Chereads / Aku, Kamu & Mimpi / Chapter 21 - 20. Move On?

Chapter 21 - 20. Move On?

"Jika senja saja mampu memberi kenangan yang indah, kenapa tidak dengan hujan?"

-Kimberly Loena-

Happy Reading Guys...

*****

Seharian Kim hanya bisa berbaring diatas ranjang ini. Tidak melakukan apapun, selain berbaring sambil meneliti setiap lekuk ruangan ini. Kim menatap Algi ng tengah sibuk dengan ponselnya. Kim mendesah pasrah. Sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.

"Kenapa?" Tanya Algi tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel itu.

"Apanya?" Tanya Kim balik, bingung dengan pertanyaan yang Algi ajukan.

"Loe bosen?" Tanya Algi memperjelas.

"Banget. Gue pengen pulang." Balas Kim.

"Nih." Ujar Algi sambil menyodorkan ponselnya.

"Buat apa?" Kim bingung harus melakukan apa.

"Loe bosen kan?"

"Iya, terus?"

Algi menghela napas pelan. Susah memang berinteraksi dengan rival sendiri, "loe pake buat ngilangin bosen loe itu."

"Terus loe gimana?"

"Gue mau keluar nyari makan, gak pa'pa kan gue tinggal?"

"Gak pa'pa kok, makasih ya." Balas Kim dengan menyinggungkan senyum termanis nya.

"Hmm." Balas Algi dan menghilangkan dibalik pintu kaca yang super tebal itu.

Kim mulai menyalakan ponsel yang ada digenggamnya itu. Dan untuk pertama kalinya mata Kim terbelalak. Melihat kunci layarnya diberi sandi. Dan dengan bodohnya, Kim tidak menanyakan itu. Kim sekarang mulai menggerutu, merutuki kebodohan nya itu.

Kim mulai berfikir sejak, memikirkan apa yang kira-kira Algi pikirkan. Kim mulai mengetikkan sesuatu dilayarnya. Berupa empat digit angka. Dan ternyata terbuka. Kim tidak percaya ini, sandi yang tidak begitu rumit yang Algi pakai pada ponselnya. Kim tersenyum melihat kecerdasannya yang tiba-tiba berguna.

Kim mulai menggeser-geser layar yang ada disana. Yang pertama kali Kim lihat adalah galeri foto milik Algi. Kim tidak menyangka, ternyata didalam galeri fotonya hanya terdapat foto keluarganya, berupa screenshot, dan beberapa foto catatan papan tulis yang luar biasa banyak. Kim justru tidak menemukan foto Algi sama sekali disana.

Kim beralih ke sosmed yang Algi miliki. Mulai dari Wa, BBM, Line, hingga berakhir di instagram. Kim tidak menemukan apapun. Tidak ada yang menarik disana. Kim beralih ke playmusic Algi. Melihat semua lagu-lagi yang ada disana. Ternyata selera Algi cukup tinggi juga mengenai musik.

Kim memilih meletakan ponsel Algi diatas nakas samping tempat dirinya berbaring. Masih terasa bosan. Mungkin itu yang masih dirasakan Kim. Kim mencoba untuk memejamkan matanya, namun suara pintu terbuka membangunkannya lagi.

"Loe nggak pa'pa kan? Loe nggak luka-luka kan? Loe nggak-" pertanyaan Ando berhenti saat Kim menempelkan telunjuknya ke bibir Ando.

"Sssttt. Berisik tau nggak! Loe dateng-dateng nanya-nanya, kayak wartawan aja loe!" Rutuk Kim.

"Ya maaf, gue kan khawatir sama loe." Balas Ando.

"Oh loe khawatir sama gue? Terus selama gue disini loe kemana? Ketemuan sama Grace? Dinner sama Grace? Kencan? Apa? Apa yang loe lakuin sampe gue ditinggal dirumah sendiri, tapi untungnya Algi dateng." Omel Kim pada Ando.

"Algi juga disuruh gue, buat nemenin loe dirumah. Eh nggak tau nya loe dibawa ke rumah sakit." Balas Ando sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sekarang mana Ayah sama Bunda?"

"Mereka sekarang lagi ke sini. Loe tenang dikit bisa kan? Udah sakit juga masih aja ngomel-ngomelin gue. Salah mulu hidup gue." Seru Ando.

Pintu kamar rawatnya kembali terbuka. Ternyata lelaki jangkung yang tadi membawanya ke sini. Ya siapa lagi kalau bukan Algi. Algi masuk dengan santai nya sambil membenamkan sebelah tangannya kedalam saku celana jens nya. Berjalan pelan menuju sofa yang tak jauh dari sana dan menghempaskan dirinya disana.

"Kemana aja loe?" Tanya Ando.

"Cari angin." Balas Algi sekenanya saja.

"Kenapa nggak nungguin gue dateng bego!"

"Emang harus ya gue tungguin? Males banget gue nungguin loe." Balas Algi lagi.

"Eh, sesama manusia bego! Bisa tenang dikit nggak?" Tanya Kim menengahi.

