Chereads / Catch Feelings / Chapter 4 - 03 - Perasaan cemburu kian hadir

Chapter 4 - 03 - Perasaan cemburu kian hadir

"Dari awal lagi kita udah dipertemukan

oleh tuhan untuk bersama."

♡|

Jasmine masuk ke dalam tandas. Dia mencuci wajahnya dan mengelapnya menggunakan kain. Dia keluar dari tandas dan menuju ke ruang musik. Jasmine duduk di bangku kecil itu dan membuka buku note pianonya.

Jari-jari Jasmine menari diatas ubin piano dengan lembut. Kelihatan wajah Jasmine menikmati sama musik yang dia mainkan itu. Jasmine tersenyum.

"Yah, lo curang Dan!"

Jasmine terganggu dengan teriakkan Liam itu.

"Liam teriak-teriak mulu sih. Tenggorokannya nggak sakit apa?" soal Jasmine lalu berdiri mendekati tingkap. Jasmine dapat melihat Aidan sedang latihan basket bersama temannya yang lain.

"Aidan nggak bilang ada latihan. Dasar cowok brengsek." kata Jasmine sendirian.

PAK!!

Jasmine menoleh kearah pintu. Seorang gadis yang berkulit kecokelatan itu menjatuhkan bukunya. Jasmine tersenyum riang.

"Ada apa ya?" soal Jasmine menolong mengambilkan gadis itu bukunya yang lumayan banyak.

"Makasih. Aku anak baru di sekolah ini. Aku tersesat." katanya.

"Loh, kamu baru datang? Jam ginian udah tamat waktu persekolahan." kata Jasmine.

"Nggak, aku mau cari kelas aku duluan supaya besok nggak telat karna nyari kelas." katanya.

"Owh. Kelas kamu apa?" soal Jasmine.

"2RV." katanya.

"Adek kelas.. Ayo, aku nunjukkin ke kamu kelas itu." kata Jasmine.

"Makasih ya kak. Kakak baik banget." katanya.

"Nggak papa." kata Jasmine tersenyum manis.

"Nah, ini kelas kamu." kata Jasmine.

"Makasih ya kak. Owh ya, nama aku Siska. Nama kak?" soalnya.

"Jasmine." kata Jasmine lembut.

"Iya deh, kak Jasmine. Aku pulang dulu ya. Makasih atas bantuan kakak." kata Siska. Jasmine mengangguk.

"Sama-sama." kata Jasmine. Jasmine melihat Siska pergi. Jasmine kembali ke ruangan musik.

"Siska!!"

"Yah, sekarang Aidan pula yang teriak. Nggak ngerti aku sama ni cowok. Kalem, nyebelin. Nggak tauk duduk diem." Jasmine menghela nafas dan mendekati tingkap.

Kelihatan Siska dan Aidan berpelukan. Mata Jasmine membesar. Mula timbul rasa cemburu dihati Jasmine.

"Lah, cewek itu Siska kan?" soal Jasmine.

"Kenapa dia meluk Aidan sih? Mereka kenal? Kok aku nggak tau." kata Jasmine.

"Lo kenapa cemburu banget sih, Jas? Lo harus ingat, lo sama Aidan ialah sahabat selamanya. Jangan rosakkin segalanya, Jas." kata Jasmine sambil memukul-mukul kepalanya.

"Lo kenapa Jas mukul-mukul kepala lo? Udah gila ya?" soal seseorang. Jasmine memusingkan badannya. Jasmine terkekeh pelan.

"Kenapa lo ada disini? Nggak latihan?" soal Jasmine.

"Kami lagi istirahat bentar. Nih, Aidan titip ke kamu." kata Nathan sambil memberikan beg kertas.

"Ini apaan? Nggak jelas banget sih, Aidan. Nggak bisa ngasih ke gue sendiri?" soal Jasmine.

"Loh, bukan lo sama dia berantem ya? Kok mau dia ngasih sendiri?" soal Nathan.

"Udah baikan. Nggak biasa aja lo." kata Jasmine.

"Iya iya iya.. Lo kalo sama Aidan berantem, bentar doang." kata Nathan.

"Owh iya.. Cewek yang namanya Siska itu siapanya Aidan?" soal Jasmine ingin tahu.

"Siska? Kok lo bisa tau? Kayaknya Aidan nggak pernah cerita ke lo tentang Siska." kata Nathan.

"Tadi gue bantuin dia nyariin kelas bentar." kata Jasmine. Nathan mengangguk.

"Dia sepupunya, Aidan.." kata Nathan.

"Lah, kok gue nggak tau." kata Jasmine. Nathan hanya mengangkat bahu tanda tidak tau apa-apa.

"Eeh, Jas.. Lo tau nggak Aidan suka sama siapa?" soal Nathan. Jasmine menjitak kepala Nathan.

"Nggak usah jitak kepala gue kali." kata Nathan. Jasmine menjulurkan lidahnya.

"Gue nggak tauk. Lagian gue juga nggak pernah nanyain soal itu ke dia. Dia juga nggak nanyain gue. Jadi, buat apa gue mau tau soal itu?" soal Jasmine.

