"please! please! Tolong menghilanglah!" gumam Lita menutup matanya dengan paksa dibalik selimutnya, hatinya gusar dibayangi kejadian tadi siang, hingga membuatnya masih terjaga ditengah malam.
Lita tahu betul apa yang membuatnya tidak bisa tidur, yah karena saat ini hatinya begitu berdebar, sampai degub jantungnya menggema ditelinganya sendiri ketika tertutup selimut, tubuhnya hangat bukan karena dia sedang sakit, tapi karena hasratnya yang sedang butuh pelampiasan. Sesekali ditarik dan dihembuskannya nafas dalam masih menahan gejolak keinginannya.
Ditepisnya selimut kuat membuatnya keluar dari persembunyiannya, Lita melirik wajah suaminya yang sudah pulas tenggelam dalam mimpi, padahal saat ini ia ingin sekali bercinta.
"huft" dihembuskan nafasnya kasar dan dipejamkan matanya lagi secara paksa untuk yang kesekian kalinya tepat didepan wajah suaminya yang miring saling berhadapan dengannya, namun apa daya bayang lelaki lain terus saja terekam jelas dimemorinya.
"bagaimana mungkin aku bercinta dengan suamiku, sedangkan yang ada dibenakku adalah lelaki lain" gumam batinnya semakin frustasi "tapi kalau begini terus, aku gak akan bisa tidur sampai pagi, uuuggghhhhh" berontak batinnya
"kamu kenapa sayang?!"tanya Leo terbangun dari tidurnya matanya menyipit, karena masih berat untuk terbuka, Lita kaget sedikit membuatnya membuka matanya juga dan menatap suaminya "ada apa, hem?" sambung Leo lagi memastikan.
Lita menjawab dengan gelengan kepala samar sambil tersenyum tipis "kalau tidak ada apa-apa kenapa belum tidur?" tanya Leo masih penasaran.
"apa aku mengganggumu?" alih-alih menjawab pertanyaan suaminya, Lita balik bertanya karena ia merasa bersalah membuat suaminya terbangun.
Leo hanya tersenyum seraya menyentuh lembut wajah istrinya "sayang kamu demam!" seru Leo kaget mendapati tubuh istrinya sedikit panas tertempel di tangannya "pantas kamu tidak bisa tidur, aku akan ambilkan obat" sambungnya lagi bersiap untuk turun dan segera berlari, namun sebelum kakinya menyentuh lantai Lita menahannya.
"tidak perlu! aku baik-baik saja" tangan lita mengegenggam otot lengan suaminya.
Leo memicingkan matanya menyisir raut wajah istrinya memastikan kalau istrinya memang tidak sakit "kamu yakin?! tapi badan kamu hangat sayang" ucap Leo sambil mengelus lembut pipi istrinya yang duduk berhadapan dengannya.
"sebenarnya... em... itu... aku-" ucap Lita terbata bata, sikapnya kikuk.
"ada apa sayang? kenapa kamu gugup gitu?"
Lita menarik nafasnya, mencoba menenangkan hatinya "aku... hanya sedang horny" ucap Lita dengan suara pelan, namun terdengar jelas ditelinga Leo.
Leo sedikit terkejut mendengar pernyataan Lita, yah karena selama dua tahun belakangan ini hubungan ranjang dengan istrinya memang kurang produktif, lantaran istrinya yang selalu beralasan lelah karena bekerja.
Jangankan istrinya yang mulai duluan, saat Leo ingin pun Lita tak segan mengabaikan hasrat suaminya tersebut. Walau begitu Leo tidak marah ataupun memaksa Lita, karena memang kandungan Lita yang sedikit lemah, membuat mereka berhati-hati saat bercinta kalau mereka ingin segera punya anak, jangan sampai terlalu sering bercinta, atau terlalu agresif saat bercinta itu saran dokter.
Leo yang sangat mengerti gairah istrinya saat ini, tak fikir panjang lagi langsung mengecup lembut bibir istrinya, kedua tangan Leo berada di kedua pipi istrinya, menekan kepala Lita agar semakin dekat dengan wajah suaminya dan semakin intens ciuman bibirnya.
