Brak!!
Terbukalah pintu kayu tebal itu karena didorong Lita sedikit kencang, saking buru-burunya ingin masuk kedalam. Tubuh Lita penuh keringat karena lari-larian dari parkiran menuju toko. Tanpa melihat sekeliling dan tanpa tahu ada orang lain selain dirinya, Lita segera berjalan menuju sudut ruangan yang tidak tersorot CCTV tempat paling adem karena tepat dibawah lubang AC, dibanding masuk kedalam fitting room yang pasti pengap karena sempit Lita memilih mengganti baju kerjanya di tempat terbuka penuh kesejukan itu tanpa penghalang sama sekali.
Alex yang masih berdiri tak bergeming di balik rak besi penuh barang itu menikmati pemandangannya saat ini, dengan cermat memperhatikan wanita yang kini sudah melepas kaos nya, alhasil tubuh sintal wanita yang bagian atasnya hanya berbalut bra itu terpampang jelas di depan matanya.
Sebelum memakai seragamnya, Lita mengikat rambutnya yang sedari tadi tergerai, alhasil semakin jelas pemandangan dadanya yang hanya terbalut bra itu semakin menawan, membuat jiwa lelaki Alex berteriak memaksa menjamahnya saat ini juga, Alex berusaha untuk tenang menahan imajinasinya, bahkan mencoba menenangkan keponakan kecilnya yang sudah tegang itu karena fokus melihat gerak-gerik tubuh Lita yang terlihat sexy dan menggoda.
Tak lama kemudian dipakai lah dress hitam seragamnya yang berlengan pendek, menyusul dilepasnya celana jeans yang masih melekat di tubuh bagian bawahnya, ditarik celana jeans itu melewati betisnya. Padahal bagian bawah dressnya masih menggantung dipinggulnya belum menutup pahanya, alhasil terlihatlah paha dan betis yang polos itu, serta Celana Dalam yang masih menutupi harta karun milik wanita bertubuh sintal itu.
Imajinasi Alex semakin menjadi, darahnya memanas membuat telinga dan wajahnya merah, jantungnya berdegup tak beraturan, nafasnya mulai berat menahan gairah, kejantanannya menegang tak bisa ditoleransi lagi.
Lita masih belum juga menyadari keberadaan Alex yang masih tak bergeming memandanginya di sebrang sana, tertutup sebagian tumpukan barang. Lita melirik jam tangan nya "hah jam 2.27" gerutunya yang kemudian semakin cepat tangannya merias wajahnya sendiri, dan bergerak buru-buru, dipakainya langsung blazer hitam untuk melengkapi tampilan seragamnya.
Wanita itu segera menghadap depan cermin yang selalu tergantung disana tepat ada dibelakangnya, merapikan seragam yang sudah lengkap dipakainya serta melepas ikat rambutnya daaaan jreeeng!! mata Lita terbelalak kaget melihat wajah lelaki yang familiar terpantul jelas dicermin, tubuh lelaki tinggi tegap tepat berada sangat dekat dibelakangnya.
"hmpn" suara wanita yang syok itu tertahan dalam bekapan tangan besar Alex, tubuh Lita dipeluk erat dari belakang merapat ke dada bidangnya, kedua tangan Lita terkunci dalam dekapan lelaki yang tubuhnya lebih besar darinya. Mata Lita masih melebar, bingung dengan keadaan saat ini "apa ini?! sejak kapan dia ada didalam sini?!" batin Lita yang sebenarnya sangat ingin teriak, namun apa daya mulutnya sukses tertutup rapat.
"ssstt diam! aku bakal lepasin kalau kamu gak teriak!" bisik Alex tepat ditelinga Lita, bibirnya sepenuhnya menempel dibagian sensitif wanita itu. Lita menjawab dengan anggukan kecil disusul dengan bulu halusnya yang meremang kegelian "atau kalau kamu mau mempermalukan dirimu, silahkan teriak!" ancam Alex yang makin menempelkan bibirnya ditelinga Lita, geleng kepala Lita cepat menjawab ancaman Alex.
