"iya masih kangen, terus suami aku hari ini pulang dinas, satu minggu dia dirumah, dan kerja dari rumah, jadi aku gak bisa pulang telat selama satu minggu, berarti kita gak bisa lama lama ketemu" jelas Indah panjang lebar masih dalam pelukan Leo dengan suara sedikit sedih dari pada suara biasanya yang ceria.
Kepala Indah mendongak keatas, menatap wajah tampan atasannya yang masih erat memeluk tubuhnya memberikan senyum tipisnya.
Leo menyisir raut wajah perempuan yang kini dipeluknya, menatap matanya yang sedikit sendu "kan yang penting kita masih bisa ketemu dikantor" sambung Leo seraya mencium lembut kening Indah.
Indah tersenyum tipis, dan menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang Leo "tapi aku tidak puas kalau cuma mandangin wajah kamu, aku ingin sesuatu yang lebih" Ucapnya pelan mempererat lingkaran tangannya yang juga memeluk Leo.
Mendengar ucapan Indah Leo melepas pelukannya, mengangkat dagu Indah dengan telunjuknya sambil tangan yang satunya berada di pipi indah, Leo sedikit menunduk menyisakan jarak satu jengkal antara wajahnya dan wajah indah "kamu ingin sesuatu yang lebih?" tanya Leo mengulang ucapan Indah.
Indah menjawab dengan anggukan samar "makanya kamu bawa aku ketempat ini?" ucap Leo memastikan dengan pertanyaan yang sudah ia tahu jawabannya.
"iya" jawab Indah pelan, wajahnya sudah merona, karena merasa malu dan berdebar-debar dari semenjak dipeluk Leo.
Leo langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Indah, diciumnya lembut bibir wanita yang sedari tadi menginginkan sentuhannya itu.
Indah senang karena atasannya merespon keinginannya tersebut, dipagutnya bergairah bibir lelaki yang sangat dikaguminya itu.
Ciuman mereka semakin bergairah saling melumat, bermain lidah dan saling bertukar saliva. Leo mendorong tubuh Indah bersandar di tembok hingga paha kanannya menopang selangkangan Indah.
Sambil menikmati gesekan miliknya di paha Leo, Indah semakin berhasrat mencium bibir Lelaki yang kini sedang mabuk kepayang dengan kehadirannya.
"shh aaahhh" desah Indah saat bibir Leo menjilat lehernya, dan paha kanannya semakin menekan milik Indah yang tertutup panties. Tangan Leo langsung menarik bagian bawah dress Indah, tidak sampai melepas dressnya, hanya sampai tergantung di bagian payudaranya, dan menyibaknya lagi agar lidahnya bisa melahap buah dada kenyal indah yang tadi pagi sudah memprovokasinya didalam lift.
Ditariknya dua gundukan kenyal itu keluar dari cup Branya yang masih kencang terkait. Leo sengaja tidak melepas kaitnya karena Leo tidak bermaksud membuat Indah bugil saat ini. Di remas buah dada Indah dan dilumatnya lembut puting Indah yang menyembul tegang karena sudah berhasrat.
Leo melonggarkan ikat pinggangnya, dan membuka kancing serta resleting celana kerjanya, menyembul lah keluar batang perkasanya yang panjang dan kekar itu bersiap menyerang Lubang intim wanita yang sudah pasrah dalam ciuman dan pelukannya itu.
Leo menopang kedua paha Indah yang sudah mengangkang dengan kedua otot lengannya, Indah yang di tekan Leo mepet bersandar ditembok dengan tubuh yang sudah terangkat mengarahkan batang Leo yang tegang itu masuk kedalam lubang miliknya yang sudah penuh dengan pelumas gairahnya.
Jleb! masuk sudah tertelan batang Leo kedalam lubang Indah dalam posisi berdiri, Indah sempurna berada dalam gendongan Leo.