Dikibasnya pelan rambut istrinya yang menutupi garis leher Lita, dicium dan dijilatnya telinga Lita terus menjalar ke lehernya, berulang lagi naik ketelinga satunya dan turun kelehernya lagi.
"hmnh" desah Lita geli, bulu halusnya meremang karena area sensitifnya dijelajahi suaminya.
Leo bersandar di di headboard (sandaran kasur) dan Lita berada diatas pangkuan Leo, masih saling bepagut Leo melumat bibir sexy istrinya, Leo langsung melepas lingerie satin istrinya hingga menyisakan bra dan panties nya saja.
Ciuman Leo turun menjelajahi payudara Lita yang masih terbungkus Bra, dijilat dan di gigitnya pelan hingga meninggalkan tanda merah didua gundukan kenyal itu, sambil menikmati dada lembut istrinya tangan Loe menjelajahi belakang tubuh Lita dan membuka kait branya melempar bra Lita sembarang.
Menyembul lah puting Lita yang sudah mengeras, meminta di jamah suaminya, langsung dilumat dan disedotnya puting Lita "ahmnh" lolos lah lagi desahan Lita yang semakin keenakan, tubuh Lita sangat sensitif diarea manapun, hingga disentuh sedikit saja membuat tubuhnya lemas dan pasrah.
Lidah Leo terus menjelajah turun menuju perut Lita, dan turunlah sampai ke selangkangan Lita yang masih tertutup panties yang warnanya merah senada dengan lingery dan Bra yang sudah tanggal dari tubuhnya.
Tubuh Leo sudah terbaring dan Wajahnya tepat di bawah selangkangan Lita yang masih dalam posisi duduk seperti tadi dipangku Leo, namun kini Lita menopang tubuhnya dengan kedua lututnya menyeimbangkan jarak dengan wajah Leo yang Lidahnya mulai bergerak menjelajah di pantiesnya.
Lita sendiri langsung berdiri dan melepas pantiesnya cepat, kemudian mengarahkan lubang miliknya ke wajah Leo masih dalam posisi yang tadi.
Lidah Leo langsung menginvasi kedalam lubang senggama istrinya dikeluar masukkannya lidahnya kedalam lubang yang sudah basah itu tangannya juga tidak lupa meremas-remas pantat sintal istrinya.
"sshhh emhahhh aahh" desah Lita nikmat, sambil tangannya meremas-remas rambut Leo, pantatnya semakin menekan ke wajah Leo, menenggelamkan kepalanya ke dalam selangkangannya.
"aahhh aaaku keluaar aaaahhh" sampailah Lita pada orgasme pertamanya Tubuh Lita bergetar seperti ada aliran listrik yang menyerangnya, tubuh Lita menengang membuat kepalanya mendongak ke atas saking nikmatnya kedua pahanya menghimpit kepala Leo seolah tidak ingin melepasnya.
Lidah Leo menyapu bersih cairan birahi istrinya. Tubuh Lita Lunglai diatas tubuh Leo, Leo mengecup pelan bibir istrinya yang kini ada diatasnya, menindihnya dan memeluknya "sayang aku masih belum" bisik Leo ditelinga istrinya, menyadarkan istrinya dari kejutan orgasmenya.
"hmnh, iyah, lanjutkan sayang" ucap Lita masih mengatur nafasnya.
Leo langsung merubah posisi, sekarang Leo yang menindih Istrinya, diangkat sedikit pinggul istrinya, hingga paha Leo yang berlutut menopang paha istrinya yang mengangkang, digesek gesekkannya batang Leo menjelajah klitoris istrinya dan bibir luar lubang milik istrinya. Jleb! masuklah batang gagah itu kedalam liang Lita dalam satu kali dorongan.
Pantat Leo mulai bergerak maju mundur mengocok lubang milik istrinya "sshhh aahhh sayang milik kamu sempit" erang Leo merasakan nikmatnya remasan otot-otot vagina istrinya didalam sana.
Semakin cepat kocokannya, namun tak sampai ditekan, Leo masih harus berhati-hati, karena dua hari yang Lalu dia baru saja menggauli istrinya, berharap sperma yang lalu berhasil membuahi sel telur istrinya, jadi dia tak mau mengganggu laju sperma sebelumnya karena guncangan saat ini.
