Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 4 - Garis Start

Chapter 4 - Garis Start

'oke semua nya bagi yang sudah menyelesaikan kuis kalian silahkan simpan kertasnya diatas meja dan kalian bisa tinggal kan ruangan ini' ucap asisten dosen yang mengawas mata kuliah ku ini.

aku bukan mahasiswa yang dibilang pintar. aku hanya mahasiswa yang bosan dan selalu punya alasan untuk datang ke kampus baik ada perkuliahan atau tidak. aku dengan penuh semangat mengerjakan kuis ku yang ku anggap akan baik" aja. sudah 1jam aku mengerjakan nya banyak mahasiswa yang sudah mengumpulkan lembar jawaban mereka di depan. aku masih fokus dan santai mengerjakan nya.

'40 menit lagi waktu kalian' ucap lagi dosen pengawas

'10menit terakhir' ucap nya tidak berselang lama. aku langsung bangkit dari tempat duduk ku dan meletakan jawaban ku di meja dan melangkah keluar. 'saya berharap pada nilai mu' ucap dosen ku saat tumbuh ku diambang pintu keluar, aku menoleh dan tersenyum kepada beliau. lalu pergi meninggalkan ruangan kelas ku.

aku melangkahkan kaki ku taman. rasanya aku ingin mendengarkan musik sambil merebahkan tubuh ku dibawah pohon dengan angin yang bergerak pelan melewati tubuhku.

"Sakura!!!!!!!" seru seseorang memanggil nama ku. aku menoleh 'aaa' aku terkejut sekaligus malas jika orang ini datang menghampiri ku.

"sakura. aku merindukan mu tau" ucapnya sambil memeluk tubuh mungil ku. hanya senyuman canggung yang bisa aku balas saat ini. rasanya tidak ingin mengeluarkan satu patah kata saja.

"sakura. ayo kita makan siang bersama" ucap nya lagi sambil menggoyang-goyangkan badan ku.

"kuroo caffe" disana coffee nya nya enak lebih enak daripada di akka caffe" lanjutnya lagi.

'ayolah" ucapnya terus membujuk ku agar mau pergi bersama nya.

"kau sedang tidak pengang uang kan?" tanya ku sambil melihatnya

"hehe" dan hanya kekehan yang ku dapat.

"sudah ku duga dia ingin makan gratis siang ini' umpatku pelan.

"baiklah" ucap ku sambil berjalan .

"asikkkk terima kasih sakura" ucapnya sambil mengandeng tangan ku.

kami berjalan menuju caffe yang dia ingin kunjungi. aaa aku lupa dia adalah emeli Ricaz. dia adalah teman ku dari pertama kali masuk kuliah hingga hari ini. tapi belakangan ini dia lebih seneng nongkrong sama anak" crazy rich dikampus. padahal ayahnya adalah patner kerja ayah ku. iya aku tau dia tipe anak yang lebih suka makan daripada belanja. tapi belakangan dia suka sekali belanja baju padahal dia punya banyak baju Bagus bahkan lebih Bagus dari pada punya ku.

aku pikir cafe yang akan kami kunjungi jauh. ternyata hanya berjarak 15 menit dari kampus. dan aku baru tauuuuu. aaaa shit aku kemana saja selama 2tahun ini aku kuliah disini. aku benar-benar menutup diri dari dunia. dan aku baru sadar. rasanya aku ingin pingsan ketika mengakui semua kebodohan ini. astagaaa aku bener-bener keterlaluan.

kami pun masuk ke cafe, cafe ini bener-bener ramai, aku sampai keringat dingin karena tidak biasa berada ditempat seramai ini.

"sakura sebelah sana" tunjuk emili pada kursi yang kosong, lalu kemudian dia berlari kearah kursi tersebut tanpa mendengarkan persetujuan dariku. mautidak mau,, suka tidak suka , aku harus menurutinya bagaimana juga aku akan membayarkan makanan yang akan dia pesan nantinya. aku pun hanya mengekor di belakangnya, ternyata tempat duduk yang kosong untuk 4orang, tapi mau bagaimanapun tinggal kursi ini yang kosong, dan masih beruntung kami kebagian tempat duduk. aku duduk tepat dihadapannya dan membelakangi semua pengunjung yang ada dibelakang ku. aku tidak suka pemandangan saat makan didepan banyak orang, dan untung nya emilia tau kalau aku benci hal tersebut. tak lama kmai duduk datang seoran pelayan yang memberikan kami buku menu. aku membaca buku menu yang ada, dan ternyata cafe ini banyak menyediakan makanan khas asia. aku hanya melihat buku menu sambil sekekali memperhatikan harga yang teretera di buku menu itu.

