Chereads / Dari Samping Yama / Chapter 9 - Hubungan Yama dan Lika Part 1

Chapter 9 - Hubungan Yama dan Lika Part 1

Yama dan Lika tidak bisa terlalu lama beristirahat setelah "permainan" tak terduga tadi.

pamit dan berterimakasih pada ibu yang sudah baik hati memberi mereka room dan dengan senyum ibu itu melepas mereka kembali. sungguh masa muda yang menyenangkan pikir ibu itu melihat Yama dan Lika.

pukul 7 lewat

tidak banyak yang menanyakan Yama dan Lika karna tadi Yama sudah memberitahu bahwa mereka terjebak hujan lebat.

"masih dingin gak?" Yama memegang lengan Lika yang duduk di belakang. cuaca setelah hujan memang membuat dingin tapi di hotel tadi mereka sudah mengeringkan jaket dan baju basah mereka sehingga tidak terlalu dingin dengan balutan jaket mereka.

"Enggak kok" Lika menjawab

walaupun sudah beberapa waktu berlalu, Lika belum bisa menghilangkan sosok Yama yang manly tapi gentle banget tadi, terus terbayang di benak Lika otot-otot Yama yang menyentuh setiap inci kulitnya, tanpa di sadari Lika tersenyum. Lika merasa tadi itu benar-benar seperti kejadian sekejap saja dan hati Lika juga masih tak percaya bahwa sosok tampan di depannya ini yang tadi memeluknya dengan lembut beberapa jam yang lalu.

dengan keadaan jalan agak sepi, Yama bisa melaju sedikit cepat untuk mengejar kegiatan mereka yang masih berlanjut di villa.

hampir sampai di villa, Yama berhenti

"Kenapa?" Lika heran kenapa tiba-tiba Yama berhenti.

Yama menurunkan standar motor, berdiri di hadapan Lika

"Gua gak tahu harus ngapain dan harus gimana Lika...gua mau tau elu maunya gimana?" ujarnya tiba-tiba

"Maksud lu apanya yang gimana?"

"Lika... setelah kejadian tadi gak mungkin lu mau gua nganggap elu cuma kayak teman kan? rasanya udah beda Lika" lengan Yama menyilang di dadanya sendiri seperti menginterogasi Lika

"Okay...jadi gua mesti gimana?" Lika balik bertanya

"Mau gua omongin ke yang lain kalau gua lagi ngejar elu?" Yama kadang suka menyalahi otaknya sendiri, padahal ia tahu Lika pasti bakal ngerasa awkward jika yang lain tahu.

"eh?? jangan gitu tar yang lain malah gak nyaman...biarin aja dulu deh Yam, tar kalo udah di Jakarta baru kita omongin berdua"

"...gak kelamaan nunggu balik Jakarta?"

"Ya enggak lah....kan besok malam juga udh bisa di omongin"

"jadi ini lu mau gua tetap kayak sebelumnya, nyantai aja dan biasa aja?"

"Ya iya mau apa lagi...nyantai aja kayak biasa aja, kayak Yama si kating" Lika berucap seakan sudah biasa dengan hal seperti ini, yang ada dalam hatinya adalah deg-degan juga.

"Lika....lu kedengaran seperti ahli banget soal beginian barusan" Yama tertawa di sambut tonjokan di pinggang oleh Lika.

"ouch....sakit" ucap Yama manja, tonjokan Lika gak ada sakitnya sama sekali buat Yama

"sini...." Lika memajukan wajahnya dengan sedikit mendongkak dan tangannya di pinggang Yama, ia menawarkan ciuman pada Yama

"Oh my Goodness Lika....kenapa sih elu jadi ngegemesin gini. seandainya kita lagi gak trip gini udah gua kurung lu dalam kamar berhari-hari buat gua aja"

"ha ha ha.... kedengaran jahat banget, udah yuk lanjut" Lika tersenyum setelah sebuah kecupan di bibir untuk Yama, ia tau Yama hanya bercanda.

