Chereads / Cross Time Delivery Mission / Chapter 2 - Research, Start!

Chapter 2 - Research, Start!

Eve terdiam memandang sosok pria yang tak sadarkan diri didepannya. Ia melihat pantulan dirinya di kaca sepeda motor yang tergeletak. Seketika senyum manis menghiasi bibirnya.

Kini ia paham mengapa pemuda itu sangat kaget. Wajah cantik Eve sudah memudar, kini ia terlihat seperti wanita paruh baya. Penampilannya kini berada di usia 45 tahun, baju putihnya kotor oleh lumpur, dan rambutnya berantakan. Namun ia juga menyadari bahwa penuaan yang terjadi padanya kini melambat, tidak secepat yang terjadi di lintasan waktu. Eve pucat seketika saat mengingat apa yang terjafi beberapa saat yang lalu. Baginya, itu adalah pengalaman paling menyeramkan dalam hidupnya. Eve sadar bahwa waktunya tidak banyak. Ia segera membuka sistem komputer yang tertanam di tubuhnya, ia memeriksa lokasi dan waktu keberadaannya saat ini, dengan data yang dimiliki Eve mengatur penerjemah otomatis di tubuhnya. Kini ia bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal, lalu ia menghampiri tubuh pemuda yang masih tergeletak dan mencoba membangunkannya.

Lintasan waktu, beberapa saat yang lalu...

Eve yang panik langsung mengarahkan hovercar miliknya untuk keluar dari lintasan waktu. Proses keluar kali ini diluar prosedur yang seharusnya, hal ini mengakibatkan badai waktu. Eve terjebak di badai waktu, petir menyambar dimana mana. Dengan kecepatan penuh akhirnya ia berhasil menyobek dimensi lintasan waktu dan ia berhasil keluar di waktu dan tempat yang tidak ia ketahui.

Hover car miliknya rusak parah akibat badai waktu, ia terjun bebas. Untuk keamanan, Eve mengarahkan hovercarnya agar jatuh ke areal hutan. Ia berharap tidak menambah masalah yang dibuatnya.

BOOOOM

Hovercar dengan keras menabrak pepohonan,namun Eve berhasil selamat. Ia melepaskan sabuk pengamannya dan merangkak keluar. Disekeliling Eve penuh lumpur, namun Eve berhasil keluar. Ia menghela nafas lega. Cahaya dari arus listrik hovercarnya sesekali berpendar. Melihat kerusakan parah ini Eve hanya terdiam, ia masih shock.

Saat mulai tenang, Eve bersyukur karena tidak ada penduduk di sekitarnya. Ia berusaha memperbaiki Hovercar miliknya. Core inti energi di hovercarnya mengalami kerusakan. Eve segera mengetahui bahwa kerusakan ini diakibatkan oleh petir yang menyambar dirinya. Tak tahu harus apa, Eve mulai menangis dalam diam. Dia sangat kebingungan, tanpa disadari kini ia mulai mengacak ngacak rambutnya. Tak lama, Eve melihat cahaya yang mulai mendekat di kejauhan. Ia segera memasukan bangkai hovercarnya kedalam storage system miliknya. Dan saat cahaya itu semakin dekat, tampak oleh Eve sosok pemuda yang mengendarai sepeda motor. Lalu pemuda itu menyapa Eve dalam bahasa yang tidak dipahami oleh Eve, Eve hanya membalas sapaan pemuda itu dengan melambaikan tangannya.

Sekarang Eve mulai menepuk pipi pemuda itu.

"Hei bangun! Bangun!", Eve berusaha membangunkan pemuda itu. Namun dirasa tidak ada hasil, Eve mengeluarkan alat kecil dari storage system miliknya. Alat ini dapat menembakan listrik yang cukup kuat. Lalu tanpa ragu, Eve mengarahkan senjatanya ke tubuh pemuda itu.

Bzzzztttttttt

"Cuuuuuukkkk!", pemuda itu kaget dan tersadar. Ia melihat wajah pucat wanita paruh baya dihadapannya. Khawatir pemuda itu akan kembali pingsan, Eve menepuk pundaknya.

"Aku bukan hantu!", Eve berusaha menenangkan pemuda itu.

"Owh, maaf bu. Salah paham. Tadi aku kaget. Namaku Jaka, biasa dipanggi Jack", Jack sangat malu. Wajahnya memerah.

