Seira mengamati lagi pesan yang terkirim padanya. Seingatnya hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan sebutan 'Say'. Seira sendiri heran kenapa dia memanggilnya seperti itu padahal sudah jelas namanya itu 'Sei' dan bukannya 'Say'. Dulu Seira sudah pernah menanyakan perihal panggilan tersebut. Saat itu...
" Fi! kok Lo manggil gue Say sih? kan nama gue itu 'Sei' fi bukannya Say, gimana sih Lo! "
" siapa bilang nama itu bukan nama Lo say! sekarang gue tanya apa nama lengkap Lo! "
" Seira Azelea Yurie "
" nah itu! Say itu gue ambil dari setiap huruf awal nama Lo say! so! gak masalah kan? "
" serah Lo deh! mau Lo panggil gue say kek, sei kek atau apa kek, gue gak peduli! selama itu masih nama orang gue fine fine aja. Asal jangan pakek nama hewan aja, gue jitak kepala Lo kalo Lo sebut nama gue pakek nama hewan-hewan "
" hahaha mana ada Say, emang Lo punya rekomendasi yang bagus soal hewannya Say? atau Lo mau gue panggil mon? "
" Mon apaan? "
" monkey....hahahah "
" Lo mau gue jitak beneran? "
" galak amat neng! gue kan becanda Say, serius amat dah. Lagian gue suka manggil Lo dengan sebutan Say, entar orang-orang biar ngira kalo Lo itu pacar gue, hahaha "
Dan satu jitakan melayang dikepalanya.
" aaww, sakit say! "
" Lo sih pakek mengada-ada segala "
" Lo jangan jahat-jahat say jadi cewek, Lo tuh kalo jadi cewek harusnya lembut bukannya petakilan! entar gak ada yang mau sama Lo baru tau rasa! entar ujung-ujungnya Lo sama gue lagi!
" enak aja! gini-gini gue banyak yang naksir ya! lagian kalo emang cowok didunia ini cuma tersisa elo doang, gue gak bakal mau! "
" awas aja ya Say, entar kemakan omongan sendiri baru tau rasa Lo! "
" hahah gak bakal "
Ya dia adalah sahabatnya Seira sejak kecil. Namanya Yafi Afnan Sahreza. Umurnya terpaut satu tahun lebih tua dari Seira. Dulunya Yafi tinggal disebelah rumah Seira. Tapi sejak Yafi memutuskan kuliah diluar negeri, keluarganya juga ikut pindah ke Bandung. Sejak kecil Yafi adalah teman sepermainan dengan Seira. Sejak TK pun Seira selalu sekolah disekolah yang sama dengan Yafi. Tapi tidak saat kuliah, Yafi memilih meneruskan pendidikannya dinegeri orang. Sudah lima tahun lamanya Yafi tidak pulang ke Indo. Dan sejak itu pula Seira lost kontak dengan Yafi. Dan sekarang gak ada angin gak ada hujan, Yafi mengiriminya pesan. Tau dari mana Yafi nomornya Seira? Tapi emang Seira sejak dulu tidak pernah ganti nomor. Setiap nomornya tidak aktif atau rusak, Seira selalu membeli kartu dengan nomor yang sama. Entah apa alasan Seira...
Saat melihat pesan itu lagi, Seira yakin sekali kalau itu benar-benar Yafi sahabatnya. Seira membalas pesan dari seseorang yang dia yakini itu adalah Yafi sahabatnya. Isi pesannya...
' ini Yafi kah?🙄 '
Sedetik kemudian pesan terkirim dan ada tulisan Typing di room chat nya. Seira menunggu dengan gugup. Apakah benar ini Yafi atau itu hanya tebakan Seira saja. Ada notifikasi pesan, Seira membukanya..
' tega amat Say lu lupa sama gue😤 '
Kedua sudut bibir Seira terangkat membentuk huruf U. Ternyata benar dugaannya kalau itu Yafi, sahabatnya.
' jadi ini beneran Yafi kan? '
Walau sudah tau, tapi Seira ingin memastikannya lagi kalau dia benar-benar tidak salah.
' iya Say lo nggak percaya amat dah!😒 '
' gimana besok kita ketemu aja Say, udah lama banget gue gak ketemu Lo! gimana? '
Seira terlonjak kaget membaca pesan terakhir Yafi. Entah dia harus senang atau gimana, Seira bingung mengekspresikan nya.
' ok deh, kita ketemu di cafe depan butik bunda aja ya? '
' Lo masih inget kan butik bunda dimana? '
Lama tidak ada balasan dari Yafi. Seira masih menunggunya. Kenapa Yafi balesnya lama banget sih! pikirnya. Beberapa menit berlalu, akhirnya muncul juga balasan pesannya.
