"Gue gak tau mau ngomong apa, tapi yang jelas gue mau loe tau satu hal. Kalo gue mengagumi loe."
-Algi Revalgi-
Happy Reading!!!
*****
Flash back on.....
"Boleh aku minta sesuatu?" Tanya seorang gadis kecil yang sangat manis itu pada Ratna.
Ratna hanya bisa mengulum senyum padanya. Mengusap rambutnya yang sangat indah itu, apalagi matanya. Ratna hanya mengangguk saja setelah gadis kecil dihadapan terus melontarkan pertanyaan yang sama padanya.
"Aku mau pake baju kayak orang yang ada didalam tv itu Bunda. Boleh ya?" Rengek nya lagi.
Ratna terkekeh mendengar pengakuan gadis kecilnya, "kamu kan perempuan sayang, masa mau pake baju kayak gitu. Mending kamu pake baju princess aja ya." Bujuk Ratna.
"Nggak mau Bunda, aku mau yang itu." Rengek gadis kecil itu dengan terus menunjuk acara tv yang berupa sekumpulan atlet karate.
"Itu buat laki-laki sayang, masa putri bunda pake gituan."
"Nggak mau Bunda, aku maunya yang itu." Rengek nya lagi.
"Putri kecil ayah kenapa sih?" Ucap Rendra sambil membopong putri kecilnya.
"Aku mau pake baju kayak gitu Yah, pasti keren." Seru gadis kecil yang berumur lima tahun itu.
"Ya udah yuk kita beli bajunya." Balas Rendra.
"Hore!" Serunya bersemangat.
Flash back off....
*****
Kim mengerjapkan matanya beberapa kali. Menetralkan cahaya yang menembus retina matanya. Pukul tujuh pagi. Kim begitu lelah, setelah semalam merayakan hari jadinya yang ke 17 tahun.
"Loe udah bangun?" Tanya Ando sambil membawa segelas susu hangat.
"Hmm." Gumam Kim dengan mata setengah tertutup dan terus menguap lebar.
"Nih gue bawain susu hangat buat loe." Ucap Ando sambil menyodorkan gelas itu pada Kim.
"Makasih." Balas Kim menerimanya dan langsung menenggak nya hingga tandas.
"Haus banget neng." Goda Ando sambil terkekeh pelan.
"Berisik loe! Pagi-pagi udah ngoceh panjang lebar. Bikin kepala gue tambah puyeng aja tau nggak!" Gerutu Kim dengan terus memegangi kepalanya.
"Loe sakit?" Tanya Ando dengan mengecek suhu tubuh Kim menggunakan punggung tangannya.
"Apaan sih loe!" Sungut Kim dengan menjauhkan tangan Ando dari dahinya.
"Ih, suhu tubuh loe panas bego! Biar gue kompres."
"Apaan sih Do! Emang gue bocah apa? Gue cuma butuh istirahat doang kok." Ujar Kim kekeh.
"Walaupun loe cuma butuh istirahat, loe juga butuh perawatan yang intensif biar cepet sembuh." Seru Ando terlihat khawatir.
"Tapi-"
"Udah mending loe tidur lagi, biar gue ambil air buat ngompres loe."
"Bunda sama Ayah mana?"
"Mereka lagi pergi keluar, katanya ada urusan."
Kim mengangguk dan memilih untuk berbaring kembali. Karena kepalanya mulai terasa sangat berat. Kim memijat menipisnya pelan. Nyeri dibagian kepalanya tidak tertahankan.
"Loe baik-baik aja kan Kim?" Tanya Ando dengan membawa baskom yang berisi air untuk mengompres.
"Iya, cuma sedikit nyeri dibagian kepala." Ucap Kim lirih dengan terus memegangi sisi kepalanya.
"Sini gue kompres dulu, biar panas nya turun."
Ando menempelkan handuk kecil diatas dahi Kim perlahan, menatap gadis yang selalu tangguh dalam menghadapi apapun kini harus terbaring lemah tak berdaya. Ditariknya selimut hingga menutupi tubuh mungil Kim.
"Sekarang loe istirahat, jangan banyak gerak dulu. Gue mau beli obat dulu ke apotik, nanti gue suruh Algi nemenin loe. Gak pa'pa kan?" Ujar Ando.
"Hmm." Balas Kim lemah.
Ando bangkit dan berjalan keluar kamarnya. Kim tidak habis fikir dengan sikap Ando tiba-tiba begitu hangat padanya saat ini. Ah Kim tidak ingin memikirkannya sekarang, kepalanya mulai terasa sangat nyeri. Jadi Kim memutuskan untuk memejamkan matanya berharap rasa nyeri yang menyerang segera hilang.
*****
Algi berjalan memasuki pekarangan rumah Kim yang cukup luas yang didominasi dengan warna hijau. Algi mulai mengetuk pintu, namun tidak ada respon apapun. Jadi Algi memutuskan untuk masuk saja. Lagian kenapa juga Algi diminta menemani Kim yang notabene rivalnya kan lucu bukan? Tapi entah dorongan apa yang membuat Algi mau.
