Warning : 21+ ya...gua gak tanggung jawab kalau yang masih di bawa umur. bukan berarti gua mau tanggung jawab untuk yang usia di atas 21+ loh ya :)
**********
"Lu ama Manda ngobrol apaan? kok kayak seneng banget gitu dia baliknya? lu kasih apa?" Sima yang sedari tadi sudah tidak bisa menahan penasarannya.
"gua terima maaf nya dia... terus kita ngobrol juga dikit tentang masa lalu dia sama Yama, gitu aja" Lika duduk juga di samping Sima
"Kenapa malah ngomongin gua" protes Yama tapi di abaikan saja oleh Lika karena sedang minum.
"selama urusan kelar dengan baik, gua gak masalah ...abis ini pada mau kemanaan? gua balik lagi masih ada kerjaan tadi....lu Yam?" giliran Ryan yang menggapai tas pinggang kekinian nya.
"Gua mo balik kampus jemput Sandy sama Rahmad...mereka lagi sibuk ngurusin bus buat trip kelas ke Bogor" Yama teringat Sandy yang tadi belum dapat bus untuk keberangkatan piknik mereka ke Bogor dengan lama dua hari satu malam.
ini adalah agenda tahunan kelas mereka yang mereka rancang sendiri setiap sebelum libur panjang, hanya sekedar fun trip yang dua malam atau nginap satu malam untuk mempererat pertemanan.
"Eh iya loh....jadi berangkat weekend ini kan ya? yang ikut jadi berapa banyak?" Sima juga termasuk yang akan berangkat
"Yang udah list dan bayar ada 25 orang, kita pakai penginapan yang sebelumnya udah pernah kita pakai juga...Lika gimana? jadi ikut gak?" Yama tahu bahwa Lika belum terdaftar namanya di list keberangkatan karena Yama yang merupakan ketua tingkat kelas yang banyak mengurus akomodasi
"Gua belom tahu...tapi kayaknya ikut kok, udah untuk terakhir kalinya masa gua gak ikutan" Lika yakin ingin ikut, tahun sebelumnya ia tidak ikut karna lebih memilih di rumah saja
"kali ini lu mesti ikut...gak bakal ada lagi event ginian setelah kita lulusan" Sima ingin sekali Lika ikut
"boleh deh, masukin nama gua ke list... tar gua transfer ya" kata Lika
"oke siap" jawab Yama
"well.... I got to go now... see y'all later" Ryan duluan pergi
Lika melanjutkan akan mengantar titipkan, Sima pulang dan Yama kembali ke kampus.
******
Jumat pagi
hari keberangkatan kelas A fakultas teknik yang akhirnya hanya empat orang yang tidak ikut dari jumlah total tiga puluh siswa di kelas A.
menggunakan bus yang sudah di Carter sebelumnya untuk mengantar dan menjemput mereka pulang kelak sore sabtu.
suasana yang nyaman dan menyenangkan terlihat dari wajah semua yang berada dalam rombongan. tidak terkecuali Yama yang hari ini merasa semakin menjadi perhatian pada Lika.
sejak tadi pagi berkumpul di depan kampus, Yama yang sambil lalu lalang mengecek keadaan sedikit melirik ke Lika dan gerombolan gadis kelas A yang hanya ada 5 orang.
tidak terasa perubahan terhadap sikap Yama kepada Lika hanya saja mungkin karena Yama sangat baik dalam menutupi perasaannya dan menjaga ekspresinya.
dua jam perjalanan mereka tiba dengan selamat tepat pada jam 11 pagi. yang mereka sewa adalah sebuah villa yang terdapat dua rumah utama yang lumayan besar dan juga tiga kamar dalam setiap rumah.
"Okay guys, ini gua bakal send ke kalian schedules kita bersama selama di sini, okay... seperti biasa kita selalu punya "me time" atau free time kok buat next kalian mau ngapain...okay selamat beristirahat, kita ketemu tar jam 3 untuk game pertama kita okay....thank you" Yama mengirim jadwal mereka yang berisi ;
Games time start at 3
Dinner time at 6
indoor games at 9
Free time
Senam jasmani at 6 pagi
free time
balik jam 5 sore usahakan udah ngumpul untuk pulang.
