" Ya...Fi kan? ", tanya Seira memastikan. Pasalnya Yafi yang dilihat sekarang seperti bukan Yafi. Gayanya berbeda sekali. Terlihat dewasa dan juga tampak cool. Merasa namanya dipanggil, Yafi pun menoleh dan mendapati seseorang yang tengah berdiri didepannya.
" Seira? Lo Seira? ini beneran Lo say? ", Yafi berdiri tampak terkejut juga dengan penampilan Seira yang sekarang.
" iya gue Seira, jadi Lo beneran Yafi, sahabat gue kan? ", Tanya Seira memastikan bahwa dirinya tidak salah orang.
" iya ini gue Yafi Say, sahabat Lo ", ucap Yafi senang bertemu sahabatnya lagi.
" waahh gue gak nyangka banget say, gue tadi hampir gak ngenalin Lo tau gak! ", sambung Yafi. Seira pun sama sebenarnya, hampir tidak mengenali Yafi. Namun Sebelum menghampiri Yafi, Seira sempat melihat jam tangan yang dipakai oleh yafi. Itu adalah jam tangan pemberiannya dulu sebelum Yafi pergi kuliah diluar negeri. Tadinya Seira mengira itu bukan pemberiannya, karna Seira berpikir gak mungkin Yafi masih memakainya. Tapi kalo dilihat-lihat lagi itu memang jam tangan pemberian Seira karna tampilannya sudah sedikit usang dan ada inisial namanya juga dijam tangan itu. Dari itu Seira benar-benar yakin kalo itu memang Yafi dan ia memutuskan untuk menyapanya.
" gue kira lo tadi orang lain yang sok kenal sama gue Say ", lanjut yafi.
" enak aja lo, emang sih gue tambah cantik makanya Lo sampek gak ngenalin gue gitu ", Seira terkekeh sendiri dengan alibinya. Yafi tampak ingin menyangkal tapi memang Yafi akui Seira yang sekarang tampak berbeda dari dulu. Dulu Seira gak pernah mau kalo disuruh pegang make up. Apalagi kalo disuruh dandan begini.
" kita mau berdiri aja nih? ", sambung Seira. Karna sama-sama saling terkejut, mereka berdua belum ada yang duduk.
" hahaha ok ok ayo kita duduk ", Ucap Yafi.
" Lo mau minum apa Say? ", tawar Yafi.
" milk shake float aja fi ", ucap Seira.
Segera Yafi memanggil waiters dan memesankan Seira dan juga dirinya sendiri. Keduanya masih tampak sedikit canggung untuk memulai pembicaraan.
" Lo sekarang keliahatan lebih feminim say, kesambet apa Lo sampek bisa berubah kayak gitu ", akhirnya Yafi lah yang memulai obrolan.
" kesambet jin cinta fi hahaha ", ucapan Seira membuat Yafi melongo.
" Lo lagi jatuh cinta say? ", tanya Yafi.
" haha becanda kali fi, serius amat tuh muka ", Seira terkekeh dan itu membuat Yafi sedikit kikuk.
" lagian Lo sombong amat fi gak pernah kontak gue! Lo udah lupa ya sama sahabat sendiri, mentang-mentang udah kuliah diluar negeri sahabat sendiri dilupain ", sarkas Seira.
" hahaha namanya juga sibuk say ", ucap Yafi dengan gaya sok nya. Dalam relung hatinya sebenarnya bukan itu alasannya tidak pernah menghubungi Seira. Hanya saja Yafi masih belum ingin mengatakannya.
" gaya amat Lo! dasar sok sibuk! ", sarkas Seira lagi. Yafi terkekeh menanggapinya. Padahal selama di Indo Seira selalu menantikan kabar Yafi. Hingga satu tahun berlalu, Seira tak lagi meenunggu pesan dari Yafi. Seira juga tak ingin menghubunginya terlebih dahulu karena takut malah mengganggunya saja. Yafi dan Seira terus berbincang melepas kerinduan yang selama ini mereka pendam tanpa bisa diutarakan. Bahkan sudah dua kali Seira memesan minuman, tapi obrolan keduanya masih terus berlanjut. Hingga tak terasa hari sudah semakin siang dan hampir mendekati Dzuhur.
Oh ya soal penampilan Seira hari ini tak ada yang istimewa sebenarnya. Namun tetap saja membuat seorang Yafi kagum melihatnya. Karena Seira yang dulu Yafi kenal tidak serapi dan sefeminim ini. Seira yang tomboy jarang sekali memperhatikan penampilannya. Namun tak sedikit juga yang tertarik dengannya.
" eh fi udah hampir Dzuhur nih, gue balik dulu ya ", ucap Seira. Yafi melirik jam tangan pemberian Seira dulu. Menyadari itu Seira langsung teringat sesuatu.
" Lo masih pakai jam tangan itu fi? ", tanya Seira. Yafi mendongak menatap Seira.