"Tidak masalah namaku Eve, aku sedang wisata disini. Namun aku tersesat dan terpisah dari rombonganku. Untuk sekarang, bisakah kamu membantuku mencari tempat menginap untuk malam ini? Aku tidak tau jalan.", Eve berkata sambil tersenyum.

"Siap bu, saya siap membantu. Sudah kewajiban bagi warga untuk membantu turis yang tersesat. Kalau ibu tidak keberatan, ibu bisa menginap di rumah saya. Tidak terlalu besar, namun ada kamar kosong yang bisa ibu pakai." Jack mulai bangun dan berjalan menuju sepeda motor kesayangannya.

Eve yang melihat hal ini diam diam mengarahkan alat listrik miliknya ke sepeda motor Jack yang kini diam membatu. Jack tidak melihatnya.

" Tidak apa apa, lqgipula kan susah untuk mencari hotel di saat ini. Aku sangat berterima kasih jika kamu mau membantu." Eve sedikit lega karena Jack bersedia membantunya.

Jack berusaha mengangkat sepeda motornya.

"duh, lecetnya banyak. Semoga tidak mogok, tunggu sebentar ya bu.. Pokoknya saya siap bantu ibu! ", Jack tersenyum seraya berusaha mengangkat motornya. Setelah motornya berhasil berdiri ia merogoh sakunya dan mencari sebatang rokok pemberian pamannya.

"yah hancur.. Yasudahlah.", Jack membuang rokoknya dan berusaha menyalakan sepeda motornya. Namun diluar perkiraan Jack. Sepeda motor menyala dengan lancar.

"Ayo bu kita brangkat! Rumah saya ada di desa tak jauh dari sini.", Jack menaiki sepeda motornya dan menawarkan Eve untuk naik juga.

Waktu Eve semakin sedikit. Tanpa pikir panjang, Eve ikut naik. Ia hanya ingin cepat mendapat tempat aman untuk membuka Labnya. Otaknya berfikir keras mencari jalan keluar. Sebagai ilmuan terbaik tahun 2225, Eve merasa yakin bahwa ia mampu menemukan jalan keluar dari masalahnya. Kini nyawa Eve dipertaruhkan. Ia mengkalkulasi waktu penuaannya. Eve akam terus menerus menua 1 tahun per jam, dan berdasarkan kalkulasi sistem ia akan mati atau kehilangan fungsi otaknya dalam 30 jam.

Jantung Eve berdebar kencang saat tau sisa waktu yang dimilikinya.

Sepeda motor Jack melaju perlahan menembus kegelapan hutan.

"bisa kah kamu lebih cepat? Aku perlu ke toilet", Eve sudah tidak sabar dan mencari alasan agar bisa tiba lebih cepat.

"Maaf bu, ini sudah paling cepat. Jalannya nanjak, maklum motor tua. Kalau mau ke toilet di hutan saja bu, saya jagain! Hehe", Jack tertawa pasrah mendengar permintaan Eve.

Eve hanya diam, tanpa sepengahuan Jack Eve mengakses storage system miliknya dan mengeluarkan mesin jet mini. Ia mengkalkulasi kecepatan maksimum yang dapat ditahan sepeda motor Jack lalu menyesuaikannya dengan alat miliknya. Diam diam Eve menempelkan jet mini tersebut di belakang sepeda motor Jack.

"Astagfirulloh!!!!!! Kenapa ini motor?", Jack kaget karena tiba tiba sepeda motornya melaju cepat.

"Sudah tidak tanjakan mas! Gak apa apa, ngebut saja! Aku ingin cepat istirahat" Eve mencoba menenangkan Jack, dan berpegangan erat pada Jack.

"Walah, baru 1 tahun tidak mudik udah banyak berubah gini jalannya. Siap bu! Meluncur! Ibu pegangan ya.", karena sudah gelap, Jack mempertimbangkan alasan dari Eve masuk di akal.

Dengan cepat Jack terus melaju menembus hutan dan akhirnya mereka pun berhasil keluar area hutan dan memasuki Desa.

" Djancuuk! Pelan pelan oi! Goblok! ", seorang pria tua bertopi putih meneriaki Jack.

"Maaf pak haji!, Gak tau kenapa Ini Remnya Blong!!!", Jack yang memang nyaris menabrak pria tua itu berteriak meminta maaf.