*******

"Buset Yama....bisa hilang anak orang di bawa sama elu ,kelamaan" sambut teman-teman mereka di ruang tamu rumah utama sementara Lika langsung ke rumah sebelah

"hilang juga masih sama gua kok, dasar sirik" Yama melempar bantal ke Rio yang tadi paling nyaring menggodanya

"kita udah pada makan loh...kamu udah makan belom? next kita mau barbekyu di luar mumpung udah agak kering tongkrongan buat di halaman luar" Rahmad menepuk bahu Yama yang tinggi 5 inci darinya.

"Belom makan....eh makanan gimana?" Yama teringat makanan mereka yang katering

"aman...kita udah makan semua kok tadi sore... kayaknya sisanya ada di rumah sebelah, lu kesana aja sekalian kasih tau yg lain buat prepare barbekyu di halaman luar" Rahmad menusuk bokong Jeno dan Guntur dengan kakinya supaya Bangun dari baring-baring mereka di sofa

"Thanks Rahmad..." Yama menuju rumah sebelah dan melihat Lika sedang berjalan bersama Nino membawa kantung hitam besar seperti kantong sampah

"Lika! Nino....mau kemana?" Yama bertanya dari jauh

"Buang sampah!" jawab Nino, di sebelah Nino ada Lika yang hanya menoleh dan tersenyum pada Yama, lanjut melangkah dengan Nino ke bak sampah di turunan gunung villa ini.

"Buset Yama.... mereka cuma pergi buang sampah, bukan pergi kencan...kadar posesifnya kurangin lagi" Ia berucap pada dirinya sendiri

masuk ke dalam rumah ada para cewek sedang santai di ruang tengah menonton tv

"Oh hai Yamashita ganteng! sini duduk sama tante" Hani bercanda sambil menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahnya

"Hai tante.....maaf saya udah ada yang punya" Yama hanya berlalu sambil tertawa

"Loh bukannya lu lagi jomblo Yam?" Reni bertanya serius

"ha ha ha....gua kira lu pada lagi becandaan, kok jadi serius sih?" sahut Yama dari bar dapur, akhirnya duduk di sebelah Reni dengan kotak makan malamnya yang agak telat

"Yeee kirain beneran..." Hani kembali fokus ke handphone di tangan kirinya

"Eh...boleh bantuin ngasih tau cowoknya buat bantu di luar gak? buat barbekyu kita" Yama menyuapi sesuap nasi ke mulutnya

"Oh iya kita kan bawa barbekyu-an ya" Sima berdiri untuk mengetok kamar cowok-cowok yang di rumah kedua untuk bergabung dengan yang lainnya di luar.

Hani, Reni , dan Sima ikut para cowok yang dari dalam kamar untuk keluar mengurus lanjutan acara mereka dan para cewek-cewek bertugas bumbu barbekyu.

"lah gua di tinggal sendirian" Yama baru sadar semua orang sudah di luar

"tenang Yama ganteng masih ada aku di sini" Joanna muncul dari dalam kamar cewek-cewek, ia baru saja akan bergabung keluar.

"ahhh Joanna imut!! baru gua liat lu" Yama menyapa Joanna yang selalu ceria

"Yama beneren mau gua temanin?" Joanna mengusili Yama

"Makasih loh kalau mau nemanin ha ha ha " Yama lanjut makan yang sudah setengah

"Gua pengen nemanin elu Yam, tapi gua lebih suka daging barbekyu di luar daripada cuma nonton elu yang takkan pernah ku miliki....byeeee" dengan ikonik balet melayang Joanna keluar

melanjutkan makannya yang sudah hampir habis, Yama melihat Lika masuk

"Oh hai....udah makan belom?" ia berdiri berjalan ke dapur, ia berusaha untuk tidak terlalu ekspresif pada Lika, bertingkah santai saja.

"Belom...gua makan di luar aja tar" Lika ikut ke arah dapur dimana makanan di letakkan

berjalan di samping Yama yang sedang membuang sisa kotak ke dalam plastik hitam besar.

Lika memperhatikan Yama membuang sampahnya, ia tersenyum melihat betapa mungkin sempurnanya postur tinggi langsing Yama ini.

