Chereads / Misteri Pulau Ular / Chapter 1 - Tentang 'Aku'

Misteri Pulau Ular

🇮🇩Yusdinar
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 18.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Tentang 'Aku'

"Wir kamu mau kemana? "

Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku dari belakang saat aku sedang menutup pintu kost ku karena aku ingin mencari makanan.

"hei. Cari makanlah" jawab ku kepadanya, dia adalah teman bernama Adit.

Nama ku adalah Wiranatha. Aku sudah dekat dengan cerita-cerita sejarah sejak kecil. Kakek ku sangan suka dengan barang-barang antik apalagi jika ada cerita sejarah di dalamnya. Kakek ku juga orang yang sangat teliti, dia bisa membedakan benda-benda bersejarah , dan dia juga selalu menulis di buku berwana coklat yang selalu ada bersamanya. Orang tua ku meninggal saat aku masih kecil karena kecelakaan, aku dibesarkan oleh kakek sehingga aku lebih memiliki banyak kenangan dengan kakek. Tapi itu tidak berlangsung lama, saat umurku menginjak 17 tahun. Kakek ku meninggal karena penyakit menurut paman ku, sebelum beliau meninggal dia memberitahukan lokasi barang-barang kesayangannya kepada ku.

Jadi saat setelah aku mengantarkan beliau ke tempat pemakamannya, aku langsung mencari lokasinya. Ternyata kakek ku memiliki tempat rahasia untuk barang-barang kesayangannya di bawah kasur. Aku menemukan kotak kayu yang di gembok. Aku heran kakek tidak memberitahukan lokasi kunci gembok itu kepada ku. aku pun membawa kotak itu ke dalam kamar ku, aku sekilas melihat paman ku sibuk dengan acara dari suku ku untuk orang yang telah meninggal. Paman ku sibuk karena memang dia masih belum menikah, jadi dia mengaturnya sendirian. saat 2 hari setelah kematian kakek ku, aku masuk ke kamarnya untuk membersihkan kamar itu. Lalu aku menemukan tulisan kakek ada di kayu bagian dalam laci, tulisannya membuat ku berfikir.

"uggh kenapa kakek ini menggunakan huruf ini, aku lupa menaruh bukunya dimana lagi…?"

Aku melihat kakek meninggalkan pesan untuk ku, karena ada nama ku disana. Aku buru-buru mengeluarkan barang-barang kakek dari laci itu. Lalu aku foto catatan itu, terus aku masukkan lagi barangnya. Tiba-tiba paman masuk yang membuat ku kaget.

"wira, kamu ngapain?"

"paman tidak melihat ini sapu?" sambil aku menunjuk sapu yang ada di pinggir meja.

"kamu bersih-bersih kamar kakek?"

"iya paman, aku kangen kakek"

"itu ngapain kamu keluarkan barang kakek?"

"aku rapikan, ini laci yang dibawahnya sudah aku rapikan" sambil aku menunjukkan hasil kerja ku.

"ya sudah, paman keluar dulu."

"paman..!!!"

"kenapa Wira?"

"aku belikan, biasaaa"

"iya,iya gorengan kan..?"

"betul" sambil aku menunjukkan jempol ku ke paman

"oke, oke. ya sudah hati-hati kamu di rumah"

"iya paman"

Lalu aku melihat paman jalan ke pintu depan, aku mendengar paman sudah menutup pintu itu. Aku langsung saja memasukkan semua barangnya kakek. Lalu aku segera menyapu lalu masuk ke dalam kamar ku. aku menerjemahkan huruf itu dengan pelan-pelan, untung saja aku masih bisa menghafal beberapa huruf di tulisan aksara jawa itu. Setelah aku membolak-balikkan halaman 'pepak basa jawa'. Akhirnya aku bisa menerjemahkannya. Di pesan yang di tinggalkan kakek hanya menuliskan beberapa hal.

