Chereads / Misteri Pulau Ular / Chapter 3 - Perjalanan

Chapter 3 - Perjalanan

Di kapal aku melihat laut sangat tenang, tidak ada ombak. Saat melihat pulau itu juga sangat tenang, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Karena itu aku semakin merasa tertekan karena keanehan ini. tidak memakan waktu yang banyak kami sudah ada di pinggir pulau itu. Kalau menurut Rita, kami masih harus berjalan 40 menit lagi untuk sampai ke tempat penelitian yang merupakan Goa. Menurut penelitian dari Rita, disana di temukan tanda-tanda akan kerajaan itu. Dari sana lah kita akan memulai perjalanan ini. selama berjalan untuk sampai ke Goa itu kita di hadang oleh banyaknya jenis ular. Apalagi datang ke pulau ini bertepatan dengan musim kawin mereka, sehingga banyak di temukan lubang selama perjalan ke Goa. Jika aku perkirakan disana pasti akan banyak yang seperti ini, apalagi saat ular kawin mereka akan sangat sensitif. Aku menyesal tidak menuruti permintaan kakek dulu untuk memiliki peliharaan. Menurut kakek ku jika orang tahu emosi dari hewan yang berbahaya, mereka akan tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Master bagaimana ini? selama di perjalanan kita sudah menemukan banyak lubang di bawah semak-semak"

"kamu bisa melihat juga ternyata, aku akan melindungimu"

"sekarang kamu sudah terbiasa memanggil dia master Wir?" kata Bagus tiba-tiba dari samping.

"hei, kamu tidak merasakan dia adalah seorang ahli"

"aku juga ahli"

"kamu melihat banyak ular disini?"

"tidak, memang ada ular?. Itu hanya karena kamu capek jadi kamu berhalusinasi"

"hahahahahaha…..terserah, jelas kamu bukan ahli. Di bawah semak itu ada lubang, coba kamu lihat"

"hmmm? Disana?"

Pranadita memegang pundaknya karena berjalan ke arah semak yang ku tunjukkan.

"kamu jangan kesana"

"kenapa? Kamu ingin berkelahi dengan ku"

"jangan kesana"

"sudahlah diam, aku bisa melindungi diri ku sendiri"

Aku memegang tangan Pranadita yang ada di pundak Bagus, lalu menganggukkan kepala ku menandakan untuk melepaskan tangannya dari pundak Bagus. Pranadita hanya mengedipkan matanya lalu melepas Bagus.Bagus berjalan ke arah semak yang aku tunjuk, lalu saat dia membuka ada semak. Dia langsung berlari ke arah ku. untung saja tim Rita tidak mencurigai kelakuan dia, karena selama di bis dia sudah banyak bicara apalagi jika sedang dengan ku.

"kenapa kamu tidak berteriak? Biasanya kalau takut itu tuh teriak"

"aku akan di samping mu dan master, aku tidak bisa berteriak sangking takutnya"

"kenapa kamu ikutan memanggil Pranadita dengan sebutan master"

"karena aku mulai mempercayai Pranadita seorang ahli hutan"

Selama berjalan ke dalam hutan, aku merasa bahwa sedang di awasi oleh orang banyak. Secara tidak sadar aku menoleh mencari orang-orang itu. Lalu master berbisik ke arah ku.

"hiraukan saja, selama kita bisa sampai Goa. Kita aman" kata Pranadita tiba-tiba.

"i..i.i.iya master"

Berarti firasatku benar, dia juga mengetahui kalau tim ini di awasi. Kalau dari posisi pulau ini yang mengawasi seharusnya bajak laut. Tapi aku kira bajak laut ada di pada saat di jaman kakek, kenapa masih ada bajak laut di jaman yang sudah modern ini. aku harus berhati-hati. Di tengah perjalanan kami istirahat, matahari mulai menunjukkan sinarnya. Aku menghampiri Rita menanyakan kondisi nanti saat di dalam Goa. Dia menceritakan kalau dulu sudah ada tim yang memasuki Goa itu, tetapi tidak sampai ke ujungnya. Disana tim mereka menemukan berbagai macam benda-benda jaman dahulu. Ada juga benda-benda bekas perang saat kemerdekaan Indonesia. Jadi dia mengatakan berhati-hati saat memegang apapun disana bisa saja bom atau ranjau yang dapat meledak. Tapi yang menarik perhatian bossnya adalah ada tulisan bahasa jawa disana. Mangkanya bossnya mengirimkan aku pesan itu, karena membutuhkan keahlian ku.

