Sayang, kami disitu saja, biar aku ambil ya" ujar Rea. Ini adalah hari pertama Alqi pulang kerumah. Rea melarang Alqi melakukan apapun.
Seperti saat ini Alqi sedang duduk disofa kamar. Ia ingin mengambil hpnya tapi Rea melarang. Jadi Alqi pasrah Rea yang mengambil hp itu.
Rea menjadi sangat posesif setelah kejadian itu. Mereka berdua duduk dengan televisi menyala. Alqi memainkan hpnya sedangkan Rea matanya tidak bergerak sama sekali dari televisi. Ini serial kesukaannya. Drama korea terbaru. Alqi geleng-geleng saja melihat istrinya yang asik menonton sambil tersenyum-senyum sendiri.
Alqi menarik agar Rea bersandar di dada nya. Rea menurut.
"Sayang" panggil Alqi
"iya"
"apa kau mencintai ku?"
"iya" Alqi menguyel-uyel dengan gemes kepala Rea.
"sayang" panggil Rea pula
"hm"
"kenapa kau tidak mau pulang kerumah mu?" tanya Rea. Ia teringat kejadian dirumah sakit pagi tadi. Mamanya memaksa Alqi untuk pulang kerumah. begitu juga Papanya. Tapi Alqi tetap ngotot tidak mau pulang.
"aku tidak mau" menjawab sekenanya.
"kenapa?" tanya Rea.
"Mama belum meminta maaf"
"Tapi dia menginginkan mu pulang, kau lihat dia memohon agar kau pulang"
"Dia memohon agar aku pulang tapi dia tidak meminta maaf"
"apa ini gara-gara aku?" bertanya dengan wajah menyedihkan.
Alqi menarik nafas panjang.
"sayang, apa kau tidak betah tinggal disini?" Tanya Alqi serius sambil memandang wajah Rea.
"aku tentu saja betah" menjawab dengan jujur
"lalu?"
"lalu apa?" tidak mengerti
"kenapa kau menyuruh ku pulang?"
"aku hanya tidak tega melihat Mama mu memohon seperti itu padamu"
Oh Mama, sungguh kau tidak tau sifat Rea. Dia sangat baik tapi sikap mu padanya sungguh menyiksa ku. Andai kau tau betapa baiknya dia aku yakin kau pun akan luluh. hanya saja sikap sombong mu sangat besar.
"Biarkan ini. aku ingin lihat sejauh mana Mama dengan sikap egonya" bicara dengan nada serius.
Rea tidak menanggapi. Lebih baik menonton dari pada meladeni tuan muda gila ini.
***
Rea membaringkan tubuhnya. Ia baru selesai mandi. Hari yang cukup melelahkan. Ia harus mengurusi rumah, Alqi dan lain-lain.
Ia melihat Alqi sejenak. Alqi sudah tertidur lelap. Rea mencari posisi nyaman dan mulai memejamkan matanya.
Baru saja Rea mau masuk dalam mimpinya ia merasakan sesuatu. Alqi sedang meraba seluruh tubuh Rea dengan mata yang setengah tertutup
Rea merasa terganggu. Ia membuka matanya. Melihat Alqi yang sangat menikmati tubuhnya. Alqi mulai mengendus-endus kepala Rea, leher, dada.
"hei" Rea menepis tangan Alqi.
Alqi membuka matanya. Melihat Rea dengan intens.
"Ayolah sayang, kita sudah lama tidak melakukannya" ujar Alqi sambil melanjutkan kegiatannya.
Alqi mencium bibir Rea dengan rakus. Rea memukul-mukul dada Alqi berhenti. Namun Alqi belum juga melepaskan ciumannya. Rea menjadi geram. Ia mengigit bibir Alqi membuat pria itu melepaskan ciumannya dan mengusap bibirnya yang berdarah.
Sebenarnya Rea tidak tega hanya saja ia kesal dengan sikap Alqi.
"aww" Rintih Alqi sambil mengelap darah dibibir nya.
"Kamu tuh, belum juga sembuh udah mesum" omel Rea sambil mengambil tisu dimeja samping ranjang dan mengelap bibir Alqi.
"Sayang, kamu jahat banget sih" ujar Alqi menyedihkan.
"iya iya, maaf. Makanya kamu jangan mesum"omel Rea masih membersihkan darah dibibir Alqi. Bibirnya agak terlihat bengkak sedikit.
