"Jangan harap gue luluh gitu aja karena ucapan loe yang manis itu. Gak mempan buat gue."
-Kimberly Loena-
Happy Reading gaes!!!
*****
Kim diam sepanjang perjalanan. Hanya menatap lurus ke depan. Tidak meladeni racauan Algi yang tidak jelas. Kim juga masih belum yakin dengan Algi yang tiba-tiba baik. Tidak seperti biasanya yang selalu bertengkar. Cekcok terus jika bertemu. Sekarang justru malah akur. Kan Aneh!
"Turun." Suara yang berat itu membuyarkan semua lamunan Kim.
"Turun." Ulang Algi.
Kim hanya mengangguk dan keluar. Kim agak bingung memang. Aneh aja. Gimana bisa rival bisa akur? Tapi mau bagaimana lagi. Kondisinya berbeda sekarang.
"Loe mau nyari buku kayak apa sih?" Kim mulai sedikit janggal.
"Gak tau." Balas Algi singkat.
"Kok nggak tau sih? Percuma dong kita kesini." Proses Kim.
"Gak ada yang percuma."
"Ya udah gue pulang aja deh."
"Hmm."
Kim berjalan keluar toko. Sambil sesekali menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Kesal bukan main. Kim berjalan menuju trotoar. Mencoba mencari taksi yang mungkin saja lewat. Tapi semuanya nihil. Tidak ada kendaraan yang lewat.
Kim mendesah pasrah. Ini memang hari yang teramat sial. Kim terpaksa harus berbalik ke toko buku itu lagi. Menemukan makhluk astral itu.
"Kok balik lagi?" Tanya Algi bingung.
"Gak pa'pa." Balas Kim jutek.
"Ya udah pulang."
"Pulang?"
"Loe nggak mau pulang?"
"Emang udah nemu bukunya?"
"Besok aja."
"Oh, oke." Balas Kim tak bersemangat.
Ditengah perjalanan, semuanya terlihat hening. Tidak ada salah satu dari mereka untuk mengawali pembicaraan. Kim masih sibuk dengan pikirannya sekarang. Sedangkan Algi masih fokus menyetir. Lampu merah menyala. Algi menghentikan laju kendaraannya.
Diam yang cukup lama membuat Algi mulai canggung. Dia bingung ingin mengawali percakapannya dengan apa. Dia tidak pandai dalam bersosialisasi tidak seperti Kim yang supel.
Akhirnya Algi memilih untuk memutar musik di dalam mobilnya. Perlahan, alunan lagu mulai terdengar jelas.
Hontou wa mou wakatteta no...
Anata ga donna ni sono hito ga suki na no kamo...
Tonari ni iru watashi ja kachi me ga naitte koto mo...
Hontou wa mou shitteta no...
Anata ga koi ni ochite yuku...
Sono yoko de watashi wa sotto anata ni koi wo shite ita no...
Nannimo kidzukanai de warau anata no...
Yokogao wo zutto mite imashita...
Lagu itu terus mengalun perlahan. Hingga Kim tersadar dari pikirannya yang entah jalan-jalan kemana. Kim melirik Algi sekilas, terlihat dari raut wajah Algi yang terlihat menikmati alunan lagu yang dia putar. Kim tau lagi ini. Lagu yang mengingatkan dirinya dengan seseorang. Ah sudahlah, Kim tak mau membahasnya sekarang.
"Loe tau lagu ini?" Tanya Kim spontan.
Lantas Algi menoleh kearah Kim yang sudah menatapnya lebih dulu. Algi hanya menampakkan wajah so cool nya itu. Menyebalkan!
"Iya. Emang loe tau juga ini artinya apa?"
"Gue udah lama tau lagu ini. Lagu yang bisa bikin nyesek seseorang dalam seketika."
"Dan loe salah satunya?" Sergap Algi seketika.
Kim tertunduk dan diam. Menatap telapak tangannya yang ada dipangkuannya. Perlahan matanya memburam. Banyak butiran bening yang mengumpul seperti awan mendung yang siap menumpahkan isinya. Algi menatap Kim sekilas. Algi juga merasakan hal yang sama. Dada Algi seketika bergemuruh seperti petir yang menyambar-nyambar permukaan hatinya. Rasa sesak mulai memenuhi dadanya.
Algi perlahan menarik telapak tangan Kim dan menggenggam nya erat. Kim yang menunduk, langsung mendongak. Menatap rivalnya yang tiba-tiba memiliki kesamaan dengannya.
"Gue bisa ngerti apa yang loe rasain sekarang. Karena gue sangat sering berada di posisi loe." Ucap Algi tanpa menatap Kim, hanya menatap lurus kedepan.
Kim tertegun. Ternyata Algi memiliki sisi yang sangat rapuh. Tapi baru kali ini Kim melihat Algi bisa semelankolis seperti ini.