Setelah menceritakan itu Rita pergi ke semak-semak. Aku yang tahu jika disana ada ular, aku langsung berlari ke arahnya yang akan menyibak semak-semak itu. Aku menariknya menjauh dari sana.

"apa yang kamu lakukan?���

"kamu ngapain ke semak-semak itu"

"ada urusan"

"hmm? Urusan apa sampai ke semak-semak itu"

"aku ada urusan sebagai manusiaaaa…"

"urusan apa?"

"aku harus buang air kecil" katanya agak berbisik kepada ku.

"maaf, tapi sebaiknya jangan di semak-semak itu"

"memangnya kenapa?"

"kamu tidak bisa melihat, disana ada ular"

Lalu aku menyibakkan semak sedikit, untuk menunjukkannya ke Rita.

"terima kasih kalau begitu"

"sebaiknya kamu pergi ke semak itu, disana tidak ada"

"oke kalau begitu, sekali lagi terima kasih"

Tanpa sengaja Rita menginjak ekor dari salah ular itu, ular itu langsung saja menyerang Rita. Ular itu besar seukuran tangan Rita. Langsung saja di mengejar kaki Rita, lalu aku tendang ular itu. Karena itu ular itu terlihat semakin marah lalu mengganti korbannya menjadi aku. Dia dengan cepat mengarah ke kaki ku untuk mematuk ku. kurang dari jarak sekitar sejengkal tangan ku dari kaki ku master langsung membunuhnya. Dengan menginjak kepalanya, lalu menusuk badan ular itu dengan belatinya. Dia juga mencari pasangannya di semak-semak lalu membunuhnya. Setelah itu dia membantu ku berdiri dengan memberikan tangannya sedangkan aku terperangah dengan aksinya. Setelah beberapa saat aku sadar lalu meraih tangannya.

"terima kasih master"

"sudah aku bilang, jangan berbuat baik hati disini. bukan tempat yang tepat"

"tapi kamu menolongku, kamu juga orang yang baik hati"

Aku melihat dia hanya mengerjapkan matanya, lalu di pergi ke tempatnya sambil mengatakan 'hati-hati'. Aku hanya tersenyum kepadanya, karena aku semakin yakin kalau dia memiliki hati yang hangat setidaknya. Tidak sedingin perilakunya, lalu Bagus menghampiriku.

"bagaimana kamu baik-baik saja?"

"tidak apa-apa"

"seharusnya biarkan saja dia kena gigit ular, dia juga tidak mengucapkan terima kasih kepada mu. Perempuan yang berhati dingin seperti dia pasti tidak pernah berpacaran"

"hmmm?"

"kenapa?"

"aku tidak pernah berpacaran"

"haaaaah? Beneran? SMA? Kuliah?"

"iya, tidak pernah"

"kamu tidak gay kan?" sambil dia menjauhkan dirinya dari ku.

"bukannlah"

"hei saat kita pulang kembali, kamu akan aku kenalkan dengan cewek-cewek. Aku punya kenalan bagaimana?"

"bersama dengan mu?"

"tidaklah, begini-begini aku sudah punya istri…"

"haaah? Beneran?"

"iya lah"

"lalu kenapa kamu ikut ekspedisi ini?"

"aku bertengkar dengan istri ku, lalu aku juga suka misteri. Jadi aku ingin ikut saja"

"terus bagaimana dengan istrimu?"

"tenang saja dia sudah tahu, aku sudah dapat ijin"

"kok bisa?"

"aku bilang kalau aku akan pergi paling lama seminggu, mungkin ini waktu kita untuk memikirkan masing-masing terlebih dahulu"

"lalu istri mu?"

"mengijinkan, dia Cuma menjawab iya"

"hehehahaha….pasangan yang unik kalian"

"begitulah, hei master kamu juga ikut jika kita sudah kembali bagaimana?"

Master hanya menatap Bagus, lalu master mengelap kembali belatinya.

"master mu itu, aku yakin tambah parah dari pada kamu, jangan-jangan dia malah tidak pernah punya teman seorang wanita"

"jaga suara mu gus, dia masih bisa mendengar"

"iya kah?" sambil Bagus menyaringkan suaranya.

Setelah itu kamu melanjutkan perjalan menuju Goa tersembunyi itu.