Chereads / Catch Feelings / Chapter 5 - 04 - Kata-kata yang membuatkan kita terluka

Chapter 5 - 04 - Kata-kata yang membuatkan kita terluka

"Semakin banyak orang mulai ninggalin aku,

aku takut kamu juga akan ninggalin aku

sama seperti mereka. "

~ Jasmine Shaw ~

♡|

"Makan pelan-pelan dikit boleh kan, Jas? Kayak anak-anak telat mau ke sekolah aja lo." kata Aidan.

"Gue laper. Lagipula, enak banget baksonya." kata Jasmine.

"Kayak nggak biasa aja nih cewek." kata Aidan. Jasmine terkekeh.

"Lo jangan lupa ya hari penting buat gue besok." kata Jasmine.

"Iya nggak lupa kok. Masa gue bakalan lupa." kata Aidan.

"Mana tauk gue." kata Jasmine. Aidan berdecak kesal.

"Owh iya.. Gue mau nanya ke lo soal cewek yang lo peluk sore tadi." kata Jasmine.

"Siska maksud lo?" soal Aidan. Jasmine mengangguk.

"Dia sepupu gue." jawab Aidan.

"Napa gue nggak tau soal itu ya?" soal Jasmine.

"Lo aja yang amnesia. Lo sering berantem sama dia dulu." kata Aidan.

"Serius lo? Kalo lo bercanda lagi bakal gue jambak lo, Dan." kata Jasmine serius.

"Iya gue serius, Jas. Kesal banget sih gue sama lo." kata Aidan.

"Lah lo kenapa? Kok gue sih?" soal Jasmine.

"Nggak ada apa-apa." kata Aidan. Jasmine menghela nafas dan menyambung makan.

"Jas, Jas, Jas. Lo kayak anak-anak makannya sampe ke pipi lo itu." kata Aidan lalu mengambil tisu diatas meja. Aidan menyapu tetesan kuah dipipi Jasmine.

Jasmine membeku 10 saat. Dia terdiam dan kaget dengan perbuatan Aidan. Jasmine meletakkan sendoknya didalam mangkuk.

"Gue udah kenyang, Dan." kata Jasmine.

"Udah? Nggak mau habisin?" soal Aidan.

"Nggak. Udah full soalnya." kata Jasmine tersenyum.

"Yaudah gue habisin aja." kata Aidan mengambil mangkuk itu dan menghabiskan bakso Jasmine. Tanpa sedar, Jasmine tersenyum sendiri melihat Aidan.

"Udah. Ayo pulang." kata Aidan.

"Iya ayo." kata Jasmine dengan pantas.

♡|

"Makasih ya karna nebengin gue." kata Jasmine.

"Bebas." kata Aidan. Jasmine tersenyum.

"Gue masuk dulu ya. Good night." kata Jasmine.

"Iya good night, my love." kata Aidan. Jasmine menutup pintu mobil Aidan. Jasmine dapat merasakan pipinya menjadi merah.

'Tuhan.. Aidan semakin membuat aku jatuh.. Bagaimana aku mau kembali seperti dulu?' bisik hati Jasmine.

"Non Jasmine." kata Bu Ani itu.

"Iya kenapa, bu?" soal Jasmine.

"papa kamu kecelakaan, non. Dia udah nggak ada." kata Bu Ani.

"Hah? Apa?!" teriak Jasmine.

"Iya non." kata Bu Ani. Jasmine mencampakkan begnya dan berlari keluar dari rumah.

Jasmine menekan butang pintu pagar rumah Aidan. Jasmine dapat merasakan air matanya mengalir dipipinya.

"Ken.." kata-kata Aidan terhenti apabila Jasmine memeluknya sambil menghamburkan tangisannya.

"Aidan.. Semua keluarga aku terus-terusan meninggalkan aku, Dan..." kata Jasmine.

"Lo kenapa Jasmine? Kenapa Jas?" soal Aidan.

"Papa.. Papa gue udah nggak ada, Dan.." kata Jasmine.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang." kata Aidan. Jasmine mengangguk dan masuk ke dalam mobil Aidan.

"Ma, pa.. Papanya Jasmine udah nggak ada. Kami harus ke rumah sakit sekarang." kata Aidan.

"Kami nyusul dari belakang." kata Tante Qira. Aidan mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya. Aidan menghidupkan mobilnya dan menuju ke rumah sakit.

Jasmine berlari keluar dari mobil setelah sampe di depan rumah sakit. Jasmine mendekati kaunter itu.

"Mana papa aku?" soal Jasmine.

"Papa kamu namanya apa ya?" soal suster itu.

"Shaw Hermawan." kata Jasmine.

"Disana." kata suster itu menunjuk kearah tubuh kaku yang terbaring ditutupi selimut putih. Jasmine pelan-pelan mendekati tubuh itu.

