Chereads / AKU TERGODA (21+) / Chapter 10 - GGS

Chapter 10 - GGS

Jarum jam yang lebih pendek berada ditengah angka sembilan dan sepuluh sedangkan jarum panjangnya berada di angka lima "sembilan dua lima" gerutu wanita berambut panjang terurai sedikit bergelombang karena ulah alat keriting rambut yang digunakannya tadi pagi dirumah sebelum berangkat kerja.

Warna rambutnya Dark coklat alami tanpa pewarna berkilau indah melengkapi kecantikannya yang belasteran itu, Angel yang sedari tadi gelisah menunggu kehadiran adik nakalnya dikantor, berulang-ulang menatap jam tangan yang melingkar di tangan kirinya "oh astaga! sumpah nih anak dimana sih!? jam segini belum sampai juga dikantor" gumamnya dengan nada dongkol sambil mengunci dua arah giginya.

Angel berusaha sesabar mungkin tidak menelpon Adiknya yang super menyebalkan itu, karena pasti hanya menguras tenaga ditenggorokannya saja jika karus mengomel nanti. Alhasil hanya chat whatsapp saja yang ia kirim ke Alex "ah iya! mungkin masih dijalan mengendarai mobil jadi dia gak balas chat ku" gerutunya mencoba berfikir sepositif mungkin.

Kali ini telpon selularnya yang ia pandangi masih menunggu balasan chat dari adiknya, tanpa sadar wanita cantik yang sedang duduk gelisah itu menggigit-gigit ujung jari jempol kanannya saking gugup dan cemas.

"Angel!" sapa tegas lelaki tampan paruh baya yang kini berdiri didepan meja kerjanya yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik wanita cantik itu.

Angel membelalakan matanya karena kaget "ah iya pah, eh-pak" jawabnya kikuk segera beranjak dari duduknya. Ya lelaki tersebut adalah Presiden Direktur Perusahaannya sekaligus ayah kandungnya.

Namun karena ketegasan Jefry yang tidak ingin memanfaatkan kekuasaannya diperusahaan tersebut tidak serta merta memberikan posisi yang langsung tinggi untuk anak-anaknya. Lelaki tampan paruh baya itu sengaja membiarkan anaknya bekerja dari bawah dulu, sebagai pengalaman dan pelajaran secara langsung untuk mengetahui cara kerja perusahaannya. Angel pun menghormati keputusan ayahnya yang menjadi panutannya dan menghormati beliau seperti karyawan lain dikantor.

"keruangan saya sebentar" pintanya tegas, langsung berjalan menuju ruang kerjanya, disusul Angel yang mengikuti dibelakangnya. Masuklah dua orang itu kedalam ruangan yang lebih privat dan luas, bertengger kursi dan meja kerja yang besar di depan mata, serta sofa dan meja yang terpisah didepan meja kerja itu, diperuntukkan tamu yang berkunjung.

"dimana Alex?! kenapa jam segini belum datang?!" tanyanya yang kini sudah duduk di sofa panjang itu.

"i-itu pak, dia masih dijalan, jalannya macet katanya" jawab wanita bermata coklat itu gugup, matanya bergetar karena berbohong membela adiknya yang sedang berulah lagi.

"masih belum berubah juga anak itu, kamu tidak perlu membelanya terus, papah tahu kamu sedang bohong"

"pah! tahu sendirikan! Alex kalo bangun tidur itu siang, jadi tolong hari pertama ini dimaklumkan ya pah, please!" rengeknya membujuk ayahnya, sambil menggenggam tangan ayahnya yang kini duduk tepat disampingnya. Memohon pembelaan untuk adiknya si pembuat onar.

Meski Alex adik yang sangat nakal, tapi Angel selalu membela dan menyayanginya walaupun sudah sedewasa itu, ikatan persaudaraan mereka begitu lekat.

"kamu selalu saja membela si berandal itu" tegas ayahnya lagi, karena sikap Angel yang terus memanjakan adik bengalnya.

