"Jangan mau dipermainkan oleh waktu. Justru, kamu yang harus mempermainkan nya."
-Kimberly Leona-
Happy Reading gaes!!!!
*****
Mood Kim sudah benar-benar hancur. Dari pagi hingga menjelang pulang sekolah, mood nya masih belum kembali. Kim berjalan malas menuju gerbang. Bel pulang sudah dibunyikan sejak satu jam yang lalu. Seharusnya, Kim sudah berada di rumah saat ini. Menikmati ketenangan yang seharusnya dia dapat.
"Kim!!"
Kim yang mendengar ada seseorang yang meneriaki nama langsung mendengus kesal. Kim memutar bola matanya malas.
"Pulang bareng gue yuk?" Tawar Genta tiba-tiba.
Sesaat Kim mengerukkan dahinya, "Gue gak mau." Balas Kim datar saja.
"Ayo lah."
"Maksa banget sih loe! Kalo gue bilang 'enggak' ya enggak! Ngerti nggak sih loe?" Bentak Kim.
"Tapi-"
"Gue nggak mau tau! Loe pulang aja sana sendirian!" Sergah Kim dan berjalan meninggalkan Genta disana.
"Salah gue apa coba?" Genta masih bingung dengan sikap Kim yang tiba-tiba berubah jadi galak tak terkendali.
*****
Kim berjalan menyusuri trotoar komplek. Sesekali menggerutu tidak jelas. Sering mencak-mencak sendiri seperti orang tidak waras.
"Kim."
Kim memutar bola matanya malas menanggapi sesuatu, "Apa?"
"Gue boleh nitip surat ke loe lagi nggak?" Ucap Grace ramah.
Kim hanya terdiam, sambil menatap aneh pada surat yang tengah diulur kan Grace.
"Loe kanapa? Nggak mau ya?" Tanya Grace setengah kecewa.
Kim masih diam. Tidak menampakkan reaksi apapun. Kim masih bingung dengan gadis yang ada didepan nya ini. Setiap kali Kim pulang jalan kaki, dia selalu memintanya mengantar surat untuk Ando. Memangnya dia tukang pos? Pake nganter-nganter surat segala.
"Ya udah kalo loe nggak mau, gue bisa min-"
"Nggak perlu. Sini suratnya. Biar gue yang ngasih." Ucap Kim sambil mengulum senyum tipisnya.
Seketika raut wajah Grace berubah cerah. Senyum yang tadi mulai luntur sekarang sudah terbentuk kembali.
"Makasih ya Kim. Nih suratnya." Grace memberikan surat itu ke tangan Kim.
"Gue pulang." Ucap Kim setelah menerima surat dari Grace.
*****
Kim berjalan memasuki halaman rumahnya yang lumayan luas. Mood nya benar-bener belum pulih. Sebelum pergi menuju kamarnya, Kim berjalan memasuki kamar Ando yang memang tidak terkunci. Kim memasuki kamar yang tak asing baginya. Kim mencari pemilik kamar itu, namun tak ada batang hidungnya sama sekali.
Kim berjalan masuk semakin dalam. Menuju ke nakas yang ada disamping tempat tidurnya. Menaruh surat yang terbungkus amplop pink yang cukup cantik. Sesekali Kim berjalan menuju meja belajar Ando. Memeriksa apakah ada surat yang sudah Ando baca. Saat membuka laci meja belajarnya, Kim menemukan setumpuk surat yang terbungkus dengan amplop yang sama dengan surat dari Grace.
Tidak ada satupun yang Ando buka. Semuanya masih tersimpan rapih. Sepertinya Ando tidak menyukai Grace. Buktinya semua surat yang pernah dititipkan pada Kim sama sekali belum Ando baca.
"Tega banget loe sampe nggak baca nih surat." Celetuk Kim pada surat yang ada didalam laci itu.
"Ngapain loe ada dikamar gue?"
Seketika suara yang sangat familiar terdengar oleh telinga Kim. Kim kaget, dan langsung berbalik badan menghadap Ando yang masih berdiri diambang pintu.
"Nggak pa'pa." Balas Kim seadanya.
"Jujur jawab gue! Ngapain loe dikamar gue?" Ulang Ando begitu tegas.
"Gue cuma naruh surat dari Grace." Balas Kim datar. Tak kalah dengan sikap Ando padanya.
"Oh, cewek yang diujung sana. Kenapa loe mau?"
"Terserah gue dong."
