Chereads / Aku, Kamu & Mimpi / Chapter 11 - 10. Gue Baper? Oh My God!

Chapter 11 - 10. Gue Baper? Oh My God!

"Untuk pertama kalinya gue bisa sedekat ini sama loe. Gue ingin semua ini nggak berakhir secepat mungkin."

-Algi Revalgi-

Happy reading!!!

*****

"KIM! BANGUN! INI UDAH JAM 7 LEBIH!" Teriak Bunda dari luar pintu kamar Kim.

Kim yang baru setengah sadar, mulai mencari ponselnya ditepi nakas. Dan jam menunjukan pukul 7.45 pagi. Kim terlompat kaget dan lansung ngacir ke kamar mandi.

*****

Pagi yang begitu sial. Setiap pagi Kim selalu telat masuk sekolah. Entah apa yang gadis ini lakukan pada malam hari, hingga terus-terusan terlambat. Guru BK juga sangat bosan, harus menangani gadis model Kim ini. Bisanya merepotkan saja!

"Kenapa kamu telat lagi Kimberly?" Tanya pak Anton.

"Hehehe. Semalam begadang pak!" Balas Kim sambil cengengesan tidak jelas.

"Ngapain kamu begadang?"

"Liat bola pak." Dengan tanpa dosanya Kim mengatakan hal seperti itu.

"Masyaalah! Kim, kamu ini udah berapa kali diingatkan untuk tidak telat. Masih saja begini." Keluh pak Anton.

"Ya mana saya tau pak, kalo saya mau telat." Jawab Kim dengan polosnya.

"Polos-polos geh ngeselin kamu mah!"

Kim tak merespon apapun. Dia hanya duduk santai sambil terus memainkan kakinya. Kim merasa sangat tidak bersalah. Padahal dia sudah berkali-kali melakukan hal serupa. Tapi anehnya, dia malah keseringan. Dan sekarang, dia terlihat betah didalam ruangan BK yang menurut para siswa siswi disini itu merupakan ruangan paling horor setelah ruangan Pak Supriyo.

"Ya sudah, sana kamu masuk. Bapak lagi nggak mau ngasih kamu hukuman. Tapi besok bapak nggak mau tau kamu ada lagi di ruangan ini." Tegur pak Anton setegas mungkin.

"Insyaallah, siap." Balas Kim lalu pergi meninggalkan ruangan.

*****

Kim duduk dibangku miliknya. Tak lama setelah itu, ada sebuah tangan yang terjulur sambil menyodorkan susu kemasan kepada Kim. Kim mendongak, menatap lansung orang yang memberikan susu kemasan itu.

"Apa?" Tanya Algi, "gak perlu banyak mikir, nih minum. Bel istirahat pertama gue tunggu didepan ruangan OSIS. Inget nggak pake ngaret!" Tambah Algi lantas pergi setelah meletakkan susu kemasan itu ketangan Kim.

"Itu serius si Algi?" Tanya Trias yang tiba-tiba duduk disamping Kim.

"Gue juga nggak yakin tadi itu si Algi. Sikapnya beda banget." Jawab Kim yang masih menatap kepergiannya.

"Kim, pipi loe kok merah gitu? Jangan-jangan-"

"Jangan-jangan apa?" Tanya Kim memotong.

"Jangan-jangan loe baper tadi!"

"Anjirr! Gue baper? Oh my god!" Batin Kim sambil mengusap pipinya yang mulai memanas.

"Kim? Loe beneran baper gara-gara Algi tadi?" Tanya Trias meyakinkan.

"Eh! Enggak lah. Ngapain gue baper cuma gara-gara gituan." Elak Kim.

"Syukurlah kalo gitu." Ucap Trias sambil mengelus dadanya.

"Hah? Maksud loe?" Kim mulai bingung dengan sikap Trias yang mulai berubah sikapnya.

"E-enggak kok nggak apa-apa." Balas Trias gugup.

Kim mulai curiga dengan sikap Trias akhir-akhir ini. Trias sering terlihat aneh, seperti tiba-tiba hilang entah kemana. Dan sekarang Kim dan Trias juga jarang bersama. Kim bingung dengannya sekarang, apakah ada yang Trias sembunyikan darinya? Apakah Trias menyukai Algi? Ah! Kim mulai tidak minat untuk memikirkan sesuatu yang menurutnya tidak berguna.

Jam pertama sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu. Namun belum ada satu guru pun yang masuk hanya sekedar menanyakan daftar hadir. Kim mulai bosan dan bangkit dari duduknya.

"Loe mau kemana?" Tanya Trias yang memang tengah mencatat sesuatu di buku.

"Bosen gue di kelas, gue mau ke kantin makan. Loe mau ikut nggak?" Tanya Kim.

"Makasih, gue nggak ikut loe deh Kim. Gue mau nyelesaiin tugas yang belum gue salin."

"Oh, oke. Kalo gitu gue cabut dulu."

