Chereads / I need love / Chapter 43 - 43. Kecelakaan.

Chapter 43 - 43. Kecelakaan.

Selesai makan Alqi lalu mengajak Rea untuk tidur. Mereka pun masuk kamar dan tidur. Karena Rea baru bangun tidur ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia hanya memandang wajah Alqi yang sedang tidur dengan sangat nyenyak. Lama Rea memandang wajah itu. Ia mengusap pipi Alqi lembut. Ia mengusap kening Alqi. Lalu ia turun menuju mata Alqi. Bulu mata tipis tapi lentik, begitu tenang. Ia memegang hidung mancung Alqi. Hidung yang mancung keras dan imut. Rea mentoel-toel hidung itu pelan lalu tertawa kecil. Lalu Rea menuju bibirnya. Bibir indah nan seksi untuk seorang pria. Bibir yang selalu memberi kehangatan dan tersenyum manis bila berhadapan dengannya. Rea mengusap bibir itu lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Alqi. Ia mengecup bibir itu. Tangannya menuju dada bidang Alqi. Alqi tidur hanya dengan menggunakan celana boxernya. Ia menampakkan dada bidangnya. Rea mengusap dada yang selalu memberinya kehangatan. Dada bidang yang keras tanpa bulu. Rea memang tidak suka tipe pria yang dadanya berbulu.

"aku sangat takut kehilangan mu" gumam Rea. Ia lalu memeluk Alqi dengan sangat intens. Tiba-tiba ia merasa akan ditinggalkan oleh pria itu. Ia tenggelam dalam dada Alqi sampai ia tertidur pulas.

***

Alqi membuka matanya. Tidak melihat siapa pun dikamar itu. Ia lalu masuk kekamar mandi.

Ia mulai mandi. seperti biasa bersiap-siap untuk pergi bekerja.

Rea lalu masuk kekamar dengan menggunakan celemek dibadan nya.

"aku kira kamu belum bangun" ujar Rea

Ia langsung memasangkan dasi Alqi. Ia sedikit menjinjit karena tubuh Alqi lebih tinggi darinya. Alqi menatap Rea yang sedang fokus memasangkan dasi. Ia memeluk pinggang Rea erat. Setelah Rea selesai memasang dasi Alqi langsung mencium bibir Rea dengan penuh cinta. Ia melumat bibir itu dengan sangat lembut. Begitu juga dengan Rea. Ia membalas ciuman Alqi.

Cukup lama mereka berciuman Alqi lalu melepaskan ciumannya.

Rea terlihat sedikit canggung, walaupun itu sudah biasa mereka lakukan tapi Rea tetap saja canggung. Ia menghilang kecanggungan dengan mengambil jas Alqi dan memasangkannya pada tubuh Alqi

Ia mengancing jas itu. Alqi melihat Rea dengan seksama. Ia melihat wajah cantik nan ayu itu. Tubuhnya terlihat seksi walau sedang memakai celemek.

"aku mencintai mu" ujar Alqi. Ia memberi satu kecupan di kening dan bibir Rea.

"sudah. ayo sarapan. aku udah buatin sandwich"

Mereka berdua lalu keluar kamar.

"Kamu duluan ya, aku manggil Alexsa dulu" ucap Rea dan berjalan menuju kamar Alexsa.

Sementara Alqi langsung ke dapur.

Alqi duduk dimeja makan. Ia melihat tiga piring sudah tersusun tapi dengan sandwich diatas masing-masing piring. Dilengkapi dengan segelas susu disamping masing-masing piring yang berisi sandwich. Alqi tersenyum.

Sungguh Rea adalah istri yang baik. Menyiapkan sarapan, mengurusi pakaian, dan apa pun ia lakukan sebagai seorang istri. Ia selalu menjadi istri yang siaga. aku bangga memilikinya.

"Alexsa" panggil Rea di depan pintu kamar Alexsa. Alexsa yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Ia sangat menyayangi gadis manja ini

Alexsa keluar dengan pakaian tidur dan rambut yang acak-acakkan. Rea mengernyitkan dahinya melihat penampilan Alexsa yang tidak seperti biasanya.

"kamu gak kuliah?" tanya Rea.

"aku kuliah siang kak" jawab Alexsa dengan mengantuk. Ia menguap.

"oh, kamu gak mau sarapan, kakak udah siapin sarapan"

"beneran?" tanya Alexsa.

Rea menjawab dengan anggukan kepala.

