Chereads / AKU TERGODA (21+) / Chapter 38 - Bertamu Malam

Chapter 38 - Bertamu Malam

(VOC LITA)

Aku yakin pasti Leo tidak akan pulang malam ini, tapi aku sungguh takut kalau berada didalam rumah sendirian, bagaimana ini? aku bingung. Tidak mungkin kan kalau aku minta Alex untuk menginap di rumah.

"Tidurlah kalau kau lelah.. nanti akan aku bangunkan jika dia sudah datang" ucap Alex seolah menghiburku, padahal mungkin dia sudah tahu jawabannya sendiri, kalau suamiku tidak akan pulang kerumah malam ini.

"Hem" jawabku malas sambil melirik kearahnya yang fokus menatap nanar ke arah rumah ku.

Ku coba memeriksa ponselku berharap ada kabar darinya kalau ia tidak akan pulang malam ini, namun hasilnya nihil, tak ada satu chat pun yang masuk, bahkan sejak tadi siang mas Leo tidak berusaha bertanya tentang keadaanku.

Padahal mas Leo tahu betul aku penakut dan aku paling tidak suka berada dirumah sendirian, kenapa mas Leo malah sengaja gak pulang begini.

Dua puluh menit sudah berlalu, mataku semakin terasa berat untuk tetap terjaga, aku kelelahan dan sangat mengantuk.

Aku berusaha untuk tetap terjaga namun sepertinya aku tak sanggup lagi.

***

(Author)

Lita menutup matanya dan pulas seketika. Alex tetap sabar menunggu suami Lita pulang, sejujurnya ia ingin langsung membawa Lita ke Apartemennya, tapi ia putuskan untuk menunggu sampai jam dua belas.

Jam digital sudah menujukkan waktu setengah satu dini hari, tapi suami Lita masih belum pulang juga.

Alex menatap Lita yang sudah pulas tertidur, percuma juga jika membangunkannya, dia tetap tidak akan masuk kedalam rumahnya sendiri karena takut.

Akhirnya Alex memutuskan menyalakan mobil dan melajukannya menjauh dari rumah Lita.

Seperti siang tadi, dalam perjalanan Alex hanya ditemani celotehan pemandu radio dan menikmati lantunan lagu yang disuguhkan mereka.

Alex menghubungi seseorang di ujung telepon menggunakan earphone bluetooth.

***

Dering telepon menggema dikamar Angel, bukan suara alarm yang membuyarkan mimpinya, melainkan suara panggilan telepon dari adik bengalnya yang hampir tidak pernah menghubunginya lebih dulu.

"Uuuh siapa sih malam-malam begini  telepon" gerutu Angel kesal dengan mata yang masih berat untuk dibuka tangannya sibuk meraba ponsel yang ia letakkan diatas nakas.

Mata Angel tegar seketika melihat nama yang tertera disana "halo ada apa?! Apa terjadi sesuatu padamu?!" Ucap Angel panik takut terjadi sesuatu pada Alex.

'Tenanglah.. tidak terjadi apa-apa padaku..' jawab Alex diseberang sana.

Angel menghembuskan nafasnya lega "syukurlah.. kukira ada apa malam-malam begini telepon, bikin kaget saja"

'Jangan tidur lagi.. turun keruang tamu tunggu aku disana' perintah Alex.

"Kau pulang kerumahmu sendiri kenapa minta ditungguin di bawah sih.. aku ngantuk.. kalau kau mau tidur langsung saja masuk kedalam kamarmu sendiri" omel Angel.

'Lita akan menginap dikamarmu sekarang!' Seru Alex.

"A-apa?! Lita?!" Angel mengulang ucapannya memastikan hal yang baru saja didengarnya.

'Iya Lita akan tidur dikamarmu, sekarang dia ada bersama denganku, kalau ingin banyak tanya besok saja, kasian dia kelelahan' terang Alex.

"K-kenapa Lita bisa ada bersama denganmu?" Tanya Angel.

'Sudah ku bilang jangan banyak tanya.. besok saja aku jelaskan' ucap Alex seraya menutup sambungan teleponnya.

"Kyaa.. kebiasaan.. orang mau ngomong malah di tutup.. Dasar!" Kesal Angel melempar pelan selularnya ke atas nakas.

Angel langsung bergegas turun kebawah sesuai perintah Alex.

***

Mobil sport Hitam itu akhirnya tiba masuk kedalam melewati gerbang coklat setinggi tiga meter yang baru saja dibuka oleh scurity yang menjaga rumah besar itu.

Alex memarkir apik mobilnya masuk kedalam garasi.

"Lit... Lita.. bangun.." ucap Alex sambil mengelus pipi Lita.

