Chereads / HONEST / Chapter 21 - Part 21

Chapter 21 - Part 21

"Morning…" Aku menyapa Bayu yang sedang mengusap-usap matanya baru terbangun dari tidurnya. Aku memang sengaja bangun lebih awal untuk membuat sarapan untuknya. Aku masih tidak tega melihat dia sebagai tuan rumah tapi harus tidur di sofa.

"Kamu gak kerja hari ini Bay?" tanyaku saat dia sudah terduduk dan sedang memeriksa hpnya.

"Mmm… Aku kerja kok cuman aku paling masuknya agak siang."

"Oh.. okedeh. Ya udah kamu mandi dulu sana, baru kita sarapan."

"Okey.."

Saat menunggu Bayu yang sedang mandi, sebentar kau terbayang dengan kejadian kemarin. Aku bahkan terbawa mimpi kejadian itu.

Sejujurnya, aku benar-benar malu, dan sekarang pun aku masih sedikit malu.

"Kamu masak?" Bayu sudah selesai mandi dan sekarang dia sedang duduk di depanku.

"Iya, aku liat beberapa bahan yang bisa dimasak, jadi…"

Bayu mengangguk.

"Ya udah yuk makan," ajakku.

Bayu pun meminpin doa makan dan kami pun makan dengan beberapa obrolan ringan.

"Bay, ntar kan jam 1 siang aku ke bandara. Nah kamu kerjanya jam berapa?"

"Aku masuk jam 1 juga, sekalian aja aku anter kamu ke bandara trus langsung ke kantor."

"Oh ya? Seriusan? Kamu gak akan telat gitu?"

"Yah mau gak papa sih, aku juga udah ijin telat karena nganter kamu."

Aku mengangguk.

"Bisa gitu ya?"

"Bisa…" ucap Bayu santai dan tetap lanjut menyantap sarapannya.

"Oh iya, kamu gak mau bawa apa-apa gitu?" lanjut Bayu.

"Mmm…" Aku berpikir sejenak. Iya sih, apa aku bawa oleh-oleh ya? Kalau dipikir-pikir, Ririn bilang harus bawa oleh-oleh sih.

"Pengen bawa, tapi apa yah?" tanyaku dan mengerutkan alisku.

Bayu melihat jam tangannya sejenak kemudian melihatku.

"Aku temanin ke suatu tempat sebentar," ucapnya lalu tersenyum padaku.

"Okey siap bos…" ucapku.

***

"Biasanya sih kalau aku balik ke Indo bawa ini aja, soalnya cukup lama masa expire nya," ucap Bayu menyarankan salah satu sirup maple.

"Rasanya enak kok, mama aku juga suka. Siapa tau kan teman kamu juga suka."

Aku mengangguk. Sebenarnya aku tidak tahu harus bawa apa, jadi yah bawa apa aja it's okay.

Untung aku masih punya sisa uang sedikit lagi, jadi bisa bayar buat oleh-oleh Ririn.

"Gak, biar aku aja yang bayar," ucap Bayu menahan tanganku dan dia segera mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Thank you" ucap Bayu kepada penjual itu lalu memberikan sirup itu kepadaku.

Aku hanya bisa melihatnya dan merasa sangat tertolong di negeri orang asing ini.

Bayu berjalan duluan dan aku sedikit tertinggal di belakang karena masih larut dengan rasa kagumku padanya.

"Hei Bae…" Segera dia tersadar aku tidak ada disampingnya, dia memanggilku.

Aku berjalan cepat mendekatinya dan merasa risih dengan ucapannya itu.

"Bae?" ucapku ragu, mungkin saja pendengaranku yang salah.

"Yes…" ucapnya, melihatku dan tersenyum.

Aku tersenyum kecil dan melihatnya.

"Geli tau…" ucapku masih tidak percaya Bayu memanggilku seperti itu.

"Geli?" ucap Bayu menatapku dan menangkapku mencoba untuk mengelitiki aku.

Aku mencoba berlari menghindar darinya sembari tertawa, begitu juga dengan dia.

Kami berdua berlari kecil di trotoar seakan tidak ada orang disana. Tawa kami mungkin mengganggu orang-orang yang lewat namun sejenak kami tidak peduli dengan hal itu.

***

"Bye…" ucapku lalu masuk dan check in. Aku melambaikan tanganku kepada Bayu sebelum masuk ke ruang tunggu dan tidak bertemu dengan dia lagi.

Entahlah kapan kami bertemu lagi, rasanya sebentar saja kami pisah, aku sudah merindukannya.

Bayu bilang kalau dia akan sering menghubungiku, tapi rasanya pasti beda. Kedepannya aku hanya bisa melihat wajahnya dari layar hpku.

Bye Bayu, I am coming Indo.