"mau deh, aku juga lapar" ujar Alexsa dan mereka berdua pun pergi ke dapur.

"wih, ada sandwich nih" ujar Alexsa ketika sampai di meja makan. Ia duduk. Mengambil sandwich itu dan langsung melahapnya.

"belum mandi udah sarapan, jorok sekali kamu" cibir Alqi.

Alexsa tidak menggubrisnya. Ia terus saja makan sandwich nya.

Rea tertawa geli melihat Alexsa makan sangat lahap dengan pakaian tidur, rambut terurai dan acak-acakan.

Rea berdiri di belakang Alexsa. Ia merapikan rambut Alexsa dan mengikatnya tinggi-tinggi.

"terima kasih kakak ipar, mama ku saja tidak pernah mengikat rambut ku" ucap Alexsa dengan mulut penuhnya.

Rea hanya tersenyum dan kembali duduk disebelah Alqi.

"kalau mulut sedang penuh tidak usah bicara" omel Alqi.

"hm" hanya itu respon Alexsa.

"uh..kenyang" ujar Alexsa sambil mengusap perutnya.

"ya sudah, kita pergi dulu ya" ujar Rea.

Setelah itu Rea dan Alqi pergi kekantor.

***

"Hari ini kamu lakukan seperti yang aku suruh" ucap Mia. Ia sedang menelpon seseorang.

"Jika kamu lakukan yang terbaik, aku akan membayar lebih" sambungnya lagi.

"bagus. biasanya ketika jam makan siang presdir bersama istrinya akan makan diluar. Aku sudah menunjukan wajah istrinya padamu kan. Ketika kau melihat istrinya langsung saja kau tabrak dia. Kalau bisa buat dia sampai mati" jelas Mia panjang lebar.

Setelah itu ia mematikan telponnya.

"Ini untuk mu Rea. Sebentar lagi kamu akan tiada dan aku akan menjadi milik Alqi, selamanya" Gumam Mia. Ia lalu tertawa keras seperti nenek lampir.

"permisi" Tawanya terhenti ketika seseorang menegurnya.

Uh, ganggu aja orang lagi senang.

"kenapa?" tanya Mia ketus pada bawahannya.

"ini dokumennya nona" ujar wanita itu.

Mia mengambil dokumen itu.

"sudah. pergi sana" usir nya pada bawahannya.

"nona, kenapa tadi anda tertawa seperti itu" Ujar wanita yang mengantar dokumen tadi. Ia menahan tawanya mendengar kepala sekretaris itu tertawa sangat keras seperti nenek lampir.

"kenapa memangnya. itu bukan urusan mu. sudah pergi sana" marah Mia pada wanita itu. Wanita itu segera pergi dan tertawa kecil.

"kurang ajar. berani sekali dia menertawakan ku" ujar Mia dengan kesal.

Diruangan Alqi....jam makan siang.

"sayang, kamu mau makan dimana hari ini" tanya Alqi pada Rea yang sedang sibuk chatingan dengan sahabatnya Dinda.

"terserah" Jawab Rea dengan masih sibuk pada hpnya.

"kamu sedang apa?" tanya Alqi yang merasa bahwa Rea lebih sibuk dengan hpnya dari pada dirinya.

"chatingan sama teman aku, namanya Dinda"

"sudah chatingan nya, aku kita keluar makan siang" ajak Alqi.

Rea menurut. Mereka berdua lalu turun.

"kamu tunggu disini aku ambil mobilnya dulu"

Rea menjawab dengan anggukan kepala. Setelah Alqi pergi Rea melihat ada penjual cilok. Ia ingin makan cilok. Ia berjalan menuju penjual cilok itu.

Saat berjalan ia tidak sadar ada mobil yang akan melintas.

Alqi melihatnya.

"Rea awas" teriak Alqi. Ia segera berlari dengan kencang. Ia mendorong tubuh Rea membuat Rea terpental. Tapi mobil sudah sangat dekat dengan Alqi sehingga ia tidak bisa melarikan diri. Mobil itu menghantam tubuh Alqi. membuat Alqi terpental cukup jauh.

Setelah menabrak mobil itu langsung melarikan diri.

"Alqiiiii" Rea berteriak histeris. Ia mendekat pada Alqi. melihat tubuh Alqi yang sudah dipenuhi oleh darah.

"Alqiiiii" teriaknya lagi dengan tangisan yang menjadi-jadi. Ia memeluk tubuh Alqi yang penuh darah.