Clung! Clung! Clung!
Pesan masuk dari Cellin, Yama membuka pesan berupa gambar screenshot dari Cellin dan memperhatikan baik-baik foto-foto tersebut.
Dari screenshot ini, Yama bisa mengetahui user penguna yang memposting foto diri mereka tersebut.
Yama bertanya-tanya dalam hati masalah apa sampai gadis-gadis yang mengaku fans-nya bisa seperti itu keadaan mereka dan kaitannya apa dengan Lika?
Ingin bertanya langsung pada Lika? tidak mungkin karena akan membuat Lika semakin menghindar, tadi saja Lika memberitahu bahwa hanya bekas cakaran kucing bukan karena orang lain dan pastinya Lika tidak ingin membicarakan lebih lanjut lagi masalah ini, nyata ia tak ingin Yama tahu.
Yama kesulitan tidur, ia hanya bolak balik di ranjang sambil memainkan handphonenya lalu ia memeriksa lagi pesan-pesan masuk dan menemukan lagi chat dari nomor tidak di kenal yang sempat mengirimkan sebuah file jenis video kepada Yama beberapa saat yang lalu.
Yama membuka file tersebut dan dalam clip pendek ini terlihat lokasi yang tidak asing bagi Yama
Clip ini di ambil di depan rumah Lika keadaan malam hari tampaknya, tampak Lika berdiri di sana dengan seorang cowok yang juga Yama kenal yaitu Nino.
Yama ingat malam setelah pertandingan kemarin, Yama tidak bisa mengantar Lika dan tampaknya Nino yang telah mengantar Lika pulang, baju yang mereka kenakan adalah baju yang sama dengan yang mereka pakai saat menonton pertandingan.
Tidak ada yang mencolok dari video ini selain Nino yang tidak beranjak bahkan setelah Lika masuk dan Nino memang terlihat seperti pacar mengantar gadisnya pulang namun bagi Yama itu bukan apa-apa, ia tahu Lika tidak ada perasaan pada Nino.
Tapi dari mana video ini berasal? siapa yang merekam video ini? apa hubungannya video ini dengan kejadian yang menimpa Lika?
Okay ini videonya Nino seperti pacar Lika tapi kenapa di kirimkan kepada Yama yang status bukan siapa-siapa Lika? Yama tidak pernah mengunggah apapun tentang ia dan Lika begitu juga sebaliknya. kenapa video ini di kirim ke Yama seakan-akan yang mengirim tahu bahwa Yama ada hubungan dengan Lika?
Lelah memikirkan hal-hal ini, Yama tertidur menjelang matahari terbit.
******
Minggu ini benar-benar sudah tidak ada kegiatan lagi di kampus dengan resminya pengumuman tentang libur panjang.
Keadaan di semua fakultas lenggang, hanya beberapa mahasiswa yang masih ada urusan dengan teman-temannya yang datang.
Sementara itu,
Di rumah keluarga Lika yang tenang, di dalam kamar Lika yang rapi dan tidak terlalu banyak barang, hanya ranjang berdekatan dengan satu lemari besar untuk pakaian berwarna putih dan rak sepatunya di dekat pintu masuk beserta satu meja rias yang simpel dan juga cermin panjang di sudut ruangan dekat jendela besar kamarnya.
Lika sedang melipat pakaian yang sudah kering dan dari kemarin belum ia lipat.
"Lika...." Suara mamanya memanggil dari luar pintu kamar
"Iya ma? masuk aja gak kekunci kok" Lika melanjutkan lipatannya
Krekk...!
Pintu terbuka, mama Lika yang masih tampak cantik walau sudah berumur ini masuk, ia mengenakan daster rumahan dan duduk di sebelah Lika yang tetap mengerjakan lipatan sambil menengok kearah mamanya
"Udah prepare belom?" tanya mamanya
"Hah?! prepare apaan ni?" Lika berhenti dari kegiatannya seketika
"Loh... dari kemarin mama kan udah kasih tahu kalau kamu itu bakal ke Bali, acara nikahannya Tante Kinan di sana? kan mama sama papa berangkat jadi gak bisa ikut ke sana...kok Lika bisa lupa sih?" mamanya malah bertanya balik
"Lah emang mama ada ngomong gitu ke Lika? kapan?" berusaha mengingat-ingat Lika menolehkan kepalanya ke kiri dan dahinya berkerut seraya mencoba mengingat
"Ada kok...kamu aja yang lupa, tadi mama telponan sama tante Kinan ngasih tau kalau mama papa gak bisa hadir dan kamu yang kesana sebagai gantinya" senyum sumringah mama Lika menjelaskan lagi pada anaknya yang hanya satu ini, berharap Lika juga tak ada agenda.
