"Sampai kapan gue harus menatap loe dari kejauhan ini? Gue takut loe pergi menjauh setelah gue mengatakan yang sejujurnya."
-Algi Revalgi-
Happy reading!!!
*****
"Sumpah! Gue pusing banget." Keluh Algi sambil terus mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kenapa sih loe? Berisik banget." Sergah Kim yang mulai risih dengan sikap Algi.
"Ini cara nyelesain nya kek gimana sih? Dari tadi muter-muter tetep nggak nemu jawabannya!" Algi mulai stres dengan apa yang dia kerjakan saat ini.
"Kalo nggak nemu ya teruslah kerjain sampe nemu." Sungut Kim dengan santai nya.
"Loe pikir gampang? Ini soal olimpiade dua bulan lalu." Protes Algi.
"Terus apa bedanya? Sama-sama ada angkanya kan?"
"Loe kok lama-lama ngeselin sih."
"Serah gue dong, bebas. Makanya jangan pake pembahasan ngerjain nya, jadi pusing sendiri kan loe?"
"Emang loe udah selesai?" Tanya Algi penasaran.
"Gue udah selesai lima lembar soal, ini mau lembar ke enam." Jawab Kim enteng.
"Ajarin gue." Pinta Algi.
"Gue nggak mau. Kerjain aja sendiri. Udah tau lemah di matematika, ngambilnya matematika. Nggak nyambung!" Ledek Kim.
"Ya seenggaknya gue udah usaha."
"Usaha pala loe! Ini sama aja loe mempermalukan nama sekolah bego!" Kim mulai emosi menanggapi setiap jawaban Algi.
"Tega loe sama gue? Ya enggak salahkan kalo loe ajarin gue?"
"Haduh!" Kim menepuk jidat, "Oke, tapi nggak sekarang. Besok di tempat ini gue tunggu."
"Oke, gue pegang janji loe."
"Ya udah gue cabut, bosen gue ngadepin soal terus dari tadi." Ujar Kim sambil berdiri.
"Loe mau kemana?"
"Loe nggak perlu tau." Ucap Kim sambil ngeloyor begitu saja.
*****
Kim berjalan santai sambil membawa tasnya. Memakainya hanya sebelah, sambil melangkah tegap. Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 30 menit yang lalu. Kim berjalan dilorong sendirian dengan handset terpasang dikedua telinganya. Sambil menikmati alunan musik yang dia putar, Kim juga terlihat beberapa kali memejamkan matanya perlahan.
"Kim!"
Teriakan yang tidak asing. Kim menggerutu tidak jelas. Ketenangannya terganggu dengan suara yang sangat sering memekakkan gendang telinganya.
"Kim!"
Kim menghembuskan napasnya kasar dengan mata yang terpejam sesaat. Mencoba menetralkan kekesalannya sesaat.
"Kim!"
"Apa?" Tanya Kim datar.
"Gue boleh nanya sesuatu ke loe?" Tanya Algi.
"Apa?" Kim membalas dengan malas.
"Salah nggak sih kalo gue menyukai seseorang? Tapi-" Ucapan Algi terhenti.
"Tapi apa?"
"Tapi orang itu sering banget gue buat dia kesel terus marah-marah tiap kali gue temui."
"Terus apa hubungannya sama gue?"
"Ada hubungannya sama loe."
"Apa?"
"Karena perlahan gue mulai suka sama loe." Ungkap Algi.
Pipi Kim serasa menghangat. Terlihat semburat rona dikedua pipi Kim. Kim terlihat menegang. Detak jantungnya mulai tidak normal.
"Gue nggak salah denger kan? Please Kim! Loe nggak boleh baper! Gue nggak mau baper cuma gara-gara ini." Kim mulai menggerutu dalam benaknya.
"Hahaha!" Algi tertawa, hingga menghilangkan semua yang ada dalam pikirannya.
"Kenapa loe ketawa? Emang ada yang lucu?"
"Pipi loe kok merah gitu? Loe baper ya? Lagian gue bercanda tadi." Jelasnya sambil masih tertawa.
"Dasar cowok ambigu!" Tukas Kim lalu pergi begitu saja meninggalkan Algi yang masih terkekeh.
*****
Kim menghempaskan tubuhnya sembarangan diatas kasur. Merentangkan tangannya selebar mungkin. Kim sama sekali belum mengganti seragam nya dengan pakaian lain. Kim mencoba untuk menenangkan diri sejenak. Setelah seharian dia harus terus berurusan dengan manusia ambigu model Algi.
