih mendali. apapun mendalinya.

TIME SKIP

Sudah sekitar 4 sampai 5 jam aku berlatih, merendam diriku didalam air yang bercampur dengan kaporit, sudah perih mataku menahan perihya air kaporit dan sudah habis rasanya nafasku untuk melanjutkan latihan ini.

"seperti biasa sakura pasti berambisi untuk menyapu bersih mendali emas" ucap seorang wanita dipinggir kolam renang,

"iya aku setuju, liat saja dia berlatih sampai seperti itu" ucap wanita lainya.

ish aku sangat tidak suka mereka berdua, meraka ada ren dan rin, si kembar yang selalu mematahkan semangat orang lain dengan tuturkata mereka, yang membuat orang lain tidak pernah berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.

"kenapa kau tidak bicara langsung didepan mataku" ucapku sambil menggangkat badanku keluar dari kolam renang,

"ara-ara ternyata kita bicara terlalu keras ren" ucap rin pada kembaran nya,

"iya aku fikir tadi tidak ada yang mendengar ucapankita" ucap ren yang mulai membuatku menahan emosi.

aku mendekatkan diriku pada mereka, dan tiba-tiba

"Sakura!!!!" teriak sesorang sambil menarik tubuhku paksa,

"apa?!" ucapku yang masih sedikit emosi

"kau gila ya mau menghajar anak seperti mereka" ucap hiro,

"bukan aku yang mulai" ucap ku tidak terima,

"tapi tidak seharusnya kau memukul mereka juga kan?" ucap hiro lagi,

"ish lalu apa yang harus lakukan untuk membuat mereka diam?!" tanya ku masih dengan emosi,

"kau kan bisa membalas perkataan mereka dengan kata-kata yang sama mematikannya" ucap hiro,

"tidak akan mempan" ucap ku,

"begini saja kita taruhan?" tanya hiro,

"taruhan?" tanya ku heran,

"kita beradu 100 meter, 50 meter butterfly dan 50 meter lagi free, siapa yang cepat dia boleh melakukan apapun terhadap si kembar" ucap hiro menantang,

"okeee" ucap ku tidak takut

"kalau begitu biar aku jadi wasitnya" ucap pelatih ku,

"okeee ini baru adil" ucap ku

"okee bersiap" ucap pelatihku,

lalu aku dan hiro mengambil posisi untuk bersiap akan pertarungan yang sebenarnya sering terjadi diatara kami, aku dan hiro sudah berteman semenjak kami duduk dibangku sekolah dasar, dan kami berdua sering di juluki "Monster" karena disetiap kejuaraan kami selalu membawa mendali paling banyak diatara peserta lainnya, dan pertarungan seperti ini sudah sering terjadi sebenarnya, tujuan utamanya hanya untuk mengukur kecepatan waktu diantara kami berdua.

setelah kami bersiap, terdengar suara peluit yang mendakan kalau pertaruangan sudah dimulai. aku berusaha semampu ku, walau aku tau kecepatan ku dan hiro akan ada perbandingan, tapi tidak ada salahnya kalau aku mencoba yang terbaik selagi hiro sedang mau menjadi lawan tanding ku, dan periut panjang terdengar.

aku mengeluarkan wajahku dari dalam air, dan melihat kearah samping,

"aku tidak yakin" ucapku terengah-engah,

"aku sangat yakin" balas hiro dengan penuh percaya diri,

"pemanangnya hiro" ucap pelatihku,

"mulai hari ini jangan ladeni si mahluk aneh itu, oke?" ucap hiro sambil memberikan tangannya untuk berjabat dengan ku

"oke" ucap ku mengalah sambil menjabat tangan hiro,

"sekarang kalian berdua boleh pulang , dan jangan ada pertandingan tambahan lagi oke?" ucap pelatih ku lalu, mengulurkan tanganya untuk menerik kami berdua dari dalam kolam renang,

"oke kapten" ucap kami bersamaan,

kami pun keluar dari kolam renang, aku melihat kesekeliling dan ada deo disana dia sudah menunggu ku dibangku penonton, seketika mata kami saling melihat, aku hanya tersenyum dan berlalu kekamar mandi untuk membersihkan dirku dan berganti pakaian.

