Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 5 - Titik 0

Chapter 5 - Titik 0

kepala ku terasa pusing setelah menangis tadi. dan yang lebih memalukan nya aku kembali menangis dipelukan deo. ish dia kan kembaran yang sudah mempermainkan ku. tapi aku tidak tau sebenernya deo itu kembar darimana sih. menurutku wajah mereka berbeda tapi senyum nya mereka yang sama. aaaa masa bodo lah sekarang aku ingin menenangkan pikiran ku dulu. aku melangkah ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar ku. aku masuk kedalam. aku tidak membuka semua pakaian ku.ku biarkan pakaian dalam tetap merekat pada tubuhku. aku duduk di bathtub yang belum terisi air. aku menyalakan air dari shower yang berada tepat diatas kepalaku. entah rasanya menyegarkan saat air mengalir tepat diatas kepala ku. aku duduk sambil memeluk kedua kaki ku. entah menyegarkan dikepala ku tapi terasa menyakitkan didalam hati ku. rasanya ingin berteriak sekeras mungkin. tapi entah kenapa suara itu seolah tidak mau keluar seolah ada yang menahan di pangkal tengkorak ku yang membuat ku tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun.

aku membiarkan tubuhku basah oleh derasnya air. tanpa ku sadari aku kembali menangis dalam diam .sakit rasanya melihat emeli bergandengan dengan dean. aku merasa kalau aku sangat amat bodoh. aku bahkan tidak tau kalau orang yang paling dekat dengan ku adalah pacar dean. aku terlalu bodoh dan terlalu menutup diri pada lingkungan ku sendiri. sekarang yang jadi pertanyaan, memang nya emeli tidak tau kalau aku sempat punya hubungan dengan pacarnya sendiri?. atau sebenarnya dia tau tapi bersikap pura" tidak tau?. yang jelas kejadian tadi membuat ku merasa sangat bodoh.

aku selesaikan kegiatan mandi dulu. lalu aku berbaring diatas kasur, aku menggunakan piyama kesukaan ku piyama beruang yang aku beli bersama ayah bulan lalu. aku berbaring dengan nyaman diatas kasur yang selalu suster kesayangan ku bereskan bagaimana pun keadaan saat aku tinggal kan. saat aku kembali jeng jeng~~~ kamar ku sudah kembali bersih dan nyaman untuk di acak" kembali. kadang aku merasa kasian pada suster ku. jadi terkadang aku membersihkan nya sendiri. baik kan aku suster hehehe.

eh aku malah mikirin suster, harusnya yang aku pikirin itu deo. eh salah dean maksudnya. kok aku jadi kepikiran kata" deo tentang mencoba membuka hati buat dia. aaaa~~~ menyebalkan. "asal dia tau HATI KU INI MASIH RAPUH SOAL CINTA. KALAU AYAH TAU HABIS KALIAN TAUUUUUUU."

astaga kenapa aku teriak-teriak sih kalau ada yang denger aku patah hati lalu ngadu ke ayah. abis lah aku. aku mencoba menenangkan pikiranku dengan mendengarkan lagu bahkan guling-guling diatas kasur yang rapih malah membuat hatiku semakin ingin menjerit dan berteriak layaknya aku sedang berada digua dan meminta pertolongan dengan cara berteriak sekeras mungkin. aku benar-benar tidak bisa membuat pikiran ku sendiri tenang. aku bangun dari acara guling-gulingku. aku bangun lalu menuju ruang makan, aku fikir dengan makan es krim semua akan jadi membaik. segera ku langkahkan kaki ke kulkas yang berada di dapur, saat ku buka jeng~~ ada satu eskrim strawberry kesukaanku, aku mengambilnya dan memakannya di meja makan, sambil melihat kesekeliling mungkin hari ini semua orang sibuk dengan kegiatanya masing-masing jadi rumah ku sangat terasa sunyi.

setelah habis memakan eskrim entah mengapa pikiran ku malah membuat ku ingin jalan-jalan keluar menghirup udara segar, aku malas mengganti piyama. aku memutuskan untuk mengambil jaket dan berjalan sekitaran komplek rumah ku. sekarang sudah pukul 3 sore wajar kalau matahari sudah mulai bersembunyi dibalik awan agar cahaya nya tidak terlalu terang.