Lutut Jasmine sangat lemah dan hampir jatuh tapi ditangkap oleh Aidan. Jasmine melihat Aidan. Jasmine menggelengkan kepalanya.

"Aidan.. Papa gue masih hidup kan? Sebelum ini mama.. Sekarang papa. Kenapa Aidan? Gue udah nggak ada siapa-siapa lagi Aidan.." kata Jasmine.

"Lo harus sabar dengan ujian ini, Jas.. Lo harus ingat, lo masih ada gue. Sahabat lo yang sentiasa akan melindungi dan menyokong lo, Jas. Lo masih ada Maria dan Aurora. Kita semua ada buat lo, Jas." kata Aidan membujuk Jasmine.

Jasmine memegang tubuh itu dan menurunkan selimut itu. Tangisan Jasmine semakin kuat apabila melihat wajah yang dikenalinya itu sudah tidak bernyawa. Jasmine membungkam mulutnya dan terus menangis.

"Gue nggak kuat, Aidan.. Gue takut.. Gue takut.. Semuanya akan ninggalin gue kayak mama dan papa. Gue takut lo bakal ninggalin gue, Aidan." kata Jasmine dengan tangisannya.

"Kamu harus sabar, Jasmine. Tante, paman dan Aidan akan menjaga kamu sayang." bujuk Tante Qira.

"Iya, Jas.. Gue nggak akan ninggalin lo demi apapun." kata Aidan. Jasmine mengangguk. Jasmine mencium dahi papanya.

"Semoga papa pergi dengan tenang. Jasmine sayang sama papa. Papa bisa ketemu mama. Jasmine akan kesana dan ketemu sama papa dan mama suatu hari nanti. Kita akan berkumpul dan bergembira lagi tapi di dunia yang lebih aman dan indah. Papa kirim cinta dan rindu Jasmine ke mama ya. Jasmine sayang papa dan mama." kata Jasmine dengan tulus.

Jasmine berdiri tegak. Kepalanya rasa pening dan dia tidak dapat mengimbangkan kepalanya lalu jatuh pengsan kedakapan Aidan.

♡|

Jasmine membuka kelopak matanya. Dia dapat bau obat-obat yang ada dirumah sakit. Jasmine melihat Aidan yang tidur disebelahnya. Jasmine melihat Aidan memegang tangannya. Jasmine tersenyum.

"Gue mohon.. Jangan ninggalin gue kayak mereka, Aidan. Gue nggak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi, Aidan. Jujur.. Gue udah mulai suka sama lo, Aidan.. Maaf, Aidan.. Gue nggak bisa halang perasaan ini, Dan. Perasaan ini hadir tanpa gue minta. Gue dihujung jurang untuk merosakkan persahabatan kita, Aidan. Maafin gue, Dan." bisik Jasmine pelan.

Setelah hampir 10 minit, Jasmine berdiam memerhatikan Aidan. Akhirnya, Aidan tersadar. Aidan tersenyum kearah Jasmine.

"Lo udah nggak pusing?" soal Aidan.

"Nggak. Lo kenapa nggak pulang?" soal Jasmine.

"Nggak boleh?" soal Aidan.

"Iya boleh sih tapi gue nggak mau repotin lo. Besok lo sekolah." kata Jasmine.

"Gue nggak kesekolah. Mau jagain lo." kata Aidan.

"Bisa-bisa aja ya lo?" soal Jasmine.

"Bisalah.. Gue nggak mau liat temen gue sakit. Terutamanya Lo, lo special banget bagi gue." kata Aidan.

"Special? Maksud lo?" soal Jasmine.

"Lo kan sahabatnya gue. Jadi, lo special bagi gue. Gue akan sentiasa lindungin lo." kata Aidan. Senyuman Jasmine menjadi kurang ceria.

"Kenapa?" soal Aidan.

"Nggak.. Gue cuman pengen mau nangis setelah lo bilang gitu ke gue." kata Jasmine. Aidan tersenyum dan mencium alis Jasmine. Jasmine tahu itu sudah kebiasaan Aidan untuk mencium alisnya tapi itu cukup membuatkan jantung Jasmine berdetak laju.

"Lo mau makan? Bilang aja lo mau makan apa." kata Aidan.

"Gue cuman mau bubur." kata Jasmine sambil menunjuk bubur ayam disebelah Aidan. Aidan tersenyum dan meletakkan bubur dimeja. Aidan menolong Jasmine bangun.

"Makasih karna peduli sama gue." kata Jasmine.

"Gue sahabat lo. Sudah tentu aku peduli banget sama lo, Jas. Gue juga sayang sama lo banget, Jas..." kata Aidan menghentikan sambungan ayatnya. Jasmine tersenyum dan mengangguk.

Aidan tersenyum dan tidak menyambung kata-katanya.

'nggak usah nyambung, ianya bakal nyakitin lo sama gue' bisik hati Aidan.

'sebagai sahabat. Gue udah bisa baca lo, Dan.' bisik hati Jasmine.