"Eiiii... nikahannya emang kapan?" mulai protes Lika menghela nafas, Kinan adalah adik dari papanya Lika yang bekerja di Bali dan ketemu jodoh orang sana
"Sabtu ini...ha ha ha...kan ini masih hari selasa kamu berangkat besok biar liburan sekalian di sana ya kan? paling mulai sibuknya cuma pas H -1 di rumah sana"
"Lika berangkat Jumat aja dah biar ikut acara nikahannya aja, gak usah ikut acara lainnya"
"Eh mana boleh gitu... mama udah ngomong kalau kamu berangkat rabu besok...udah di tungguin tar" mamanya masih memaksa
"Kan tinggal bilang Lika gak jadi besok berangkatnya...mama" Lika menawar
"Tapi kasian tante Kinan udah booking hotel buat kamu di hotel tempat acaranya akan di langsungkan" bujuk mamanya lagi
"Ya elah maaaaa...." Lika masih ingin melanjutkan protesnya namun sang mama buru-buru bangkit untuk keluar
"Tiketnya pesawat mama yang pesanin ya.....mau jam berapa? sore atau malam?" mamanya berbalik sembari satu tangan sudah membuka pintu kamar Lika bersiap keluar
"Aaarrrggghhhh....." hanya itu jawaban Lika
"Okay ha ha...thanks so much honey" mamanya menutup pintu, ia tahu Lika sudah menyerah jika ia berteriak seperti itu. mamanya memesankan tiket pesawat sore besok untuk Lika dan mengirimnya lewat email ke Lika.
*******
Senja hari selasa di tempat yang berbeda, di kota yang masih sama. Di sebuah Caffe yang mengusung nuansa alam dengan banyak pohon dan bunga hias yang besar menjuntai juga dalam pot yang semen yang besar
Sebuah pertemuan kecil di sudut Caffe modern terbuka ini, seorang pemuda dengan paras indah di pandang mata dan tiga gadis duduk bersama mengelilingi sebuah meja kayu yang terlihat inovatif.
"Hai....." Sapa pemuda ini pada ketiga gadis yang sudah berada duluan di sini.
"Hai kak Yama...." dengan malu-malu gadis yang tinggi menjawab, kedua temannya hanya menunduk saja seperti orang bersalah
"Hei...kok pada nunduk gitu? ha ha...wah style gua kurang menarik ya?" Yama berkelakar untuk mencairkan suasana
"Enggak kok kak...kak Yama tetap yang terbaik!" yang tidak terlalu tinggi dan agak menor menjawab dengan semangat
"Aha ha ha....kok kayak pernah dengar ya slogan kaya gitu?" Yama ingat iklan sebuah motor yang selalu tampil di televisi mempunyai slogan seperti yang baru di ucapkan gadis tadi.
"Okay..... sebelum obrolan kita berlanjut, walau gua tahu nama kalian dari SNS kalian tapi gua pengen kita berkenalan resmi...mulai dari gua ya, Hai nama gua Yamashita G...senang bisa bertemu dengan kalian" Yama dengan singkat memperkenalkan dirinya.
"Hai kak...nama saya Icha dari Fakultas Ekonomi" yang tinggi berinisiatif duluan masih dengan malu-malu
"Gua...Desy dari Fakultas Ekonomi juga" yang dandanan sedikit berlebihan bicara juga dengan ekspresi sedikit tidak nyaman
Terakhir adalah yang berkulit putih dan mengunakan kawat gigi berbicara
"Gua Winna kak... dari Fakultas Hukum" ia sambil menunduk
"Thanks kalian udah bersedia datang ketemuan sama gua...asli gua bingung mau nanyain siapa tentang hal ini jadi gua putusin buat ketemu kalian langsung" Yama masih dengan senyumannya menjelaskan alasan kenapa ia sampai menghubungi ketiga gadis ini untuk menjelaskan sendiri masalah mereka dengan Lika.