"wadidaw...senam jasmani ha ha ha.....ini Guntur lagi yang jadi instruktur?" tawa Jeno meledak setelah membaca jadwal sambil berjalan ke arah kamar yang masing-masing di isi oleh empat sampai lima orang dalam satu kamar
"Iya gua lagi, nape? lu niat nyalon buat gantiin gua" Guntur menendang bokong Jeno yang kebetulan nama mereka sekamar
"Lu berdua duet dah jadi instruktur besok pagi ha ha ha" yang lain dengan bahagia meledek mereka berdua, Guntur dan Jeno teman yang tidak ambil ke hati jika sedang di ledek atau di goda jadi yang lain pun sudah tau mereka tidak akan mengindahkan ledekan mereka.
di rumah yang satunya, 1 kamar yang paling besar khusus buat semua ceweknya. untuk keadaan bepergian begini, para cewek fakultas teknik syukurnya banyak yang simpel dan bisa di ajak sengsara, tidur di lantai alas kasur pun sebenarnya tidak masalah untuk mereka.
"Sim....lu liat tas kuning yang tadi gua pegang di bus gak?" Lika mencari tas kecil berisi kameranya dan charger handphone.
"Gak ada liat gua....nyelip kali Lik, cari lagi deh" Sima bersiap ganti baju
"Kayaknya tadi gua liat di bus deh Lik" Hani yang juga sedang mengeluarkan baju gantinya, ia mengingat melihat tas di bus tadi
"Wuih ketinggalan di bus gak ya?" Lika khawatir
"Lu buruan nanya Yama deh....busnya tadi gua liat pergi" Joana yang bertubuh gempal memberi saran
Lika buru-buru keluar mencari Yama di rumah yang satunya
"Yam....bus tadi pergi kemana?" Lika menemukan Yama sedang berada di ruang tengah dengan yang lainnya
"Kenapa? abangnya bilang dia mau pergi tapi bukan balik ke Jakarta kayaknya... ada yang ketinggalan?"
"iya.... tas kamera gua kayaknya di bus, bisa telpon abangnya gak?"
"bentar gua tanya" Yama berdiri untuk menjauh agar ia bisa menelpon tanpa suara gaduh yang lainnya
Lika mengikuti Yama menjauh
"gimana? ada gak?"
"ada.... abangnya emang simpenin karena tahu itu pasti punya kita"
"tar abangnya balik sini gak?"
"balik sini tapi besok katanya buat jemput kita balik aja"
"Yaaa kamera gua ama charger gua, bisa di susul gak abangnya? tar gua susul dah...tanyain lokasi abangnya dong"
Yama menelpon lagi "Bang...kirim lokasi ya, kita datang ngambil barangnya....okay chat aja lokasinya, sipp thanks bang"
"Okay.... sekarang gua butuh kendaraan, eh yang jaga villa punya motor kan ya?"
"Gua temanin ya" Yama agak ragu menawarkan diri nanti yang ada malah Lika nolak mentah-mentah karena sering dapat masalah kalau berdua dengan Yama
"Eeeee.....sama elu lagi?" betul saja firasat Yama
"Gua panggilin cowok lainnya ya kalau gitu, jangan pergi sendirian" Yama hendak masuk kedalam rumah untuk meminta tolong seorang menemani Lika
"Yam! udah sama elu aja dah... buruan, gua ambil tas dulu" Lika berlari ke rumah nomor dua mengambil tasnya
Yama sedikit kaget keputusan Lika kayak tiba-tiba banget tapi Yama kemudian cepat-cepat mengambil motor yang jaga villa dan menunggu Lika keluar
"eh Lu berdua hati-hati..." Sima melihat mereka pergi
"sippp" Lika mengacungkan jempol
**********
Lika dan Yama menuju lokasi yang sudah di share oleh Abang sopir bus, tiba di sana setelah hampir 30 menit lebih menerobos macet.
"terimakasih banyak bang...." Lika menerima tas kuningnya
"okay bang kita langsung cabut ya, takut hujan" Yama pamit pada abang sopir
"Hati-hati di jalan dek" abang sopir tersenyum melihat Yama dan Lika terburu-buru.
