Seperti biasa Seira membantu sang bunda merapikan meja makan dan membantu mencuci piring kotor. Setelahnya tak banyak yang Seira lakukan. Dia hanya duduk santai didepan televisi diruang tengah. Tempat yang biasanya digunakan untuk quality time keluarga. Suhaa dan Sheena ada dikamar mereka masing-masing. Mereka tidak bisa bersantai karna dikejar oleh ujian semester disekolahnya. Mau tidak mau mereka harus belajar dengan rajin agar hasil yang didapatkan bisa memuaskan. Bara yang baru datang langsung duduk bersandar disofa sambil menikmati kopi panas buatan Bia. Seira asik menonton serial drama yang terpampang didepannya. Sesekali dia tertawa atau sesekali dia tersenyum bahkan sesekali juga dia kesal dengan alurnya.
" sei sei kamu ini liat apa sih ", tukas bara.
" liat film yah! ", jawab Seira tapi masih fokus dengan drama di TV.
" kamu kayak Sheena aja sei sukanya liat drama drama kayak gitu! lebih baik kamu lihat berita berita terkini sei lebih bermanfaat ", ucap Bara.
" haha lebih seru nonton ini yah, kalo liat berita bawaannya jadi serius mulu ", ucap Seira dengan alibinya. Bara tak habis pikir lihat anaknya ini, entah kapan kebiasaan unfaedah nya ini bisa hilang. Atau minimal berkurang lah. Hampir tiap hari kerjaannya nontonin drama drama itu. Maklumlah sekarang Seira lebih banyak menganggurnya setelah lulus kuliah. Seira belum menemukan kegiatan yang bisa mensibukkan dirinya sekarang. Jadi Seira habiskan buat menonton serial drama favoritnya.
" oh ya sei gimana perkembangan soal kamu yang katanya melamar kerja itu ", tanya Bara, saat teringat sesuatu yang mungkin bisa sedikit menyibukkan putrinya. Seira masih belum menjawab karena bia baru datang dengan membawa berbagai irisan buah didalam piring. Bia meletakannya diatas meja agar bisa dinikmatin semuanya.
" wahh makasih bunda! ", mata Seira berbinar melihat bundanya yang peka dengan membawakan camilan. Bia hanya tersenyum menanggapi dan ikut duduk disamping bara.
" enak banget bunda! bikinan bunda the best pokoknya! ", puji Seira melebih-lebihkan ketika irisan buah itu lolos dimulutnya.
" kamu ini sei! orang cuma irisan buah doang! kamu jangan melebih-lebihkan gitu deh ", sangkal bia. Membuat Seira tertawa.
" melebih-lebihkan apa sih Bun! coba bunda tanya aja ke ayah, ayah pasti setuju deh sama Sei, yakan yah? ", ucap Seira dengan memainkan alisnya.
" iya dong sei! apapun yang dari tangan bunda pasti enak ", ucap Bara seraya melirik Bia, istrinya. Seketika bisa tersipu mendengar 'gombalan' itu dari suaminya.
" apaan sih yah! ayah jangan lebay deh! ", sahut bia menutupi rasa tersipunya.
" liat sei! bunda kamu jadi malu-malu gitu ", ucap Bara sambil ketawa melihat istrinya tersayang ini. Seira juga ikut tertawa pelan melihat keromantisan orang tuanya itu. Dalam hati Seira berdoa semoga nanti Seira bisa membuat keluarga sendiri seperti keluarga kecilnya ini. Yang selalu bahagia dalam keadaan apapun.
" udah ah! kalian ini, jangan goda bunda gitu deh! ", ucap Bia. Dan membuat ayah dan anak itu tertawa lagi.
" oh ya sei, gimana soal pekerjaan tadi? ayah tadi nanya soal pekerjaan kan? ", tanya Bia bermaksud mengalihkan pembicaraan agar tidak terus menerus menggodanya. Seira ingin tertawa lagi dan menggoda Bia yang mengalihkan pembicaraan itu. Tapi dia tahan karna sejak tadi Seira masih belum menjawab pertanyaan bara.
" belum ada perkembangan yah Bun ", jawab Seira.
" emang kamu belum dihubungi oleh pihak perusahaan nya sei? ", tanya Bara.
" emm tadi sih ada yah, tapi ya gitu! sei ditolak ", jelas Seira. Kedua orang tuanya mengangguk paham dan membesarkan hati putrinya itu. Memang sulit untuk mencari pekerjaan dizaman sekarang ini. Bara dan Bia bisa memaklumi hal itu.
" gak usah terlalu kamu pikirin sei, cari kerja memang gitu, gak segampang yang kamu kira. Mungkin itu bukan rejeki kamu sei ", ucap Bia memberi pengertian pada Seira. Seira pun hanya mengangguk paham.
" Nanti kamu bisa bantu-bantu bunda dulu aja sei dibutik ", saran Bia.
" atau kamu mau ayah masukin diperusahaan ayah aja sei? ", bara ikut memberi saran.