aku duduk di dekat taman dimana biasa anak-anak kecil makan dan bermain, tempat duduknya pas untukku yang ber ukuran tidak jauh dari anak umur 12 tahun hahaha. walau umurku sudah 19. aku merasakan nikmatnya angin disore hari aku memanjangkan kaki ku agar terrasa lebih lembut angin menyapa wajahku. aku terdiam sambil memandangi langit biru dengan awan putih seputih kapas, bahkan menurutku warna putih kapas masih kalah dengan warna putih awan yang ada dilangit biru. aku benar-benar merasa bebas saat sedang memandang langit seolah aku tidak perlu memikirkan masalah tentang deo maupun dean, maupun masalah aku yang akan meneruskan usaha ayah, atau masalah lain yang membuat kepala ku sakit dan ingin pecah rasanya. tapi entah mengapa rasanya sangat menyakitkan hati benar-benar sakit saat memang ingat kejadian tadi,sebenarnya aku kenapa ? kecewa dengan semua yang sudah terjadi?. aku tau semua yang terjadi tidak dapat diputar ulang seperti mendengarkan lagu, atau film. tapi kenapa ini sangat menyakitkan seolah perasaan ini bisa membuatku mati secara perlahan. aku benar-benar hanya bisa terdiam memandang langit yang indah. aku selalu berdoa kepada Tuhan agar beliau mau memberiku kebahagian secerah langit biru. tapi mungkin saat ini Tuhan sedang tidak ingin mendengar permintaan ku. makanya Tuhan selalu memberiku langit berawan, seperti saat ini.

aku memutuskan untuk berdiam sejenak disini, agar saat dirumah wajahku bisa sedikit lebih cerah, dan aku berharap semua orang dirumah tidak mencurigaiku. sudah sekitar 20 menit aku berdiam diri disini dengan angin yang berhembus pelan melewati ku. aku tersadar dari lamunanku saat suara anak kecil menggema berteriak khas anak kecil yang mengajak teman nya bermain bersama. aku hanya bisa tersenyum melihat mereka yang berlari kesana kesini tanpa beban pikiran. 'aaa rasa nya aku ingin balik lagi ke umur ku yang masih imut' .

bip bip

aku terkejut saat mendengar bunyi klakson mobil. saat aku melihat siapa yang berani membuatku sangat terkejut tadi. rasanya ingin marah. dan saat ku liat. 'aaa-a-y-a-h ayah?!' aku terkejut bukan main.

"sakura!" panggil ayah dengan sedikit berteriak dari dalam mobil.

"ayah~~~~~" panggil ku seperti anak kecil, aku tidak mau terlihat terkejut, entah aku merasa sangat bodoh kalau terlihat terkejut didepan ayah.

"kau sedang apa, kemarilah" ucap ayah lagi sambil melambaikan tangan agar aku mendekati ayah. aku berjalan mendekati ayah. lalu aku memeluk ayah lewat kaca mobil.

"ayah gak dicium nih? " ucap ayah setelah aku memeluk ayah.

"hah?! disini?!" ucap ku sambil sedikit terkejut.

"iya dong cantik, masa dirumah kelamaan dong" ucap ayah sambil sedikit mencubit hidungku.

"gak mau ih aku udah besar yaaa" ucap sedikit nada kesal karena tidak terima.

"masuk lah kita pulang" ucap ayah sambil tersenyum menahan tawa.

'aku tau ayah sedang menertawaiku dalam hati'.

aku masuk kedalam mobil.

"tumben jam segini ayah sudah pulang" ucap ku setelah duduk di dalam mobil,

"satu lagi om yazid mana? "tanya ku yang heran supir kesayangan ayah ku menghilang dan ayah menyetir sendiri, ini benar-benar membuatku terkejut.

"kamu lupa kalau istrinya yazid kan sedang melahirkan anak ke 3" ucap ayah sambil melajukan mobil menuju rumah,

"kok aku gak tau? "tanya ku heran,

"kamu kebiasaan kurang fokus dan kurang menyimak" ucap ayah sambil menggoyang-goyangkan kepala ku.

"ih ayah nanti rambuku rusak" ucap ku sambil mengambil tangan ayah.

"iya maaf deh anak ayah yang sudah dewasa" ucap ayah lalu mencubit pipiku.

"memang sudah dewasa tau" ucap ku sambil sedikit memajukan bibir ku.

"tumben kau diluar tidak dirumah? " tanya ayah lagi,

"entah sedang ingin diluar, bosen suasananya gitu-gitu aja" ucap ku.

"begitukah? oh iya sekarang jambarapa?" tanya ayah tiba-tiba,

"jam 4 kurang" ucap ku santai.

"dan sekarang hari?" tanya ayah lagi,

"kamis ayah. ada apa emang? " tanya ku yang jadi penasaran.