"Yam hati-hati. jangan ngebut" Lika menepuk pinggang Yama untuk memperingatkan dia supaya mengurangi kecepatan lajunya motor
terasa laju motor mereka turun sedikit pelan, awan hitam yang tadi terlihat jauh semakin mendekat daerah dimana mereka berkendara, dari arah yang berlawanan ada beberapa orang yang sudah mengenakan jas hujan dalam keadaan basah.
"Lik kayaknya di depan udah hujan" Yama berbicara, matanya fokus ke jalan
"Kita gak punya jas hujan" Lika menjawab
melaju ke depan selama 4 menit dan angin di sertai butiran hujan besar mulai menghantam kaca helm mereka.
hujan semakin deras dan cuaca menjadi gelap seperti sudah malam oleh karna mendung menutupi langit.
Yama berhenti di depan sebuah bangunan, di sekitar sini hanya ada beberapa rumah warga dan beberapa warung kecil terlihat di pinggir jalan.
"Baju lu basah? kamera sama charger lu gimana?" Yama sadar dari tadi Lika hanya memeluk tas yang agak besar yang sudah berisi kamera dan barang lainnya.
"belom tau, tapi kayaknya kering kok" Lika membuka resleting tas besar dan memeriksa isinya.
Yama melihat jam tangannya, sekarang sudah hampir pukul 3 sore. tidak sadar berapa banyak waktu yang mereka pakai untuk kesana kemari dari tadi.
Yama mengirim pesan ke Rahmad untuk memulai kegiatan sesuai jadwal tanpa ia dan Lika yang terjebak hujan deras. Menganti kegiatan games outdoor langsung ke indoor saja, Yama mengirim pesan lagi karena ia tahu di villa juga pasti hujan deras.
jaket Lika tampak basah begitu juga jaket Yama. mereka berdiri sambil menunggu hujan berhenti namun bukannya berhenti, hujan semakin deras dan angin membawa percikan hujan mengenai tubuh mereka. kilatan petir pun menambahkan buruk suasana
"Mbak....mas....masuk sini aja" suara dari dalam gedung tempat mereka berteduh, seorang perempuan setengah baya dengan dandanan yang cukup menor melambai pada mereka.
"Oh iya bu....makasih" ucap Lika, ia menarik jaket Yama untuk mengikutinya masuk daripada berdiri kedinginan di luar pikir Lika.
di dalam gedung yang tidak begitu besar ini, terdapat ruangan seperti lobby hotel tapi ukuran kecil hanya muat 4 kursi saja mengelilingi sebuah meja kecil
"Wah jadi basah basah gitu mbak sama masnya" ibu tadi dengan ramah duduk dengan Yama dan Lika
"Iya bu.... makasih tumpangannya bu" Lika dengan sopan berterima kasih, Yama membuka jaketnya yang basah, menyuruh Lika membuka juga jaketnya lalu bingung mau menaruhnya dimana karena basah.
si ibu tampak berpikir "Kalian pacaran?" si ibu menunjuk Yama dan Lika bergantian
"Hah! enggak bu...cuma teman" Lika menjawab, ia melihat Yama tersenyum-senyum saja mendengar pertanyaan di ibu dan menonjok pinggang Yama.
"aduhh... kenapa gua di tonjok..." Yama pura-pura polos dan tersenyum usil
si ibu berdiri mengambil sesuatu, ia kembali dengan kunci di sodorkan ke Yama. Kunci itu ada nomornya, seperti nomor kamar hotel menengah ke bawah
"pakai saja ini.... kamar paling ujung... ada handuk di sana, dan ini dryer pakai untuk keringkan baju kalian. hujan ini bakal lama" si ibu menaruh kunci ke tangan Yama
"tapi bu....anu bu... kita enggak..."
"udah pakai aja... di sini banyak kok pelanggan yang juga pacaran tapi cari kamar he he... udah sana!" di ibu mengusir atau lebih tepatnya mendorong mereka masuk ke kamar paling ujung
Lika speechless sedangkan Yama terlihat santai, ia tersenyum saat si ibu mengedipkan mata padanya. entah apa maksud kedipan itu tapi yang Yama tangkap adalah tanda "go get her".
ruangan bersih cat putih, satu ranjang dengan bed sheet putih juga kamar mandi di dalamnya. Yama dengan santai membuka bajunya seketika sehabis ia menutup pintu, mengantungkan bajunya di hanger.
