Chereads / Gelang Persahabatan / Chapter 2 - #02 Kegajean di dalam kelas

Chapter 2 - #02 Kegajean di dalam kelas

Kring... kring... kring....

Jam keluar main pertama, aku, Laura, dan Arabel berkumpul bersama dibawah pohon. Kami selalu cepat-cepat pergi kesana sebelum ada orang lain yang mengambilnya. Bayangkan saja, pohon besar yang rindang dan berdaun lebat, rasanya pasti sangat indah bukan ketika duduk dibawah nya? Berbaring di rerumputan hijau sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang melintas.

Seperti biasa, kami makan bersama dibawah pohon besar itu, menikmati setiap makanan yang kami santap. Bercerita tentang beberapa hal, kemudian seusai makan kami pun kembali ke kelas masing-masing.

Jam pelajaran kedua, pelajaran sejarah. Sudah lima belas menit kami menunggu, tapi gurunya belum datang juga.

"Ntah kemana ni guru-guru nya, kagak ada keliatan sama sekali" Ucap Arga sambil nengok kiri kanan dari jendela kelas.

"Lagi rapat mungkin" Kata Karin

"Masa iya sih, biasanya kalau ada rapat selalu diumumin deh"

"Hm, telat paling"

"Ataukah jamkos???" Adel mulai memperlihatkan wajah gembira nya

Nita melihat sekeliling, ia merasa ada yang aneh. Suasana kelas terasa sepi, serasa ada yang hilang baginya.

"Woiii, cowok-cowok tu pada kemana????! Kok ngilang??!" Nita auto ngegas pol

"Ngomong nya yang santai aja, Mbak" Ucap Clara

"Rem, di rem ya, ntar bisa-bisa lu nabrak orang kalau ngak ngerem"

"Rem?? Rem re-zero??? Waifu gue tu! Ngak usah ditabrak, ntar terpaksa gue nyari waifu lain" Ucap Arga

"Hadehh, ni anak baru denger kata Rem aja langsung semangat"

"Hehehe... "

"Woiii balikin cemilan gue!!!" Teriak Wina

"Tangkap aja kalau bisa!!" Ucap Vito

Mereka berdua saling kejar-kejaran ngak jelas sampai semua bangku meja diobrak-abrik sama mereka.

"Oi, kalian ngapain??? Orang udah lelah lelah piket malah di berantakin lagi!" Ucap Arga

"Biarkan saja lah, namanya juga dia mau PeDeKaTe"

"Hah? Siapa ke siapa?" Tanya Nita

"Udah jelas Vito ke Wina lah"

"Ooooo, kok aku baru tau yak?"

"Kamu sih, ketinggalan informasi"

Seisi kelas gaduh gara-gara ulah Vito dan Wina, kami yang masih jomblo hanya diam menonton mereka yang lagi kejar-kejaran.

"Kayak drakor aja ya kita nontonin mereka" Ucapku

"Iya, bedanya kita nonton nya gratis, ngak pake bayar hehe" Sambung Clara

Saking ributnya kelas gegara mereka, kakel OSIS nyampe datang sambil mukul pintu. Semuanya langsung pada diam termasuk Vito dan Wina, mereka langsung balik ke bangku masing-masing.

"Aduhaiii, tanganku!!! Sakit Mak!!!" Ucap Kak Riski sambil ngelus-ngelus tangannya yang abis dipakai buat pukul pintu.

Satu kelas mentertawakan Kak Riski karena ekspresi nya yang bener-bener lucu saat mencium-cium tangannya yang sakit itu.

"Kesambet apa, Kak? Kok pintunya dipukul segala hahahahahaha"

"Kak, kalau mau nyoba jurus silat nya ngak usah disini ya hahahahaha"

"Heh! Kalian ini ya.., bukannya belajar malah main ribut-ributan disini, ini sekolah buat belajar bukan buat main-main!"

"Iya, Kak, maaf" Kami semua meminta maaf kepada Kak Riski

"Bagus, lain kali kalau kalian gini lagi bakal gue kick pake jurus gravitasi punya Uraraka, mengerti???!"

"Iya kak"

Seisi kelas langsung senyap sambil menunggu Kak Riski pergi. Kami pun menarik nafas lega setelah kepergian nya.

"Ini semua gegara lu!" Ucap Wina sambil nunjuk Vito

"Lah, kok gue sih???"

"Ya Iya lah, kalau kamu ngak ngambil cemilan gue pasti kita ngak bakal dimarahin Kak Riski tauuu!"

"Yoh, yang salah kan kamu juga, teriak-teriak kayak orang kesurupan ngak jelas"

"Ihhhhhh, Vitooooo!!!"

"Woee, dah dah, ntar kita malah dimarahin lagi kalau kalian berantem terus"

Vito dan Wina langsung diem.

Sudah 30 menit, tapi Pak Hiro belum datang juga. Sebagian dari kami memutuskan untuk keluar kelas karena gerah, kipas anginnya mati karena memang mati lampu. Aku dan Nita memutuskan untuk mencari Pak Hiro keruang guru, mumpung juga bosen duduk-duduk saja didalam kelas. Setelah tiba diruang guru, Pak Hiro juga tidak terlihat disana, kami bertanya kepada salah satu guru, dan katanya Pak Hiro sedang sakit, jadi tidak masuk sekolah hari ini. Aku dan Nita langsung loncat-loncat happy diluar ruang guru. Kami pun langsung mengabari hal ini kepada teman-teman yang lain.