Tangan indah melingkar di bahu Leo, menyeimbangkan dirinya dan menahan tubuhnya dalam gendongan Leo "shh aaahhh batang mu mentok didalamku" ucap indah berbisik di telinga Leo ssmbil menggigit bibir bawahnya menahan ngilu desakan dari batang Leo yang menekan bibir rahimnya.
Leo juga merasa begitu nikmat menekan dalam di lubang Indah, bahkan batangnya yang hanya pelan bergerak keluar masuk serasa begitu nikmat diperas-peras otot dalam vagina Indah yang mencengkram-cengkram karena tidak tahan lagi menahan desakan batang kokoh miliknya "aaahh milikmu menyedot batangku sayang, aaahhh aku sudah tidak tahan ingin keluar" erang Leo di telinga indah.
"aku juga, akuh jugha ingin aaahhh" desah Indah yang merasakan sesuatu dalam miliknya mendesak ingin muncrat keluar, disusul kedutan batang Leo yang sudah mencapai klimaksnya juga menembak kencang masuk kedalam rahim Indah.
Langsung dilumatnya bibir Indah, agar desah nikmat mereka tidak lolos dari bibir masing masing.
Kaki Indah mengikat erat dipinggang Leo menekan miliknya agar batang Leo tetap tertahan didalamnya. Tangannya merengkuh erat masih melingkar di leher Leo, dibalasnya Lumatan bibir Leo dengan agresif merasa sangat puas dengan permainan Leo. Nafasnya memburu berat bersahutan dengan nafas Leo yang tak kalah berat juga.
Indah turun dari gendongan Leo, merapikan dressnya dan rambutnya yang sempat berantakan "udah jam tujuh lewat lima puluh dua" ucap Indah melirik jam tangannya "maaf ya udah buat kamu ikutan telat" sambungnya lagi melas.
"gapapa, sekali kali telat dikit" balas Leo tersenyum tipis sambil mengelus rambut Indah.
"emang besok-besok gak mau kesini lagi?"
Alis Leo terangkat berfikir sejenak "kalau besok-besok rencana mau kesini lagi, berarti aku akan datang satu jam lebih awal kesini biar kita berdua gak telat, kamu juga datang lebih awal" jawab Leo mengerti jawaban yang sangat diinginkan indah sambil mencolek ujung hidung Indah, walaupun tidak semancung istrinya, hidung indah masih dalam kategory mancung namun imut.
"oke!" ucap Indah merasa puas dengan jawaban yang diberikan Leo, yang sangat ingin didengarnya, persetujuan Leo untuk menjadikan tangga darurat lantai dua puluh dua ini menjadi tempatnya melepas rindu dan hasrat mereka untuk sementara, selama Indah tidak bisa pulang telat lagi karena kehadiran suaminya selama satu minggu dirumah.
Mereka segera turun lewat lift menuju lantai tujuh belas, dan satu persatu naik ke lantai sembilan belas agar tidak terlihat mencurigakan kalau-kalau bertemu rekan satu divisinya, atau rekan divisi lain.
***
Jam tiga siang di toko, Lita sedang sibuk melihat email-email dari komputernya, melihat artikel barang yang bakal ikut promo potongan harga yang akan di adakan selama satu bulan seminggu lagi.
Braak!! suara pintu lumayan keras didorong
"kejutaaan!!!" teriak perempuan yang baru saja masuk setelah mendorong kencang pintu kayu tersebut langsung srak brek! duduk manis dikursi yang ada disamping kursi Lita.
Lita sangat familiar sekali dengan suara teriak heboh yang menyapanya itu, siapa lagi kalau bukan Angel, Lita tetap fokus dengan komputernya tak menghiraukan Angel yang sudah duduk disampingnya.
"serius amat bu liat komputernya?!" ucap Angel lagi seraya mendekati Lita sambil ikut melihat apa yang Lita lihat "oow, daftar barang yang ikut promo"
"iya nih, kerjaan dari kamu, dan pak bos besar" timpal Lita santai.