" hahaha ya harus gue pakek lah say, kalau masih mau pulang dalam keadaan hidup ", ucap Yafi. Dulu saat Seira memberikan jam tangan itu pada Yafi terselip sebuah kertas didalamnya. Yafi ingat sekali saat Seira memberikan sebuah kotak kecil, Seira tampak kesal sama Yafi karena Yafi yang memutuskan kuliah diluar negeri. Saat membuka kotak tersebut ada sebuah jam tangan berwarna hitam didalamnya. Dan ternyata terselip sebuah kertas kecil juga disana. Yafi membuka kertas itu dan membacanya.
' fi pokoknya Lo harus pakek jam tangan ini terus biar Lo gak lupa sama gue. Awas aja kalo Lo gak mau pakek gue bunuh Lo '
Yafi tersenyum saat membaca pesan yang ditulis Seira untuknya. Yafi selalu memakainya saat diluar negeri bahkan saat jam nya mulai rusak pun Yafi tetap memperbaikinya.
" astaga fi! gue bercanda kali! udah fi lepas aja jam tangannya gak usah Lo pakek lagi, lagian udah usang gitu masih aja Lo pakek. Lo saking sayangnya sama jam tangan gue atau gimana fi? hahaha. Entar deh gue beliin lagi yang baru buat Lo ", ucap Seira yang tak menyangka Yafi bakal menganggap serius pesan Seira. Yafi sendiri bingung mau menanggapi seperti apa. Dia juga tak mengerti kenapa dia sangat menyayangi jam tangan itu. Eh atau Yafi sayang sama pemberinya ya?ðŸ¤
Entahlah hanya Yafi dan Tuhan saja yang tahu!
" yaudah fi gue pulang duluan ya! dan dapet salam dari bunda tadi fi! ", ucap Seira.
" iya Waalaikumsalam say, oh ya say! Lo mau pulang atau ke butik bunda Lo? ", tanya Yafi.
" emm kayaknya kebutik bunda dulu deh sekalian mampir sholat bentar disana "
" ohhh,,yaudah ayoo gue anter Lo ", tawar Yafi.
" yaelah fi gak perlu, orang didepan sini doang, tinggal nyebrang langsung sampek deh ", Seira tertawa pelan.
" yaudah kalo gitu gue anter Lo nyebrang say ", Tanpa menunggu persetujuan Seira, Yafi berdiri membayar seluruh bill nya lalu pergi ke depan.
" fi beneran deh gak perlu, lagian gue bisa sendiri kok ", tolak Seira.
" udah deh say, nurut aja apa susah sih ", Yafi langsung menarik ujung lengan baju Seira membawanya menyebrang jalan saat jalan sudah mulai sepi. Seira hanya bisa diam mengikuti Yafi yang menariknya. Entah kenapa Yafi agak canggung jika mau memegang tangan Seira. Padahal dulu itu hal yang biasa bagi mereka berdua. Mungkin efek sudah lama berpisah dan semakin dewasa mereka jadi agak menjaga jarak. Lagian Seira juga bukan Seira yang dulu lagi, Seira yang sekarang lebih mengerti batasan antara cewek dan cowok.
" makasih ya fi! Lo jadi harus nyebrang lagi kan gara-gara nganter gue kesini ", ucap Seira merasa gak enak sudah merepotkan Yafi.
" elo kayak sama siapa aja sih say, gak perlu ngerasa gak enak gitu say, nggak cocok sama Lo hahaha ", ucap Yafi menghilangkan kecanggungan diantara mereka. Seira memukul Yafi pelan dengan tasnya.
" iihh Lo tuh ya! ", Seira mendengus sebal.
" hahaha udah say, santai aja "
Dari dalam Bia melihat ada yang ribut-ribut diluar. Kemudian berinisiatif menghampirinya.
" eh Seira! ini siapa sei? ", tanya Bia sedikit kaget ternyata anaknya yang sedang ribut diluar. Lalu menatap Yafi bingung.
" iihh bunda ini kan Yafi Bun, masa bunda lupa ", ucap Seira mengingatkan Bia.
" ohhh masyaAllah! ternyata kamu Yafi? tambah ganteng aja kamu fi! Tante sampek pangling loh ini ", ucap Bia yang sempat tak mengenali Yafi. Yafi mencium tangan bia sopan.
" hehe tante bisa aja ", ucap Yafi malu-malu.
" yaudah ayo masuk fi! jangan bicara diluar gini gak enak ", ajak Bia. Seira hanya bisa diam menyaksikan keduanya.
" eh gak usah tante, lagian Yafi cuma mau nganter Seira nyebrang doang kok, Yafi mau langsung pulang saja ", tolak Yafi sopan.
" haduuuhh padahal tante masih penasaran loh sama kamu fi, tapi yasudahlah gapapa fi lain kali kamu mampir ke rumah ya fi "
" hehe iya tante pasti kapan-kapan Yafi main kerumah tante ", ucap Yafi lalu sekilas melirik ke arah Seira yang membuat pandangan mereka bertemu sebentar.