Chereads / Catch Feelings / Chapter 12 - 11 - Terus-terusan berbohong

Chapter 12 - 11 - Terus-terusan berbohong

"Pembohongan itu menyakitkan."

♡|

Jasmine keluar dari mobil Aidan lalu masuk ke dalam rumahnya. Aidan mengikuti Jasmine masuk ke dalam dan duduk disofa.

"Nanti gue nunjukin kamar lo." ujar Jasmine.

"Lo mau kemana?" tanya Aidan.

"Ambilin lo air buat minum." jawab Jasmine.

"Nggak papa.. Gue bisa ngambil sendiri." ujar Aidan. Jasmine tersenyum.

"Nggak papa, gue ambilin aja. Lo khawatir gue bubuh racun di air lo ya?" tanya Jasmine. Aidan melemparkan bantal yang ada dikursi kearah Jasmine.

Jasmine menangkapnya dan menjulurkan lidahnya.

"Welk.. Nggak kena." kata Jasmine berlari ke dapur. Aidan menghela nafas kesal.

"cewek brengsek itu mau bikin gue darah tinggi." ujar Aidan.

"Gue denger apa yang lo ngomongin, Dan.." teriak Jasmine didapur.

"Diem lo, bego." ujar Aidan. Jasmine kembali dengan gelas kaca berisi air kosong lalu diberikan kepada Aidan. Jasmine duduk disisi Aidan.

"Dan, mau main hide and seek nggak?" tanya Jasmine.

"Nggak, kaya anak kecil aja." jawab Aidan laju. Jasmine menggoyangkan-goyangkan lengan Aidan.

"Ayolah, Dan.. Kita udah lama nggak main itu. Ayolah." bujuk Jasmine.

"Ogahh.." jawab Aidan. Jasmine memeluk tubuhnya dan membuat muka cemberut.

"Ngambek lagi, ngambek lagi. Trik lo sekarang untuk buat gue nurutin sama omongon lo, cara ngambek ya?" tanya Aidan.

"Nggak ah." jawab Jasmine males.

"Lo aneh ya, Jas.. Pusing gue, udah ngga ngerti sama lo. Kayanya lo udah berubah ya. Kenapa?" tanya Aidan.

'Ya ampun, pake tanya segala..' isi hati Jasmine berkata.

"Jas.. Lo kenapa, Jas? Coba cerita sama gue apa masalah lo sebenarnya. Lo benar-benar aneh." kata Aidan. Jasmine menampilkan barisan gigi putihnya.

"Ngga ada papa kok.. Gue kan udah aneh kek gini dari dulu, masa lo ngga sadar?" tanya Jasmine.

"Iya bagus.. Gue nanya ke lo malah lo nanya ke gue. Udahlah, Jas.. Gue capek lama-lama berantem sama lo terus. Gue mau ke kamar gue, mau facetime sama Lanny." ujar Aidan kesal.

Mata Jasmine membesar dan duduk diatas meja yang ada dihadapan Aidan.

"Lo mau apa tadi?" tanya Jasmine.

"Gue bilang, gue mau ke kamar gue. Kenapa?" tanya Aidan.

"Selepas perkataan itu, Dan.. Gue ada denger lo bilang tentang Lanny." ujar Jasmine.

"Owh.. Gue mau facetime sama dia." jawab Aidan.

"Loh kenapa mau facetime sama dia? Kalian belum jadian kan?" tanya Jasmine.

"Siapa yang bilang belum, Jas? Baru aja sore tadi dia nembak gue." ujar Aidan.

"Loh, kok ngga bilang gue? Lo kan udah janji ngga mau rosakin hari bahagia gue? Jadi lo ngga nolak?" tanya Jasmine. Aidan menyunggingkan senyuman dibibirnya.

"Lo ngga tanya, Jas." jawab Aidan.

"Gimana gue mau nanya kalo gue juga ngga nyangka bakalan secepat itu, Dan." ujar Jasmine sudah emosi.

"Kenapa lo emosi banget, Jas? Apa jangan-jangan lo suka sama gue ya?" tanya Aidan. Jasmine menjambak rambut Aidan kuat lalu dilepasnya.

"Gue suka sama lo? Ngga!" jawab Jasmine tapi kelihatan wajahnya sangat panik. Aidan sudah dapat meneka bahawa Jasmine akan seemosi dan sepanik itu cuman dia pura-pura ngga liat.

"Terus? Atau lo ngga straight? Lo suka sama Lanny? OMG, sahabat gue lesbian ya?" tanya Aidan.