Walaupun Angel adalah atasannya tapi Angel tidak mau kalau bawahannya bersikap terlalu kaku didepannya, dia ingin semua karyawan bersikap apa adanya dan layaknya teman didepannya, selama masih sopan dan saling menghargai.
Begitupun dengan Lita ditambah mereka memang bersahabat, pastinya membuat Lita tidak harus repot repot menyapanya dengan formal "tumben nih ka daftar barang yang ikut banyak juga" sambung Lita.
"iya, karena mau masuk banyak model dan desaign baru, jadi sengaja biar barang lamanya cepat habis keluar dari dalam gudang" jelas Angel sambil mengeluarkan laptopnya dari dalam tas.
"gimana kemarin si Alex kesini? masih bersikap konyol gak ke anak-anak?" tanya Angel yang kini sedang menyalakan laptponya yang sudah ada diatas meja.
Wajah Lita memerah gugup seketika mendengar nama Lelaki yang sangat ingin dilupakannya itu.
Lita menarik nafas dalam mengatur nada suaranya yang hampir saja bergetar karena terserang panik sesaat "hmm, kemarin dia minta maaf pas perkenalan dengan anak-anak, tapi anak anak masih kaku dan sedikit takut sih, soalnya bos yang satu itu besikap dingin dan kaku juga" jelas Lita yang masih fokus dengan komputernya.
"aah... bagus lah dia minta maaf, yah maklumin aja dia kan belum kenal kalian, kalian juga belum kenal dia, dia anak yang menyenangkan kok, walau sedikit keras kepala" terang Angel lagi menatap Lita.
Merasa ditatap oleh sahabatnya, Lita pun menatap Angel balik, sambil tersenyum "yah aku tau, dia adik yang ka Angel ceritakan itu kan, yang kabur dari rumah"
Bibir Angel berdecit menaikkan alisnya "siapa lagi adik ku kalau bukan dia" ucap Angel melepas tawa kecil "tadi pagi juga dia sudah membuatku pusing lagi" sambungnya.
"kenapa?" tanya Lita yang kembali menatap komputernya.
"dia mau kunjungan kesini lagi sehabis absen dikantor, padahal belum kunjungan ke dua toko lain, dan yang keras kepalanya lagi dia ngotot cuma mau pegang toko ini aja, dan bakal setiap hari stay disini" jelas Angel panjang lebar.
Degh!
Jantung Lita tiba-tiba berdegup cepat, mendengar penjelasan Angel "what udah gila apah tuh cowok, mau stay disini terus" batin Lita merutuk.
"langsung aku ancam aja dia, akhirnya tetep mau pegang toko yang lain, dan hari ini dia kunjungan ke plaza senayan" sambung Angel yang masih menjelaskan.
"kalau dia stay disini terus ka, yang ada anak anak bisa mati kaku ketemu pak Alex itu" protes Lita.
Angel tertawa mendengar kata-kata Lita yang menurutnya lucu "mati kaku! ada-ada aja deh kamu Lit" lanjutnya tertawa lagi.
"ka Angel lama disini?" tanya Lita mengganti topik pembicaraan.
"gak juga sih, aku mao makan bareng kamu dulu, setelah itu pergi, udah lama kan kita gak makan bareng"
"jadi... mao makan dimana kita?" ucap Lita yang sudah selesai mencetak data yang tadi dia Lihat di komputer ke mesin print.
"bebas, ajak anak anak siang yang lain"
"oke!" Lita mengambil kertas yang tadi dia print "aku mau kasih artikel ini dulu ya ke anak-anak, buat cek sesuai atau gak jumlah barang yang ada didisplayan" lita bergerak pergi meninggalkan Angel sendirian didalam.
"iya" jawab Angel.