"Kenapa kok ngeliatnya gitu?" Yama baru sadar ia di perhatikan

"enggak...dari sini lu keliatan kayak oppa-able banget" Lika terkekeh

Yama memicingkan matanya, menengok kearah pintu, lalu dengan cepat melangkah kearah Lika dan menciumnya di leher dengan cepat

"Eh! hei....!" Lika terkejut dan meneriaki Yama yang sudah lari keluar.

Lika memegang lehernya dimana Yama mendaratkan ciumannya tadi, ia tersipu malu.

sebelum bergabung dengan yang lainnya Lika pergi Menganti bajunya dulu dengan kaos hitam dan celana pendek.

********

acara Barbekyu berlangsung ramai dengan obrolan santai mereka yang masih dengan tenang duduk mengelilingi 3 meja yang mereka satukan.

beberapa dari mereka juga memilih minum bir selagi bersantai.

makanan mereka sudah habis beberapa waktu yang lalu. hanya mereka yang duduk mengobrol dan juga menikmati suasana malam di puncak.

Lika duduk berseberangan dengan Yama juga bersama yang lainnya walau beberapa memilih masuk rumah atau nongkrong di bangku halaman yang pemandangan malamnya di penuhi lampu-lampu kecil di bawa sana.

"besok pada mau kemana abis senam?" tanya Hani menyeruput kopinya

"gua mau ngebangkong terus ikut sama Sandy cs ke water play" Sima meneguk bir kalengnya

"loh Yama kemana?" Heni pindah bertanya pada Yama yang bermain games di smartphone

"gua belom tau... tapi kalau bangun cepat gua juga ikut ke water play" jawabnya tak meninggalkan pandangan dari smartphone-nya, ia sedang main bareng Rahmad, Guntur, dan Sandy.

"okay....kayaknya hampir semua ke water play ya" gumam Hani sendiri

"Eh Lika kan gak ikut ya? mau kemana Lika besok free timenya?" Sima ingat Lika seperti punya rencana lain tadi

"Gua tadi janjian sama Nino buat keliling daerah sini, buat liat-liat sekalian olahraga aja" jawab Lika menggaruk lengannya yang di gigit nyamuk

mendengar jawaban Lika, Yama mengangkat kepalanya menatap Lika tepat di matanya seakan ingin berkata "Kok jalan sama Nino?"

Lika memiringkan duduknya untuk menghindari tatapan Yama dan menaruh kakinya di pangkuan Sima. Yama kembali bermain tidak lagi fokus

"Wah gua gak suka jalan kaki kejauhan...by the way Nino juga tumben ya ikut acara kali ini, dia kan anak rumahan yang jarang juga mau keluar ginian" tak tahu apa-apa di antara Lika dan Yama Reni menatap Nino yang duduk dengan Joanna dan yang lainnya di bangku kayu halaman dengan pemandangan malam kota.

"Iya Nino sama Lika agak mirip loh by the way.... anak-anak yang cool dan rumahan...jangan bilang lu berdua lagi pdkt ya....hahaha" Reni mendapatkan tepukan di jidatnya oleh Lika

mengamati wajah Yama yang masih bermain smartphone, Lika mendapati Yama mengigit bibir bawahnya, entah apa yang di rasakan Yama mendengar candaan Reni tadi, Lika mulai memikirkan perasaan Yama.

satu persatu mereka masuk ke dalam rumah karena hawa dingin mulai menusuk saat waktu menunjukkan jam dua lewat

Lika, Sima, Yama dan Sandy masih duduk di luar. di bangku kayu tersisa Nino dan Randy yang tampaknya juga bersiap masuk ke rumah

saat melewati tempat duduk mereka yang tidak terlalu jauh depan rumah, Nino mendekati Lika dan duduk di sebelahnya.

Yama melirik, terasa dalam hati Yama degup jantungnya menjadi cepat namun ia tetap berusaha santai.

