"Janji gue buat lo cuman satu,
iaitu ngelindungin lo."
~ Aidan Lewis ~
♡|
"Peserta kita yang terakhir malam ini ialah Jasmine Shaw. Dia ialah pelajar yang paling banyak memenangkan anugerah national pianist di Indonesia." kata MC.
Jasmine naik ke atas pentas dengan perasaannya yang gugup. Jasmine tersenyum dan membungkukkan badannya tanda hormat kepada juri dan penonton.
Jasmine dapat menangkap mata Aidan yang tersenyum kearahnya. Jasmine menerima note musik yang harus dimainkan olehnya. Wajah Jasmine berubah.
Lagu itu merupakan lagu kesukaan Jasmine. Dia duduk dibangku dan meletakkan kedua tangannya didadanya. Dia dapat merasakan jantungnya berdetak laju. Pandangan Jasmine mula berpinar-pinar dan nggak jelas.
Aidan berlari mendekati juri itu dan berbisik sesuatu. Juri itu mengangguk kepada Aidan. Lola tersenyum puas dari jauh.
Aidan menaiki stage itu dan mengambil kerusi lalu duduk disebelah Jasmine. Lola terkejut dengan kehadiran Aidan. Jasmine memandang Aidan.
"Lo ngapain, Dan?" soal Jasmine.
"Lo bisa lakuin ini, Jas.. Gue percaya sama lo. Gue akan temenin lo sehingga lo habis bermain piano. Gue akan semangatin lo, Jas.." ucap Aidan dengan setulus hatinya. Jasmine tersenyum dan mengangguk.
Jasmine mengangguk kearah MC. Jari-jari Jasmine mula menari-nari lembut di kunci piano itu. Kedengaran alunan musik piano yang menenangkan penonton dan juri disitu.
Kedengaran penonton dan juri bertepuk tangan dan berdiri setelah Jasmine berjaya menghabiskan penampilannya. Jasmine tersenyum kearah Aidan.
"Lo berhasil, baby girl." kata Aidan. Jasmine memeluk Aidan erat.
"Terima kasih, Aidan.. Lo berhasil menghilangkan perasaan takut gue.. Gue.. Gue.." kata-kata Jasmine terhenti apabila Aidan mengucup kening Jasmine.
"Kenapa lo cium alis gue akhir-akhir ini, Dan? Lo suka sama gue ya?" soal Jasmine.
"iya gue suka sama lo." kata Aidan. Jasmine tahu Aidan menyukainya sebagai sahabat dan dia hanya tersenyum.
"Kalau itu gue tahu.. Lo suka semua orang." kata Jasmine. Aidan menghela nafas dan tersenyum.
'Kenapa lo nggak peka sama kode-kode gue, Jas.' soal Aidan diisi hatinya.
"Kenapa lo tanya ke gue kek gitu? Atau lo yang suka ke gue?" soal Aidan.
"Ihh nggak. Kenapa gue mau suka sama lo?" soal Jasmine.
"Beneran ni?" soal Aidan mendekatkan wajahnya dengan wajah Jasmine. Jasmine melarikan pandangannya.
"Jangan terlalu deket bisa kan? Lo bikin jantung gue nggak keruan." kata Jasmine. Aidan menjauhkan wajahnya dan smirk. Jasmine dan Aidan turun ke backstage.
"Jasmine, Aidan.." panggil Indah.
"Iya kenapa, Indah?" soal Jasmine.
"Bu Yanti cari kalian." kata Indah.
"Kenapa tumben aja?" soal Jasmine.
"Nggak tau." kata Indah.
"Dia dimana?" soal Aidan.
"Diruangan BK lah." kata Indah.
"Hehehe lupa, Bu Yanti ialah BK kita." kata Jasmine.
"Ayo." kata Aidan. Jasmine mengangguk.
"Kami pergi dulu ya." kata Jasmine.
