Chereads / HONEST / Chapter 28 - Part 28

Chapter 28 - Part 28

"Bay? Kamu di sini? Udah lama di sini?" tanyaku keheranan melihat Bayu berada di depan gerbang rumahku sekarang.

"Iya, lumayan lama."

"Aduh, kok kamu gak bilang kalau datang ke sini?" ucapku sambil melihat pesan terakhirku dengannya di hp.

"Kamu juga gak balas chat terakhir aku," lanjutku.

"Iya tadi kelupaan balasnya."

"Tapi.. kamu tau dari mana alamat rumah aku?" Aku memang tidak memberitahu alamat rumahku kepadanya karena memang belum ada kejelasan, dia mau ke rumahku atau ke rumah orang tuanya.

"Aku tau dari Timo."

"Timo? Timi maksud kamu?"

"Iya…"

"Oh ya udah, kamu mau masuk gak?" ucapku sembari membuka gembok gerbang ku itu.

"Gak usah, aku ngantuk pengen langsung pulang aja."

"Pulang? Kamu jadinya nginap dimana?"

"Di hotel."

"Hah? Kamu gak ke rumah orang tua kamu?"

"Gak, aku belum ngabarin mereka."

Aku merasa ada yang aneh dengan Bayu, atau hanya perasaanku sendiri. Kami baru ketemu setelah beberapa minggu LDR dan semua ucapan dia ke aku sangat singkat seperti tidak niat untuk mengobrol denganku. Aku tidak tahu, apakah mungkin dia terlalu lelah karena perjalanan jauh dari Texas ke Indo.

"Ya udah ya, aku balik..," lanjutnya.

"Eh…" Aku langsung menarik lengannya, menghentikan dia yang hendak melangkah.

"Ka-Kamu gak mau masuk dulu?" ucapku ragu.

Dia melihat ku lalu melihat ke lengannya yang kugenggam itu. Setelah aku sadar, aku langsung melepaskan peganganku.

"M-Mmm maksud aku, aku bisa seduhin teh hangat buat kamu. Kamu kan udah nunggu lama di luar."

"…" Dia tidak langsung menjawab dan masih melihatku.

Karena tidak ada respon darinya, aku menaikkan alisku menunggu jawabannya.

"Aku boleh tinggal lebih lama?" ucapnya. Akhirnya dia luluh dan menjawabku. Kedua tangannya disilangkan di depan dadanya.

"Mmmm…" Aku melihat jam tanganku, sudah hampir pukul 10 malam.

"Boleh deh 30 menit lagi," ucapku santai.

"Aku capek dan ngantuk banget. Kalau hanya 30 menit aja, itu hanya akan membuatku semakin capek karena tidurnya di ganggu," ucapnya tegas.

Aku terdiam. Benar juga sih, egois banget aku pengen dia tinggal 30 menit sedangkan dia sedang kelelahan banget.

Aku bingung dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu. Sebenarnya tidak apa-apa kalau dia balik pulang tapi jujur aku masih ingin lebih lama lagi dengan dia.

"Lama… Kamu mau ngijinin aku masuk atau gak?" ucapnya membuat pikiranku buyar.

"Iya, tapi…"

"Ya udah aku masuk." Bayu menerobos masuk rumahku.

***

Setelah sampai di kamarku, Bayu langsung menuju tempat tidurku dan merebahkan tubuhnya di sana.

"Aku capek, pengen tidur," ucapnya pelan namun masih dapat jelas aku dengar.

"Ya udah, aku mandi dulu." Aku langsung pergi ke kamar mandi.

Pikiranku melayang saat aku di kamarnya Bayu di Texas, kejadian ini sangat mirip.

Setelah selesai mandi, aku melihat Bayu dengan kedua kelopak matanya yang sudah tertutup.

"Bay… Kamu tidur?" ucapku. Ku lihat jam dinding kamarku, sudah pukul 10.20 malam. Ternyata, lama juga aku mandinya.

"Bay…" Aku memanggilnya lagi.

"Iya.." ucapnya pelan. Ternyata dia masih bangun.

Aku kemudian duduk di kursi dan menatap ke tempat tidur dimana Bayu sedang tidur di sana.

"Bay, are you okay?" tanyaku kepadanya. Kuingat percakapan kami yang diluar dan hal itu benar mengganggu pikiranku.

"Not really…" ucapnya lalu kedua matanya terbuka dan melihatku. Bayu kemudian duduk di tempat tidurku itu dan melihatku.