Okay awalnya Yama tidak ada niat untuk bertemu dengan mereka tapi kemudian ia tak ingin mendengarkan dari orang lain juga yang mungkin bisa menambah ruwet ceritanya, berbekalkan kontak mereka di chat grup, di bantu oleh Cellin, akhirnya Yama mendapatkan nomor mereka dan menghubungi mereka dengan sopan untuk bertemu, untungnya ketiganya walau tidak nyaman mereka setuju untuk bertemu dan menjelaskan kejadiannya pada Yama.
"Kita yang terima kasih kak, kakak udah mau baik-baik ketemuan sama kita...." Icha melihat kedua temannya, lalu lanjutnya "Kita yang salah kak...kita yang mulai ganggu kak Lika duluan..." ujarnya lagi
"Hm, sebelum ke cerita yang kejadiannya gua mau tau dong gimana kalian bisa kenal Lika? dan hubungan dia sama gua sebagai apa dulu ni?" Yama belum bisa menghubungkan hal-hal ini
"Kita sebenarnya juga gak yakin kak, tapi di grup cha kita sempat di unggah video yang isinya kak Lika lagi sama kak Yama makan siang, terus video satunya lagi kak Lika itu keluar dari mobil kak Yama dan terlihat berhati-hati dan kita auto gempar karna yang kita tahu kak Yama kan belum punya pacar lagi...dan malam yang sama, di grup tiba-tiba ada yang unggah lagi video Kak Lika di antarin pulang oleh cowok berbeda dan gerak-gerik cowok di video itu kayak seakan-akan dia cowok kak Lika, kita marah sebagai fans kak Yama ngerasa perlu nyari tahu kebenarannya" panjang lebar Icha menuturkan kejadian awalnya dan Yama merasa takjub mendengar cerita Icha yang sangat ia tidak sangka
"Kita pas lagi jalan di mall dan ngeliat kak Lika ke toilet yang sama dengan kita...awalnya cuma iseng pengen ngerjain dia tapi kita kesulut emosi dan gua akui gua duluan yang mukul kak Lika" Desy dengan tertunduk melanjutkan cerita Icha
"Okay gua gak akan nanya tentang gimana kalian bisa berantem akhirnya, yang gua pengen tahu juga tuh....beneren lebam kalian itu karena Lika?" Yama ingat foto babak belur yang sempat di unggah
"Itu memang benar kak....kita gak nyangka kak Lika bisa bela diri dan malah menghajar kita balik" Winna yang tugasnya hanya menjaga pintu saat itu berbicara.
Yama ngerasa prihatin sekaligus bangga pada Lika yang bisa menangani tiga orang sekaligus.
"Kita akui kita yang salah udah ganggu kak Lika duluan...tapi tentang hubungan kak Lika sama...kak Yama...itu beneren udah pacaran?" Icha yang sejujurnya sudah sangat penasaran ingin tahu kepastian hubungan asmara idolanya melontarkan pertanyaan dengan ragu-ragu
"Kita gak pacaran...." jawab Yama santai, ia tahu ini adalah jawaban yang tepat jika menurut Lika yang belum ingin mereka mempunyai status pacaran.
"Hah?!! seriusan kak?!" ketiganya shock
********
Rabu sore di ruang tunggu bandara
Lika duduk menunggu pengumuman flight nya menuju ke Bali. Ia sedang asik menonton video KPop nya dan beberapa pesan masuk, dari nomor tidak di kenal
Tiga pesan yang masuk bersamaan, heran pikir Lika. Ia membuka pesan pertama
"selamat sore kak Lika, nama gua Icha. Icha ingin minta maaf pada kak Lika atas perlakuan kasar Icha tempo hari di toilet mall, Icha sangat menyesal sudah bertindak tidak pantas pada kak Lika... sekali lagi maaf banget kak"
Isi pesannya cukup mengagetkan untuk Lika
Membuka pesan kedua
"Hai kak...aku Winna, aku yang kemarin bertemu kakak di toilet mall. aku yang di dekat pintu, kak...Winna pengen minta maaf sama kak Lika, Winna sudah ikut-ikutan berbuat bodoh terhadap kak Lika kemarin...Winna benar-benar menyesal kak. maafin Winna...Thanks kalau kak Lika sudah mau membaca permintaan Maaf Winna"
Ini isi pesan kedua yang masuk ke handphone Lika, wahhhh pikir Lika...