"kita kan sudah lama tidak melakukan itu, aku pengen sekarang" pujuk Alqi
"Kamu baru saja sembuh, ini belum pemulihan total. Kalau kamu sudah benar-benar sembuh baru boleh" Jelas Rea. Ia membelakangi tubuh Alqi. Ia menyelimuti tubuhnya dan mulai memejamkan matanya lagi. Alqi hanya tercengang. Ia memeluk tubuh Rea dari belakang dan akhirnya terlelap juga.
***
Ini sudah hari keempat setelah kepulangan Alqi dari rumah sakit. Hari ini ia mulai kembali bekerja.
Setelah sarapan Alqi, Rea, dan Alexsa siap-siap untuk pergi. Alqi dan Rea kekantor sedangkan Alexsa ke kampusnya. Karena mobil Alexsa rusak ia jadi harus berangkat bersama Alqi dan Rea.
Baru saja mau keluar apartemen, tiba-tiba ada yang datang.
Rea yang membukakan pintu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa yang datang. Mama Alqi.
Rea sedikit kaget bercampur takut. Alqi yang melihat Mamanya langsung menarik Rea kedekat nya.
"Mama" Seru Alexsa
"Mama kenapa kesini?" Tanya Alqi. cukup mengherankan jika mamanya tiba-tiba datang.
Mamanya Alqi hanya diam. Memandang Alqi dan Rea secara bergantian. Seperti meragukan sesuatu.
"Mama masuk dulu yuk" ajak Rea. Tidak enak jika harus berbicara dalam keadaan berdiri didepan pintu lagi.
Mamanya masuk kerumah. Duduk diruang tamu. Alqi dan Rea duduk didepannya. Alexsa duduk tak jauh dari Rea.
"Alexsa, jika kamu terlambat ke kampus aku akan suruh Vino buat ngantar kamu ke kampus" Ujar Alexsa pada Alqi.
"Iya, boleh"
Alqi lalu menelpon Vino. Sementara Rea ke dapur membuat minuman untuk mama mertuanya.
Ketika Rea datang membawa minuman Alqi sudah selesai menelpon.
"Alqi, kamu sudah sehat nak?" tanya Mamanya membuka pembicaraan.
"Ada apa mama kesini?" Tanya Alqi ketus. Ia tidak menjawab pertanyaan Mamanya. Ia tau Mamanya kesini bukan untuk melihat kondisinya.
"sebenarnya....Alqi..." berhenti sejenak. "mama ingin minta maaf untuk kejadian waktu itu, mama mau kamu pulang kerumah nak" sambung mamanya lagi.
Alqi, Rea dan Alexsa kaget bukan main. Apa lagi Alexsa tidak menyangka kalau mamanya akan meminta maaf seperti itu. Ia tau betul sifat mamanya yang sombong dan keras kepala. Alexsa meragukan permohonan maaf mamanya.
"Apa mama serius?" bertanya dengan intens.
"Iya nak, mama mau minta maaf" tertunduk lesu.
"Mama aku sedang tidak ingin bercanda" ujar Alqi serius.
"Mama tidak main-main nak, mama sungguh-sungguh, mama ingin minta maaf dan kamu pulang kerumah" pujuk Mamanya.
Rea memandang Alqi dengan pandangan tak terbaca.
Ting tong
Ada yang datang. Rea bergerak dari duduknya dan membuka pintu. Ternyata yang datang Vino.
Alexsa segera beranjak dari duduknya ketika melihat siapa yang datang. Ia langsung pergi ke kampus bersama Vino. Sebenarnya Alexsa ingin tau lebih lanjut hanya saja ia harus pergi sekarang.
"Minta maaf pada istri ku, jika istri ku memaafkannya maka aku akan pulang kerumah" ujar Alqi setelah Alexsa dan Vino pergi.
Mamanya sedikit terkejut. Ia diam dan tidak melakukan apa-apa.
"baiklah jika mama tidak mau, aku tidak akan pulang" Ucap Alqi sambil berdiri.
"Rea maaf kan mama ya, mama yakin kamu pasti akan memaafkan mama" Ujar Mamanya pada Rea.
Rea sendiri tidak tega melihat mama mertuanya memohon begitu.
"iya ma, pasti aku maafkan" jawab Rea dengan senyumannya.