Chereads / HONEST / Chapter 22 - Part 22

Chapter 22 - Part 22

"Hah? Kamu ketemu Bayu disana? Seriusan?" Ririn terkaget-kaget mendengar ceritaku.

"Iya seriusan, bahkan dia yang bayarin tiket aku balik ke sini, kalau enggak kayaknya aku bakalan mengemis dulu disana baru bisa balik."

"Tapi kenapa bisa coba?"

"Yah mana aku tau."

"Takdir…" ucap Ririn tiba-tiba dengan suara kencang.

Aku mengerutkan alisku dan ragu dengan ucapan Ririn itu.

"Iya, pasti Tuhan pengen kalian berdua itu ketemu dan balikan lagi. Buktinya kamu bilang dia gak jadi tunangan kan? Nah.. itu tuh…"

"Hah.. apaan dah," ucapku menggelengkan kepalaku.

"Ya udah kalau gak percaya," ucap Ririn pasrah.

"Btw, makasih buat sirup maple nya, makin sayang deh," ucap Ririn dan tiba-tiba memelukku.

"Iyaaa…" ucapku pasrah dipeluk erat sama dia.

"Tapi itu yang bayar Bayu juga," sambungku.

"Oh iya? Berarti buat kamu aja deh. Siapa tau kana da ramuan cinta didalamnya, ntar malah aku yang suka sama dia."

"Heh, apaan sih Rin. Kamu tuh kayaknya terlalu banyak nonton drama fantasi ya," ucapku lalu melangkah menjauh darinya.

"Aku takut ketularan…" lanjutku.

"Hehehe.. Siapa tau kan. Aku soalnya belum pernah ketemu sama si Bayu kamu itu, jadi kalau misalnya aku tiba-tiba ketemu dia dan gak tau dia Bayunya kamu dan aku main suka aja, berarti ada sihir di siruo maple ini."

"Gak ada Ririn, percaya deh sama aku. Lagian Bayu kayaknya gakkan balik ke Indo," ucapku.

"Gak balik ke Indo? Terus hubungan kalian gimana?"

"Yah gitu deh, dia bilang bakalan sering nelfon sih."

"Yah LDR dong…"

"Yups…"

"Tapi btw kamu bilang hp kamu rusak ya, trus…" Ririn tidak melanjutkan ucapannya karena aku tiba-tiba teriak karena teringat sesuatu.

"Tuh kan, aku juga mikirnya pasti ada lupa sesuatu. Hp aku ketinggalan di sana. Kok bisa lupa banget ya." Sepanjang perjalanan pulang memang aku merasa ada yang aneh, seperti ada yang kurang, ternyata hp aku yang rusak itu masih di tempat perbaikan hp di Texas. Pantas Bayu ngasih hpnya aku pake dan bawa pulang ke Indo.

"Lah, kamu baru nyadar?"

"Iya, parah banget kan, lupanya kebangetan… Hp sendiri lupa," ucapku sedikit kesal pada diriku sendiri.

"Emang Bayu gak ngingatin?"

Aku menggeleng.

"Ya udah gak papa lagi, lagian kan Bayu ngasih hpnya ke kamu. Pake itu aja dulu. Nah ntar aku hubungi aja Bayu bilang jangan lupa ambil hp kamu dari tempat service itu."

"Gimana aku bisa menghubungi dia kalau hpnya aja sama aku. Kan nomor baru dia aku gak tau."

"Dia gak ngasih nomor barunya juga? Gimana sih kalian berdua. Kamu juga gak minta?"

Aku menggeleng. Aku memang tidak meminta dari Bayu, bagaimana lagi sepertinya aku sangat fokus pengen cepat-cepat balik ke Indo.

"Ya udah mau gimana lagi, tunggu aja Bayu yang duluan hubungin kamu. Hanya itu jalan keluar."

"Iya ya… yah sedih," ucapku lalu merebahkan badanku di kasurku.

Kesel tapi mau gimana lagi. Masa hal seperti itu lupa sih? Batinku.