"Iya.." kata Indah. Jasmine berjalan bersama Aidan ke BK untuk ketemu Bu Yanti.
TOK! TOK!
"Masuk." kata Bu Yanti.
"Ada apa ya bu manggil kami berdua?" soal Aidan.
"Iya bu.. Kami ada melakukan kesalahan ya?" soal Jasmine.
"Nggak.. Kalian duduk dulu." kata Bu Yanti. Jasmine berpandangan dengan Aidan antara satu sama lain. Jasmine menarik kerusi itu dan duduk diturut oleh Aidan juga.
"Tujuan ibu manggil kamu berdua ialah ibu mau minta kalian sertai camping yang akan diadakan untuk pramuka tidak lama lagi. Bisa kan? Tahun ini tahun terakhir kamu berdua." kata Bu Yanti.
"Saya boleh sertai tanpa sebarang bantahan bu.."
Jasmine menjawab terlebih dahulu. Dia memalingkan mukanya ke kirinya.
"Lo, Dan?" soal Jasmine.
"Saya ikutan juga, Bu Yanti." kata Aidan.
"Bagus.. Ini yang saya suka dari kamu berdua. Saya mau kamu berdua ngasih formulir izin ini kepada ahli pramuka yang lain. Terhad untuk 50 siswa dan siswi yang mau ikut." kata Bu Yanti.
"Okay bu, beres." kata Aidan.
"Kami pamit dulu, bu." pamit Jasmine. Bu Yanti mengangguk pelan. Jasmine dan Aidan keluar dari ruangan BK.
"Lo mau kita pisah atau bareng?" tanya Jasmine.
"Bebas. Ayo bareng." jawab Aidan.
"Okay.." ujar Jasmine dan berjalan ke satu-persatu kelas untuk menanyakan siapa yang mau ikut camping pramuka itu.
"Gue yakin, teman-teman kita pasti mau ikut." kata Jasmine.
"Kita simpan formulirnya buat mereka." jawab Aidan.
"Lagi tinggal 4 formulir. Kita ke kelas mana lagi nih?" tanya Jasmine.
"Kelas 12G?" cadang Aidan.
"Kelasnya Lola? Ihh kalo dia ikutan, pasti ribut camping itu karna dia." ujar Jasmine.
"Takut dia bikin ribut atau takut dia centilan sama gue?" sindir Aidan dengan sinis.
"Lo udah lama nggak dijambak sama gue kan, Dan?" tanya Jasmine.
"Lumayan lama juga. Kenapa?" tanya Aidan. Jasmine menjambak rambut Aidan kuat.
"Ampun-ampun.. Iyaiyaiya, gue nggak pancing lo untuk jambak lo lagi. Lepasin, Jas.. Sakit banget. Kaya mau cabut semua rambut gue." kata Aidan sambil memegang tangan Jasmine yang menjambak rambut Aidan.
"Tau lo, sakit. Makanya jangan pancing gue." Jasmine terkekeh pelan melihat Aidan yang mengusap kulit kepalanya kerana sakit.
Aidan tersenyum sendiri melihat senyuman Jasmine yang sangat menarik baginya itu. Aidan mengacak-acak rambut Jasmine.
"Kebiasaan lo, ngacak-acak rambut gue. Emangnya lo fikir rambut gue apaan?" tanya Jasmine. Aidan menggeleng.
"Gue suka banget ngelakuin kaya gini ke lo. Lo imut banget soalnya." jawab Aidan.
"Ihh modus." kata Jasmine.
"Biarin." jawab Aidan. Jasmine tersenyum.
KRING!!
"Ihh udah waktu istirahat. Gimana ini, Dan?" tanya Jasmine sambil menunjukkan formulir izin itu.
"Kita makan dulu ya. Kalau kita udah selesai makan, kita bagikan lagi."
Jasmine mengangguk. Aidan meletakkan tangannya dipundak Jasmine dan mereka jalan bareng ke cafeteria. Jasmine duduk dikursi disisi Rani.