"kalau bukan aku, siapa lagi?" ucap Angel melas, wajahnya berubah sendu.

Mengenang Almarhumah ibunya, yang meninggal karena penyakit kanker yang diderita saat Alex kelas 3 SMP dan Angel baru masuk bangku kuliah. Dulu Alex adalah anak yang penurut dan patuh pada kedua orang tuanya, bahkan sangat patuh pada Ayahnya yang saat ini dibencinya,

Alex sangat menyayangi ibunya.

Setelah kepergian Ibunya, Alex yang semakin dewasa, bahkan sudah masuk bangku SMA, mulai menjadi sosok pemberontak, karena tidak ada panutan sosok Ibu yang perhatian padanya lagi, tidak ada yang membimbingnga untuk patuh kepada orang tua, ayahnya bahkan semakin menyibukkan dirinya dikantor karena pekerjaan.

Hanya Angel satu-satunya tempat curahan hatinya dikala rindu mendiang ibunda tercinta, Namun apa daya Angel hanya sosok kakak, bukan orang tua yang bisa mengekang adiknya yang sedang masa puberitas. Terlebih setelah dua tahun kepergian ibunya, Alex memergoki Ayahnya sedang bercinta dengan wanita, Alex sangat murka dan membenci ayahnya, menurutnya ayahnya telah berhianat pada ibunya dan tidak mencintai wanita yang sudah tiada itu.

Apalah daya Jefry hanya seorang manusia biasa, lelaki sehat yang masih gagah, dia membutuhkan sosok wanita lain disisinya yang mampu mengisi ruang kosong dihatinya, menyembuhkan rasa sakitnya akibat kerinduannya, dan menghilangkan lelah ketika sampai dirumah.

"suruh dia keruangan papah kalau sudah datang" hati Jefry melunak, dibelainya lembut wajah putrinya yang ternyata kini sudah sangat dewasa.

Angel membalas dengan anggukan antusias dihiasi senyum sumringah "oke bos oke!" ucapnya kegirangan sambil membentuk huruf O dengan jari telunjuk dan jempol tangannya, dan memberikan kedipan mata genit ke ayah tersayangnya itu kemudian berlalu pergi keluar meninggalkan ruangan bos besarnya. Jefry bukan ayah yang membenci anaknya sendiri, bahkan lelaki paruh baya tampan itu sadar diri akan tindakannya yang menyebabkan putra satu satunya itu sangat benci dirinya dan memberontak seperti itu.

tring! tring! suara notivication chat whatsapp masuk

"kemarin, ka Angel bilang, aku harus minta maaf ke perempuan itu dan anak-anak toko disana, aku lagi dijalan mau ke toko"

ketik Alex sambil berjalan menuju parkiran mobilnya.

"hei kamu wajib kekantor dulu, absen disini" balas Angel yang sudah duduk dikursi kerjanya.

"gak, aku gak akan kekantor, aku bersedia bekerja, tapi tidak untuk ke kantor, aku akan handle dan langsung ke toko setiap harinya" kekeh Alex dengan entengnya membuat peraturan kerja sendiri.

"dasar pembuat onar! mana ada aturan kerja seperti itu, wajib absen disini, setelahnya terserah kamu mau kunjungan ke toko manapun, cepat datang kesini! atau kamu benar-benar akan jadi sales ditoko itu" ancam wanita yang sedari tadi tanpa sadar menarik-narik ujung rambutnya sambil mengetik chat itu, dengan wajah yang sudah merah seperti buah tomat karena menahan emosi.

"ka please! untuk hari ini saja, aku benar benar kesiangan, gak mungkin aku mempermalukan diri sendiri dikantor, apa kata karyawan lain, kalau aku terlambat dihari pertama" ketik Alex lagi beralasan, yah setidaknya memang sedikit benar adanya, walaupun alasan sebenarnya, hatinya masih belum siap berhadapan dengan wajah ayahnya yang semakin memuakkan itu.