"liat apa yang sedang seorang monster didepan kaca" ucap ren, menyindir ku yang sedang merapihkan pakian dan sedikit berdandan,

"apa jangan-jangan dia mau melihat betapa mengerikannya wajahnya" ucap rin menyahut,

"iyaa, mungkin dia ingin lihat, sangat menjijikan melihat seorang monster berkaca, aku jadi tidak ingin berkaca disni" ucao ren kembali menyahuti kembarannya,

aku masih terdiam mendengar ucapan mereka,

"aku kita pergi" ajak rin pada ren, dan saat mereka melewatiku, dengan sengan ren mendorong tubuhku agar tersungkur tepat didepan kaca, dan membuat make up ku berantakan,

"ups, gak sengaja" ucap ren,

"jangan gitu ren, nanti monster yang perkasa bisa jadi badut karena make upnya berantakan" ucap rin, dan di sambut tawa meremehkan dari mereka berdua, sebenarnya aku sudah sangat muak dengan kelakuan mereka tapi aku harus tetap tenang kalau tidak baju yang sudang aku persiapkan untuk berkencan dengan deo bisa berantakan, dan itu bisa membuat ku malu didepan deo nanti.

setelah berdandan, aku langsung bergegas keluar gor dan menuju ke arah parkiran, perlahan aku melihat bayangan deo yang sudah menunggu ku, saat aku mendekati deo,

"motor balap" ucap ku terkejut

"bukan, ini bukan motor balap" ucap deo santai,

"tapi kan motor kaya gini buat balapan" ucap ku polos,

"makanya tuan putri sekali-sekali naik motor, jangan naik mobil terus" ucap deo meledek ku,

"ish ayah ku kan gak pernah ngasih fasilitas itu, jadi maaf aja kalau aku gak ngerti tentang motor" ucap ku separuh jengkel,

"iya tau kok, fasilitas buat tuan putri emang beda" ucap deo yang masih saja mengejek ku,

"kalau kau hancurkan mood ku sekarang, kau tidak punya kesempatan dua kali jalan denganku" ucap ku mengancam,

"oke, oke aku menyerah, nih" ucap deo melemah sambil memberikan ku helm berwarna pink,

"suka warna pink kan?" tanya deo

"bukan merah marun" ucapku mengelak,

"kalau bohong tuh dipikirin dulu" ucap deo lagi,

"maksudnya?" tanya ku tidak mengerti,

"iya kalau kau bilang suka merah marun kenapa, dari ujung kepala sampai ujung kaki semuanya warna pink?" tanya deo balik,

"eh?" ucap ku kaget, aku benar-benar baru sadar kalau semua outfit yang ku gunakan berwarna pink,

"baru sadar ya?" ucap deo,

aku hanya menggangguk,

"gak apa, lagian lucu juga kaya boneka" ucap deo

"boneka apa?" tanya ku aneh

"boneka pemuja setan" ucap deo menahan tawa,

"iya mirip emang" ucap ku tidak terima dengan ucapan deo tadi,

"udah ah, intinya kamu cantik, ayo jalan" ucap deo sambil menaiki sepedah motornya,

aku hanya terdiam, lebih tepatnya aku tersipu dengan ucapan deo barusan,

"ayo malah ngelamun" ucap deo lagi,

"iyaa, bawel" ucap ku sedikit mengomel,

aku pun naik keatas motornya dengan susah payah, karena motornya terlalu tinggi sedangkan tubuhku tingginya gak normal, terbukti saat pemeriksaan kesehatan tinggi ku hanya 150 rata-rata, sementara teman perempuan yang lain selalu diatas ku.

setelah aku naik, deo meminta ku untuk memeluknya, aku sebenernya tidak mau menurut, aku hanya memegang bajunya. dan benar saja, ucapan deo adalah peringatan utama untuk ku. deo menarik gas motornya dengan kuat, membuat motor yang kami tumpangi melaju dengan sangat cepat, aku yang menjadi ketakutan, dengan sepontan langsung memeleku tubuh deo dengan sangat kuat.