1. utara

2. 14.00

3. belakang

Wiranatha

Aku yang membaca setelah menerjemahkannya pusing karena pesan tidak jelas dari kakek ku ini. aku pun berfikir, berfikir, dan berfikir terus. Sampai malam pun tiba, aku membantu paman ku dengan mempersilahkan tamu untuk datang. Kalau di desa ku ada yang namanya pengajian, bersama-sama mengaji untuk orang yang sudah meninggal selama 7 hari berturut-turut. Setelah acara itu, aku memutuskan untuk mulai tidur di kamar kakek ku.

"Rendy kamu ngapain di kamar kakek? Mangkanya pintu kamar kakek terbuka"

"aku tidur disini saja ya paman…."

"knp?"

"hmm…hmmm"

"ya sudah, ya sudah. Terserah kamu saja, tapi kalau ada apa-apa bilang paman."

"iya paman"

Layak memang pamanku berkata seperti itu, menurut kepercayaan tradisi di lingkungan hidup ku ini orang yang sudah meninggal masih akan mengelilingi rumahnya selama 7 hari. Itulah alasan paman khawatir dengan aku. Meskipun paman ku sebenarnya tidak terlalu menyukai tradisi seperti ini, tadi dia tetap menghormati tradisi seperti ini. sambil memikirkan petunjuk dari kakek, aku menatap langit-langit kamar kakek sembari memikirkan petunjuk itu. Tiba-tiba ayah dan ibu datang dari pintu kamar sembari memeluk ku dengan erat, lalu mereka mengatakan….

"Wira, kamu sudah besar nak. Ayah yakin kamu akan menjadi orang hebat, ayah juga tahu kamu pasti tahu maksud dari kakekmu" kata ayah ku tiba-tiba lalu ibu ku hanya mengelus-elus kepala ku.

Aku pun bangun dalam keadaan menangis dan keringat banyak keluar dari tubuh ku. aku ingat aku belum menemukan buku yang selalu kakek bawa. Menurutku buku itu penting, karena kakek dulu selalu mencatat sesuatu disana. Sesaat aku baru sadar untuk melihat waktu, tenyata waktu sudah pagi ini jam 4 pagi. Aku bangun untuk mandi, lalu beribadah. Setelah itu aku merapikan alat ibadah ku, aku tidak sadar jika disana ada tulisan khas kakek Ku.

"kenapa kakek menulis huruf Ku disini? memang penting sekali si Ku ini. aah aneh ini si kakek, apa aku cat ulang saja kamar ini?. kujadikan kamar ku, aku juga suka buku koleksi kakek juga kan…..aku ijin ke paman dulu lah" aku melihat tulisan 'Ku' di dekat jendela.

Aku pun mencari paman ke dapur.

"paman aku minta ijin, mau cat ulang kamar kakek"

"cat ulang? Bukannya tahun lalu baru di cat ulang sama kakek?"

"aku mau pindah kamar ke kamar bekas kakek paman. Boleh yaaa" dengan nada merayuku.

"hmmmm….kamu ini wir kok aneh-aneh ini masih hari ke 4 kakek tidak ada, banyak saudara kita nanti yang kesini. Bagaimana kalau sudah menyelesaikan ini baru kamu cat ulang."

"janji lho ya paman…." Kata ku dengan senang.

"iya,iya, tapi paman mungkin tidak bisa bantu banyak. Paman juga harus kembali bekerja di kantor"

"tidak usah di bantu paman, aku mengerjakannya dari sabtu terus minggu cepet. Paman mending masakin aku makanan yang enak saja"

"ya sudah, kalau kamu minta bantuan paman buat pindahan kamarnya bilang lho ya..kamu kan masih anak kecil" sambil paman mengelus kepala ku.