Lika cepat-cepat membuka pesan ketiga
"Hallo Kak Lika, saya Desy...Saya yang memukul kakak duluan di toilet mall kemarin...saya merasa sangat bodoh dan malu atas perbuatan saya kepada kak Lika, saya ingin minta maaf kepada kak Lika namun saya juga tahu bahwa saya sudah jahat dan pantas untuk di beri pelajaran oleh kak Lika...saya masih memberanikan diri untuk minta maaf karena saya tahu saya sudah salah kak. semoga kak Lika selalu sehat dan bahagia, ini doa tulus saya kak"
Isi pesan ketiga bahkan terdengar sangat menyesal namun Lika bisa merasakan ketiga pesan ini terasa tulus dan kenapa tiba-tiba mereka minta maaf? apa yang sudah terjadi kepada mereka hingga tahu bahwa mereka salah?
Pengumuman penerbangan ke Bali yang waktunya tepat dengan yang tertera di tiket Lika menandakan bahwa Lika harus pergi dan ia belum tahu harus membalas apa dari pesan-pesan tadi.
Penerbangan dari Jakarta ke Bali hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dan pada jam 7.30 Lika sudah tiba ke hotel yang di booking oleh tante Kinan untuknya.
Di telpon langsung oleh tante Kinan, Lika di minta beristirahat saja dahulu dan menikmati waktunya sendiri.
Besok hari kamis baru ke rumah tante Kinan untuk bertemu keluarga yang juga datang dari jauh
Handphone berdering, panggilan dari Yama.
"Hallo...hai"
"Hai....lagi ngapain?" suara Yama terdengar lelah
"Lagi nyantai aja, kok suara elu kayak lelah gitu?" tanya Lika
"Gua abis naik tangga ha ha...Eh hari Minggu ini lu ada janji gak?"
"Hari Minggu ini? emm....." dehem Lika pendek, Lika berpikir jika ia kembali pagi Minggu mungkin bisa saja ikut rencana Yama
"Jangan ngeluarin suara kayak gitu dong, gak enak gua dengernya... bawaannya pengen ketemuan" Kata-kata Yama menyadarkan Lika suara dehemannya tadi bisa jadi terdengar aneh di telinga laki-laki
"Ha ha ha.... Iya deh sorry, Minggu gua ada waktu malam"
"Okay...malam ya, gua yang jemput ya..." suara Yama bersemangat lagi
"Sip...gua tungguin, eh liburan ini lu rencana kemana?" Lika masih ingin ngobrol
"Belom ada rencana, pengennya sih pergi sama pacar tapi masih calon pacar jadi belom bisa di rencanain...ha ha ha..." Tawa renyah Yama menggoda Lika
"Kan bisa berangkat juga tanpa pacarnya, masa tergantung pacarnya?" Lika juga tertawa , ia merasa kangen pada Yama, sudah dari minggu lalu mereka tidak saling menelpon, hanya melalui chat saja saling mengabari.
"Saya sudah sering pergi tanpa pacar saya mbak..." telpon mereka berubah menjadi sesi curhat
"Wah masnya tampak kesepian sekali ya, saya doakan masnya cepat dapat pacar ya mas" tawa Lika meledak
"Thanks doanya mbak....saya juga doakan mbaknya mau jadi pacar saya, Amin"
"Lah masnya cepat banget berubah arah pembicaraannya mas" Lika masih konsisten bercanda
"Gua kangennnn....mau peluk" suara Yama kini berubah manja
"Gua juga" jawab Lika pendek, ia berdebar mendengar Yama juga merindukannya
"Nungguin hari Minggu kelamaan gak sih?" Yama seakan ingin mengubah janji mereka pada hari Minggu
"Ha ha ha....udah ah, gua mau bersih-bersih dulu abis dari jalan" Lika memang belum mandi dari berangkat tadi sore
"Okelah....tar telpon lagi ya"
"Oke...bye"
"Bye...."
mereka saling menutup sambungan telpon dan tersenyum sendiri.
Lika usai mandi ia mengenakan kaos hitam dan celana pendek lengkap dengan sandal tali-tali juga tas ethnic yang cukup untuk membawa handphone dan dompetnya saja, ia keluar dari kamar, memasukkan kartu kamar ke tas etnik nya lalu berjalan menuju lift untuk turun ke lobby.
Ting!!!!
Pintu lift terbuka, ada seseorang di dalam lift
"Loh..lika?!!!" orang ini tak kalah terkejutnya dengan Lika
"Yama?!!!" Lika menutup mulutnya dengan tangannya sendiri saking terkejutnya.