Sejak bangun pagi wajah Seira begitu terlihat riang, mungkin karena ini hari pertamanya masuk kerja. Senyum terus mengembang diwajah cantiknya. Entah seperti apa kantor barunya dan teman-teman kerjanya nanti. Pokoknya Seira amat senang karena sudah diterima kerja. Melihat sikap anaknya yang tak biasa, bara dan Bia saling menatap curiga.
" anak kamu kenapa tuh yah senyum-senyum gitu dari tadi! ", ucap Bia pada bara. Sepasang suami istri itu sekarang berada didapur. Seperti biasa bia sedang memasak untuk keluarga kecilnya. Bara sendiri baru saja meminum seteguk air.
" anak bunda juga tuh Bun! mungkin dia lagi kesambet kali Bun ", balas bara asal.
" huss! gak baik yah ngomong gitu! masa anak sendiri dibilang kesambet! ", tegur Bia.
" iya bun maaf deh! ayah tadikan cuma bercanda doang Bun! ", Ucap bara lalu tanpa permisi langsung mencium puncak kepala istrinya itu.
" ayah ihh! main cium-cium aja! nanti kalo anak-anak lihat bagaimana? ", sergah Bia yang sedikit tersipu dengan ciuman dadakan suaminya itu. Bia memukul pelan lengan kekar Bara. Yang dipukul pun hanya tertawa jail.
" hahaha kan bukan ini Bun! ", bara mengusap lembut bibir Bia. Karena ulah suaminya itu bisa semakin tersipu dibuatnya. Sekarang bukan pukulan lagi yang dilemparkan Bia, namun cubitan kecil berhasil mendarat diperut suaminya. Sepasang suami istri memang masih romantis hingga saat ini.
" ehem ehem! ", goda Suhaa yang tiba-tiba muncul di dapur. Bia sedikit terkejut dengan kedatangan suhaa sedangkan bara, santai aja kelihatannya. Tadinya Suhaa ingin mengambil minum, namun tertahan karena melihat kedua orang tuanya yang sedang bermesraan didapur pagi-pagi begini.
" Suhaa! kamu sudah mau berangkat sekolah? Sheena sudah bangun? ", tanya Bia tenang, mengalihkan perhatian anaknya. Bara dan Suhaa yang hafal dengan sikap Bia hanya terkikik pelan.
" Suhaa berangkatnya masih nanti Bun! kan masih pagi banget ini! ", jawab Suhaa.
" kalo Sheena sih jangan tanya lagi Bun! bunda pasti tau! ", lanjut Suhaa. Tak seperti Suhaa yang biasanya bangun lebih pagi, Sheena masih nyaman bergelung dengan selimut lembutanya.
" yaudah! kalo gitu kamu tunggu sebentar ya! bunda mau nyelesein masak ini dulu ", ucap Bia sambil menggoreng telur orak arik diatas wajan. Bara sudah duduk dimeja makan dengan selembar koran ditangannya sambil menyeruput segelas kopi, begitupun dengan Suhaa. Seira sekarang sudah menghampiri bundanya untuk membantunya memasak.
" sini Bun biar Seira bantuin ", ucap Seira menawarkan diri.
" udah ini biar bunda aja, kamu tolong bawa ini aja ke meja makan! ", perintah Bia seraya menunjuk sepiring lauk dengan dagunya.
" ok bunda! ", ucap Seira semangat.
" kamu kelihatannya seneng banget hari ini sei ", tukas bara saat Seira meletakkan sepiring lauk diatas meja makan. Seira tertawa pelan.
" ini pasti gara-gara kak sei keterima kerja ya? ", sahut Suhaa.
" yup! ", ucap Seira seraya mencubit pipi kiri Suhaa. Suhaa mengadu tak suka.
" loh kamu sudah keterima kerja sei? perasaan kemaren malam kamu bilang masih belum ada perkembangan! ", sahut bara.
" iya yah sei udah keterima kerja diperusahaan ****, kemaren tuh sebenernya sei dapet pesan kalo sei keterima kerja yah, tapi sei pikir itu cuma ulah jail Suhaa aja jadinya sei bales ngaco deh, eh ternyata beneran ", tukas Seira menjelaskan.
" waah kamu udah keterima kerja ya sei, selamat ya sayang! bunda ikut seneng buat kamu! ", teriak bundanya dari arah dapur kala mendengar obrolan suami dan anak-anaknya itu.
" iya bunda makasih ", bales Seira dengan setengah berteriak pula.
" kamu ini sei, makanya sebelumnya itu dipastikan dulu sei. Lagian kok bisa sih kamu pikir itu ulah nya Suhaa ", tukas bara.
" tau tuh yah! pakek nyalahin Suhaa lagi! ", sahut Suhaa yang tak terima namanya dibawa-bawa.
" emang salah kamu! siapa suruh pakek isengin kakak kemaren ", Seira memukul pelan lengan adiknya. Suha hanya cengar-cengir menanggapi Seira.
Obrolan tentang pekerjaan itu terus berlanjut hingga Bia selesai menyiapkan sarapan. Terlihat juga Sheena yang baru saja turun dari kamarnya, lengkap dengan seragam sekolah SMA nya. Keluarga kecil itu tampak menikmati makanan atas pemberian Allah itu. Mereka terlihat harmonis dan penuh kasih sayang. Tak henti Seira mengucap syukur karena telah dilahirkan ditengah keluarga yang penuh perhatian dan juga mengenal agama ini. Keromantisan kedua orang tuanya selalu membuat Seira senang sekaligus iri. Nantinya Seira juga menginginkan sosok pendamping hidup seperti ayahnya. Namun sekarang Seira hanya perlu mengikuti arah jalannya takdir membawanya.