"aku sudah remaja pamaaan…"

"kamu mau cat warna apa? Hari ini saja beli paman antar"

"oke"

Aku pun membeli cat bersama paman, aku sangat senang sekali karena bisa pindah ke kamar kakek ku. setelah sampai di rumah, aku membawa cat itu masuk ke dalam kamar kakek aku taruh di pojok kamar. Lalu aku mulai memindahkan barang kakek sedikit ke kamar ku. aku melihat tembok di dekat tempat tidur kakek ada huruf L khas tulisan tangan kakek. Aku yang sudah beberapa hari tidur di situ tidak sadar dengan tulisan itu. Aku pun mencari-cari lagi di setiap tembok disana mungkin ada huruf lain. Setelah aku teliti ternyata ada di tembok dekat dengan pintu ada huruf W lalu di dekat lemari ada huruf Ki. Aku tulis hal itu di kertas, dan tidak ada tulisan lain di bagian tembok lain. Hanya itu yang di tuliskan kakek di tembok.

"apakah ini ada hubungannya sama tulisan kakek di laci ya? Tapi ini apa….huh kakek arghhh..."

Setelah aku berbicara sendiri, paman tiba-tiba masuk ke kamar untuk melihat ku.

"kamu kenapa? Ada yang bisa paman bantu?"

"ooh…tidak usah paman, ini aku melihat ada tulisan khas kakek. Paman tahu kan kakek suka menulis yang kayak lettering itu"

"aah iya paman tahu, dimana?"

"ini paman" sambil aku menunjuk ke tembok yang ada di dekat pintu.

"aah iya"

"menurut paman itu di tutupin cat atau enggak?"

"menurut paman sih,hmmmm. Enggak usah ini termasuk kenang-kenangan dari kakek bukan?"

"heemm iya, menurut paman maksud tulisan kakek apa?"

"W ya….." kata paman membaca huruf itu, sambil berfikir sebentar.

"menurut paman ini kemungkinan besar sih arah mata angin"

"bener sih paman, tadinya aku juga berfikir kayak gitu. Tapi bukannya kalau W itu barat, padahal pintu mengarahnya ke Timur"

"hadeeeh Wir, Wira. Coba kamu pikir lagi, kakek mu itu berasal dari mana….pikir aja dulu. Paman mau membersihkan teras rumah dulu" sambil paman berjalan keluar kamar kakek

"jadi paman tahu, paman kasih tahu Wira dong….Wira enggak tahu ini…paman…paman!!!" kata ku ke paman sambil agak berteriak.

Aku pun berfikir sambil memasukkan beberapa barang kakek ke kardus yang akan aku pindahkan ke kamar ku untuk sementara. Aku memikirkan petunjuk kakek dari saran yang di berikan oleh paman. Aku baru ingat kalau Timur itu bahasa jawanya Wetan.

"ahhh akhirnya aku menemukan jawabannya, cuman begini saja aku tidak di kasih tahu sama paman. Dasar…..orang tua"

Akhirnya aku bisa melengkapi petunjuk kakek di kertas tadi, lalu aku memindahkan kardus ke kamar ku. karena waktu sudah mulai sore, aku segera ke teras untuk membantu paman sebelum saudara-saudara ku yang lain datang. Meskipun bisa di hitung sebagai saudara, sebenarnya yang di maksud saudara ini adalah saudara jauh. Jauh karena hubungan keluarga, saudara ku ini masih memiliki hubungan dengan ku karena hubungan dari kakek buyut. Jadi orang tua dari kakek ku, kakek dulu masih berhubungan dengan kakak dan adiknya meskpun ada yang sudah meninggal tapi kakek ku masih berusaha merekatkan hubungan keluarga itu. Menurut kakek ku dulu saudara itu penting setelah agama, orang tua, dan tradisi setelah saudara baru tetangga lalu teman. Itu salah satu nasehat yang diberikan kakek dulu kepada ku. jadi aku yang pendiam ini, harus bisa meneruskan pemikiran kakek itu. Meskipun aku mungkin hanya bertanya atau menjawab sekali, duakali.