"Al."
"Iya?"
"Apa gue boleh tau siapa orang yang loe maksud?" Tanya Kim ragu.
Algi terdiam sebentar. Menatap lekat Kim. Algi menghembuskan napasnya pelan. Mungkin ini saat yang tepat.
"Loe." Ucap Algi singkat.
"Ma-maksud loe gu-gue?" Tanya Kim tergagap.
"Iya. Maksud gue loe orang yang udah bikin gue jadi gini. Maka dari itu, gue lebih suka adu mulut tiap hari kita ketemu. Supaya gue bisa melihat loe yang sering ilang-ilangan nggak tau kemana. Dan kalo gue boleh jujur, gue suka sama loe sejak hari pertama gue ketemu loe di ruang TU." Jelas Algi.
Kim kaget bukan main. Mata Kim membulat sempurna. Menatap lekat manusia disampingnya dengan teliti. Disana tidak ada raut kebohongan, Algi mengatakannya dengan sangat jujur.
"Kenapa harus gue?" Tanya Kim masih tidak percaya.
"Gue juga nggak tau kenapa bisa loe, yang notabene rival gue." Ucap Algi sambil menjalankan mobilnya karena lampu lalulintas sudah berwarna hijau.
"Tapi maaf Al."
"Untuk apa? Gue nggak merasa tersakiti tentang aja."
"Ge'er banget loe." Tukas Kim mulai tersulut kesal.
Akhirnya suasana disana mencair kembali seperti sekarang. Algi lebih menyukai suasana yang sekarang, dari pada harus melo-meloan nggak jelas.
"Sebenarnya loe mau bawa gue kemana?" Tanya Kim tiba-tiba.
"Liat aja nanti." Balas Algi dengan seulas senyum miring tercetak di sudut bibirnya.
"Nih anak agak ngeselin juga ya lama-lama." Rutuk Kim dalam hati.
*****
Sesampainya di suatu tempat yang entah berada dimana, Kim terbingung-bingung. Sebenarnya Algi ingin melakukan apa? Begitulah pemikiran Kim saat ini.
"Ini dimana Al?" Tanya Kim sambil terus tengok sana tengok sini.
"Udah nggak usah banyak bacot, mending loe ikut gue aja." Balas Algi dengan tampang datar nya.
"Kan gue nanya baik-baik, loe nya aja yang nyolot!" Rutuk Kim.
"Sekarang gue atau loe yang nyolot hah?"
"Gue mau pulang!"
"Pulang sana! Diculik baru tau rasa loe!"
"Gue nggak takut!" Ucap Kim sambi menjulurkan lidahnya.
Baru dua langkah Kim berbalik arah terdengar riuh dari arah depannya.
"Surprise!"
Kim terkejut. Dia tidak pernah menyangka semua ini. Kim terdiam lama.
"Hai! Kenapa?" Tanya Algi seketika melunak.
"Ini semua-" Ucapan Kim terhenti.
"Bukan gue, ini ide Ando sama Ayah." Balas Algi.
"Wiihhh! Yang sweat seventeen traktir ya. Kita makan-makan." Ucap Vidy.
"Pasti dong! Siap makan-makan!" Seru Diki.
"Ando mana?" Tanya Kim.
"Oh Ando, dia lagi disana." Ujar Diki sambil menunjuk ke arah lain.
"Anter gue ke Ando." Ucap Kim.
"Oke."
Kim berjalan menuju tempat dimana Ando berada. Ando tengah berdiri memunggungi Kim. Kim langsung berlari menuju Ando. Memeluk erat Ando dari belakang. Ando merasa terkejut dengan kehadiran Kim yang tiba-tiba memeluknya.
"Hai, loe kenapa?" Tanya Ando lembut.
"Makasih untuk semuanya. Makasih." Ucap Kim dengan air mata yang sudah mengalir.
"Kok nangis? Kenapa?" Tanya Ando lagi.
"Gue terharu." Ucap Kim disela tangisnya.
"Akhirnya, cewek kayak loe bisa terharu juga." Gelak Ando meledek.
"Iihh! Kok ngeselin sih! Jadi pengen nabok." Ujar Kim sambil mengurai pelukan nya dan menghapus sisa air matanya yang keluar.
"Tuh kan keluar lagi rusuhnya."
"Bodo amat!"
Disamping Kim dan Ando yang tengah mengobrol ringan, Algi hanya bisa memperhatikan begitu dekatnya mereka berdua. Tanpa harus adu mulut atau sekedar taruhan. Algi sedikit iri dengan pemandangan ini.
"Mungkin hari ini tidak, tapi mungkin besok." Batin Algi dengan tatapan miris.
*****
Gimana? Masih kurang feel nya?
Tungguin terus aku update ya...
Dan maaf nih kalo lama atau terlalu menstrim ceritanya..
See you next part...