"Astagfirulloh, si Jaka? ", Pria tua itu hanya mengelus dada menahan amarahnya. Ia mengenali suara dan sepeda motor milik Jack.

"Masih jauh?", Eve yang menyadari bahwa aksinya sudah membahayakan bertanya pada Jack.

"Tidak bu, itu skitar 100 meter lagi, tapi ini berhentinya gimana?", Jack bicara sambil gemetar ketakutan dan mencoba mengendalikan sepeda motornya agar tidak memakan korban jiwa.

"Mungkin aku keterlaluan, tapi maaf aku tidak punya banyak waktu", Eve berkata dalam hati lalu ia mematikan mesin jet miliknya dan kembali menyimpannya di storage system.

"Alhamdulillah! Bisa berhenti.. ", Jack sangat kebingungan dengan kelakuan sepeda motornya malam itu. Udara malam itu cukup dingin, namun baju Jack basah kuyub oleh keringat dingin.

"Nah, itu dia rumah saya bu. Walau tidak bagus tapi nyaman. Hehe", jack sangat bahagia karena merasa baru bebas dari maut.

"Tidak apa apa. Aku sangat senang kamu mau membantuku", Eve tersenyum lega. Akhirnya ia bisa segera membuka lab miliknya.

Jack memarkirkan sepeda motor di halaman rumahnya dan mempersilahkan Eve untuk turun.

Sambil memandu Eve untuk memasuki rumahnya, Jack menjelaskan kondisinya. Ia menceritakan bahwa ia adalah anak satu satunya, Ayahnya meninggal saat Jack masih kecil dan ia hanya tinggal berdua bersama ibunya, namun 6 tahun lalu Jack kehilangan ibunya. Dan kini rumah itu kosong. Jack mengatakan pada Eve bahwa ia sangat senang. Karena kehadiran Eve mengingatkan Jack pada Ibunya. Jack merasa rindu dengan sosok perempuan tua yang dahulu tinggal bersamanya di rumah ini.

"Apa?", awalnya Eve merasa simpati pada Jack, namun mendengar akhir perkataan Jack, Eve mendadak emosi. Tidak ada perempuan muda yang suka disebut tua.

Waktu menunjukan pukul 10 malam, rumah jack yang sudah 1 tahun tidak ditempati tampak berdebu namun sangat rapih. Jack pun takut jika tamunya tidak nyaman. Ia mengelap kursi ruang tamunya.

"silahkan ibu duduk dulu. Maklum sudah 1 tahun rumah ini tidak ditempati, saya mau beberes dulu ya bu." jack mempersilahkan Eve untuk menunggu.

"tidak apa apa mas, bolehkah aku langsung ke kamar saja? Biar aku yang membereskan sendiri.", Eve berkata sambil tersenyum pada Jack. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan koin kecil yang terbuat dari emas lalu memberikannya pada Jack.

"Ini mas, hadiah kecil dariku, terimakasih sudah membantu. Sekarang aku hanya ingin cepat beristirahat"

Jack menatap koin emas tersebut, dan tanpa ragu Jack menolaknya.

"Tidak usah bu, saya ikhlas membantu. Kalau ibu memaksa justru saya akan marah. Kalau ibu mau cepat beristirahat baiklah, namun maaf ya bu jika kurang nyaman," Jack menunjukan bekas kamar ibunya pada Eve lalu mempersilahkan Eve untuk masuk. Jack menawarkan baju milik ibunya pada Eve, Jack juga memberikan sprei kasur baru yang bersih pada Eve, Jack pun menunjukan lokasi kamar mandi dan berpamitan.

" Selamat istirahat ya Bu! Kalau ada perlu ketuk saja kamar saya. Besok kita akan menuju posko sar yang ada di kaki gunung. Semoga ibu bisa cepat bertemu kembali dengan rombongan!", jack keluar dari kamar ibunya. Ia segera menuju ke kamar mandi dan mulai membersihkan rumahnya.

Eve menutup pintu sambil tersenyum ramah pada Jack. Ia segera mengakses storage system miliknya. Kamar ibu Jack yang sempit diubahnya menjadi 10x labih luas. Eve segera mengatur labnya, penelitian pun dimulai.

"buset itu bule jorok juga ya? Badan kotor gitu gak mandi, langsung tidur! Ah namanya juga sudah tua. Mungkin dia lelah", Jack aneh melihat kelakuan Eve dan kembali meneruskan pekerjaannya menyapu rumah.