"ENGGAK!" Balas mereka berdua serempak.

Kim mendengus kesal dengan tingkah mereka berdua yang sangat ingin Kim tabok, "sekarang loe berdua keluar!" Tegas Kim sambil menunjuk pintu.

"Gue kan baru nyampe? Masa harus pergi lagi?" Protes Ando disebelah nya.

"Loe nggak guna buat gue disini, mending loe keluar."

"Tapi Kim, gue juga mau liat keadaan loe kek gimana." Protes Ando lagi.

"Loe udah liat kan gue kayak gimana, udah mending loe keluar. Buruan!"

Wajah Ando seketika cemberut, sedangkan Algi tidak banyak berekspresi dan mengekor dibelakang Ando. Dengan satu tangan terbenam didalam saku celananya.

"Algi tunggu bentar." Ucap Kim sesaat membuat Ando menghentikan langkahnya.

"Tuh kan, kalo Algi ditahan. Lah gue? Malah disuruh pergi lagi." Rajuk Ando.

"Udah sana pergi loe! Gue cuma lagi ada perlu sama Algi, bukan sama loe tuyul!" Jelas Kim.

Ando kembali berjalan keluar dari sana. Dan menyisakan mereka berdua. Algi sudah berdiri disamping tempat dirinya berbaring.

"Nih, makasih." Ucap Kim sambil menyodorkan ponsel yang semula tergeletak diatas nakas.

"Bukannya loe tadi bilang bosen?" Balas Algi datar.

"Bosen gue udah hilang, gara-gara tuh curut dateng."

"Oh gitu."

"Hmm."

"Gue keluar." Ujar Algi sebelum pergi meninggalkan ruangan Kim.

"Iya." Balas Kim.

*****

Tepat pukul tiga sore, Kim baru terbangun. Pertama yang Kim lihat yakni kehadiran Rendra dan Ratna. Kim tersenyum kecut saat melihat mereka hadir disana.

"Kamu sudah bangun Kim?" Tanya Ratna.

"Hmm." Balas Kim malas.

"Ayah khawatir dengan keadan kamu. Gimana sekarang? Udah mendingan?" Tanya Rendra.

"Hmm." Balas Kim lagi.

Kim mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar rawatnya. Berharap Ando dan Algi masih berada dibalik pintu sana. Dan berharap mereka masuk kedalam ruangan ini.

"Yah, Ando sama Algi mana?" Tanya Kim untuk yang pertama kalinya.

"Oh, mereka ada diluar. Katanya nggak dibolehin masuk sama kamu." Balas Rendra yang masih berada disamping tempat dirinya berbaring.

"Kim mau diluar sama mereka Yah." Pinta Kim.

"Kamu kan belum sembuh total, jadi biar Ayah yang memanggil mereka ke sini aja yah?" Tawar Rendra.

Kim hanya mengangguki ucapan Rendra. Karena Kim tahu seberapa besar rasa sayang Rendra pada dirinya, walaupun bukan anak kandungnya. Kim terdiam sambil terus memperhatikan jarum jam yang terus berputar sesuai rotasinya.

"Akhirnya gue bisa masuk juga." Celetuk Ando saat setelah memasuki ruangan.

"Ayah sama Bunda keluar sebentar ya. Ando, Algi tolong jaga Kim dulu ya." Ujar Rendra.

"Siap Yah, Kim akan selalu kita jaga dengan sepenuh hati dan segenap jiwa kita." Seru Ando sedramatis mungkin.

"Lebay loe!" Gerutu Kim.

"Biarin gue lebay, yang penting tetap tampan. Iya gak?" Seru Ando lagi dengan tampang percaya dirinya yang melebihi batas normal.

"Idih! Geli gue denger loe ngoceh!" Timpal Kim yang langsung disambut kekehan kecil Ando.

Ando gemas dengan sikap Kim yang menurutnya seperti anak-anak. Ando akhirnya mengacak puncak kepala Kim gemas.

"Apaan sih loe! Gak usah pegang-pegang gue, nanti jeleknya nular." Cercah Kim kesal sambil terus menjauhkan tangan Ando dari kepalanya.

"Jadi makin gemes deh sama loe. Pengen gue cium tuh bibir biar diem." Ujar Ando dengan menampilkan senyum remeh.

"Loe pikir gue cewek apaan? Maen cium-cium aja!"

"Oh loe cewek ya? Gue pikir loe cowok." Gelak tawa Ando mulai pecah.

Kim hanya bisa merenggut kesal. Melihat sahabatnya yang selalu menggoda dirinya. Sedangkan Algi hanya bisa menyaksikan kedua sahabat itu saling memaki, saling mengatakan hal-hal yang receh.

"Move on Algi! Kim gak bakal mau sama loe! Dia lebih bahagia bersama sahabatnya, Ando. Bukan loe." Batin Algi menguatkan.

*****

Ehem, ehem...

Gimana? Seru?

Tunggu kelanjutannya ya guys...

See you next part...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian...

Votment selalu aku tunggu...