"Lika mau jam berapa jalannya besok? abis senam langsung atau abis sarapan?" Tanya Nino yang juga model di waktu luangnya walau tak suka keluar rumah itu pekerjaan yang unexpected untuk anak rumahan macam Nino. sebagai anak model, tinggi Nino juga tidak kalah dengan Yama.

"Abis senam juga gak apa-apa" Lika menjawab, kali ini ia tidak ingin melihat ekspresi Yama.

"San.....gua masuk duluan ya" Yama tiba-tiba berdiri

"eh?! ya udah gua juga dah...." Sandy juga beranjak lalu berhenti lagi "Eh Simayati! mau jadi obat nyamuk bakar lu?!" Sandy mengisyaratkan Sima untuk meninggalkan Lika dan Nino. ternyata Sandy tahu Nino menaruh hati pada Lika dari gelagat Nino sejak dulu.

"Eisssh gua lagi yang salah!" Sima akhirnya bangun untuk pergi

"Loh kok pada pergi?!" Lika terkejut kenapa semua malah pergi, Lika melihat punggung Yama yang tadi sempat berhenti berjalan dan masuk ke rumah utama satu.

hati Lika tidak tenang.

mengobrol sebentar dengan Nino, Lika kemudian pamit masuk untuk beristirahat.

di chat Lika ada pesan dari Yama yang berisi hanya satu kata.

"sakit"

Lika tidak bisa tenang memikirkan Yama. ia duduk saja di kursi dekat meja makan di dapur menatap chat Yama.

"Blom tidur lu?" Bima melewati Lika saat ia hendak ke toilet. di ruang tengah rumah kedua ini ada Bima dan Wahyu masih mengadu kesaktian dengan bermain PS sementara yang lain di kamar masing-masing termasuk para cewek-cewek yang sudah dari tadi beristirahat.

"belom...belom ngantuk gua"

"Hm..." Bima berlalu

Lika memakai jaket Hoodie nya, ingin rasanya berlari ke rumah sebelah melihat Yama namun itu adalah pemikiran yang gila untuk saat ini.

"Gak boleh sakit" akhirnya itu pesan yang ia kirim membalas chat Yama sebelum masuk kamar untuk bersiap tidur.

Lika berusah memejamkan matanya untuk tidur dan terlelap dalam kegalauan.

Jam 4 subuh Lika terbangun ingin ke toilet, ia melangkah ke belakang dengan mata setengah ngantuk.

ketika keluar toilet ia iseng melihat keluar rumah.

Dengg!!!!

ada Yama juga berdiri di depan rumah utama satu. hati Lika berbunga dan takjub bagaimana bisa jam segini mereka menatap satu sama lain dari tempat tak terduga.

Yama berlari dari sana ke arah Lika yang panik melihat ke belakangnya di dalam rumah untuk mengecek apakah ada yang terbangun, tidak ada siapapun selain Bima dan Wahyu yang tidur di sofa.

Yama menarik tangan Lika ke samping rumah terlindung dari pandangan siapapun yang kebetulan lewat depan rumah.

nafas Yama terdengar berat, ia memeluk Lika dengan erat, sangat erat.

"Gua sakit, di hati" ucapnya manja mencium ubun-ubun Lika, harum shampo Lika menyeruak.

"gak bisa tidur ya?" Lika menengadah ingin menatap mata Yama.

"Iya....gua satu kamar sama Nino sama Guntur ama Rahmad" curhat Yama

"Hehe.... peluk Nino dong" Lika bercanda sambil terkekeh pelan

"Kalo gua jeruk makan jeruk mah dia pilihan yang tepat, tapi gua punya elu yang bahkan belum gua milikin"

mereka tertawa pelan dengan candaan mereka yang tidak terdengar lucu tapi hati mereka bahagia dan semua terdengar indah.

"Istirahat ya...gua bukan kolektor cowok ganteng kok" Lika memeluk pinggang Yama

"iya percaya..." Yama melepas pelukan, memperbaiki rambut Lika yang kusut karena ia cium berkali-kali di ubun-ubun tadi

"Good night"

mereka masuk ke rumah masing-masing tanpa di ketahui siapapun.