Si empunya pipi menggeliat merespon panggilan suara lelaki yang membuyarkan mimpinya, alisnya bertaut berusaha membuka kelopak mata yang masih sulit dibuka.

Sekali lagi Lita menggeliat dan mengucek sebagian matanya "apa suamiku sudah pulang?" Tanyanya ketika matanya sepenuhnya memandang wajah tampan lelaki yang baru saja memanggil namanya.

Alex menggeleng "belum.. sepertinya dia enggak akan pulang.. jadi aku mebawamu kesini.." jelas Alex sambil menyelipkan helain rambut Lita ke belakang telinga wanita itu.

"Hm..? Ini dimana?" Tanya Lita matanya mengamati sekitar, bukan tembok gedung yang ia lihat, melainkan mobil lain yang terparkir apik disebelah mobil yang masih ia tumpangi, dan beberapa pohon yang menghiasi lahan yang seperti taman didalam rumah.

"Ini dirumahku.. kamu akan tidur bersama Angel malam ini jika kau takut tidur di kamar tamu.." terang Alex seraya membukakan safetybelt yang mengait Lita.

"Kau cerita pada Kak Angel?"

Alex tersenyum "jangan khawatir.. aku belum cerita apapun padanya" ucap Alex sambil mencubit pelan ujung hidung wanita yang terlihat panik itu.

"Turunlah.. sudah larut.. kita harus bangun pagi untuk kerja besok.." ucap Alex seraya membuka pintu mobil dan turun dari sana.

Lita menarik nafas berusaha menenangkan hati dan fikirannya.. tentu saja mempersiapkan jawaban yang akan ditanya Angel nanti.

Alex membukakan pintu mobil untuknya, setelah lelaki itu turun ia mengamati lita yang terlihat khawatir didalam mobil, jadi ia putuskan untuk membuka pintu mobil itu.

"Jangan gugup.. Angel sahabatmu kan! Wajar kalau kau datang untuk menginap disini, dia juga pernah kan menginap dirumahmu.." ucap Alex berusaha menenagkan Lita.

"Iya.. aku gugup karena aku datang kesini bersama dengan mu, ditambah baju kita yang samaan begini.. aku bingung nanti harus jawab apa" terang Lita.

"Alah.. santai saja.. kita katakan saja yang sebenarnya" ucap Alex seraya meraih tangan Lita untuk di tuntunnya, namun Lita menarik tangannya enggan di genggam Alex.

Lita menggeleng samar sambil menekuk mulutnya "jalan duluan.. biar aku mengikutimu dari belakang.. dan ingat! jangan bicara macam-macam.." perintah Lita.

Alex tau apa maksud Lita, ia menghembus nafas malas "oke.." ucapnya seraya jalan memimpin didepan wanita yang tengah gugup.

Alex membuka salah satu daun pintu bercat dark brown yang ada dihadapannya kemudian segera masuk kedalam rumah besar itu disusul Lita yang membuntut dibelakangnya.

"Lita..!" Pekik Angel ketika melihat dua orang itu masuk kedalam ruang tamu besar tempatnya menunggu. Angel berlari kecil menghampiri Lita kemudian memeluknya.

"Ka Angel..!" Sambut Lita memeluk Angel juga.

"Oke.. aku enggak akan bertanya apapun saat ini" ucap Angel seraya melepas pelukannya setelah melirik kearah Alex "jadi.. lebih baik sekarang kita masuk kekamarku saja.. kita harus istirahat dan tidur" lanjutnya.

"He-em" angguk Lita ikut kata Angel.

"Yaudah yuk.." ajak Angel sambil jalan merangkul Lita, ia sadar kalau wanita yang ada disebelahnya pasti baru mengalami hal yang tidak mengenakan.

Angel sedikit merasa bersalah, ia belum bertanya kabar Lita tentang hal yang kemarin. tapi melihatnya sekarang ada disini pasti apa yang pernah diceritakan Alex benar terjadi.

Angel membuka daun pintu kamarnya yang berwarna peach. Kemudian masuk bersama Lita kedalam kamar Luas yang berpadu warna putih dan peach favoritnya.

Angel mengambil pijama untuk Lita dari dalam lemari "pakai ini.. dan bersih-bersih lah di sana" ucap Angel penuh perhatian sambil memberikan pijama dan handuk serta menunjuk kearah kamar mandi yang menyatu dengan kamar nya.

Lita mengangguk dan langsung masuk kedalam kamar mandi sesuai ucapan Angel.