"astaga sepertinya anak ayah sedang banyak pikiran kkk" ucap ayah sambil terkekeh,

"ish ayah serius emang kenapa sih?" tanya ku yang semakin penasaran.

"kau pasti lupa kalau kau baru saja melewatkan latihan renang mu" ucap ayah santai. 'OHHHH ASTAGGAAAAA AKU BENER-BENER LUPA',

"ayah aku lupa bagaimana dong?" ucap ku pada ayah sambil sedikit kebinggungan.

"sekarang lari ambil peralatan latihanmu, ayah tunggu disini" ucap ayah sambil tersenyum. aku langsung turun dari mobil dan berlari ke rumah,

"jangan lupa ganti bajumu ya sayang" ucap ayah dengan sedikit teriakan.

aku bener-benar lupa kalau hari ini jadwal latihan ku, aku segera mengganti bajuku dan membereskan semua peralatan latihan dan baju berenang serta baju gantiku. aku bener-benar lupa, 'astaga aku takut sekali ayah marah' entah pikiran darimana aku sekarang bener-benar ketakutaan, pasalnya baru sekali ini aku lupa dengan latihanku dan ayah yang menggingatkan nya. astaga aku merasa kan hal bodoh dan ketakutan disaat yang bersamaan.

Tapi yang terpenting sekarang daripada memikirkan itu, lebih baik aku segara kembali kebawah dan menemui ayah lagi. aku berlari secepat mungkin menuruni tangga, lalu keluar rumah. ayah masih setia menungguku didalam mobil. aku pun langsung masuk kedalam mobiil.

"sudah?" tanya ayah sambil melihatku,

" sudah ayah" ucap ku dengan napas yang sedikit terseggal karena berlari tadi,

"okeee kita berangkat, jangan lupa sabuk pengamun mu" ucap ayah lalu melajukan mobil menuju tempat ku berlatih. aku hanya bisa terdiam, sejujurnya aku takut ayah marah,

"sakura" ucap ayah memecahkan keheningan,

"iya ayah?" tanya ku sedikit dengan nada ketakutan,

"kok wajah mu pucat?" tanya ayah,

"engga kok, mungkin tadi abis lari makanya kelihatan pucat" ucap ku sedikit menahan ketakutanku,

"jangan bilang kau sedang ketakutaan yaaa" tebak ayah,

"engga aku gak takut, enak aja ayah ngomong" ucap ku tidak terima.

"hahaahha iya iya yang gak takut dimarahin sama ayah" ucap ayah dengan nada bercanda. tapi kenapa diteliga ku terdengar seperti bukan candaan.

" haha tuh kan malah diem" ucap ayah lagi,

"ayah gak marah kok. kamu kan manusia wajar kalau lupa, kecuali kalau kamu boneka, baru bahaya" ucap ayah sambil mengacak-ngacak rambut ku.

"ishh ayah rambutkuu tau" ucap ku dengan nada kesal karena rambut ku semakin berantakan.

"iya deh maaf, mau dengerin lagu?" tanya ayah sambil tersenyum,

"mauuu" ucap ku semangat. kami mendengarkan lalu dan menyanyi bersama

'entah menurutku ayah kalau sedang bersama ku sangat romantis, mungkin kalau ayah sedang berdua dengan bunda juga seromantis ini. wahhh rasanya aku ingin berpacaran dengan coppy an ayah, menyenangkan disayangi seperti ini. aku berharap aku cepat dapat coppy an ayah biar aku gak sedih mulu hehehe'

kami pun sampai di dikolam renang. aku langsung bergegas menuju kolam yang sudah ramai dengan teman-teman atlit ku yang lain. dan- aaa. ada rivalku disitu, aku melihatnya berenang dengan gaya punggung yang indah, ish kenapa sih aku selalu terlena saat melihat dia sedang renang gaya punggung.

prittttttttttttttttt

terdengar suara peluit yang jaraknya dekat denganku, aku menoleh dan oh astaga, pelatihku sudah ada beberapa meter jarak ku daritadi sambil menatap ku dan tangannya dilipat didada.