Alex sangat puas melihat wajah Lita sedekat ini, bahkan wanita yang sedang menahan geli ditelinganya itu berada dalam kunciannya saat ini " pasti kamu mau tahu kan, sudah berapa lama aku disini?!" ucap Alex yang sengaja agar bibirnya terus berada di telinga Lita, karena ia sangat tahu ini adalah titik lemah wanita yang telah membuat batangnya mengeras karena aksi ganti bajunya. Lita mengangguk pelan tanda ingin tahu jawaban tentang ucapan Alex yang mewakili batinnya.
"sebelum kamu masuk kesini, aku sudah berada didalam, jadi aku sudah melihat semuanya tadi" bisiknya lagi, mata Lita membulat lagi kaget mendengar perkataan Alex "thanks untuk pemandangannya, berhasil membuatku horny" selepas ucapannya bibir Alex mencumbu lembut telinga Lita dan mengigitnya lembut dengan bibirnya.
Lita merasakan sesuatu yang keras menyentuhnya dari belakang, tak bisa dipungkiri juga karena area sensitifnya sudah dijamah begitu lama oleh lelaki tampan nan mempesona ini, tubuhnyapun memanas, darahnya berdesir
memompa deras, jantungnya bedebar kuat, Lita berhasrat saat ini, tubuhnya lemas karena ulah bibir lelaki yang sempat membuatnya gusar kemarin.
Alex menyadari mimik muka Lita yang sudah berhasrat juga menikmati sentuhan bibirnya, ditariknya langsung leher Lita menekan ke arah bibirnya, dicium langsung bibir mungil Lita, Lembut namun bergairah, bibir Lita masih terkatup bingung harus membalas ciuman itu atau tidak, meskipun akal sehatnya sudah terkontaminasi dengan imajinasi yang menginginkan lelaki ini sekarang, Lita masih sadar akan dirinya yang sudah bersuami, tangan Lita masih terkunci erat dalam pelukan lelaki itu, karena Alex tahu Lita belum sepenuhnya jatuh kedalam gairah ini.
Ditekannya kuat lagi leher Lita, agar bibir dan hidungnya semakin menekan hidung mancung lelaki itu, alhasil lita tidak bisa bernafas, terbukalah mulut perempuan itu berharap bisa bernafas dari mulutnya, namun lidah lincah lelaki itu bergerak lebih cepat dari udara yang dibutuhkannya, tanpa sengaja Lita ikut bermain dalam pagutannya. Semakin lama semakin jatuhlah Lita kedalam gairahnya menikmati sentuhan dan permainan bibir Lelaki tampan yang sedang mendekapnya erat.
Alex melemahkan kuncian pelukannya, langsung membalik tubuh Lita menghadapnya masih dalam pagutan yang saling membalas namun dengan pelukan yang lebih lembut, terus saling berpagut melumat bibir dan bermain lidah, menikmati sentuhan dan permainan bibir masing-masing.
tok!tok! suara ketukan pintu.
Sontak membuat Lita kaget, didorongnya langsung Alex agar menjauh
Alex salah tingkah langsung meraih benda yang ada dihadapannya Lita yang juga sama langsung pura-pura menjelaskan tentang barang yang dipegang Alex.
"ka Lita udah jam 2.45" ucap kevin membuka setengah pintu kayu yang tebal itu, dan hanya memasukkan kepalanya saja kedalam ruangan
"anak pagi mau makan ka!" lanjutnya sambil menunggu jawaban Lita yang saat ini sosoknya saja tidak dia lihat.
"eh e-iya, makan aja yang sift pagi, nanti breafingnya abis kalian makan" jawab Lita gugup sambil berjalan ke arah pintu "kenapa kamu gak masuk?" tanya Lita, karena cuma melihat pala kevin saja yang nyelos dipintu yang terbuka sedikit.