Dihadapan Seira saat ini terpampang sebuah bangunan yang besar nan tinggi. Terlihat begitu kokoh. Tempat itu sudah membantu ratusan dan mungkin ribuan jiwa untuk bertahan hidup. Seira berdoa dalam hati semoga semuanya dilancarkan oleh Allah. Kakinya sudah melangkah masuk menapaki lantai gedung itu. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, Seira merasa sedikit gugup. Walau ini bukan pertama kalinya dia menginjak ke gedung perkantoran seperti ini. Namun tetap saja, dari sini Seira akan memulai takdirnya. Seira pergi ke tempat yang sudah diinformasikan kemarin untuk menemui manager perusahaan ini.
" permisi! ", Seira mengetuk pintu ruangan yang dimaksud. Setelah mendengar jawaban dari dalam, Seira tak segan langsung membuka pintu.
" silahkan duduk! kamu pasti pegawai barunya? ", tanyanya saat sudah duduk dihadapan managernya itu. Terlihat sebuah papan nama yang terbuat dari kaca diatas meja. Disana tertulis, ' Evans Arsenio, M.M Manager '.
" perkenalkan nama saya Evans Arsenio selaku manager di divisi ini ", ucapnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
" Saya Seira Azalea ", ucap Seira sembari menyambut jabat tangannya.
Pria dihadapannya ini terlihat ramah, usianya mungkin sekitar 28 atau 29 tahun. Dengan cermat Evans menjelaskan apa dan bagaimana Seira akan bekerja disini. Kemudian meminta sekretarisnya untuk menunjukkan meja tempat Seira bekerja.
" ini mbak, meja mbak ", ucap Yola sekretaris Evans.
" iya mbak terimakasih "
Yola kembali ketempatnya lagi setelah memperkenalkan Seira yang baru bergabung didivisi ini.
" halo Seira! kenalin gue Raka! selamat bergabung ya ", ucap seseorang memperkenalkan diri ke Seira.
" iya terimakasih ", balas Seira dengan tersenyum.
" Seira kamu hati-hati sama Raka, dia tuh banyak modusnya ", sahut seorang perempuan yang usianya mungkin sedikit lebih tua dari Seira.
" apaan sih Lo! Sirik aja! orang gue cuma ngajak kenalan doang ", sergah Raka. Seira hanya tertawa pelan, dia masih mencoba menyesuaikan dengan tempat barunya ini. Perempuan tadi menghampiri Seira.
" kenalin! aku Maya sei, selamat bergabung ya ", ucapnya memperkenalkan diri juga.
" iya mbak terimakasih, mohon bantuannya ya ", kata Seira ramah.
" iya sei jangan sungkan-sungkan sama kita! enjoy aja! ", balasnya. Kemudian ada seseorang lagi yang bergabung dengan Seira dan Maya.
" halo mbak aku Lintang, senang berkenalan dengan mbak ", ucap lintang. Seira menanggapinga dengan ramah.
" iya halo juga lintang! kamu kelihatannya lebih muda ya "
" hehe aku emang masih kuliah mbak, aku cuma pegawai magang disini ", ucap lintang.
" ohh pantes! mohon bantuannya juga ya lintang ", ujar Seira.
" aku mah apa atuh mbak, cuma pegawai magang ini. Harusnya aku yang belajar dari mbak ", tukas lintang.
" hihihi kita sama-sama belajar aja ya lintang, aku juga kan masih baru disini. Belum ada pengalaman ", balas Seira. Lintang tertawa lirih lalu mengangguk. Lintang lalu beralih menatap Maya.
" oh ya Mbak may emang bener ya, habis ini bakal ada direktur baru di perusahaan? ", tanya seseorang yang usianya lebih muda dari pada Seira. Lintang, dia adalah pegawai magang di perusahaan ini karena kuliahnya sudah memasuki semester akhir.
" katanya dia keponakan pemilik perusahaan ya mbak? ganteng gak mbak orangnya? ", tanya lintang lagi.
" hahaha iya kayaknya Lin, tapi emang kamu yakin kalo direktur baru kita cowok? lagian siapa tau udah om-om ", ucap Maya sambil ketawa.
" taulah mbak, aku kan update terus. Apalagi kalo udah bergaul sama mas Deri, makin lancar aku mbak hahaha ", ucap lintang dan disambut tawa oleh Maya.
" ada apa sih? ", tanya Seira penasaran.
" ini loh sei, denger-denger bakal ada direktur baru diperusahaan ini. Katanya sih keponakan pemilik perusahaan, lulusan luar negeri gitu! ", jelas Maya.
" ohh ", hanya itu tanggapan Seira.
" katanya dia ganteng loh sei ", ucap Maya lagi.
" iya mbak gak sabar aku pengen tahu orang nya kayak apa ", sahut Lintang. Tak lama kemudian masuk beberapa orang pemimpin perusahaan. Seketika yang tadinya masih riuh asik bergosip, langsung berdiri tegap. Menyambut sopan kedatangan para pemimpin perusahaan itu. Seira menatap tak percaya dihadapannya. Sosok orang yang sangat ia kenal tengah berdiri dihadapannya memperkenalkan diri sebagai direktur baru diperusahaan.
" Yafi? ", ujar Seira lirih sedikit terkejut.