Chereads / AKU TERGODA (21+) / Chapter 3 - Provokasi Liar (21++)

Chapter 3 - Provokasi Liar (21++)

Malam semakin dingin, hujan diluar pun semakin lebat, entah berapa lama lagi akan berhenti. Aku masih belum bisa mengerti tindakan apa yang sebenarnya sedang kulakukan ini, sekarang aku sedang duduk bersama dengan wanita yang bukan istriku, terlebih kita berdua masing-masing hanya terbalut oleh handuk putih saja tanpa pakaian dalam.

Wajah yang selalu tersenyum padaku, dan menggoda ku dengan sentuhan sentuhannya yang tak terduga, membawaku masuk kedalam kamar ini dengan begitu mudah. Dan sekarang dia sangat puas memandangi wajahku yang sedang canggung, malu dan kebingungan. Bagaimana bisa dia senyaman ini berada dalam satu ruang bersama laki laki asing? bahkan saking gugupnya aku saja semakin tidak sanggup menatap wajahnya.

Sejujurnya aku hanya takut jika sewaktu-waktu aku hilang kendali atas fantasi liarku sebagai seorang lelaki. Jika dia tidak menahan dan melarangku kira-kira apa yang akan terjadi? apakah aku akan berhianat pada istriku?

Ah sial! suhu tubuhku memanas, dan bagian lain dari tubuhku pun sudah berubah ubah terus sedari tadi. Bagaimana ini, aku benar-benar sudah mencapai batas. Makanan ku yang sudah hampir habis membuatku semakin gugup, aku harus bicara apa untuk mengurangi kekikukan ini.

"pak! bapak kenapa sih daritadi nunduk aja?" tanya Indah tertawa kecil sambil menikmati makanannya, Astaga suaranya yang manja itu makin membuat fikiranku tidak karuan.

"udah abisin aja makanannya, jangan mandangin orang kayak begitu, saya gak nyaman tahu!" sambungku masih menunduk sambil mengaduk-aduk isi mangkuk yang hampir habis tanpa melihat wajahnya.

"kenapa enggak nyaman? aku seneng banget bisa berdua bapak disini, tapi... kayaknya bapak malah gak seneng sama aku disini" ucapnya manja dan memanyunkan bibirnya setelah akhir kalimatnya.

Ujian apalagi kah ini, bukankah kata-katanya barusan sama saja dengan pernyataan Aku suka padamu, dia nyaman dengan orang lain! denganku yang bukan suaminya!

Debaran jantungku semakin berpacu cepat, alhasil bagin bawahku semakin tegang dan keras. Oh astaga! sekarang fantasiku sedang bekerja. Aku membayangkan bagaimana bibir mungilnya menyentuh milikku, bagaimana tangan halusnya mengarahkan milikku untuk masuk kedalam miliknya, bagaimana kalau aku menyentuh bagian tubuhnya yang selalu menggodaku disetiap kesempatan saat itu di lift. ah damn it! sampah! mungkin itu kata yang tepat menggambarkan diriku saat ini.

Tok tok!

Suara ketukan pintu yang membuyarkan imajinasiku, ah akhirnya aku bisa sedikit menenangkan hatiku.

"sepertinya petugas layanan kamar laundry pak" ucap Indah sambil mengunyah makanannya.

"ah iya, akhirnya kita bisa pake baju juga, biar saya ambil kedepan" sambungku kikuk sambil berjalan menuju pintu.

Aku yang berdiri dibalik pintu yang kubuka setengah, merasa sedikit malu dengan keadaan ku sendiri. Setelah memberi tips, aku langsung menutup pintu dan berjalan kedalam.

Aku sungguh terkejut dengan apa yang kulihat sekarang, didepan mataku sendiri, Indah yang sedang duduk diujung kasur melepas handuknya, tubuh Indah yang tanpa sehelai benang pun menjadi pemandanganku satu-satunya saat ini, Kakiku berhenti melangkah, imajinasiku  semakin liar, rasanya aku benar-benar ingin langsung berlari menyerangnya.

