Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

It Turns Out You (Ternyata Kamu!)

🇮🇩Viaaf09
--
chs / week
--
NOT RATINGS
18.8k
Views
Synopsis
Seorang gadis yang berharap akan datangnya cinta sejati. Namun keinginannya tak seperti yang dibayangkannya selama ini. Setiap kali ingin memulai masa depan baru dengan seseorang selalu gagal. Namun ada seorang sahabat yang selalu setia disisinya yang tak disadari oleh gadis itu. Lalu bagaimanakah kisah perjalan sang gadis dalam menjemput cinta sejatinya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Pesan seseorang

Senja menjadi teman dikala sendiri. Menatap langit yang tak berbataskan garis. Merasakan sejuknya angin menerpa wajah. Kawanan burung terbang bebas mengangkasa diudara. Melintas dibawah langit jingga yang bermandikan cahaya senja. Seorang gadis duduk termenung dibalkon rumahnya. Memikirkan tentang seorang yang belum juga hadir untuk mengisi masa depannya.

" Sei! kamu sedang apa? ", Bia menepuk pundak Seira pelan. Bia, dia adalah bunda dari seira. Gadis yang memliki keturunan Jepang dari neneknya ini menoleh kebelakang.

" eh bunda! enggak kok Bun, sei gak ngapa-ngapain ", jawab seira.

" yaudah yuk masuk! gak baik lama-lama diluar apalagi sudah sore begini ", ajak Bia bundanya Seira. Seira mengangguk mengikuti bundanya yang masuk kedalam.

Dimeja makan sudah ada Bara, ayahnya seira juga kedua adik kembarnya, Suha dan Sheena. Bundanya juga baru saja selesai menyiapkan makan malam saat ini. Sekarang Seira juga ikut bargabung dengan keluarga kecilnya untuk makan malam.

" Sei! apa rencana kamu setelah ini? ", tanya Bara pada putri sulungnya. Pasalnya Seira baru saja lulus kuliah beberapa minggu yang lalu.

" belum tau yah ", jawab Seira sekenanya.

" apa kamu mau bantu-bantu di butik bunda saja sei? ", tanya Bia menatap putrinya itu.

" boleh deh Bun, nanti Seira bisa bantu-bantu bunda dikit ", jawab Seira. Seira masih belum kepikiran soal pekerjaan. Dia lulus sarjana IT disalah satu kampus negeri terbaik dikotanya. Seira termasuk orang yang smart, buktinya dia bisa meraih gelar cum laude.

Sedangkan Sheena sekarang tampak gelisah memikirkan sesuatu.

" ada apa Sheen? kamu ingin mengatakan sesuatu sama ayah? ", tanya Bara yang mengetahui bahwa Sheena terlihat gelisah.

" emm itu yah,,sheen boleh gak ikut ke puncak yah? ", tanya Sheena hati-hati karna takut ayah sama bundanya tidak setuju.

" kepuncak? karya wisata sekolah sheen? ", tanya Bia. Sheena sedikit gelagapan mau menjawabnya.

" bukan Bun! Sheena mau pergi sendiri sama temen-temennya ", bukan Sheena yang menjawab tapi Suhaa kembarannya Sheena.

" sama temen-temen? itu jauh loh Sheen. Gak ada! gak ada ke puncak kepuncak segala! nanti saja kalo kita semua sama-sama ada waktu luang, kita berlibur sekeluarga ", tukas Bia tak setuju.

" tapikan Bun, sheen kan pengen punya pengalaman sendiri sama temen-temen sheen, lagian sebentar lagi sheen kan mau lulus Bun, biar ada kenang-kenangan nya gituloh Bun! ", Sheena mengeluh ke Bia agar diijinkan ikut ke puncak bersama teman-temannya.

" lagian Bun kita cuma tiga hari doang kok ke puncaknya ", sambung Sheena lagi.

" udahlah sheen dengerin tuh kata bunda! lagian sebentar lagi kan kamu mau ujian, jangan aneh-aneh deh! entar aja kalo udah kuliah kamu bisa pergi kemana-mana, kayak kakak! ", sahut Seira lalu terkikik saat ia mengucapkan kalimat terakhirnya.

" tau tuh! Sheena mah gitu! sukanya keluyuran ", Suhaa ikut menambahi. Sheena hanya mendengus sebal mendengar dirinya tak disetujui oleh satu keluarga. Sedangkan Bara, dia terlihat sedang menimang-nimang memikirkan sesuatu.

" ok sheen ayah setujui...", ucap Bara. Sontak semuanya menoleh kearahnya.

" waah beneran yah? ", mata Sheena langsung berbinar mendengar itu.