" gak ah ya! nanti kesannya sei masuk jalur nepotisme lagi! nanti sei ikut bantu-bantu bunda dulu aja dibutik yah ", ucap Seira. Seira memang sudah ditawari oleh ayahnya untuk bekerja di perusahaan miliknya. Meski perusahaannya tidak begitu besar namun perusahaan itu sudah berdiri 7 tahun lamanya. Dari perusahaan itu juga bara menghidupi keluarga kecilnya. Meski kadang juga ada naik turunnya tapi tak membuat bara menyerah untuk terus mempertahankan perusahaannya itu.
" yaudah kalo itu mau kamu sei, ayah sama bunda akan selalu mendukung kamu ", ucap Bara mengerti. Setelah pembicaraan itu, bara dan Bia asik berbincang sendiri. Entah membahas masalah dengan tetangga. Atau pekerjaan bara dikantor. Atau juga masalah dibutik bia. Seira sendiri asik melanjutkan menonton serial dramanya.
Namun teralihkan oleh notifikasi pesan yang muncul di HP nya. Pesan dari nomor yang sama yang memberitahu bahwa Seira diterima kerja.
' saudari Seira, maaf sebelumnya tapi kami tidak mengerti dengan balasan pesan yang anda kirim ini. Saya selaku pihak dari perusahaan ***** memberitahukan bahwa anda lolos seleksi dan diterima kerja menjadi tim editing diperusahaan kami. Anda bisa datang ke kantor besok pagi untuk mulai bekerja. Dan dimohon untuk datang tepat waktu '
Mata Seira melotot seketika saat melihat pesan itu. Berarti ini memang bukan bercanda? dan Seira benar-benar diterima kerja? oh Seira sungguh tidak percaya. Seketika Seira menyesal sekigus malu telah mengirim pesan seperti tadi. Seira langsung berdiri, dan membuat bara juga bia melihat dengan pandangan bertanya.
" ada apa sei? ", tanya Bara.
" kenapa kamu tiba-tiba berdiri gitu? ", tanya Bia juga.
" bentar Bun yah! ", ucap Fara dengan berlari keatas menuju kamar Suhaa. Seira ingin memastikannya sekali lagi bahwa dirinya memang diterima kerja. Dan bukan kejailan dari adiknya itu. Tanpa permisi Seira langsung masuk ke kamar Suhaa yang kebetulan tidak dikunci.
" suhaa! kamu tadi beneran bukan yang ngirim pesan ke kakak? ", tanya Seira dengan wajah yang sedang terkejut juga gelisah.
" apaan sih kak! main masuk kamar orang aja! kalo tadi Suhaa lagi ganti baju gimana? harusnya kakak tuh ketuk pintu dulu sebelum masuk, ganggu Suhaa lagi belajar aja! ", tukas Suhaa yang kesal dengan kakaknya yang sembarangan masuk kekamar orang.
" udah deh gak usah banyak cincong! jawab aja pertanyaan kakak! ", ucap Seira yang mulai kesal dan tidak sabaran.
" pertanyaan apa? ", tanya Suhaa. Seira menghela napas pelan.
" kamu beneran gak ngirim kakak pesan tadi? ", ulang pertanyaan Seira.
" kakak mau nya apa? ", Suhaa malah ngajak bercanda. Dan itu membuat Seira makin geregetan dan kesal melihat Suhaa.
" kamu mau jawab jujur atau?...", Seira menunjukkan kepalan tangannya dihadapan Suhaa. Itu sukses membuat Suhaa segera membuka mulut.
" iya iya! tadi emang beneran bukan Suhaa yang ngirim pesan! ", jawab Suhaa jujur. Dan itu membuat Seira semakin membulatkan matanya.
" beneran? kamu tadi gak jailin kakak? kamu gak bercanda kan? ", tanya Seira memastikan sekali lagi dengan ketangannya mencengkram lengan Suhaa.
" iya beneran Suhaa gak boong! udah lepasin tangan kakak! sakit tau! ", ucap suha sembari menyingkirkan tangan Seira yang mencengkramnya erat.
" kenapa kamu tadi gak bilang huh? ", tukas Seira.
" tadi udah bilang, tapi siapa tadi yang gak percaya ", ucap Suhaa seperti meremehkan.
" jangan salahin kakak ya! gara-gara kamu kakak jadi bales pesan ngawur ke pihak perusahaannya. Kalo saja tadi kakak dibatalin keterima kerjanya, habis kamu sama kakak! ", ucap Seira memperingatkan dengan mata tajamnya yang berhasil membuat bulu kuduk Suhaa meremang. Setelah mendengar yang sebenarnya dari Suhaa, Seira berbalik menuju kamarnya. Tepat saat Seira menutup pintu Suhaa berteriak...
" kakak jangan galak-galak jadi cewek, entar jodoh kakak jauh loh! ", Suhaa terkekeh. Suhaa memang senang sekali menjaili saudara-saudaranya apalagi kakaknya itu. Selalu menyenangkan melihat wajah kesal Seira dan sikap marah-marah atau manjanya Sheena. Itu menjadi hiburan sendiri untuknya. Terdengar dari luar Seira menyahuti perkataan Suhaa, " suhaaa kamu jangan macam-macam ya! ", ancam Seira. Lagi-lagi Suhaa terkekeh didalam kamar. Untung Suhaa segera mengunci pintu kamarnya saat Seira pergi tadi. Jadi Seira gak bakal masuk lagi ke kamarnya. Hahahaha Suhaa tertawa puas!!