"Sekali lagi lo ngaco waktu dimana gue serius banget, Dan.. Gue bakalan tendang lo keluar dari rumah gue, Dan. Serius gue bakalan lakuin itu. Ngga peduli lo sahabat gue atau ngga, karna lo nyebelin banget." ujar Jasmine.

"Itu-itu.. Lo udah banyak omongannya, kaya ibu-ibu marahin anaknya." kata Aidan. Jasmine berdiri dan jarinya menunjuk pintu rumahnya.

"Lo keluar sendiri atau gue tendang?" tanya Jasmine.

"Okay okay.. Gue ngga pilih dua-duanya tapi gue kasitau lo." ujar Aidan. Jasmine melipatkan tangannya didada sambil merenung Aidan dengan tajam.

"Guekan janji sama lo, gue ngga akan nembak dia waktu hari bahagia lo tapi sekarang dia yang nembak gue. Jadi gue ngga ada salah dalam hal ini, Jas.. Lo ngerti kan? Gimana gue mau nolak kalo gue suka sama Lanny? Cowok gila aja yang nolak cewek yang dia suka, Jas." ujar Aidan.

Jasmine hanya diam. Jujur, hatinya hancur. Sahabat yang sangat disayangi dan dicintainya udah ngga available buatnya. Jasmine menggeleng kepalanya apabila ide jahat mula muncul di dalam mindanya. Ngga mungkin dia mau ngelakuin hal gila itu.

Rosakkin hubungan sahabatnya sendiri? Dia bakalan dibenci sahabatnya sendiri.

Tapi gimana dengan hatinya? Siapa yang mau menjaga hatinya? Hatinya sudah cukup hancur.

"Selamat ya.. Gue bahagia atas hubungan kalian. Nanti besok lusa gue buat party karna buat pertama kalinya, sahabat gue pacaran dan punya first love." ujar Jasmine dengan senyuman palsunya.

Senyuman penuh kesakitan.

Aidan tersenyum kelat dan tidak mengangguk. Aidan melihat anak mata Jasmine yang menyimpan luka dihatinya. Lama kelamaan, kelihatan air mata Jasmine mula kelihatan dimata Jasmine.

Aidan terkaku.

"maaf Dan.. Gue terlalu tersentuh sama cinta lo terhadap Lanny. Gue ke kamar gue dulu ya, mau ngerjain pr." kata Jasmine dan berlari ke kamarnya.

Lo cewek yang lemah, Jasmine.

Lo pengecut.

Dikit-dikit nangis aja lo, Jasmine.

Lo sadar ngga sih, Aidan ngga suka sama lo.

Dia cuman anggap lo sebagai sahabatnya.

Sayang sebagai sahabat.

Ayat manis dari mulutnya hanya kerana lo sahabatnya.

Ngga lebih.

Tolong sadar, Jasmine.

Jasmine mengelap air mata yang terus mengalir dipipinya. Dia meletakkan tangannya didada yang terasa sangat sakit.

"Apa gue egois ya? Terus-terusan menafikan benda yang benar?" tanya Jasmine.

"Udah keliatan banget ya gue suka sama Aidan? Tapi gue menafikannya mulu. Ngga suka sama Aidan tapi kenyataannya iya." luah Jasmine.

"Kalo gue udah ketahuan sama Aidan, dan gue terus menafikannya... Pasti dia bakalan marah dan benci sama gue kan? Lo pengecut, Jasmine." luah Jasmine.

"Terus-terusan lo terus berbohong, Jas.. Gue udah ngga bisa, Jas.." ujar Aidan.

♡|

"Lo kenapa, Dan?" tanya Liam.

"Iya nih, tumben." ujar Nathan.

"Gue pusing dan capek sama Jasmine." jawab Aidan.

"Loh kenapa? Kalian berantem lagi? Kek orang pacaran." kata Nathan.

"Dia suka sama gue." jawab Aidan.

"Dia bilang?" tanya Liam. Aidan menggeleng.

"Gue udah tau dari awal dan keliatan banget dari mukanya." jawab Aidan.

"Terus terus." kata Nathan semangat.

"Dia terus-terusan menipu yang dia ngga suka sama gue." kata Aidan.

"Wahh, pantas aja.. Dia cewek, Dan.. Ngga mungkin dia mau ngasih tau lo duluan." kata Liam.

"Iya.. Maria suka sama gue duluan tapi gue yang nembak dia." kata Nathan.

"Kalian berantem soal itu?" tanya Liam. Aidan menggeleng.

"Kami ngga berantem tapi hati terluka." kata Aidan.

"Gue bilang ke dia, yang gue pacaran sama Lanny." kata Aidan.

"Terus beneran?" tanya Liam.