"Indah, kenapa handuknya dilepas gitu?!" ucapku kaget selepas menelan Ludah mencoba menenangkan hatiku.

"kenapa? bapak gak suka?" ucapnya santai memprovokasi dan menyilangkan kaki jenjangnya yang terlihat mulus.

"bukan gak suka, cuma...saya ini laki-laki dewasa, dan kamu wanita dewasa juga, bukankah kamu seperti sedang menggoda saya kalau seperti ini?!" tegasku kikuk dan salah tingkah.

"iya, aku memang sedang menggoda bapak, aku mau bapak melihat dan menyentuh ku" ucapnya tanpa ragu sambil memberikan senyum simpul menggoda "kayaknya bukan cuma aku saja yang ingin, bagian tubuh bapak dibawah sana sepertinya sudah siap menyerang" provokasinya sekali lagi sambil tersenyum kecil dan menunjuk kearah selangkanganku.

Astaga! ujian apalagi ini? aku benar benar sampai pada batasku, tanpa banyak kata dan tanpa ragu aku segera berjalan mendekatinya, dengan hati yang berdebar dan akal sehat yang lenyap akhirnya aku tenggelam dalam provokasinya, langsung kulumat bibirnya yang sedari tadi memprovokasiku dengan suara yang menggoda.

Sekarang bibir kami saling berpagutan dan bertukar saliva, kemudian kudorong tubuhnya berbaring di atas kasur, kusedot lidahnya sampai matanya terpejam kencang, nafasnya yang berpacu kencang terdengar mengiringi debar jantungku membuatku semakin bergairah, kuciumi pipi sampai kupingnya, kujilati kupingnya kemudian turun ke lehernya yang kini meregang keenakan.

"aahh" desahnya menikmati permainan lidahku, sambil menggigit bibir bawahnya menahan desahnya. Sekarang kuciumi buah dadanya sambil kuperas perlahan, kujilat putingnya yang sudah mengeras tegang.

Tangannya yang lembut mengarahkan tanganku yang satunya untuk menyentuh miliknya yang sudah basah, sambil terus kuhisap putingnya, ku mainkan klitorisnya yang sudah tegang karena berhasrat dengan jari jariku. Ah miliknya terasa semakin basah, langsung kumasukkan jari tengah dan telunjukku masuk kedalam lubang miliknya.

"aaahhh ,enak pak, kocok yang kenceng pak" desahnya semakin keenakan, dan menutup matanya. Kata-katanya membuatku semakin liar, ku gigit putingnya dan kukocok semakin cepat dua jariku didalam miliknya.

Tubuhnya meregang semakin keenakan dan desahannya semakin kuat, suara basah miliknya yang kukocok memenuhi kamar, kulumat lagi bibir ranum Indah agar desahannya tidak terlalu kencang.

"kamu dengar sura becek milikmu yang sudah menahan hasrat padaku selama ini?" bisikku ditelinganya sambil kuhisap rakus telinganya.

"oohh aahhh aku becek banget pak karena aku udah sange banget tiap hari mikirin bapak, aaahhh aaahhh"

"panggil nama saya"

"Leo...aaah aahhh"

"kamu benar-benar seorang penggoda Indah" bisikku lagi.

"ooohhh aahhh Leoo aku mau keluar ahhh owwhh ahhhh hahhh leooo" teriaknya dengan desahannya yang semakin berat, tubuhnya bergetar diranjang, dan cairan gairah pertamanya deras menyembur keluar, hanya dengan jari jariku saja.

Sekarang langsung kuarahkan batang penisku kemulutnya yang sudah terbuka sepanjang dia mendesah tadi, tak kusangka Lidahnya langsung menyambut penisku yang sudah tegang sedari tadi, dihisapnya langsung penisku dengan rakus seolah dia sedang menikmati permen lolipop yang dikulum didalam mulutnya.

Tangannya tidak henti mengocok pelan milikku mengimbangi gerakan mulutnya yang naik turun, sesekali mata sayunya menatapku seolah berkata 'aku sangat suka milikmu'.