"sayang! tekan sayang!" erang Lita yang sadar permainan suaminya terlalu lembut.
"kamu yakin?!" tanya Leo menghentikan gerakannya.
"yah yakin"
"yang kemarin bagaimana?"
"its ok, bisa digantikan dengan yang sekarang"
Mendapat persetujuan sang istri, langsung Leo bergerak cepat dan kuat. Pantat Leo semakin agresif bergerak mengobrak-abrik lubang basah milik istrinya, sambil sesekali menikmati buah dada lembutnya dalam lumatan mulutnya.
Leo segera mencabut penis tegangnya, dan merubah posisi istrinya, disandarkannya Lita membelakangi Leo ke headboard (sandaran kasur), tangan Lita bertumpu di kepala sandaran kasur, pantatnya dicondongkan kebelakang sedikit menungging, doggystyle begitulah posisinya saat ini, langsung saja Leo hantam lagi lubang senggama istrinya dengan batang kokohnya, dikocok nya langsung cepat dan kuat.
"oowhhh sayaang aku mau keluaaarhh aahh" erang Leo sambil tangannya meremas kedua susu gantung istrinya.
"keluarkan sayang, aku juga mau keluaar aaaah" balas Lita yang sudah ingin mencapai orgasme ke duanya.
"owh aaaahha aahh" erang klimaks mereka berdua nikmat, tubuh Lita kembali bergetar-getar sendirinya, batang Leo berkedut-kedut menumpahkan spermanya didalam milik Lita yang juga meremas-remas batang Leo itu, namun mendesaknya keluar karena cairan hasratnya yang membuncah.
Terbaringlah Lita disamping Leo kelelahan, tubuhnya lunglai, nafasnya masih terengah-engah, akibat pelepasannya tadi. Leo langsung memeluk tubuh istrinya, menciumi kening, pipi, dan bibir istrinya "thanks sayang" ucap Lita pelan.
"aku yang terimakasih sayang, karena malam ini kamu yang minta duluan" balas Leo sambil mencium pipi istrinya lagi "bagaimana ini, milikku rasanya ingin tegang lagi"
Mata Lita membulat hingga alisnya terangkat "what! tapi aku sudah lelah dan mengantuk" timpal Lita melas, yah Lita tahu benar kekuatan suaminya, dia tidak cukup kalau hanya satu kali lepas, dan batangnya yang gagah itu sangat memuaskan, namun apa daya, tubuhnya memang sudah kelelahan.
Leo tertawa melihat respon istrinya "oke ok! kamu istirahat, aku cuma bercanda kok" ucapnya sambil mencubit pelan hidung mancung istrinya.
Lita langsung memejamkan matanya "yah, aku bisa tidur sekarang, wajahnya sudah tersapu oleh wajah suamiku" batin Lita sebelum pulas.
***
Keesokan paginya.
"sayang kamu yakin gak mau bawa mobil lagi?" tanya Leo sambil mengunyah roti sarapannya yang baru saja digigit.
"iya, aku naik ojek online aja, aku takut mobilnya mogok lagi, tapi nanti malam kamu jemput akunya jangan telat" jawab Lita yang sedang menuang jus mangga kedalam gelas untuk diberikan ke Leo.
Yah ini hari terakhir Lita shift siang, karena scedulenya dua hari pagi dua hari siang dan kadang diselingi libur.
"oke! nanti mau dijemput pakai motor atau mobil?"
"terserah kamu, yang penting dijemput" jawab Lita sambil duduk disamping suaminya.
"buat jemput istriku, ya pake mobil lah pastinya, biar nanti malem diservice lagi sama kamu, haha" canda Leo menggoda.
"apa sih! udah sana berangkat tuh nanti telat loh" sambung Lita sambil melihat ke arah jam.
Leo bergegas menyelesaikan sarapannya dan segera berangkat, seperti biasa mengendarai motornya, agar lebih cepat sampai kantor dan tidak terjebak macet.
Seperti biasa Leo selalu datang awal, walaupun Leo seorang Team Leader dia tidak pernah datang setelah bawahannya, karena prinsipnya lebih baik datang lebih awal dan jangan sampai terlambat satu detik pun.
