"Sampai kapan kita harus menyimpan
perasaan yang gila ini?"
♡|
"Ngga.. Gue udah atur semua rancangannya dari awal dengan rapi. Semuanya gue yang atur. Cuman Jasmine aja yang ngga nyadar." kata Aidan.
"Gila lo, Dan." kata Nathan.
"Bentar.. Kenapa lo atur semuanya? Gue ngga ngerti? Lo suka sama Jasmine?" tanya Liam.
"Lo tau apa yang gue bakal omongin, Liam.." kata Aidan. Liam terdiem selama 15 saat. Liam memandang Aidan.
"Lo benar-benar, Dan.." kata Liam.
"Tapi gue capek lama-lama ginian. Gue mau jujur ke dia supaya kami berdua terus ngga terluka beginian." kata Aidan.
"Itu lebih baik, Dan." kata Nathan. Liam mengangguk dengan omongan Nathan.
"Gue bakal jujur sama dia." kata Aidan. Liam dan Nathan tersenyum.
♡|
"Apaan sih lo?" soal Jasmine lalu mencoba melepaskan tangannya dari genggaman cowok itu.
"Kenapa lo menghindar dari gue terus sih? Emang salah gue apa, sampe lo kayak gini ke gue, Jas?" soalnya.
"Salah lo? Lo nggak ada salah sama gue, Dan. Gue cuma minta untuk lo jangan ganggu gue lagi!!" teriak Jasmine dihadapan mukanya Aidan.
"Ngapa lo teriak-teriak, Jas? Lo nggak pernah semarah ini ke gue, Jas." bujuk Aidan untuk menenangkan Jasmine.
"Nggak usah. Lo nggak perlu tau masalah apa yang gue hadapin. Emangnya lo sekadar sahabat gue aja, ga lebih dari itu." Jasmine berjalan meninggalkan Aidan.
"Jas!!" teriak Aidan sekuat hatinya. Jasmine tidak peduli sama teriakkan Aidan.
"Gue perlu tau masalah lo bukan sekadar dari cuman sahabat, tapi lebih dari itu. Gue suka sama lo, Jas." Aidan mengeluarkan isi hatinya.
Jasmine berdiri tegun yang masih membelakangi Aidan itu. Dia benar-benar nggak percaya apa yang dikatakan oleh Aidan barusan tadi.
"Jangan percaya sama omongannya, Jas.. Dia pasti bercanda." Jas berkata sendiri dan kembali berjalan meninggalkan Aidan.
Aidan mengejar Jasmine dan menarik tangan Jasmine sehingga Jasmine memeluk tubuhnya. Aidan memeluk tubuh Jasmine erat.
"Gue benar-benar suka dan sayang sama lo, Jas.. Iya bener, kita sahabat.. Tapi gue anggap lo lebih dari sahabat gue, Jas.. Jujur, Jas.. Tolong jujur sama gue, Jas.. Gue udah capek sama permainan gila ini, Jas.." kata Aidan. Jasmine menangis dipelukkan Aidan.
"Jas!! Jas!!" teriak satu suara.
Jasmine membuka matanya dan bantalnya sudah dipenuhi air mata. Jasmine melihat Aidan disisinya.
"Lo mimpi ya?" tanya Aidan.
Jasmine mengelap air matanya dihujung mata dan mengangguk.
"Iya gue mimpi. Ya ampun, kaget gue." kata Jasmine.
"Kenapa?" soal Aidan. Jasmine menggeleng.
"Ngga ada.. Cuman mimpi yang bahagia tapi tetap kecewa." kata Jasmine.
"Maksud lo?" tanya Aidan.
"Gue mimpi, gue sama idol kpop yang saling berpelukan. Itu aja." kata Jasmine. Aidan mengangguk.
"Gue keluar sekarang. Lo tu, cepetan mandi dan dandan." arah Aidan.
"Ngga ah.. Ngapain?" tanya Jasmine.
"Ngga usah banyak nanya." kata Aidan terus keluar dari kamar Jasmine. Jasmine menghela nafas.
"Kenapa gue mimpi kek gitu? Aidan suka sama gue? Inilah akibatnya kalo gue fikirin tentang Aidan terus." ujar Jasmine sendiri. Jasmine masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.
♡|
"Auch! Hey, lo ngga ada mata ya?" tanya Jasmine kasar.
"Lah kok marah gue?" tanya lelaki yang agak tinggi dari Jasmine. Jasmine mendongakkan wajahnya.