Kim berjalan menyusuri koridor. Dan memang sama, suasana setiap kelas sangat tidak tertib. Nampaknya sedang ada rapat dadakan, hingga membuat seluruh muridnya terlantar. Kim berjalan dengan santai nya menuju kantin.

Bruuk...

Kim menabrak seseorang. Kim mulai menggerutu tidak jelas pada orang yang telah menabraknya. Saat Kim mendongak kan wajahnya ke arah orang yang dia tabrak.

"Loe tuh kalo jalan pake mata dong maen tabrak aja!" Kim mulai mencak-mencak tidak jelas tanpa menatap orangnya.

"Gue rasa kalo jalan tuh bukan pake mata, tapi pake kaki." Balasnya.

"Loe tuh ya!-"

"Apa? Mau marah ke gue? Sok marah, gue nggak keberatan."

"Kenapa juga harus nih orang? Ya ampun! Sesempitkah dunia ini? Sampe-sampe gue tiap hari ketemu terus sama nih orang!" Batin Kim sambil terus menggerutu.

"Woy! Malah bengong!"

"Terserah gue!" Celetuk Kim dan pergi begitu saja.

"LOE MAU KEMANA?" Teriak Algi.

"BUKAN URUSAN LOE!" Jawab Kim sambil menjulurkan lidahnya.

*****

Kim yang masih duduk manis di kursi kantin sambil memainkan ponselnya. Sudah hampir satu jam Kim duduk sendiri bertemakan ponselnya itu. Hingga datanglah seseorang yang langsung duduk dihadapan Kim.

Kim mendongak perlahan. Memperhatikan setiap jengkal orang yang tengah duduk dihadapan nya itu sambil meletakan setumpuk kertas dan beberapa buku yang cukup tebal. Kim menyernyitkan dahinya. Menandakan bahwa dia tengah bingung menanyakan apa maksud yang Algi bawa ini.

"Apa? Kok natap gue kek gitu banget? Kaget apa bingung sama semua ini?" Tanya Algi.

Kim tak merespon apapun. Dia hanya terus memperhatikan tumpukan kertas dan buku yang menggunung dihadapan nya.

"Gue udah nunggu loe di ruangan, tapi loe nggak dateng-dateng. Terus gue nanya sama Trias, katanya loe ada dikantin. Dan gue langsung ke sini sambil membawa kertas latihan soal olimpiade sama beberapa buku yang mungkin bisa membantu." Jelas Algi panjang lebar.

Kim masih tidak bereaksi apapun. Dia hanya terfokus pada kertas dan buku yang ada didepan nya. Menurut Kim, ocehan Algi ini sangatlah tidak berguna. Hanya ocehan-ocehan klasik.

"Loe bisu? Atau tuli sih? Nggak denger gue ngomong apa?" Tanya Algi lagi yang mulai kesal dibuat Kim karena dia tidak merespon apapun yang Algi katakan.

"Gue denger kok yang loe omongin. Nggak usah ngata-ngatain kek gitu." Timpal Kim mulai gemas dengan Algi.

"Terus?"

"Terus ini semua harus dikerjain sekarang?" Tanya Kim dengan polosnya.

"Ya enggak bego! Emang loe kuat ngerjain soal segitu banyaknya? Bisa-bisa loe keracunan, gara-gara kebanyakan ngerjain soal." Remeh Algi.

"Gue sanggup kok kalo hari ini harus selesai. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Nggak pake pembahasan."

"Kalo nggak pake pembahasan, mau pake apa ngerjain nya bego?"

"Nggak usah bilang bego ke gue, kalo loe nya aja lebih bego dari gue!" Kim mulai sedikit naik pitam.

"Iya udah iya sayang!"

"Apa katanya tadi? 'Sayang'? Iih, najis! Amit-amit!" Batin Kim.

"Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Haduh! Susah ya kalo ngomong sama cewek yang agak tulalit."

"Oh, itu. Ya ngerjain nya pake logika."

"Maksud loe?"

"Menghitung, memasukkan rumus, dan menyelesaikan semuanya tanpa menggunakan bantuan coret-coretan." Ungkap Kim jelas dan gamblang.

"Emang loe bisa?"

"Gue udah dari kelas 1 SD belajar kayak gituan. Jadi udah biasa."

"Terus gimana sama gue?" Tanya Algi yang masih bingung.

"Ya kalo itu sih terserah loe. Mau pake cara gue, atau pake cara manual." Sergah Kim.

"Ya udah lah, gue mah ngalir aja." Ujar Algi dan mulai membuka kertas pertama.

*****

Hai-hai...

Gimana sama part ini? Maaf ya agak lama buat repost...wkwk...

Mungkin dipart-part sekarang banyak sin Kim sama Algi...

Yang kangen sama Ando sambar ya...hehehe...

Vote'n comment selalu aku tunggu ya...

Salam

@enihnindi