Lika belum melihat ke arah Yama, ia sedang memeriksa isi tasnya
"eh Yam....oalah ini hotel toh? pantes si ibu ngomong gitu" Lika mendapatkan brosur di dekat ranjang
"Oya" tiba-tiba Yama sudah berada di belakang Lika
Lika terkesiap melihat tubuh atletis Yama yang tidak memakai baju. Lika agak mundur karena melihat Yama begitu dekat
"Lu bisa gak... jangan kagetin gua gitu, mana gak pake baju lagi" Lika menaruh lagi brosur kembali, jantung Lika berdebar-debar.
"Lu kaget?" Yama agak menjauh, ia bisa melihat perubahan di wajah manis Lika
"ya... iyalah gua ka...."
" kalau gini juga masih kaget?" aura bad boy Yama keluar, ia maju berdiri lebih dekat hampir menempel pada Lika, wajah mereka berhadapan.
"Yam...elu apaan sih" degan wajah bersemu kemerahan Lika hendak menghindar
GEEPPP!!
tangan Yama menahan Lika pada kedua bahunya, wajah Yama mendekat pada leher Lika, menghembuskan nafas hangat di sana.
mata Lika terpejam saat hembusan nafas berat Yama mengenai lehernya.
tidak mau melepaskan momen ini, Yama memegang kepala Lika dan mencium bibir merah alaminya. sementara itu tangan kiri Yama yang tadi memeluk lekukan pinggang Lika kini pelan masuk kedalam baju kaos putih Lika yang agak basah.
"emmhh....." suara desahan akhirnya keluar dari bibir Lika yang di lumat oleh Yama, tidak ada penolakan dari Lika lagi dan Yama semakin ganas mencumbu leher Lika dengan lidahnya dan ciuman yang hangat.
"Yam....emhh.... " suara Lika saat Yama membuka baju kaosnya menyisakan bra yang menutupi payudaranya yang kencang dengan puting sudah mengeras
Yama mendengar desahan yang memanggil namanya membuat Yama dengan cepat membuka kancing celana jeans nya dan celana jeans Lika juga ia lepaskan sambil bibirnya terus merangsang Lika dengan kecupan-kecupan manis di tubuh Lika.
menyisakan hanya pakaian dalam mereka, Yama memeluk Lika dan menjatuhkan mereka ke ranjang, di sana Yama sesaat berhenti dengan posisinya mengangkangi tubuh Lika, Yama menunduk mencium kening Lika yang nafasnya juga cepat oleh naiknya hasratnya saat ia terus di sentuh dan di remas oleh Yama.
Lika menatap Yama dan tubuh atletisnya, abs perut sixpack yang berlekuk jelas dengan sedikit keringat membasahi membuat Yama terlihat sangat tampan dan membuat Lika semakin tidak bisa bernafas teratur.
Yama mengangkat tubuh Lika hingga menempel di posisi pelukan dengan satu tangan, tangan yang satunya ia gunakan untuk membuka kaitan bra Lika
Tepp!!
kaitan bra Lika terbuka, pelan-pelan Yama menyingkirkan bra dari tubuh gadis yang manis dalam pelukannya ini.
kencang dan puting kemerahan di depan mata Yama.
"Aahhhh.....Yama...aahhhhh" desahan Lika semakin keras reaksi dari hisapan lembut Yama di payudaranya, jari Yama memainkan puting payudara sebelah kiri menambah getaran hebat di tubuh Lika dalam kenikmatan.
Yama membungkam desahan Lika dengan lumatan pada bibir dan lidah mereka menjilat cairan bening dari mulut satu sama lain.
merasa tidak melakukan apapun dari tadi, tangan Lika masuk begitu saja tanpa permisi kedalam celana dalam Yama, menggenggam batang yang sudah sangat keras di dalam celana dalam Yama.
"Eughhhhhh...lika....eemhhhhhhh....aahhh...it feels good....aahhhh" Yama menikmati gerakan tangan Lika yang melingkarkan jari nya di batangnya dan mengerakkan maju mundur dengan cepat.