"Lah, gue fikir lo tau. Tapi bila Liam ngomong tentang Siska ke Aidan, keliatan Aidan senyum-senyum kayak orang gila. Gue yakin, Aidan suka sama Siska." kata Nathan.

"Hah? Bercanda lo." kata Jasmine.

"Nggak beneran, Jas. Kalo bukan, jadi dia suka sama siapa? Nggak mungkin sama lo kan?" soal Nathan.

"Yah, nggak." kata Jasmine.

"Udahlah. Males gue tanya ke lo soal dia. Pikirin lo tau, lah malah nggak tau. Gue latihan dulu ya." kata Nathan. Jasmine sekadar mengangguk.

Jasmine meletakkan beg kertas itu diatas meja. Jasmine melipatkan tangannya didada.

"Aidan suka sama Siska?" kata Jasmine.

"Ish apa-apaan sih lo, Jas?" soal Jasmine sambil menampar-nampar pipinya.

"Lama bener lo, than. Ngobrol apaan?" soal Aidan.

"Lo kayak Jas aja. Banyak nanya." kata Nathan meninggalkan Aidan.

"Lo kenapa marah-marah gue, than? Jas marah lo?" soal Aidan.

"Nggak. Ayo latihan." kata Nathan.

"Nggak jelas lo." kata Aidan lalu mengambil bola basket itu.

♡|

"Aidan udah pulang belom ya?" soal Jasmine mengemas alatannya kemudian dimasukkin ke dalam begnya. Jasmine melihat jam ditangannya sudah jam 5 sore.

Jasmine menghela nafas.

"Pasti udah pulang. Naik taksi ajalah." kata Jasmine keluar dari ruangan musik.

"Lah bener lo latihan?" soal satu suara.

"Lo belum pulang, Dan?" soal Jasmine.

"Udah ni, udah pulang. Nggak liat?" soal Aidan.

"Konyol." kata Jasmine meninggalkan Aidan. Aidan berlari mengejar Jasmine dan melingkarkan tangannya dikepala Jasmine.

"Lo apaan sih, Dan? Nggak ada kerjaan ya?" soal Jasmine memukul-mukul lengan Aidan.

"Lo yang pendek atau gue yang tinggi sih?" soal Aidan lalu melepaskan kepala Jasmine.

"Lo jangan pancing gue untuk jambak lo, Dan." kata Jasmine. Aidan terkekeh pelan.

"Lo nggak jawab pertanyaan gue lagi." kata Jasmine.

"pertanyaan apa?" soal Aidan.

"Ogah. Males gue mau ulang lagi." kata Jasmine.

"Gue nungguin lo lah. Masa gue mau ninggalin lo." kata Aidan. Jasmine memandang Aidan.

"So sweet banget ya, Dan. Nggak usah makasih." kata Jasmine.

"Lo masih marah sama gue ya?" soal Aidan.

"Iya." kata Jasmine.

"Maafin gue lah, Jas. Seringnya lo nggak akan marah ke gue lebih 1 hari, Jas." kata Aidan.

"Tapi ini pertama kali." kata Jasmine.

"Gue cuma bercanda doang kok. Gue mau traktir lo bakso, lo malah nggak mau." kata Aidan.

"Siapa bilang?" soal Jasmine.

"Lo." kata Aidan.

"Kapan?" soal Jasmine.

"Kalo gue traktir bakso, lo mau maafin gue?" soal Aidan.

"Mungkin." kata Jasmine.

"Ayo sekarang kita pergi makan bakso di Pak Atan." kata Aidan.

"Sekarang? Gila lo? Jam segini?" soal Jasmine.

"Kenapa? Bokap lo nggak bakalan marah kalo lo sama gue." kata Aidan.

"Kenapa?" soal Jasmine.

"Lepas lo berantem sama gue, lo langsung amnesia ya, Jas? Kitakan sahabat. Mereka udah kenal gue lama." kata Aidan.

"Iya kita cuman sahabat." kata Jasmine. Aidan tersenyum.

"Ayo." kata Aidan menarik tangan Jasmine masuk ke dalam mobil. Jasmine hanya diam dimobil Aidan. Jika Aidan menanyakan soalan, pasti dijawab pendek aja.

"Lo marah lagi ke gue?" soal Aidan.

"Nggak. Gue lagi nggak enak badan. Lepas kita makan, langsung anter gue pulang ya. Gue capek banget hari ini." kata Jasmine.

"Okay my lovely girlfriend." kata Aidan. Jasmine laju memusingkan wajahnya memandang Aidan. Jasmine dapat merasakan jantungnya berdetak laju.

"Kenapa lo liat gue kek gitu?" soal Aidan.

"Ngga..nggak a.. ada apa-apa." kata Jasmine. Aidan sekadar tersenyum sambil fokus ke perjalanan. Jasmine meletakkan tangannya didadanya. Jasmine memejamkan matanya.

'Ya tuhan.. Perasaan apakah ini..' bisik hati Jasmine.

'Adakah lo sudah jatuh suka pada sahabat lo sendiri, Jas?' bisik hati Jasmine.