***
"hmmm... aku bosan disini, gak ada yang menarik" gerutu Alex sambil menggerakkan mousenya untuk membuka tabel-tabel laporan di laptopnya. Alex sendirian didalam back office yang berbeda dari tempat sebelumnya.
Alex terpaksa berkunjung ke toko lain sesuai dengan perintah kakanya "kalau bukan karena ancamannya, gak akan aku disini sekarang" gerutu batinnya sambil mengingat kejadian pagi tadi dikantornya.
Jam lima lewat tiga puluh menit, akhirnya Alex bisa segera pulang dari toko yang membuatnya bosan itu, bagaimana tidak bosan, manager disana laki laki , supervisornya perempuan tapi terlihat seperti tantenya, staff salesnya banyak sih yang cantik dan muda, namun tetap tidak membuat hatinya bergetar sama sekali.
Alex melaju kan mobilnya cepat bergegas pulang, namun bukan pulang menuju apartemennya, Alex berbelok ke gedung mall yang sudah tidak asing dia masuki lagi, gedung yang terletak di dekat bundaran HI tersebut, mall elite tempat wanita pujaannya berada untuk bekerja.
Wanita yang menghiasi imajinasinya dimana pun ia berada, wanita yang perlahan mulai menggetarkan hatinya.
"ah shit! ni tangan gak bisa boong banget dah, malah masuk kegedung ini" racau Alex sendiri didalam mobil yang sudah terparkir apik di basement.
"apa coba alesan gue dateng ya, udah mao malem juga" batinnya sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima puluh menit.
Tak lama Langkahnya mulai mendekati salah satu toko yang di handlenya.
Terlihat salah satu staff yang sadar dengan kehadiran Alex berbisik dan memberi kode ke staff lain agar menyapanya "selamat malam pak Alex!" ucap ramah lelaki yang sedikit feminim mendekat ke arah enterance tempat Alex berdiri saat ini, Vero namanya, namun anak-anak selalu memanggilnya jeng Vera.
Alex membalas dengan senyum ramah juga "Malam juga" balas sapanya sambil melihat sekeliling toko. Ada lima customer yang sedang di handle oleh dua staff wanita "lumayan rame dijam segini"
"iya pak lumayan, penjualan hari ini juga lumayan" sambung jeng Vera.
"cuma kalian bertiga staffnya?"
"staff shift siang ada empat pak, tapi yang satu lagi bantuin ka Lita misahin barang promo didalam gudang"
"siapa staffnya?"
"Melani pak"
"kenapa perempuan yang bantuin, bukan kamu, kamu kan cowok?"
Jeng Vera tersenyum malu malu "iya pak, ka Lita yang minta Melani buat bantuin, soalnya saya juga penakut kalo malem didalem gudang, ka Lita juga penakut" jelasnya sambil nyengir kuda.
Alex tertawa dalam hati mendengar penjelasannya yang tabu "hadeuhh ck ck nih cowok begini amat yak" batinnya.
Alex tersenyum tipis menghembuskan nafas lega, karena akhirnya dia menemukan alasan untuk berada lebih lama di toko ini "oh gitu, yaudah kalau begitu saya yang akan bantu Lita" tegas Alex sambil berjalan masuk, membuka pintu kayu jalan satu-satunya masuk kedalam gudang.
"Iya ka terus si Jeng Vera lirikin cowok itu terus, sampe bikin tuh cowok salting, kasian kan tuh cowok digodain miss univers" Suara Melani terdengar keras sedang bergosip, di sambut tawa terkekeh Lita yang lucu mendengar cerita Melani, Alex berjalan mendekat ke asal suara tersebut.
Dan "puas ya gosipin orang, bukannya jaga toko diluar" Suara Alex mengagetkan mereka berdua, mata mereka langsung membulat menatap Alex, dan saling lirik-melirik heran "kenapa si GGS malem-malem begini kunjungan ke toko" batin hati Lita dan Melani seolah kompak saling tahu satu sama lain, mulut mereka terkunci ruangan hening seketika.