"aku mau mie udon dingin dan stowberry jus" ucap ku padanya

"oke komandan" ucap emeli dengan senyuman khasnya

jujur sebenarnya aku sangat menyakai dia sebagai teman ku tapi sayang aku tidak bisa terlalu dekat dengan orang, tapi cukuplah buat ku bertemen dengannya hanya karena ingin mencicipi berbagai makanan. tak lama dia memangil pelayan dan memesan semua pesan ku dan pesanannya. aku hanya mendengar sambil memaikan hp ku. seperti biasa saat makan siang ayahku dan kesibukannya akan mengirim pesan lucu. aku tidak tau kalau ayah ku yang super sibuk bisa menggunakan hp dengan emot-emot lucu, dibenak ku ayah hanya bisa mengirirm pesan mengerikan dan tegas pada anak buahnya atau aku. ternyata ayah juga bisa mengirim ku pesan lucu dengan emot yang segudang.

aku hanya membalas sambil mengirimlan lokasi ku, aku tidak mau membohongi ayahku. aku seneng sekali punya ayah seperti ayahku, iya walau dia super duper sibuk. bahkan dia sering melewatkan sarapan dan makan malam yang membuatku sangat kesal. aku yang sedang sibuk berkutat dengan hp dan pesan dari ayah tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yang tidak asing bagiku, aku mencoba acuh sampai akhirnya suara itu seperti semakin mendekat.

"boleh kami gabung" ucapnya, aku terkejut lalu memalingkan wajahku tepat ke arah sumber suara dan benar itu adalah suara dean mantanku. aku terbelak terkejut.

"hai sayang" ucap emilia, aku kembali terkejut,

'sayang? mereka pacaran?' pertanyaan itu langsung ada didalam kepala ku

" duduklah" ucap emeli lagi dan dean pun duduk tepat disebelah emili dan aku kembali terkejut saat ada tangan yang mengusap kepala ku perlahan, saat ku lihat siapa yang berani mengusap kelapa ku ,ternya dia deo, orang kemarin memeluk ku ditaman.

"kalian pacaran?" tanya ku dengan penuh rasa penasaran.

"sudah satu tahun" ucap emeli, wah aku benar-benar terkejut dengan jawaban emili ternyata selama ini aku benar-benar barang taruhan untuk dean dan teman-temannya,

"kokk aku tidak pernah tau" ucapku santai atau lebih tepatnya aku mencoba tidak terlihat mencurigakan didepan emeli, karena aku tidak mau kehilangan dia juga, cukup kehilangan dean saja.

"karena kami memang merahasiakan hubungan kami, kau tau kan kalau dea itu pangeran kampus, makanya kami sepakat untuk tidak mempublikasikannya" ucap emeli panjang lebar dan aku hanya dapat menyimak dan mengambil kesimpulan kalau aku baru saja disakiti oleh buaya berdarah dingin.

"kenapa memeng? aku tidak pernah cerita ya?" tanya emeli lagi, dan aku hanya dapat menggelengkan kepala atas pertanyaannya tadi, "hehe maafkan" ucapnya lagi dengan sedikit kekehan.

"ehem, aku masih manusia bukan setan" ucap deo yang mencari perhatian dari kami bertiga.

"iya kembaran aku tau kalau kau masih manusia bukan setan atau mahluk gaib lainnya" ucap emeli.

"kau tau mereka kembar?" tanya ku terkejut

"tentu saja tau, bahkan anak satu kampus tau kalau mereka kembar, bahkan julukan mereka kan pangeran kembar" ucap emeli ,"jangan bilang kau baru tau kalau mereke kembar?" lanjut emeli, dan hanya dengan anggukan aku dapat menjawab pertanyaan emeli barusan

"astagaaaaaaaa sakura, kau ini keterlaluan tau" ucap emeli lagi sambil menepuk dahinya

"memangnya salah ku apa" ucap ku lagi

"salah mu adalah membuang waktu mu hanya untuk dirimu sendiri tanpa melihat

sekelilingmu" ucap emeli lagi sambil menatap mata ku tajam

"bisa tidak usah diperpanjang, wajar saja kalau dia tidak tau kalau aku dan dean kembar, aku juga jarang sekali jalan berdua dengan dean dikampus bahkan kami kan beda jurusan" ucap deo, untuk menghentikan obroal aneh ini , dan menghentikan kebodohan ku.