" tapi Suhaa juga harus ikut kamu Sheena! dan kamu berngkatnya juga harus sama Suhaa! kalo gak kamu gak usah ikut deh! ", tegas Bara. Bia dan Seira cekikikan mendengarnya.

" hah? ", Sheena sedikit terkejut dengan ucapan sang ayah.

" apa yah? Suhaa harus ikut Sheen? gak ah yah,,masa Suhaa sendiri yang cowok, temen-temen Sheena kan cewek semua yah ", sahut Suhaa. Dia tak setuju dengan dengan ayahnya.

" kalo Suhaa gak mau otomatis Sheen juga gak boleh ikut ", ucap Bara dengan tegas. Bukannya bara mengekang anak-anaknya, tapi Bara mengakhawatirkan tentang keselamatan Sheena. Bara selalu percaya pada Suhaa yang bisa bertanggung jawab pada saudara kembarnya itu. Karena watak Sheena yang sedikit keras kepala juga manja. Bara takut terjadi apa-apa dengan anaknya itu. Pun dengan bundanya.

" Tapi yah...", Suhaa hendak protes tapi perkataannya dipotong oleh ayahnya. Suhaa mengela napas pasrah. Dalam hatinya juga dia sedikit khawatir sama kembarannya itu, Suhaa malah berharap kalo Sheena tidak perlu dikasih ijin saja. Dengan begitu selesai semuanya.

" gak ada tapi-tapi an keputusan ayah sudah final, gak boleh didebat lagi! ", tegas Bara lagi. Sheena menatap suhaa harap-harap cemas, khawatir jika Suhaa tidak mau menemaninya. Setelah ini Sheena harus bisa meyakinkan kembarannya itu. Suhaa dan Sheena emang beda jurusan di SMA nya. Suhaa ada dijurusan IPA sedangkan Sheena ada dijurusan bahasa. Meski mereka berdua kembar tapi minat keduanya berbeda. Disekolah mereka, Suhaa menjadi salah satu siswa populer, dia pernah menjadi ketua OSIS juga menjadi kapten basket sekolah. Tapi tak seperti dirumah, Suhaa lebih dingin ketika diluar rumah.

Setelah makan malam, Seira membantu bundanya membersihkan meja makan sekaligus membantu mencuci piring kotor. Karena tidak ada pembantu dirumah ini. Bia, bundanya Seira lebih suka mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri. Tapi sesekali kalau sedang lagi sibuk-sibuknya Bia memanggil seseorang untuk bantu bersih-bersih dirumahnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi seira membantu setiap pekerjaan bundanya itu. Sejak kecil Seira sudah diajarkan untuk hidup mandiri. Walau keluarga mereka terbilang sangat kecukupan tapi bia dan bara selalu mengajarkan ke ana-anaknya untuk selalu berusaha terlebih dulu jika menginginkan sesuatu. Bahkan dulu saat Seira ingin minta dibelikan laptop saja dia harus rela menyisihkan sedikit uang jajannya untuk itu.

Seira sekarang sudah berada di kamarnya, memperhatikan ponselnya. Ada notif pesan yang muncul dilayar ponselnya. Seira membuka pesannya.

' nomor siapa ini? ', batinnya. Ada nomor yang tidak dikenal mengiriminya sebuah pesan. Dalam pesan itu tertulis...

' apa kabar Say? selamat ya karena Lo sudah lulus sekarang '

Seira hanya membukanya saja tanpa membalas pesan yang datang entah dari mana. Seira tak mempedulikannya. Seira memikirkan perkataan ayahnya tadi dimeja makan. Seira berpikir akan mencari pekerjaan saja setelah ini. Sudah hampir tengah malam Seira masih berkutat pada ponselnya mencari lowongan pekerjaan yang cocok untuknya. Setiap Seira menemukan lowongan yang cocok, dia mencatatnya dalam sebuah note. Hingga ada notif pesan lagi, dan lagi-lagi dari nomor yang sama.

' say Lo kok tega banget sih! pesan gue cuma di read doang! Lo sudah lupa sama gue? '

Begitulah isi pesannya. Seira mengerutkan dahi saat membaca pesan aneh itu. ' siapa sih ni orang! tiba-tiba ngirim pesan kayak gini! kurang kerjaan banget deh', ucapnya dalam hati. Seira menggerutu sebal karena dirinya diganggu dengan pesan spam gak jelas. Lagian dalam pesaanya memanggil Seira dengan 'say' bukannya 'sei'. Seira bergidik memikirkannya. Sok akrab banget! pikirnya. Lalu tiba-tiba Seira yang tadinya berbaring langsung terduduk.

" Say?..", gumam Seira memikirkan sesuatu.

" jangan-jangan..."