"Lo, Reno. Gue fikir cowok brengsek mana yang nabrak gue." kata Jasmine. Reno tersenyum dan mengusap rambut Jasmine.
"Lo kapan disini? Bukan lo di Sulawesi ya?" tanya Jasmine.
"Gue pindah ke sini. Gue juga satu sekolah sama lo, Jas." kata Reno sambil tersenyum.
"Beneran? Asik." kata Jasmine riang. Aidan muncul dan 100% wajah Aidan berubah.
"Dan.. Besok gue mau ke sekolah sama Reno ya. Soalnya dia pindah ke sekolah kita juga." kata Jasmine.
"Lo kan udah janji mau nebeng gue setiap hari, Jas.." kata Aidan.
"Please, Aidan.. Gue udah lama ngga ngobrol sama Reno bapau ini." kata Jasmine sambil mencubit kedua pipi Reno.
"Gue bukan bapau, Jas." kata Reno.
"nggak peduli gue.. Lo sukanya sama bapau. Jadi gue udah biasa manggil lo bapau." kata Jasmine.
"Kita balik ya, Jas? Sekarang, gue tiba-tiba ngga enak badan." Aidan cuba untuk mencari alasan supaya Jasmine tidak terus bersama Reno.
Jasmine mendekati Aidan dan meletakkan tangannya dipelipis dahi Aidan.
"Badan lo panas, Dan.. Kita ke rumah sakit aja ya?" tanya Jasmine.
"Ngga papa.. Gue makan obat dan tidur pasti baik." kata Aidan.
"Okay.. Ayo kita pulang. Reno, kami pulang duluan ya.. Ngga bisa gue liat Aidan sakit." kata Jasmine. Aidan tersenyum sinis kearah Reno. Reno hanya tersenyum manis dan mengangguk.
"Lo bisa mengemudi, Dan?" tanya Jasmine. Aidan menggeleng.
"Yaudah biar gue aja." kata Jasmine perhatian. Aidan tersenyum dan duduk disebelah pengemudi. Jasmine mengemudi mobil itu kerumahnya.
"Aidan, bangun.. Ayo, gue bawa lo ke kamar." kata Jasmine. Aidan mengangguk dan berjalan naik ke kamarnya. Aidan dibaringkan diatas kasur lembut itu.
Jasmine menarik selimut menutup badan Aidan.
"Lo beneran demam, Aidan?" tanya Jasmine.
"Ngga." jawab Aidan.
"Lo ngga bisa akting sama sekali, Dan.. Muka cocok tapi skill ngga." kata Jasmine. Aidan terkekeh pelan.
"Maaf.. Gue cuman ngga nyaman lo sama Reno." ujar Aidan.
"Udah tau dari lama gue. Lo ngga bisa ya damai sama Reno? Reno biasa-biasa aja tapi lo yang berlebihan." kata Jasmine.
"Lo bela dia dari gue, Jas?" tanya Aidan.
"Sulit mau milih kalo kek gini. Mau milih sepupu sendiri atau sahabat sendiri. Dua-duanya penting." kata Jasmine.
"Milih gue aja." kata Aidan. Jasmine mengusap kepala Aidan.
"egois banget lo." kata Jasmine.
"Lo lagi egois." kata Aidan. Jasmine tersenyum.
"Owh iya, gue lupa mau bilang. Malam ini gue ngadain party di taman." kata Jasmine.
"Loh tumben. Kenapa ngga bilang gue? Gue orang terakhir yang tau, Jas? Lo bener-bener ya, Jas." kata Aidan.
"Iya.. Gue males mau kasi tau lo awal-awal." kata Jasmine.
"Buat apa ngadain party? Emang lo mau ngerayain gue sama Lanny? Ngaco lo." kata Aidan.
"Ihh siapa bilang. Gue mau bikin buat kemenangan gue kemarin." kata Jasmine.
"Gue ngambek sama lo." kata Aidan.
"Cowok ngambek? Ngga punya malu lo, Dan." kata Jasmine.
"Biarin sama lo aja." kata Aidan.
"Siap jam 7 malam." kata Jasmine sebelum keluar.
"Dan.. Gue mimpi lo nembak gue, wkwkwkw. Ngakak muka lo." kata Jasmine tiba-tiba.
"Gila." kata Aidan.
Jasmine tersenyum dan langsung keluar lalu ketawa dengan kuat. Aidan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan senyum.