"oke, hanya untuk hari ini, tidak ada alasan lagi kedepannya, minta maaf dengan benar, kalau tidak! ancaman kaka masih berlaku" ancam wanita cantik itu sambil bersandar di kursi kerjanya, merasa sedikit tenang karena kabar dari adiknya.

Angel segera masuk keruang ayahnya lagi, memberi kabar tentang adiknya karena tidak bisa menemuinya. Walau sedikit kesal karena tindakan putranya yang selalu semena-mena itu, Jefry tetap memakluminya.

Alex melajukan mobil ketempat tujuannya, padahal tempat yang ia tuju dekat dengan Apartemennya, tepat 15 menit perjalanan, akhirnya lelaki tampan yang mengenakan kaos hitam dibalut dengan blazer navy yang warnanya senada dengan celana chinos yang dikenakannya itu kini telah sampai di mall elite di Jakarta Pusat.

Lelaki yang mengenakan sepatu semi boots yang berwarna hitam senada dengan tas tangan kulitnya berjalan bak model tampan penuh pesona masuk kedalam toko, menyapa staff yang bertugas disana, disambut sapaan hangat para staff juga.

"selamat siang pak Alex" sambut hangat seorang lelaki muda yang sebaya dengan Alex tengah berdiri didepan kasir sambil mengulurkan tangannya.

"selamat siang!" balas Alex menjabat uluran tangan lelaki tersebut "siapa staff Leader hari ini?" tanya Alex.

"shift satu saya pak Leadernya, Nama saya Kevin, Supervisor ditoko ini" sahut ramah lelaki yang masih berdiri didepan Alex.

"ah iya! saya sudah lihat profil kamu, jadi kamu kevin! ucap Alex di sambut anggukan kevin "kalau begitu manager kamu hari ini masuk apa?" tanya Alex lagi, yang sejak awal berharap segera bertemu wanita yang membuatnya gusar semalaman.

"oh ka Lita! hari ini shift siang, biasanya dateng jam 2 untuk grooming pak, karena setengah tiga sudah harus pertukaran shift agar yang pagi bisa langsung break pak" jawab Kevin yang masih kaku mengimbangi pembicaraan.

Bagaimana Kevin tidak merasa tegang, walaupun dia sedang libur di hari kejadian perkara atasannya itu berkunjung marah-marah, desas-desus dan gosip di group chat whatsapp teamnya si cowok tampan belasteran itu sudah menjadi tranding topic, alhasil jantung kevin saat ini sedang berdebar kencang takut salah bicara.

"oh begitu! yasudah, saya tunggu didalam sampai semua staff hadir untuk perkenalan diri nanti"

"oh iya silahkan pak, tunggu didalam saja" timpal kevin mempersilahkan Alex masuk ke dalam ruang back office tokonya. Alex hanya membalas anggukan kecil tanda setuju dengan ucapan kevin, masuklah lelaki yang kini sudah tidak marah-marah itu ke ruang yang kemarin pernah dia datangi sekali.

Para staff yang sedang berada di floor, saling bicara namun dengan suara pelan "yah bang, gak bisa nyemil didalem dong! ada si GGS didalem" bisik staff wanita ke kevin yang sekarang berdiri disampingnya

"apaan tuh GGS?" tanya kevin bingung sambil berbisik juga.

"Ganteng Ganteng Singa!" jelas wanita yang kelihatan lebih muda dari kevin itu, sambil tertawa menutup mulutnya agar tawanya tidak melengking keluar, alhasil Kevin ikut tertawa mendengar banyolan Anita nama staff yang masih berdiri disampingnya yang tertawa kecil.

Alex masih Fokus duduk di kursi tempat biasa Lita duduk, serius mempelajari email-email yang dikirim kakanya ke laptopnya, email tentang tabel Laporan harian, Laporan mingguan, Laporan bulanan, tabel tabel office yang rumit, membuat pusing seketika, sampai tangannya tanpa sadar memijat-mijat ringan kepalanya "ampun deh, nih laporan banyak bener ya judulnya" gumamnya berkomentar sendiri.