Angel keluar dari dalam kamarnya, berjalan menuju kamar Alex yang ada disebelah kamarnya, Angel membuka  setengah daun pintu berwarna hitam pekat itu dengan mudah, karena tidak dikunci Alex.

Si lelaki pemilik kamar itu sedang bertelanjang dada menampilkan struktur otot tubuhnya yang sempurna karena baru saja menanggalkan kaos putih yang sama seperti dikenakan Lita.

"To the point saja.. kau bolos karena Lita huh?!" Tanya Angel sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada berdiri di ambang pintu.

"Ku bilang akan menjelaskannya nanti... aku lelah hari ini" jawab Alex santai sambil berjalan ke dalam kamar mandi.

Angel berdecak "ya.. ya.. ya.. oke tuan nyebelin" jawab Angel setelah ditinggalkan Alex yang secara santai masuk kedalam kamar mandi begitu saja.

Hatinya semakin penasaran ingin tahu, dan dia bukanlah wanita yang bisa menahan hasrat keingin tahuannya.

Angel masuk kedalam kamarnya lagi sambil membawa nampan yang berisi teh hangat serta satu gelas air putih, karena setelah ia dari kamar Alex, Angel turun menuju dapur.

Ia mendapati Lita yang sudah rapih memakai pijama berstripe pink abu-abu duduk disalah satu sofa kamarnya.

"Ini ku buatkan teh.. minumlah.." ucap Angel sambil meletakkan nampan yang ia bawa keatas meja.

"Terimakasih ka.. maaf.. aku jadi ngerepotin kaka malam-malam begini" ujar Lita.

"Gak usah sungkan.. aku juga pernahkan ngerepotin kamu kayak gini.." kekeh Angel mengingat waktu ia kabur dari rumah selama tiga hari dan menginap dirumah Lita.

Angel menjatuhkan bokongnya duduk disamping Lita "jujur aku punya banyak pertanyaan padamu saat ini.. tapi aku akan bersabar untuk mendengar penjelasanmu saat kamu sudah siap" jelas Angel to the point.

Lita tahu benar watak wanita disampingnya ini, mereka memang sudah biasa berbagi keluh kesah dan saling curhat satu sama lain, walaupun biasanya paling sering Angel yang menceritakan masalah keluarganya, ini pertama kalinya Lita harus berbagi kisah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

***

Di jam yang sama.

Indah meletakkan kepalanya diatas dada bidang Leo, ia memeluk manja tubuh lelaki yang ingin dimilikinya itu, nafas mereka tersenggal setelah lelah bercinta.

Terhitung dua kali bagi  Leo memuncratkan spermanya kedalam rahim wanita yang tengah kelelahan rebah didalam pelukannya.

Sedangkan bekali-kali bagi Indah ia merasakan nikmat klimaks membuncah keluar karena hujaman penis kekar Leo.

"Ndah.. aku ingin tahu tentang Putri.. kenapa suamimu bilang kalau Putri adalah keponakannya" tanya Leo sambil memandang nanar ke atap kamar sambil tangannya membelai lembut rambut panjang Indah.

Indah mendongak menatap wajah lelaki yang tengah memeluknya, Indah menarik nafas dalam "yah benar... Putri anak dari almarhum kakaknya Dimas.."

Leo terkejut dengan pengakuan Indah "kau.. berselingkuh dengan kakak suamimu?!" Tanya Leo bangun dari rebahnya.

Indah menggeleng "tidak.. aku tidak berselingkuh.." melas Indah meratapi masa lalunya.

Indah mulai bercerita tentang masa lalunya saat di bangku kuliah dan pertemuannya dengan Dimas serta Angga (kakak Dimas)

***

Flash Back ( Indah dan Dimas )

(Author)

Tujuh tahun yang lalu, pertemuan pertama Indah dan Dimas ketika mereka berdua menjadi mahasiswa baru di salah satu universitas di Jakarta.

Indah dan Dimas berada dalam satu fakultas dan satu jurusan oleh karena itu mereka menjadi teman akrab semasa kuliah.

Hanya sekedar setatus pertemanan diantara mereka, karena pada saat itu  Dimas terkenal sebagai seorang playboy, sedangkan Indah tentu saja masih seorang gadis polos yang belum mengerti bagaimana jatuh cinta.

Setiap ada lelaki yang mendekat atau mencoba menyatakan cinta padanya selalu berubah haluan, karena merasa ciut akan kehadiran Dimas disamping Indah.

Bukan maksud Dimas untuk menghalangi para pria pengagum Indah, hanya saja memang Indah yang selalu menolak jika di dekati oleh mereka.

Siapa sangka jika Indah menyimpan perasaan dalam pada satu orang lelaki, orang yang ternyata adalah kakak dari sahabatnya.