"euhh.....Lika....lu mau posisi 69 gak?" dalam desahannya Yama masih sempat bertanya
kegiatan Lika berhenti, ia mengangguk. tidak ingin membuang waktu, Yama memutar badannya di atas Lika.
di hadapan wajah Lika ada batang Yama yang sudah sangat besar dan keras, mengantung ingin segera di lahap.
di hadapan wajah Yama ada selangkangan Lika yang masih mengenakan celana dalamnya. Yama membuka pelan celana dalam Lika dan membuangnya ke bawah ranjang, kedua tangannya ia gunakan untuk meremas buah bokong padat bulat milik Lika, Yama menarik bokong Lika agak naik agar lidahnya bisa masuk ke dalam vagina Lika dan menjilat klitoris kemerahan milik Lika. cairan bening membasahi dinding liang senggama Lika memudahkan Yama memainkan lidahnya di sana.
Lika di bawah selangkangan Yama mengulum batang milik Yama. urat-urat pada batang Yama nampak besar dan kuat. Lika menjilat ujung kemaluan Yama dan mengulumnya maju mundur pelan lalu ke cepat.
desahan dari mulut mereka memenuhi ruangan, pekikan halus Lika terdengar setiap Yama memasukan lidahnya kedalam liangnya yang basah dan hangat.
Yama memejamkan matanya menikmati kuluman Lika, sentuhan Lika halus namun berefek sangat besar pada deru nafas Yama.
"Aahhhhhhh...! Yama....aah...ahhh...yaa...emhhh....emhhhh" pekikan tertahan Lika saat Yama dengan cepat menjilat, memasukkan lidah panjangnya ke liang vagina Lika membuat kenikmatan yang tidak bisa Lika jelaskan menggelinjang mencapai klimaks nya. tangan Lika mencakar bagian belakang pinggang Yama dimana tangannya bertahan.
giliran Lika yang ingin memberikan klimaks orgasme pada Yama. Lika menarik tangan Yama agar berbaring di bawah. dengan mengangkangi Yama Lika turun hingga wajahnya bertemu lagi kemaluan besar Yama.
Slurp!!
Lika memasukan batang ke mulutnya, tangan halusnya mengelus kedua bulatan di pangkal paha Yama.
Lika mempercepat gerakannya dengan bantuan kocokan tangannya pada batang Yama
"Eughhhhhhh.....Lika....aku mau keluar....Ughhhh huffff hufff....." Yama hendak mendorong kepala Lika agar melepaskan kulumannya namun cairan kental milik Yama masuk mulut Lika karna ia memang sengaja tidak lepaskan kulumannya hingga keluar cairan sperma Yama.
Tubuh Yama menjadi keras dan akhirnya lemas. tangan Yama masih ingat memeluk Lika sementara ia tersentak beberapa kali efek klimaks orgasmenya.
kini terlentang menatap langit-langit ruangan ini. Yama membuka matanya dan menoleh melihat keadaan Lika yang masih memejamkan matanya.
"Hi dear...kamu gak apa-apa?" Yama dengan lembut menyentuh pipi Lika
membuka matanya dan menatap balik kedalam mata Yama, Lika tersenyum dan kali ini tampak semakin manis bagi Yama
"I'm okay....cuma capek" Lika juga menyentuh pipi Yama
Yama seakan tak percaya apa yang terjadi barusan antara mereka, ia masih dengan posisi miring menghadap Lika yang masih terlentang ini, masih menatap wajah Lika dan menyentuhnya.
"Feels like a dream....kayak mimpi banget aku bisa sama kamu kayak gini" Yama mengecup lembut pipi Lika
"Kok kayak mimpi? I'm real you know"
"I don't know...gua ngerasa seneng banget sekarang... kedengaran norak ya? but that's the truth mau di bilang apapun ya kalau ini yang gua rasain gimana dong" Yama menarik selimut menutupi tubuh mereka yang masih tidak memakai apa-apa, ia menarik juga Lika masuk kedalam pelukannya.
"Lika.....gua sayang sama elu" bisik Yama di ubun-ubun kepala Lika
Lika tidak menjawab, ia hanya mempererat pelukannya pada tubuh hangat Yama.