"Lo mau makan apa?" tanya Aidan.
"Lo traktir ya?" tanya Jasmine.
"Bebas. Makan apa?" tanya Aidan.
"Gue mau bakso sama air grape doang." jawab Jasmine.
"Siap." kata Aidan. Aidan berlalu pergi.
"Lo ada apa-apa sama Aidan ya, Jas?" tanya Liam.
"Kenapa sih tanya gue mulu? Nggak bisa tanya sendiri ke Aidan?" tanya Jasmine.
"Bukan kek gitu, Jas.. Aidan itu susah. Males gue mau nanya ke dia. Paling-paling dia cuekin gue mulu." jawab Liam.
"Nggak ah.. Gue sama dia cuman sahabat. Nggak lebih." jawab Jasmine. Aidan yang mendengar itu langsung duduk dihadapan Jasmine.
"Makasih Aidan kalem." ucap Jasmine. Aidan cuekin ucapan terima kasih dari Jasmine itu. Jasmine memalingkan mukanya kearah teman-temannya.
"Dia kenapa?" tanya Jasmine tanpa mengeluarkan suaranya. Mereka mengangkat bahu petanda mereka tida tahu apa-apa. Jasmine dengan berani mengetuk meja dihadapan Aidan.
"Dan.. Lo kenapa? Lo marah sama siapa?" tanya Jasmine.
"Gue nggak marah sama siapa-siapa. Buruan makan, gue belum siap PR kimia gue." jawab Aidan. Jasmine terdiam.
"Nathan, Aurora.. Kalian bagiin formulir izin ini ke siswa/siswi yang mau ngikut camping pramuka ini." kata Aidan memberikan 4 helai formulir itu.
"Oke siap." jawab Nathan. Jasmine memakan baksonya. Aidan bangun dari kursinya dan meninggalkan Jasmine.
"Lo ngapain? Pergi nyusul Aidan sana." bisik Rani. Jasmine mengangguk. Dia berdiri dan mengejar Aidan.
"Lo kenapa, Dan? Marah-marah. Lo marah sama gue ya?" tanya Jasmine.
"Nggak.. Gue mau balik, nggak enak badan." kata Aidan membuka pintu mobilnya.
"Bentar, arghh!" teriak Jasmine kuat apabila jari-jari tersepit pintu mobil Aidan. Aidan mendorong pintu mobilnya kasar dan memegang tangan Jasmine.
"Maaf, maaf.. Gue nggak sengaja." ucap Aidan.
"Lo sih, marah-marah nggak jelas. Bingung gue jadinya." ujar Jasmine. Alisnya bertautan menahan sakit dengan jari-jarinya.
"Gue ke uks aja.. Lo nggak enak badan kan?" tanya Jasmine.
"Nggak jadi. Kita ke klinik aja." kata Aidan.
"Ini cuman dikit, Dan. Lepas ditaruh obat, pasti baikan kok." kata Jasmine.
"Ogahh.. Klinik sekarang." kata Aidan.
"Iyaiya.." Jasmine mengalah dan masuk ke dalam mobil. Aidan membawa mobilnya dengan kelajuan yang rata-rata membuatkan Jasmine agak sedikit takut.
♡|
"Untung jari gue nggak kenapa-kenapa." kata Jasmine sambil melirik jari-jarinya.
"Maaf.. Gue nggak mau nyakitin lo." ujar Aidan.
"Iya iya, gue maafin lo." ujar Jasmine. Jasmine tau bahwa Aidan nggak suka beri alasan atau mau menang kalau dia memang salah..
"Kita balik aja ya? Nggak usah ikut kelas sore." kata Aidan. Jasmine sekadar mengangguk. Aidan mengucup puncak kepala Jasmine.
"Maafin gue sekali lagi, Jas.." kata Aidan. Jasmine mengangguk.