"tumben kau dengan sakura?" tanya dean sambil melihat emeli

"tumben juga kau akur dengan deo?" jawan emeli

"aku hanya sedang ingin ngobrol dengan nya" ucap dean sambil melihat kearah ku

"apa?" jawab ku

"tidak, aku hanya senang melihat dahi mu yang lebar" ucap dean

"hah? ish menyebalkan" ucap ku sambil menutupi dahi ku dengan kedua tanganku

"tapi kalau bukan karena dahi mu mungkin kau tidak akan secerah malaikat" ucap deo santai sambil membaca buku menu

"gombal kau pangeran pasar" ucap ku sedikit menggurutu

"awas nanti kau jatuh cinta dengan gombalannya" ucap emeli yang sedikit mengejekku

"aku tidak mau jatuh cinta pada siapapun yang hanya menjadikan ku mainan untuk nya" ucap ku sambil menatap tajam mata emeli

"hahhaaaaa kau terkadang terlalu serius tau sakura, kau harus sedikit meringkan bahu mu saat sedang bersama oranglain" ucap emeli sambil tertawa puas

"sudah lah cepat atau lambat aku akan melalukan yang kalian lakukan sekarang" ucap deo sambil menunjuk tangan emeli yang di genggam erat diatas meja oleh dean. saat aku melihatnya hati ku kembali terasa sangat menyakitkan, aku hanya bisa diam dan memalingkan wajahku sekuat tanaga aku menahan agar air mataku tidak keluar dari tempatnya.

saat makanan datang aku masih tetap terdiam sambil mendengar mereka bertiga berbincang, sunggu aku tidak paham dengan obrolan mereka makanya aku lebih memilih diam daripada dibilang sok asik nantinya, bagaimana pun emeli di mataku masih ratu tukang gosip yang mulutnya gak ada filter.kami pun mengahabis kan makan.

"setelah kau ada kelas?" tanya deo pada ku.

"tidak ada" ucapku santai

"bawa mobil? atau dengan supir" tanya deo lagi

"aku lebih suka naik kereta" ucapku lagi

"mau ku antar pulang?" tanya deo lagi

"lebih baik kau mengantar nya atau nanti kau bisa ditodong pisau oleh ayahnya. dia anak kesayangan ayah nya" potong dean sambil bangkit dari kursi

"kau pikirkan baik-baik, aku duluan" lanjut dean sambil membantu emeli

"billnya biar aku yang bayar" ucap ku ,"aku sudah janji akan membayarkan makanan untuk emeli" lanjutku

"tidak perlu repot" ucap dean lalu pergi meninggalkan kami

"bye-bye sakura" ucap emeli sambi melambaikan tangan nya pada ku

"bye bye" ucap ku sambil melihat emili yang semakin jauh dari pandanganku

"jadi mau ku antar?" ucap deo lagi

"memangnya kau tidak ada kelas?" tanya ku

"aku ini senior mu, aku bisa mengatur kelasku sendiri" ucap nya

"sejak kapan kau seniorku dan sejak kapan kau bisa mengatur kelasmu sendiri" ucapku sambil keluar dari cafe

"kalau kau menolak ajakan ku, terpaksa aku akan menculikmu" ucap lagi sambil mengandeng tangan ku

"memangnya ada kata penolakan ya dari mulutku" ucap ku sambil menarik tanganku perlahan

"bagus kalau begitu, itu mobilku" ucapnya sambil menunjuk mobil berwana hitam dengan tato naga putih yang cantik menurutku

"wahhhhhh" ucap ku dengan mata bersinar melihat tato naga tersebut

"kau sangat suka dengan naga ya?" tanya deo sambil melihat ku

"sangat" ucap ku singkat

"ayo masuk" ucapnya sambil membuka kan pintu mobil untuk ku

"terimakasih pangeran kodok beracun" ucap ku sambil masuk kedalam mobilnya

"sama-sama putri salju yang akan tertidur didalam racun ku" balasnya sambil menutup pintu mobil

deo melaju kan mobilnya dengan kecepatan sedang, aku juga baru tau kalau deo sangat suka musik klasik