Kelopak matanya perlahan menutup. Mata elang yang sering terlihat mengerikan mulai meredup. Kim terlihat lebih tenang. Tidak seperti biasanya yang terlihat urakan, biang rusuh, dan lain sebagainya. Kim terlihat seperti gadis manis yang polos. Gadis yang mungkin diinginkan oleh setiap pria.
Cukup lama Kim menutup matanya. Hingga tak sadar, dan terlelap begitu saja. Pintu kamar Kim tak sengaja terbuka. Ando yang masih menginap dirumah nya, melihat Kim yang tertidur dengan terlentang bebas. Ando yang melihatnya segera masuk kedalam kamar Kim.
Ando menatap gadis yang sering memarahinya ini. Terlihat manis. Tanpa Ando sadari, sebuah senyum terukir dibibir nya.
"Loe manis kalo lagi tidur." Gumam Ando pelan.
Ando langsung membenarkan posisi Kim. Saat Ando menggeser tubuh Kim, perlahan Kim menggeliat. Ando yang merasakannya hanya bisa mengulum senyumnya, sambil terus menatap gadis manis yang ada dihadapan nya ini.
"Selamat tidur, gadis manis." Ucap Ando pelan sambil mengusap puncak kepala Kim lembut.
Ando keluar dari kamar Kim, dan menutup pintunya perlahan agar tidak menimbulkan suara. Saat Ando berbalik badan, sudah ada Bunda yang berdiri tepat dibelakang punggungnya tadi.
"Eh, Bunda." Sapa Ando seramah mungkin.
"Kim kenapa? Kok dia nggak keluar-keluar dari dalam kamarnya?" Tanya Bunda.
"Huh! Untung Bunda nggak nanya macem-macem. Nanti gue disangka melecehkan putrinya itu." Bati Ando, "dia tidur Bun." Balas Ando.
"Alhamdulillah!"
"Kenapa Bun?" Ando bingung dengan reaksi Bunda yang terlihat riang.
"Akhirnya Kim nggak mukul-mukul samsak lagi. Biasanya tiap pulang sekolah, dia mulai mukul-mukul samsak disamping kolam renang. Bunda nggak habis fikir sama Kim, dia tuh hobby banget kayak gitu." Jelas Bunda panjang lebar.
"Oh gitu ya Bun, syukurlah!" Balas Ando sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya sudah, Bunda balik lagi ke dapur."
"Iya Bun." Balas Ando dengan mengangguk patuh.
Ando baru tahu kebiasaan baru Kim. Pertama kali Ando mendengarnya juga agak sedikit merinding. Tapi dia sadar, kenapa Kim sekarang jadi gadis yang tangguh. Dan dengar-dengar Ando juga tahu kalau Kim sering ikut tawuran.
"Kim yang dulu gue kenal gadis cengeng, penakut, sekarang udah berubah jadi Kim yang tegas, kuat, dan tambah ngeselin." Kekeh Ando sambil pergi dari depan pintu Kim.
*****
Tepat pukul 2 pagi, Kim terbangun. Kim mengerjapkan matanya perlahan. Menetralkan cahaya yang masuk menebus retina nya. Kim menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Lalu, Kim menatap dirinya yang masih memakai seragam sekolah. Kim bangkit dari duduknya, dan langsung menuju kamar mandi.
Selesai membersihkan diri, Kim duduk ditepi kasur. Berfikir ingin melalukan apa di jam sepagi ini. Kim berjalan pelan keluar kamarnya, berjalan mengarah ke dapur. Kim membuka kulkas, mengambil susu kemasan, dan menuangkannya kedalam gelas. Sambil meminumnya, Kim mencomot pisang dan apel dari atas nampan.
Kim berjalan menuju kamarnya kembali. Saat menaiki tangga yang mengarah langsung ke kamar nya, seseorang keluar dari dalam kamar. Ando. Ando berjalan sambil sesekali mengucek matanya.
"Kim?" Sapa Ando dengan langkah gontai.
"Hmm." Kim hanya membalas dengan gumaman saja.
"Tumben jam segini bangun? Biasanya jam sembilan baru bangun." Ujar Ando dengan menguap lebar.
"Gue kebangun." Timpal Kim dan berjalan kembali menuju kamarnya.
Ando hanya menatap punggung Kim yang mulai menjauh. Ando mulai sadar seutuhnya. Dan memutuskan untuk mengambil segelas air.
*****
Hmm...
Gimana? Seru? Mudah-mudahan iya...wkwk..
Ayo yang punya saran atau apapun itu comment ya...
Vote nya juga nggak ketinggalan ya...
Salam
@enihnindi