"kenapa?" tanya deo,

"takut" ucap ku separu berteriak,

"santai aja, yang penting jangan dilepas ya" ucap deo kembali memperingatkan ku,

"iyaaa" ucap ku,

deo kemabali fokus pada jalan, dan setelah berjelang sekitar 30 menit kami sampai di suatu tempat,

"ayo turun" ucap deo,

"ini bukan tempat yang kita janjikan kemarin kan?" tanya ku heran,

"sengaja" ucap deo,

"kenapa?" tanya ku heran,

"kamu udah sering nongkrong di cafe tengah kota kan?" tanya deo

"iya seringlah" ucap ku mah terheran,

"nah sekali-sekali kamu nongkorong disini, enak tau sejuk" ucap deo,

"iyaa sejuk tapi susah sinyal" ucap ku sambil mengecek hpku,

"iyaa itu tujuannya" ucap deo lagi,

"tujuan apa?" tanya ku lagi,

"biar kamu fokus sama aku" ucap deo sambil berlalu meninggalkan ku,

"tunggu" ucap ku menyusul,

deo ternyata sudah memesan tempat untuk kami berdua, lalu kami berdua duduk ditempat tersebut, aku memanadang sekitar.

"kenapa ?" tanya deo,

"engga, ini tempat orang nongkrong ya?" tanya ku tanpa memandang deo,

"iyaa, kenapa ? tuan putri gak biasa di tempat ramai?" tanya deo sambil sedikit menggoda ku,

"bukan ih" ucap ku tidak terima,

"iya terus kenapa?" tanya deo masih heran

"aku baru pertama kali ketempat ramai kaya gini" ucap ku

"ha? serius" ucap deo tidak percaya,

"iya" ucap ku sambil sedikit menggangukan kepala ku

"selama ini lu kemana aja ?" tanya deo heran,

"aku kan punya teman baru belakangan ini" ucap ku mengakui.

"pantesan kau dijuluki tuan putri" ucap deo menyerah,

"kalau itu bukan nya hinaan untuk ku?"tanya ku heran,

"itu panggilan untuk anak-anak orang kaya seperti kau dan dean tau" ucap deo,

"memanng nya kau bukan dari keluarga yang sama dengan dean?" tanya ku heran,

"bukan" tegas deo,

"biasa aja kali" ucap ku,

"tapi ada yang membuat ku heran" ucap ku,

"apa?" tanya deo,

"kenapa nama belakangmu dan dean sama" ucap ku heran,

"nanti juga kau tau" ucap deo

"kamu mau aku tau dari orang lain,daripada kamu jujur langsung" ucap ku heran,

"baiklah tapi satu pertanyaan ku" ucap deo,

"apa?" ucap ku

"mau mencoba hubungan dengan ku?" tanya deo spontan,

"ha? maksudnya coba?" tanya ku terkejut

"maksudnya coba disni, mau gak membuka hatimu lagi untuk ku, dan menjalani hubungan denganku" ucap deo,

"tapi ini gak ada jaminan 100% kamu gak akan nyakitin aku kan?" ucap ku,

"memang gak ada jaminan, tapi mau gak belajar mencintai aku?" ucap deo lagi,

"jadi ini tujuan mu selama ini dekat dengan ku?" tanya ku,

"aku udah suka sama kamu pertama kali dean ngenalin kamu ke temen-temennya, dan tanpa sadar aku ada didekat situ,maaf baru jujur" ucap deo,

"iyaa aku tau, pasti gak mudah untuk kenalan sama aku kan" ucap ku kepedean,

"memang karena penjaga mu tuh" ucap deo lagi,

"itu kan dulu" ucap ku tidak terima,

"jadi jawaban mu?" tanya deo lagi

"iyaa aku mau" ucap ku memangguk,

"tapi kasih tau yang tadi ku tanya" lanjut ku,

"okee, mulai hari ini kau adalah milikku, oke?" ucap deo,

"okee" ucap ku tersenyum

aku tau membuka hati dan belajar mencintai seseorang itu tidak mudah, tapi entah aku mempunyai keyakinan kalau kali ini kiasah yang aka kujalani akan ebih baik dari sebelumnya, kini aku hanya bisa memulai semua dan jangan sampai ada penyesalan atau kekecewa di akhir cerita. karena semua perempuan ingin kisah nya berakhir bahagia tanpa ada jaminan kalau nanti akan ada air mata yang jatuh karena rasa kesedihan yang luar biasa.