Karena kalau tidak datang lebih awal pasti berdesakan dilift, alhasil terlambatlah, walaupun cuma satu menit dua menit, itu tetap dihitung performance.
Lift masih sepi, dan bahkan cuma dia yang ada didalam, dipencetnya tombol Lift menuju lantai sembilan belas, gedung kantornya, belum sampai menutup pintu lift tiba-tiba terbuka lagi.
"pagi leader ku yang ganteng" sapa ceria wanita berambut hitam panjang sedikit bergelombang hasil alat keriting rambut, berbalut dress pink pastel seatas lututnya langsung segera ikut masuk kedalam lift. Leo kaget karena tidak biasanya Indah dateng dijam yang sama dengannya.
"pagi juga team ku yang cantik" bisik Leo di telinga indah setelah pintu lift tertutup sempurna. Kini hanyalah Indah dan Leo didalam Lift, berdiri bersebelahan, Indah sengaja mendekatkan buah dadanya yang empuk tepat ke otot lengan Leo.
"pak masih ada tiga puluh menit lagi nih, kita setop di lantai dua puluh dua ya" ucap indah manja.
"ngapain setop dilantai 22? kantor kita kan lantai sembilan belas" tanya Leo polos.
"ssstt udah ikutin aja" bisik Indah meletakkan telunjuknya kebibir Leo.
Setelah keluar dari Lift, Indah langsung menarik Leo masuk ke dalam tangga darurat.
Ya pastinya kondisi ketika keluar lift itu tidak ada orang sama sekali, karena lift itu menuju parkiran mobil gedung apartemen yang bergandengan dengan gedung perkantoran mereka, dan pastinya para penghuni apartemen disana lebih memilih lift yang sudah disediakan khusus di sisi lain lift tadi, walaupun tidak jarang juga bagi penghuni apartemen yang juga bekerja di gedung perkantoran mereka lewat lift yang mereka gunakan.
"ngapain kita disini ndah?" tanya Leo masih bingung dengan suara pelan seperti berbisik.
Mulut Indah manyun, sedikit kesal tapi dia tau kalau Leo masih juga polos "ish, emang kamu gak kangen sama aku apah?" tanya Indah dengan nada manja namun sedikit merajuk.
Leo tertawa dalam hati melihat sikap menggemaskan Indah dan mendengar pernyataannya "ooh, kamu kangen sama aku?! kan dari kemaren ketemu, sekarang juga"
"ish, masih gak peka" gerutu Indah, membuang muka dari Leo, yah Indah tahu selama ini memang dia yang selalu memulai, dan dia yang selalu menggoda atasannya ini. Tapi bukannya sudah kelewatan setelah melakukan hal diluar batas itu, atasannya masih juga tidak mau bergerak lebih dulu untuk merayunya.
Leo menahan tawanya lagi, dia tahu betul apa yang sebenarnya Indah inginkan, membawanya masuk kedalam ruang yang sepi ini, yang tidak ada seorang pun mau bersusah payah melewati tangga yang melelahkan ini, Pastinya Indah menginginkan sesuatu darinya, apalagi kemarin mereka berdua sama sekali tidak bisa berduaan karena disibukkan dengan proyek baru yang menumpuk.
"jangan ngambek gitu dong, aku juga kangen kok" ucap Leo menggenggam tangan Indah.
"kangen apa coba?" tanya Indah mencari jawaban sesuatu yang sangat dia inginkan, berharap kali ini atasannya itu yang memulai duluan.
Leo langsung memeluk Indah "baru semalam aku merasa sudah cukup jika hanya istriku saja, tapi bagaimana ini Aku tergoda lagi oleh perempuan ini, rasanya aku sudah tidak bisa keluar dari jerat rayunya lagi" batin Leo sedikit merasa bersalah kepada istrinya.
"nih udah aku peluk, masih kangen juga hemm?!" tanya Leo yang masih memeluk Indah.
"iya masih kangen,terus suami aku hari ini pulang dinas, satu minggu dia dirumah, dan kerja dari rumah, jadi aku gak bisa pulang telat selama satu minggu, berarti kita gak bisa lama lama ketemu" jelas Indah panjang lebar masih dalam pelukan Leo dengan suara sedikit sedih dari pada suara biasanya yang ceria.