"maaf aku terlambat" ucapku pada beliau sambil menundukan kepala ku tanda bersalah,

"tumben biasanya kau yang paling rajin datang pertama" ucap pelatih ku, "aku lupa"ucap ku jujur,

"hahaha seorang Sakura putri seorang pengusaha tambang ternama bisa lupa" ucap pelatih ku dengan suara yang keras dan tawanya terlihat sangat puas menertawaiku,

"memangnya salah ya kalau aku lupa" ucap ku sedikit dengan kesal,

"engga kok hanya tidak biasa saaja" ucapnya lagi sambil menahan tawa,

"sudah sekarang ganti baju mu dan lakukan pemanasan" lanjutnya lagi,

"okeee" ucap ku sambil berlalu.

sikap ku memang seperti ini pada pelatih renang ku sendiri, aku sudah mengenalnya dari aku masih duduk ditaman kanak-kanak saat pertama kali aku mengenal nya sebagai altit renang yang masih aktif dalam pertandingan. ayah yang mengenalkanku denganku, ternyata dia adalah anak teman ayah yang dulu satu sekolah dengan ayah. lalu ayah mempercakan ku dengan dia deh. oh iya namanya Shira, atau sebutan lainya baka dolphin. ets yang memanggilnya baka dolphin, hanya aku seorang, yang lain memanggilnya dengan sensei Shira. ish aku benci kalau harus memanggilnya sensei. aku kembali ke kolam renang dan melalukan pemanasan.

"SAKURA, KAU HARUS MENDAPATKAN HUKUMAN!!" ucap shira sambil berteriak,

"Iyaaaaa" ucap ku dengan sedikit berteriak,

"LARI KELILING KOLAM RENANG 10 KELILING LALU LAKUKAN GAYA BEBAS SEBANYAK 6 BALIKAN DAN GAYA BUTTERFLY SEBANYAK 4 KALI, MENGERTI" ucap shira sambil berteriak karena dia ada disebrang kolam, dan ucapanya selalu diakhiri dengan peluit panjang, yang menandakan aku harus memulai hukumanku. aku pun melakukan semua hukumannya dengan sedikit malah tapi senang, aku senang karena selama ini aku baru pertama kali dihukum. setelah selesai berlari mengelilingi kolam aku memasukan tumbuhku kedalam kolam dan aaaaa sangat menyegarkan saat air kolam membasahi semua tubuhku, rasanya beban yang ada dipundakku hilang semua.

"BAKAAA DOLPHIN!!" teriak ku dari dalam kolam renang setalah mennjalan kan semua hukumannya.

"sudah?"ucap nya sambil berjalan mendekati ku,

"sudah" ucapku dengan sedikit anggukan.

"ulangi gaya bebas dan butterfly mu, aku akan mengawasinya" ucapnya lalu aku langsung menggambil aba-aba untuk melakukan latihanku.

45 menit sudah aku berlatih dengan shira yang mengawasiku dari luar kolam renang,

"satu puturan lagi kau boleh istirahat dulu" ucapnya dari atas kolam dan aku yang masih mengayuh kaki ku untuk bisa sampai ketepi kolam, setelaah menyelesaikan satu putaran yang shira suruh, aku berhenti dan meaikan badan ku ke tepi kolam, napas ku tidak karuan karena lelah berenang.

"ini" ucap shira sambil memberikan ku sebotol air,

"thanks" ucap ku lalu meminum air dalam botol tersebut.

"tumben kau bersama dengan hatsu" ucap shira sambil duduk disampingku,

"ayah maksudmu"ucap ku yang sedikit binggung,

"iyalah ayah mu masa ayahku" ucap shira dengan sedikit candaan,

"iyaa tadi ayah pulang lebih awal jadi saja aku bersama dengan ayah" ucapku panjang lebar,

"satu lagi biasa tidak sih kau memanggil ayah ku dengan benar, nama ayah ku itu Hatsuharu, bukan Hatsu" ucapku tidak terima

"heh bocah aku ini lebih lama mengenal ayahmu bahkan sebelum kau lahir" ucap shira lalu mendorongku ke dalam kolam

"YAKKKK,BAKA DOLPHIN" ucap ku dengan teriakan khas ku,

"jangan protes, setelah ini kau akan latihan kecepatan" ucap shira dengan tampang mengejek. 'menyebalkan'.

"Mizu kita mulai sekarang" ucap shira memanggil rivaku, 'shira selalu saja memendakan mana orang seenak jidatnya' .