' siaappp! tenang aja ingatan gue kan tajam Say😌 '
Seira ingin tertawa membacanya. Nggak mungkin juga Yafi bisa lupa. Secarakan butik bundanya sudah ada sejak dia belum lahir. Sudah jelas tempatnya masih sama. Tapi mungkin desain bangunannya aja yang sedikit berubah. Entah Yafi masih bisa mengenalinya atau tidak.
' sok banget lu😒 '
Di ujung sana Yafi tertawa membaca balasan dari Seira. Dia juga gak nyangka banget bakal direspon sama Seira. Sebelumnya Yafi hanya menebak-nebak saja kalau nomor Seira itu masih sama seperti dulu. Dan sejak dulu sampai sekarang pun Yafi selalu menyimpan nomor sahabatnya itu. Rasanya Yafi sudah tidak sabar ingin bertemu sama Seira sahabatnya. Apakah Seira masih sama tomboynya kayak dulu? atau sudah berubah jadi gadis feminim? Tapi pemikiran itu segera ditepis oleh Yafi. Gak mungkin Seira bisa berubah jadi gadis feminim. Yafi tertawa membayangkannya.
Keesokan harinya, Seira sudah bersiap-siap ikut bundanya pergi ke butik. Juga sekaligus ingin bertemu Yafi di cafe depannya. Seira juga penasaran seperti apa Yafi yang sekarang? Apakah di masih Yafi yang sama yang sifatnya masih kekanak-kanakan seperti dulu? apakah Yafi masih suka makan permen tusuk? Dan apakah kebiasaan main gamenya masih sama? Seira ingin tertawa memikirkannya.
Sekarang Seira sama bundanya sudah ada di butik. Di butik bundanya itu, menjual berbagai pakaian muslim wanita. Ada juga pakaian-pakaian untuk cowok tapi ditempatnya terpisah.
" Sei! tolong kamu jaga bantuin bunda merapikan baju-baju disini ya! ", perintah Bia pada anaknya.
" siap bunda ", ucap Seira semangat.
Seira mulai menata setiap baju pada tempat yang seharusnya. Seira sudah hafal sekali bagian-bagian setiap baju dibutik ini. Tak banyak yang dilakukan Seira, karna butik bundanya emang selalu tertata rapi. Hanya perlu sedikit merapikan bagian yang masih terlihat berantakan saja. Ada 3 karyawan disini dan semuanya juga perempuan. Ada Yeni yang usianya lebih tua 2 tahun dari Seira. Dia sudah lima tahun bekerja dibutik ini. Ada juga Salma yang usianya lebih muda darinya. Dia baru tiga tahun bekerja disini sambil kuliah. Dan yang terakhir namanya mbak Nina, dia yang paling lama bekerja dibutik ini. Sejak tiga tahun setelah butik ini dibuka, mbak Nina yang bekerja disini. Usianya hampir seusia dengan Bia. Kerjanya selalu bagus dan memuaskan.Tak heran jika Bia mempertahankannya sebagai karyawan tetap disini.
Seira melirik jam tangannya, sudah pukul 9 pagi. Sudah saatnya Seira pergi ke cafe. Seira meminta ijin sama bundanya.
" Bun! Seira pamit keluar sebentar ya Bun "
" mau kemana Sri? ", tanya Bia.
" ke cafe depan Bun, mau ketemu temennya sei "
" mau ketemu Naya? tumben dia gak kesini aja ", ucap Bia. Naya adalah teman sekaligus sahabat baik Seira. Dia juga sering diajak Seira ke butik bundanya.
" nggak Bun, bukan Naya ", Bia mengernyitkan dahi.
" lalu siapa sei? "
" bunda tau Yafi? yang dulu tinggal disebelah rumah kita lalu pindah? ", tanya Seira. Bia mengingat-ingatnya.
" ohhh, Yafi yang kuliah diluar negeri itu kan Sei, teman kamu sejak kecil. Bunda inget banget dulu dia sering nginep dirumah kita ", Bia mengenang masa lalu.
" wkwk iya bun, yaudah ya sei pamit dulu, takutnya orangnya sudah nunggu lama Bun ", pamit Seira.
" yaudah hati-hati kamu nyebrangnya, dan salam dari bunda ya sei ", ucap bundanya. Seira pamit keluar, sebelumnya Seira mencium tangan bundanya itu.
Saat dicafe, Seira celingukan mencari sosok Yafi. Tadi dia sempat dapet pesan kalo Yafi sudah ada dicafe. Seira mengingat-ingat wajah Yafi. Seira masih belum juga menemukannya. Saat dia ingin mengiriminya pesan, terlihat seseorang yang duduk membelakanginya. Mungkin itu pikirnya! Seira menghampiri orang itu.
" Ya...Fi kan? ", tanya Seira memastikan. Pasalnya Yafi yang dilihat sekarang seperti bukan Yafi. Gayanya berbeda sekali. Terlihat dewasa dan juga tampak cool.