"mau ganti lagu?" tanyanya sambil sedikit melihat kearahku

"engga usah itu aja" ucapku sambil sedikit berguman karena lagu yang deo putar adalah salah satu lagu favorit ayah

"kau tau lagunya?" tanyanya lagi

"tau, ini salah satu lagu kesukaan ayah" ucap ku sambil tersenyum

"bisa senyum ternyata" ucap nya sambil sdekit mencubit pipiku dari samping

"maksudmu apa?" tanya ku sambil memengang pipiku

"ku pikir kau tidak bisa tersenyum setelah melihat kejadian tadi" ucap deo

"aku memang ingin menangis tapi entah kenapa aku tidak bisa, mungkin karena kau masih disini bersama ku" ucap ku sedikit tidak paham dengan perasaan yang aku rasakan saat ini

"semua yang ku katakan benar?" tanya deo meyakin kan

"1000% benar" ucap ku dengan sedikit tersenyum

"menangis lah, karena dengan kamu menangis kau bisa mengakui semua yang hatimu rasakan, jangan buat dia berdiam atau menahan rasa sakit yang bukan dari kesalahanmu, percayalah dengan menangis kamu akan menemukan pikiran yang lebih jernih dan lebih baik untuk langkah yang baru" ucap deo sambil mengusap rambutku. entah mengapa setelah mendengar perkataanya air mataku keluar dengan sendirinya dari tempatnya, aku sudah menahan itu dari tadi akhirnya semua pertahananku runtuh didepan kembaran nya. sungguh sangat memalukan jerit ku dalam hati. aku terus me nangis sampai aku tidak sadar kalau lagi-lagi deo memelukku dari samping sambil mengusap-usap rambutku perlahan.

"sudah lebih baik?" tanya deo menyakinkan, dan hanya anggukan yang dapat aku berikan sebagai jawaban

"ini" ucap nya lagi sambil menyerahkan sapu tangan untuk ku

"elap semuanya, aku tidak mau orang dirumah mu marah pada ku hanya karena kau pulang dengan mata yang sembab" ucap nya lagi

"oh iya satu lagi kau bisa menjadikan ku pelampiasannya, atau jadikan semua kebenciaan mu pada dean menjadi cinta yang utuh untukku. belajar lah memahami ku dan belajarlah menerima ku. maka aku kan berjanji untuk terus berada disampingmu untuk waktu yanglama" lanjut deo sambil menatap mataku lekat.

aku hanya terdiam melihat keyakinan nya pada ku. deo terlihat sangat yakin kalau aku bisa membuka hati ku lagi untuk pria lain atau pria baru yang akan mengisi hatiku.

"sampai besok tuan putri" ucap nya sambil mengecup dahi ku lembut

aku terkejut dan langsung memengangi dahi ku, dan dia malah terseyum tanpa dosa

"terimakasih sudah mengantarku" ucapku lalu turun dari mobilnya. setelah aku turun deo langsung tancap gas pergi tanpa mengucapkan kata-kata lain

ish menyebalkan. ucapku dalam hati, aku masuk kerumah dan hening, semua orang tidak ada dirumah. aku hanya terduduk diruang tv tanpa mengganti baju ku sambil memikirikan kejadian yang baru saja aku alami.

'Membuka hati mu dengan belajar mencintai nya bukan lah hal yang benar dilakukan, pada akhirnya kau hanya akan membalaskan dendam dengan semua kebencian mu yang berselimut kata manis dan cinta. tapi jika pilihan itu benar-benar kamu ambil maka semua akan kembali pada resiko yang sangat menyeramkan. namun jika kamu membuka hatimu dengan tulus maka yakini didalamnya akan ada kebahagian yang tidak pernah kamu bayangkan.

'Berdiri di garis start bukan berarti kamu bisa memulai semua dengan melangkah atau berlalu. tapi kau harus memikirkan untuk apa kamu berada digaris start itu jika hati kamu sendiri enggan melupakan masa lalu yang membekas menjadi kebencian yang amat dalam'