"mizu, sekarang kau dan saku latihan kecepatan bersama, oke" ucap shira saat rival ku sampai dihadapanya,

"nama ku sakura, bukan saku" ucapku tidak terima,

"jangan bawel" ucap shira dengan tatapan membunuh,

'kebiasaan, kalau depan orang lain seolah seperti pelatih tapi kalau didepan ku seperti kaka'. aku hanya terdiam dengan sedikit meperlihatkan wajah sebal. lalu dan rivalku beradadu kecepatan seperti latihan biasanya dan dibawah arahan shira pastinya

50 menit kemudia shira meminta kami berhenti dan menyuruh untuk melakukan pendingginan, "cukup sampai disini untuk hari ini sampai ketemu di hari sabtu" ucap shira diiringi dengan peluit panjangnya, yang bertanda latihan kami sudah selesai. setelah selesai melakukan pendinginan, aku dan rivalku membersihkan diri bersama. "aku baru saja putusloh" ucapnya memecahkan keheningan ,

"tumben kau bicara padaku" ucap ku sambil melihatnya,

"entah rasanya kau juga baru merasakan hal yang sama" ucap nya dengan senyuman,

"ehhh, filing seorang perempuan kah" ucap ku dengan candaan,

"mungkin haha" ucapnya tertawa riang.

"tapi entah aku tidak peduli, toh nanti nya dia yang akan menyesali keputusannya" ucapnya lagi,

"kenapa kau sangat yakin?" tanya ku ,

"kau tau semua keputusan itu akan ada resiko didalamnya" ucapnya lagi,

"tau" ucapku dengan sedikit anggukan dari kepala ku,

"nah resiko saat kita diputisin adalah sakit hati tapi untuk waktu yang sebentar, toh nanti akan laki-laki lain yang bertambat dihati" ucapnya dengan nada senang.

"aku gak paham" ucap ku dengan wajah polos.

"astaga kau ini masih saja polos yaa" ucap nya dengan sedikit menahan tawa,

"maksudku, tidak masalah kalau kita diputusin nanti suatu hari laki-laki yang sudah mutusin kita pasti akan menyesal dengan keputusan dia sendiri, dan walau sekarang kita sedang merasakan sakit hati jangan di ambil pusing, karena dalam waktu yang dekat pasti akan ada laki-laki yang menyatakan perasaan nya pada kita, kita hanya perlu percaya kalau kita layak dicintai, disayangi dan dijaga sepenuh hati" ucapnya panjang lebar.

"gitu dong aku jadi paham" ucapku dengan senang karena dia mau menjelaskan dengan panjang lebar.

"sudah nanti sabtu aku cerita lagi oke" ucapnya sambil berlalu meninggalkan ruangan bilas. aku pun menyusul setelah selesai merapihkan barangku, dan menuju ketempat ayah menungguku.

saat akan menghampiri ayah, aku terkejut melihat ayah sedang asik berbincang dengan shira, ayah tampak senang berbicara dengan shira, terlihat dari wajah ayah yang sangat berbeda saat sedang berbicara dengan rekan-rekan bisnisnya yang lain.

"ayahh~" ucap ku berlari mendekati ayah, aku gak peduli kalau aku memotong pembicaraan mereka,

"sakura" ucap ayah, aku langsung memeluk ayah,

"makasih udah nungguin sakura" ucap ku pada ayah dan mencium pipi ayah kesayangan ku, aku masa bodo dengan shira yang siap menertwaiku,

"masih seperti punya bayi ya" sindir shira seketika,

"itu yang membuat ku senang punya anak perempuan" timbal ayah tidak terima,

"iya juga yaa, dan kau juga sangat memanjakannya" ucap shira sambil melirik ke arahku, "memang nya salah kalau ayah memenjakan ku, aku kan satu-satunya putri ayah" ucap ku tidak terima,

"tidak samaa sekali" ucap shira mengejek,

"kalau begitu sampai jumpa hatsu" lanjut shira,

"sampai jumpa dan bye bye" ucap ku , lalu shira pergi meninggalkan kami.

"ayo kita pulang" ajak ayah,

"laperr" ucap ku dengan wajah sok imut,

"oke kalau begitu makan dulu" ucap ayah lagi ,

"yossss" balas ku dengan semangat.

lalu aku dan ayah makan di restoran udon kesukaan ku, aku heran ayah sepertinya sangat tau tentangku, setelah makan aku dan ayah pulang kerumah, entah saat diperjalanan pulang aku memikirkan perkataan rivalku tadi seperti terngiang-ngiang dikepala. apakah ini bertanda aku harus memulai kembali ke titik 0 ku ?

'semua yang lalu biarlah berlalu, akan ada masa nya kamu kembali pada titik dimana semua awal perjalanan dan petualangan mu yang baru dengan kisah yang tidak akan kamu duga sebelumnya. karena dengan kamu kembali ketitik itu, kamu mengakui semua kesalahan di masalau, dan akan berjanji pada diri sendiri untuk menjadi lebih baik jika sudah dapat memulai kembali.'