"Alasan?"
"Gue nggak butuh alasan buat jelasin semuanya." Ujar Kim sambil berjalan melewati Ando.
*****
"Kenapa semua orang hari ini ngeselin semua sih! Salah gue apa coba?!" Keluh Kim didepan cermin.
Kim berjalan menuju kasur, dan menghempaskan tubuhnya disana. Memejamkan matanya perlahan. Meresapi setiap detik ketenangan yang mulai menjalar.
"KIM!" Teriak Bunda.
Kim menggerutu kembali. Barusan dia merasa tenang. Kenapa harus ada parasit lagi yang mengganggu ketenangannya.
"KIM! INI ADA TEMEN KAMU! KATANYA ADA PERLU SAMA KAMU!" Teriak Bunda lagi.
Kim menghentak-hentakkan kakinya di lantai marmer. Melampiaskan semua kekesalannya.
"Ada apa sih Bun?" Tanya Kim saat turun dari tangga.
"Itu loh, ada temen kamu didepan. Katanya mau ada perlu sama kamu."
"Siapa?"
"Nggak tau. Bunda jarang liat. Tapi kayaknya itu temen nya Ando yang kemaren nginep."
"Oh."
"Ya udah sana kamu temuin. Kasihan dari tadi nunggu kamu."
"Iya."
Kim berjalan menuju teras depan rumahnya. Saat pertama kali Kim membuka pintu, terdengar suara balon yang pecah.
"Ada perlu apa loe sama gue?" Tanya Kim to the point.
"Gue mau ngajak loe nyari buku." Balas Algi.
"Ini udah gelap bego! Loe pikir toko buku masih buka jam segini? Ngarang!"
"Coba aja, apa salahnya emang?"
"Emangnya nggak bisa besok ya?"
"Gak bisa. Gue butuh nya sekarang."
"Terus kalo butuh nya sekarang ngapain ke rumah gue? Buang-buang waktu aja berarti loe."
"Gue mau ngajak loe ke toko buku."
"Apa? Ngajak gue? Pergi ke toko buku? Kesambet apaan loe?"
"Gue serius. Udah sana loe ganti baju."
"Dih, ngapain loe nyuruh-nyuruh gue? Situ bapak gue?" Sungut Kim kesal.
Kim masuk kedalam rumah. Bunda yang melihat kelakuan putri semata wayangnya bingung.
Kim masuk kedalam kamar dan mulai mencari baju yang cocok untuknya. Kim mengambil hoodie berwarna coklat soft, dengan celana jens panjang. Kim mulai mengikat rambutnya keatas, yang menyisakan anak rambut yang keluar dari ikatan. Kim sedikit mengoleskan bedak bayi ke wajahnya dan mulai membalurkan minyak telon ke leher dan tangannya. Semuanya siap. Saatnya berangkat.
"Ayo, mau gue anter nggak?" Ujar Kim saat sudah berada diambang pintu.
"Pakaian loe gitu amat?" Algi bingung.
"Apanya yang salah? Gue cuma make apa yang gue mau kok? Salah emang?"
"Ya enggak sih."
"Lah terus?"
"Gue kira loe bakal pake rok mini kayak anak jaman now gitu."
"Loe pikir gue serendah itu? Inget ya, gue bukan cabe-cabean yang biasa loe godain." Gertak Kim.
"Ck. Gitu aja sensi banget mbak. Lagi PMS ya?"
"Nggak!"
"Dih."
"Udah lah, kebanyakan bacot loe! Mau berangkat apa nggak jadi nih? Buruan! Mumpung gue lagi baik."
"Iya-iya sambar napa. Nggak sabaran banget loe." Timpal Algi mulai kesal.
"Loe bawa mobil?"
"Iya. Kenapa?"
"Nggak pa'pa."
"Dih, gaje banget sih loe. Dasar cewek!"
"Dasar Tayo!" Balas Kim setengah berteriak menyahuti ucapan Algi.
Kim masuk kedalam mobil sport milik Algi.
"Ngapain loe dibelakang? Emang gue supir loe?"
"Kirain! Hehehe." Tawa Kim.
"Ternyata susah juga ngajak loe keluar dari rumah. Gak semudah yang gue bayangkan. Tapi kenapa Ando betah ya satu rumah sama nih cewek model dia? Aneh!" Bati Algi terus menggerutu tidak jelas.
*****
Hmm, gimana? Seru? Semoga aja ya...
See you next part...