"Wuihh, serius??!" Tanya Arga

"Iya..., Bu Rika yang bilang sendiri"

"Asyikkkk!!!"

"Yeyyy! Jamkoss!!!"

"Terus, kita mau ngapain? Ngegabut gitu?" Tanya ku polos

"Bosen amat dah ngegabut doang" Komentar Clara

"Ya kan aku nanya beb"

Asal kalian tahu, Clara adalah pacar ku yang paling aku sayangi, bisa dibilang teman lesbian hehe.

"Oh ya, emang kalian dah pacaran berapa lama?" Tanya Adel memulai topik

"Hmm, berapa lama ya....? Baru beberapa minggu mungkin"

"Oo, kirain dah setahun lebih"

"Kenal aja baru beberapa bulan yang lalu"

"Ya kan kirainnn"

Vito, Arga, Brian, Daniel, dan yang lainnya ikut berkumpul membentuk lingkaran.

"Pada ngomongin apa sih??? Penasaran gue" Ucap Arga yang duduk disebelah ku

"Nih, ngomongin hubungan nya Ai sama Clara" Jawab Adel

"Oohh, emang mereka kenapa?" Tanya Daniel

"Kan mereka pacaran"

"Ooooo, sejak kapan?" Tanya Arga lagi

"Baru beberapa minggu yang lalu" Jawab Clara

"Tanggal berapa? Bulan berapa? Tahun berapa????"

"Ihhh! Kalian tu ya banyak tanya lagi, bikes deh!"

"Hehe, nanya doang emang salah? Banyak tanya kan banyak ilmu"

"Tapi kalau disuruh bertanya sama guru kok lu ngak mau jawab?"

"Ya karena gue udah tau jawabannya jadi gue ngak mau nanya"

"Alasan aja lu"

Dalam hati ku berpikir, beginilah kehidupan ku sekarang, teman-teman ku yang sekarang lebih menyenangkan dibandingkan dengan teman-temanku dulu dikelas 3 SMP. Dalam seumur hidup, baru pertama kali aku merasakan pahitnya kehidupan saat itu. Tapi untungnya semuanya telah berlalu, kini aku bahagia bisa bertemu dengan teman-teman yang mengasyikkan dan ingin mengajakku bermain. Dulu, aku tidak pernah dianggap oleh teman-teman ku, mereka datang saat membutuhkan ku saja, sungguh rasanya sangat menyakitkan. Ya, memang aku tidak peduli dengan beberapa hal, itu disebabkan karena rasa sakit yang aku derita dulu, itu membuat ku trauma untuk berteman. Tapi sekarang, aku tidak mau peduli lagi seperti dulu, aku ingin bersikap biasa saja, agar segala penderitaan yang akan aku alami tidak akan aku rasakan sama sekali.

"Hey, Ai. Kenapa melamun?" Nita menyadarkan ku

"Eh, um.. anu.. maaf maaf" Ucapku

"Awas ntar kesambet setan loh" Arga menakut-nakuti

"Setan? Mana setan? Biar ku makan tu sekalian setannya"

"Lah, gimana makannya?"

"Ya kan setannya masuk lewat mulut, sekalian aja aku makan hehe"

"Oo begitu ya"

Ntah datang darimana, suara gemuruh sedang mendekati kami.

"Oi oi apaan ni??!" Seru Vito

"Ahhhh! Gempaaa!" Teriak Clara sambil melukin aku

"Waaaaa!! Kaburrrr!"

"Lah, kamu kenapa dah lari kalang kabut gitu?"

"Itu.... Tadi.... Pak..... Pak Geral datang!" Ucap Rio ngos-ngosan

"Hah?!! Mana-mana????" Nita langsung celingak celinguk keluar kelas

"Khm! Kalian ngapain duduk didepan pintu? Ini udah jam belajar woiii!" Pak Geral udah nongol didepan kami

"Eh, P-pak.. KABUR!!!"

Semuanya langsung duduk rapi.

"Pak! Lain kali, kalau muncul tu minimal ucapin salam lah Pak! Ntar kalau ada yang serangan jantung gegara bapak tiba-tiba muncul gimana? Kan kasian, dianya mati bapak juga ntar di gentayangin"

"Oh begitu kah, baiklah kalau begitu, lain kali bapak teriakin pake speaker aja deh"

"Hadehh, Pak! Yang ada malah satu sekolah kena serangan jantung!"

"BeTeWe, ni kok dikit amat muridnya, yang lain mana???!"

Tiba-tiba suara gemuruh datang lagi.

"Haduh! Syukur Pak Geral belum datang" Ucap Irfan ngos-ngosan

"Iya.. fyuh lelah banget gue lari-larian dari tadi"

Para murid-murid yang baru datang itu pun terheran-heran melihat kami dengan ekspresi mulut ternganga.

"Woii, kalian kenapa?? Pada kesurupan???"

"Iya nih, ngapain bengong kek kadal nongak"

Arga pun menunjuk kebawah mereka dan alangkah terkejutnya.

"OMG, ni guru ngapain bisa jepeng kek gini???"

"Waduh gawat ni kitaa! KABUR!!!!"

Ya, begitu lah hari ini. Aku beruntung memiliki teman-teman yang baik dan menyenangkan seperti mereka. Aku tersenyum sambil menatap langit dan berkata dalam hatiku...

"Terima kasih Tuhan, engkau telah memberikan ku hidup yang lebih baik dari sebelumnya, semoga saja akan tetap seperti ini"