"takutnya kalian lagi bahas hal yang penting" jawab kevin dengan suara pelan menutup samping mulutnya berharap si GGS tidak dengar.
"yaudah yang pagi makan duluan gih" perintah Lita sambil melebarkan pintu kemudian jalan keluar meninggalkan Alex yang sendirian di dalam.
"lah ka! itu si GGS ditinggal sendirian digudang?" timpal kevin heran menepuk ringan punggung Lita.
"iya biarin, dia lagi liat-liat barang di rak" jelas Lita menghindari kontak mata kevin "yang sift pagi makan duluan, nanti breafing dan perkenalannya sebelum anak siang break ya, gapapa kan yang shift pagi pulang telat dikit hari ini?" sambungnya.
Mau gak mau, semua staff menuruti perintah atasannya dari pada kena semprot lagi fikir mereka. Semua staff yang shift pagi langsung buru-buru pergi break, jam makan siang mereka mau gak mau terlambat, ditambah gak bisa nyemil, alhasil mereka super kelaperan.
Lita sengaja ikut berdiri jaga toko di floor, dibandingkan harus masuk kedalam bertemu Alex, pasti membuatnya malu dan canggung, atau mungkin bisa saja lepas kendali seperti tadi lagi. Ah Fikirannya dipenuhi perasaan bersalah serta malu.
"Lita!" panggil Alex berdiri di depan pintu back office "bukannya kamu harus kirim laporan per dua jam ke email saya?!" sambungnya lagi, langsung masuk menghilang dibalik pintu.
"oh astaga, laporan perdua jam belum dikirim dari pagi, ah ya bisa jadi karena ada dia mungkin kevin takut masuk kedalam" batinnya sedikit kesal tanpa sadar menekuk bibirnya kesal "kenapa juga harus sekarang? kenapa juga dia gak keluar pergi makan siang? kenapa juga dia harus tetap ada didalam?" batinnya lagi penuh pertanyaan berharap orang itu segera musnah pergi keluar, agar dia bisa mengerjakan laporan yang diminta dengan leluasa.
Lita masuk, dan langsung duduk dikursi sebelah Alex yang sedang fokus mempelajari laporan dari laptopnya.
"ah syukurlah dia juga sedang sibuk dengan pekerjaannya" batin Lita sedikit lega. karena sejak Lita masuk ke dalam dan mengerjakan laporan yang diminta Alex, ruangan itu sunyi tidak ada pembicaraan sama sekali.
Selesai sudah hal yang diminta Alex, dikirimnya langsung laporan itu ke email Alex.
Dan sreet! dalam gerakan cepat Alex menarik bangku Lita menghadap kebangkunya dikuncinya Lita dengan kedua tangan kokoh itu dibangku. Wajah Alex mendekat sampai tersisa jarak satu jengkal setengah antara muka mereka.
"gak ada hal lain yang mau kamu katakan?!" tanyanya tegas menatap mata Lita.
"em hal apa maksudnya?" tanya balik Lita, berusaha menghindari tatapan serius lelaki yang ada dihadapannya.
"oh jadi hal yang tadi barusan itu sama sekali gak berarti buat kamu?!" jelas Alex masih dengan tatapan serius.
"i-iya, lupakan hal yang barusan... em itu hanya kecelakaan...yah... sebuah kesalahan, karena saya yang terlalu sembrono" terang Lita terbata-bata masih berusaha menghindari kontak mata Alex.
"bwahaha" tawa Alex yang sejujurnya menahan kesal "lupakan?!..... kesalahan?!.... kecelakaan....?!!" ucap Alex mengulang kata-kata Lita "semudah itu bagimu?!" tanya Alex ingin memastikan perasaan Lita, yah kata-kata Lita seperti penolakan secara tidak langsung yang mengabaikan perasaan Alex.
"i-iya, itu tadi karena kesalahanku yang tidak sengaja memprovokasimu, dan kurasa aku sudah bertanggung jawab karena kesalahanku, walaupun tidak sepantasnya kita melakukan itu" jelas Lita lagi.