Setelah acara selesai aku menunggu saudara-saudara ku untuk pulang terlebih dahulu. Lalu aku masuk ke dalam kamar kakek untuk menggantu pakaian ku sambil aku membayangkan pikiran kakek. Petunjuk hanya diberikan 3 lalu ada nama ku. pasti pesan itu di tinggalkan untuk ku saja, lalu di petunjuknya yang pertama arah utara maka seharusnya ada di sekitar tempat tidur kakek. Lalu jam 2 siang petunjuk ini yang membuat ku macet untuk berfikir solusi.

"kenapa jam 2 siang, memang aku harus ngapain jam 2 siang? Atau kebiasaan kakek dulu jam 2 siang? Aku harus lebih mengingat kebiasaan kakek ini"

Aku akhirnya ingat dulu setiap jam 2 siang kakek, selalu membaca buku menghadap ke jendela. kalau ini berhubungan dengan buku pasti banyak sekali buku yang dibaca kakek, terlalu luas pasti salah.

"hmm seharusnya posisi kakek, eh iya tempat tidur kan di desain untuk kakek tidur menghadap pintu. Kenapa kakek selama ini membaca buku menghadap jendela, mengapa dia menyandarkan punggungnya ke sandaran yang rendah? Benar semestinya ada di bawah tempat tidur ini"

Aku pun mulai meraba bagian bawah tempat tidur kakek, tapi tidak bisa semua bagian aku raba. Aku harus menemukan bagian kasur yang kira-kira ada barang peninggalan kakek ini. besoknya aku menunggu sampai jam 2 siang, mencari tandanya. Saat sudah jam 2 siang, matahari masuk ke kamar kakek. Saat aku melihat ke bawah tempat tidur kakek. Ada sinar terang saat aku melihat ke bawah tempat tidur, aku lihat lah barang itu ternyata itu adalah pecahan kaca. Pecahan kaca itu memantulkan cahaya matahari jika sudah jam 2 tetapi hanya bertahan 30 menit. Sesudah itu aku bingung untuk mencarinya. Karena aku penasaran saja kemaren sudah di cari tidak bisa, tapi sesudah matahari masuk jam 2 baru memantulkan cahaya. Karena sudah telat, lalu barangnya juga susah dicari. Maka aku terburu-buru untuk tidur. Besok aku akan melakukan cari ini.

Saat jam 2 siang akhirnya barang itu bisa aku temukan, aku lepas kaca itu dari bawah tempat tidur bekas kakek. Di baliknya terdapat kunci, aku mencobanya ke kotak kakek yang sudah aku pindahkan di kamar ku. setelah aku coba, ternyata cocok lalu dapat aku buka. Isinya ada beberapa buku harian kakek yang semua sama dari warna sampul dan warna kertasnya. Lalu ada beberapa foto aku bersama kakek, dan kakek bersama teman-temannya. Di belakang foto itu tertulis tempat, tanggal dan nama-nama teman kakek yang di ada di foto itu. Semenjak saat itu aku membaca semua buku catatan kakek ku, dan merawat barang-barang yang dia tinggalkan.

Seperti itulah masa lalu ku, awal dari aku tertarik dengan sejarah. Sekarang umur ku sudah 23 tahun. Aku sudah bisa di bilang ahli dalam sejarah, aku juga masih suka membaca buku harian kakek ku. hari sabtu adalah hari tenang untuk ku, karena aku bisa membaca lagi buku harian kakek di pagi hari. Saat aku sedang membuat the, tiba-tiba aku mendapatkan pesan di handphone ku. aku tidak mengenali si pengirim pesan, membuat ku ragu untuk membukanya. Tapi karena penasaran akhirnya aku membukanya. Ternyata aku di suruh menyelidiki tentang salah satu pulau di Indonesia, semua sudah di atur oleh pihak mereka. Aku sudah menerima pembayaran awal tiba-tiba, aku terkejut saat handphone ku ada notifikasi tentang uang masuk. Aku ingin mengirimkannya kembali uang itu, tapi tidak bisa. Aku sudah ke bank pun, mereka tidak bisa membantu apa-apa karena rekening si pengirim tidak ada.