"Laki-laki nganterin kamu sampai gang itu siapa Bae?" tanya Bayu langsung membuatku gugup dan teringat dengan kejadian itu.

"O-Ohh dia.. Dia itu bos baru aku, yang pernah aku ceritain ke kamu itu loh.."

"Oh dia orangnya."

"Iya… dia bos aku…"

"Oh ya udah," ucap Bayu lalu kembali ke posisi tidurnya dan memejamkan matanya.

Aku kemudian beranjak dari kursiku dan meraih segelas air minum di meja. Saat aku hendak meminumnya, tiba-tiba dapat kurasakan sesuatu melingkar di pinggangku dan memelukku dari belakang.

Uhhukk… Aku terbatuk.

Ku taruh kembali gelas ku itu.

Bayu memelukku erat dari belakang dan menaruh kepalanya di salah satu bahuku. Dia bernapas dengan tenang dan hal itu dapat kurasakan.

"Bay…" ucapku pelan. Ada apa ini? Apa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan? Aku tidak tahu.

"Mmmm…" jawabnya.

"Kamu bukannya ngantuk?" lanjutku.

"Mmm.." jawabnya dan setuju dengan ucapanku.

"Kalau gitu kamu tidur di kasur ya…" ucapku sembari mengelus rambutnya yang sedikit panjang itu namun berantakan.

"Aku mau tidur sama kamu," ucapnya lembut tepat di telingaku.

Aku terkejut, seakan jantungku meloncat dari tempatnya. Hal itu membuat Bayu juga kaget namun dia masih tetap memelukku dari belakang.

Kulihat jam dinding, sudah pukul 10.35 malam.

"Bay, ini udah lewat lima menit, kamu…"

"Gak…" Bayu memotong ucapanku dan melepaskan pelukannya lalu kembali berbaring di tempat tidurku.

"Bay…." Aku mendekatinya dan berusaha membujuknya untuk pulang.

"Bay, kamu pasti capek, jadi sebaiknya kamu langsung pulang dan tidur."

"Gak, siapa suruh tadi kamu ngijinin aku masuk."

"Bay…" ucapku dan mengganggunya agar dia tidak tidur di kasurku itu.

Tiba-tiba aku hilang kendali karena Bayu menarik tanganku dan akupun sepenuhnya terjatuh kepadanya.

Jantungku berdetak cepat saat aku jatuh dan mata kami berdua bertemu. Astaga, ini seperti adengan di drama saja, batinku.

Bayu tersenyum kepada ku dan masih tetap melihatku.

"Bay…" ucapku lalu berusaha untuk berdiri, namun sia-sia, kekuatan Bayu lebih kuat dan dia tidak membiarkan aku pergi. Sekarang aku sudah sepenuhnya di pelukannya.

"Bay… kamu…" ucapku tidak habis pikir dengan perilakunya itu.

"Kenapa? Kamu pacarku, dan kita sudah lama tidak bertemu. Sekali aku ketemu sama kamu, aku bela-belain datang ke sini walau aku lelah, namun apa yang aku terima? Aku melihatku berduaan dan dipeluk laki-laki lain."

"Hah? Kamu ngeliat semua?"

Bayu mengangguk.

"Itu gak seperti yang kamu bayangin Bay, dia hanya bos aku dan dia itu tadi nolong aku. Aku gak liat motor melintas di depanku." Aku berusaha menjelaskan kepadanya walau nada suaraku tidak bisa tenang lagi karena panik kalau Bayu nantinya salah paham.

"Iya aku tau, aku kenal sama pacarku, dan aku tau dia sangat mencintaiku, makanya sekarang aku sedang memeluknya, supaya dia semakin cinta sama aku," ucap Bayu lalu mengecup keningku.

"Jadi karena tadi kamu udah dipeluk sama laki-laki lain, so biarkan aku malam ini memeluk kamu sampai kita terlelap, melupakan semuanya," lanjut Bayu.

"Hah?"

"Sstt!! Sudah kamu tidur saja, aku tau kamu juga capek. Good night!" Bayu kemudian menutup matanya seperti tertidur namun pelukannya masih sangat erat dan tidak mengijinkan aku untuk sedikitpun pergi darinya.

Kalau kamu udah begini, aku harus gimana lagi Bay? Aku terlalu mencintaimu sehingga aku menginginkan waktu lebih dari 30 menit ingin bersamamu.