Indah bukan perempuan yang agresif, dia hanya gadis belia yang pemalu untuk menyadari perasaannya, apa lagi perasaan yang ia rasakan untuk Angga kating nya saat di kampus sekaligus kakak dari sahabatnya.

Siapa yang tak kenal kating setampan Angga, bahkan ketampanannya sudah menjadi buah bibir para gadis diseluruh kampus.

Angga berbeda tiga ratus enam puluh derajat dengan Dimas yang terkenal sebagai playboy karena karismanya, Angga hanya lelaki tampan yang selalu bersikap dingin didepan para perempuan.

Bukan karena Angga yang tidak tertarik dengan perempuan, hanya saja Angga adalah tipe anak yang sangat berbakti pada orang tua, tujuannya hanya lulus kuliah dengan nilai sempurna agar menjadi kebanggaan orang tuanya.

Indah yang hanya hidup selalu berdua dengan orang tua tunggal juga berharap bisa menjadi kebanggaan ibunya, menuntut ilmu dengan benar sampai lulus kuliah dengan nilai bagus demi mempertahankan beasiswanya itu lah tujuan hidup Indah, makanya ia tak pernah sekalipun mencoba untuk jatuh cinta apalagi berpacaran dengan lelaki.

Menurut Indah itu hanya akan membuyarkan konsentrasinya saat belajar.

Dimas tahu benar sifat Indah, meskipun sebenarnya Dimas menyimpan rasa pada Indah sekalipun, ia tak pernah berani mengungkapkannya, lebih baik ia menjadi sahabat Indah dan tetap bisa berada disamping Indah dibandingkan dia menyatakan cinta lalu ditolak dan Indah menjauhinya.

Namun takdir berkata lain pada mereka bertiga, Indah yang selalu takut untuk jatuh cinta dan Angga yang tak pernah mau jatuh Cinta akhirnya dipertemukan oleh Dimas yang selalu memendam cintanya pada Indah.

Semester demi semester berlalu tahun pun berganti, kating tampan pujaan Indah lulus dengan nilai tertiggi di univesitas.

Tibalah Indah mulai mencari perkantoran untuk melengkapi tugas kuliah sebagai karyawan magang.

Siapa sangka kantor tempatnya magang dipimpin oleh kating tampan yang juga kakak dari sahabat dekatnya, bahkan Indah tidak tahu kalau ternyata teman satu jurusannya yang selalu ada disampingnya termasuk anak orang berada.

Walaupun Angga masih dalam tahap awal sebagai wakil direktur dikantornya ia akan dijadikan penerus ayahnya suatu saat nanti.

Hati polos Indah tentu senang bukan kepalang bisa menatap lelaki tampan yang sempat menghilang dari pandangannya kini melengkapi harinya lagi.

Siapa sangka juga Angga yang ternyata sejak dikenalkan Dimas dengan Indah sempat tertarik dengan wanita pemalu itu.

"Kamu pulang dijemput Dimas, Ndah?" Tanya Angga yang saat ini duduk di bangku kebanggaannya sambil meneliti berkas yang baru saja di berikan Indah.

"Huh?" Hati Indah berdegup tak karuan hanya dengan satu pertanyaan dari sang atasan, baru kali ini Angga membuka suaranya untuk Indah, padahal saat waktu menjadi mahasiswa dulu hanya senyum saja yang terlontar dari bibir Angga tanpa ada kata basa basi untuk bertegur sapa.

"Saya pulang sendiri pak.." jawab Indah gugup.

"Kenapa pulang sendiri?" Tanya Angga heran.

"Ya.. memang saya biasa pulang sendiri, selama magang saya jarang bertemu Dimas, lagian enggak ada alasan untuk Dimas jemput saya"

"Loh.. bukannya kalian pacaran?" Tanya Angga memastikan.

"Enggak... enggak kok.. kita cuma teman sama sekali enggak pacaran" balas Indah dengan gelengan cepat, mebenarkan kesalah fahaman yang sempat diduga Angga.

"Ah maaf.. saya fikir selama ini kamu pacaran dengan Dimas.." ucap Angga tersenyum simpul, hatinya lega bisa dibilang senang mendengar jawaban Indah.

Indah menggeleng lembut memastikan jawabannya lagi, sambil tersenyum manis.

"Kalau kamu pulang sendiri... mau saya antar?" Ucap Angga malu-malu sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

Indah sebagai perempuan yang memang sudah lama memendam perasaan pada sang bos pastinya senang bukan main ditawari pulang bareng.

Tanpa berfikir dua kali Indah mengangguk malu "iya pak.." sambil melepas senyum manisnya.