"tanggung jawab?!... hanya ciuman saja?!... bukan kah harusnya lebih dari itu jika kau sungguh-sungguh merasa bersalah!" desak Alex yang merasa belum mendapatkan jawaban yang diinginkan.
"itu bukan seratus persen kesalahanku, harusnya kamu bersuara memberi tanda jika kau ada didalam dan segera keluar dari sana, bukankah kamu juga sengaja mengambil kesempatan mengintip aku?!" sanggah lita membela diri.
Alex memberikan smirk Liciknya masih kesal karena mendengar pembelaan yang masuk akal, pada saat itu awalnya Alex ingin bersuara, namun wanita itu terlanjur melepas bajunya, alhasil Alex melanjutkan tontonannya tadi.
"kau bilang salah ku juga?!... apa teman-temanmu diluar tiak memberitahumu kalau aku ada didalam?!"
"mereka gak bilang" jawab singkat Lita, yah sebenarnya setelah diingat ulang, sepertinya kevin hampir memberitahunya, namun karena keadaannya yang buru-buru jadi ia langsung memotong ucapan kevin.
"harusnya kamu lihat, ada tas dan laptop yang belum pernah kamu lihat di atas meja kerja mu" ucapan kedua Alex menyadarkan kesalahan Lita untuk point kedua, karena tidak teliti memperhatikan sekitar "point pentingnya, bukankah harusnya kamu berganti baju di dalam fitting room yang sudah disediakan" penjelasan ter akhir Alex menjadi kesalahan mutlak Lita.
Lita terdiam tak bisa membela diri lagi, dan tak bisa membantah apapun, ucapan Alex sepenuhnya benar "kalau saja aku berganti pakaian didalam fitting room itu, hal mengerikan tadi takan terjadi, bodohnya aku! hanya karena ingin mendinginkan diri, aku mempermalukan diriku sendiri" batin Lita yang terus menyesali hari ini. Tak ada kata-kata yang bisa memperbaiki keadaannya saat ini, Lita tertunduk lemas semakin malu dihadapan Alex.
"aku tak menyalahkanmu, tapi bukankah terlalu mudah bagimu untuk menyuruhku melupakan hal itu?! ya... kamu tahu sendiri imajinasi liar laki-laki tidak hanya sampai disini saja" desak Alex menyampaikan keinginannya, memberi tanda jika dia menginginkan hal yang lebih dari Lita. kemudian Alex membuka kuncian tangannya dari kursi Lita.
"jadi aku harus bilang apa?!... aku sudah minta maaf padamu, itu juga bukan hal yang tidak berarti bagiku, tapi memang terjadi karena kesalahanku, rasanya aku berharap hari ini tidak pernah terjadi, aku benar-benar malu untuk bisa melihat wajahmu, bukan karena membencimu, tapi aku membenci diriku sendiri hari ini, aku benar-benar minta maaf, tapi Aku sudah bersuami jadi tolong jangan sudutkan aku lagi untuk mengingat kesalahanku hari ini" terangnya panjang lebar menahan tangis serta rasa serba salahnya, Lita langsung pergi keluar meninggal kan Alex sendiri didalam gudang.
Lita menangis diselimuti rasa malu dan bersalah pada suaminya, yah bukankah dia gagal menjaga kehormatannya yang hanya untuk suaminya, untuk pertama kalinya bibir dan tubuhnya disentuh lelaki lain selain Leo suaminya. Bahkan dia menikmati hal yang dilakukan lelaki itu, walaupun hanya sebentar saja Lita merasa Lelaki yang menyentuhnya pun seperti ingin memilikinya juga, tersirat dari setiap katanya, seolah menggodanya.
"Ah aku sudah gila Aku tergoda oleh lelaki lain yang baru kukenal " batin Lita sambil menekan jantungnya yang terus berdebar-debar mengingat kejadian tadi.