Terdengar suara tiga wanita menyapa teman-temannya dengan suara yang sedikit gaduh dari floor toko, Namun tiba-tiba sunyi lagi. Mereka adalah para staff yang akan bertugas di shift siang, dan kenapa tiba-tiba sunyi? karena aba-aba staff pagi, yang memberikan isyarat kode kemereka kalau didalem lagi ada si GGS, alhasil ketiga wanita itu langsung menutup mulut rapat-rapat.

"kita grooming di toilet aja yuk!" bisik salah satu wanita yang baru datang lagi memberi saran kepada dua orang temannya yang lain, dibalas anggukan kecil kedua wanita itu, setuju dengan sarannya, maka berjalanlah mereka bertiga keluar toko, baru sampai enterance toko, datang lagi satu staff laki-laki yang sedikit feminim, langsung diajak juga untuk grooming di toilet karyawan.

Selesai grooming, mereka mau gak mau masuk juga kedalam back office yang masih ada si GGSnya itu untuk menyimpan tas mereka kedalam loker masing-masing "selamat siang pak Alex!" sapa mereka serempak setelah membuka pintu back office.

"oh! siang juga!" Jawab Alex yang sedikit kaget karena masih fokus dengan data-data di layar laptopnya, mereka masuk menuju loker masing-masing, Alex memperhatikan mereka ber empat, sadar kalau masih ada satu orang lagi yang belum datang, yaitu wanita yang diingininya saat ini " kalian baru datang, tapi kok sudah rapih?!" tanya Alex sambil meneliti mereka dari tempat duduknya.

"iya pak kita grooming ditoilet karyawan tadi" jawab gugup lelaki yang sedikit feminin itu memberanikan diri.

"loh kenapa? kan fitting room kalian disitu" tegas Alex sambil menunjuk ke arah ruang fitting room yang tertutup kain hitam, membuat ke empat staff itu gugup dan saling lirik satu sama lain " ah! karena fitting roomnya cuma satu ya makanya kalian milih grooming ditempat lain" ucap Alex menjawab pertanyaannya sendiri, padahal Alex sadar mereka sedang gugup masih ketakutan padanya.

"iya pak, soalnya gak muat kalo masuk berempat ke sana" timpal si cowok feminin itu, sambil nyengir kuda, menghilangkan gugupnya "kita semua langsung kedepan ya pak!" sambung cowok feminin itu lagi mewakili teman temannya pamit untuk segera menghilang cepat-cepat dari hadapan si GGS ini.

Alex memberi anggukan kecil tanda setuju"iya iya" ucapnya sambil senyum tipis. Mereka berempat pun langsung keluar meninggalkan Alex sendirian di back office tersebut yang jika di telusuri sampai dalam terdapat gudang penyimpanan barang jual.

"coba gue cek kerapihan susunan barangnya dulu deh" gumamnya sambil menyusuri setiap rak besi yang di penuhi barang barang jual, dari tas, sepatu hingga accesssories yang lain.

Lita yang ngos-ngosan kelelahan buru-buru masuk serampangan ke dalam toko "aduh sory... sory aku mepet banget nih, sumpah mobil mogok dijalan nunggu montir lama banget dateng nya" jelasnya panjang lebar ke kevin yang berdiri didepannya yang hampir dekat dengan pitu masuk back office, sambil mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

Selepasnya bicara Lita langsung ngeloyor buru buru ingin masuk kedalam.

"ka tunggu dulu itu di dalem-" cegah kevin dengan suara pelan dan menarik tangan Lita yang hampir mau masuk kedalam back office.

"aduh iya nanti deh aku ceritain, aku masuk dulu mau grooming, gerah banget nih, mao ngadem dulu didalem, jangan ada yang masuk ya!!" oceh Lita memotong pembicaraan kevin dan melepas genggaman tangan kevin.

Brak!!

terbukalah pintu kayu tebal itu karena didorong Lita sedikit kencang, saking buru-burunya ingin masuk. Tubuh Lita penuh dengan keringat karena lari-larian dari parkiran.