Pintu rumah tidak terkunci. Yang pertama kali Algi lihat adalah ruangan yang didominasi dengan warna cream soft yang sama seperti waktu dia menginap disini.
Algi berjalan kembali menuju ke lantai dua. Menaiki tangga yang terbuat dari kayu itu perlahan. Walapun rumah ini tidak sebesar yang Algi tinggali, namun setiap kali Algi menelitinya lebih detail dia selalu terkagum-kagum dengan arsitektur rumah ini. Yang mampu membuatnya nyaman.
Setelah sampai di lantai dua, sebuah pintu bertuliskan 'Kimberly Loena'. Itu pasti kamar Kim. Algi mulai meraih gagang pintu, dan membukanya perlahan. Algi terbelalak melihat kamar Kim yang begitu rapih, tidak seperti pemiliknya yang terlihat berantakan. Kamar yang didominasi dengan warna biru laut dengan benda-benda yang tertata rapih ditempatnya masing-masing.
Hingga Algi lupa, disana ada seorang gadis tengah meringkuk dengan selimut menutupi seluruh tubuh mungilnya. Algi berjalan mendekat, dan melihat keadaan Kim. Algi menyingkap selimut yang menutupi kepala gadis itu. Algi menatap Kim sesaat, terlibat aura ketenangan disana. Terpancar dari wajah yang selama ini memandangnya tidak suka.
Algi mendaratkan tangannya diatas kening Kim dan terlonjak kaget. Karena suhu tubuh Kim sangat panas. Algi panik dan langsung membopong tubuh mungil Kim menuju mobilnya dan membawanya ke rumah sakit.
"Bego loe Do!" Gerutu Algi merutuki perbuatan Ando.
*****
Algi tengah duduk menunggu di kursi tunggu rumah sakit. Sesekali berdiri memastikan keadaan Kim baik-baik saja. Algi terlihat begitu cemas. Keringat dinginnya sudah membasahi pelipis. Selang beberapa menit, seorang dokter keluar dengan stetoskop yang tersampir dilehernya.
"Gimana keadaan Kim dok?" Tanya Algi langsung dengan kecemasan yang sangat terlihat.
"Dia cuma kelelahan, sebaiknya dia dirawat disini dulu. Untuk memastikan keadaannya pulih kembali." Ujar Dokter dengan menyunggingkan senyumnya.
"Sekarang saya boleh melihat keadaannya dok?"
"Oh, silahkan. Kalau begitu saya permisi."
Algi langsung memasuki kamar yang didominasi dengan warna putih itu. Disana berbaring gadis yang sekarang memakai pakaian serba biru itu, khas sekali dengan tempat ini. Algi mendekat, duduk disamping ranjang Kim. Algi mulai meneliti setiap jengkal wajah Kim. Terlihat pucat. Tanpa sadar, tangannya refleks menggenggam tangan Kim yang terpasang selang infus. Mengecup nya sesaat.
"Loe kanapa bisa gini sih Kim? Apa ini gara-gara semalam? Apa ini gara-gara gue? Gue paling nggak suka liat loe terbaring lemah kayak gini. Gue suka loe yang selalu memberontak kalo gue perintah. Cepat sembuh." Oceh Algi tidak jelas.
Perlahan kelopak mata Kim membuka. Mengerjap beberapa kali untuk menetralkan nya. Lalu menatap sekelilingnya, terlihat asing. Kim beralih menatap samping tubuhnya. Ada seorang pria yang tengah membenamkan kepalanya dengan menggenggam tangannya.
"Gue dimana?" Tanya Kim dengan suara serak khas seperti orang baru bangun tidur.
"Loe ada dirumah sakit." Balas Algi sambil mengangkat wajahnya menatap Kim.
"Kenapa gue kesini?"
"Loe demam tinggi. Untung nggak kejang-kejang loe."
"Serius?" Tanya Kim tak percaya.
"Serius. Buktinya loe disini dengan infus terpasang ditangan loe."
"Ando mana?"
"Gue nggak tau Ando kemana. Yang jelas, dia nitipin loe ke gue."
"Tapi-"
"Bawel banget sih loe! Udah diem, loe istirahat aja. Nggak usah mikirin Ando."
"Kenapa? Apa salahnya kalo gue nanyain Ando? Apa alasannya? Gue cuma nanya dia ada dimana kok nggak yang lain." Balas Kim kesal.
"Karena gue nggak butuh alasan untuk mengungkapkannya sekali pun ke loe." Balas Algi bangkit dari duduknya dan berniat ingin pergi.
"Tapi kenapa?"
"Karena sebuah alasan aja nggak cukup untuk meyakinkan loe pada apa yang udah gue lakuin."
*****
Ehem ehem...
Algi kenapa ya? Tiba-tiba aja kek gitu?
Vote'n comment selalu aku tunggu yo...wkwk...
See you next part guys...