Chereads / I need love / Chapter 48 - 48. Ternyata bohong

Chapter 48 - 48. Ternyata bohong

Hari ini Rea bangun pagi-pagi sekali. Ia mandi. Setelah mandi ia menarik koper keruang ganti dan mulai memilih baju.

Ia memakai pakaian santai dirumah. Setelah itu ia keluar kamar. Sebelum keluar ia melihat Alqi sejenak. Ia lihat pria itu tampak tertidur dengan sangat pulas. Setelah pasti pria itu belum bangun ia segera menutup pintu dengan pelan dan keluar.

Ia berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan hati-hati. Ia berjalan menuju dapur.

Saking paginya pelayan pun belum kelihatan.

Rea menuju dapur. Ia membuka kulkas dan melihat bahan makanan yang ada.

Ia mengambil bahan makanan yang diperlukan. Lalu ia meracik bumbu-bumbu.

Tiba-tiba terdengar suara dari belakang Rea.

"Kamu sedang apa nak?" Rea langsung menoleh kearah suara itu. Ia melihat kakek sedang berjalan kearahnya.

"Kakek" Rea berjalan kearah kakek. Ia mendudukkan kakek di kursi masak.

"Kakek kenapa tidak memakai kursi roda?" Rea mencoba mendudukkan kakeknya.

"Tidak apa-apa, Kakek bosan jika harus duduk di kuris roda terus" jawab kakeknya.

"Kau sedang apa cu?" tanya kakeknya lagi.

"Seperti yang kakek minta, aku memasak untuk mu"

"benarkah?"

"iya" Rea melanjutkan masaknya.

"apa Alqi tidak marah?" tanya Kakek menyelidiki

"Alqi? tentu saja tidak....hm...karena dia sedang tertidur" jawab Rea dengan senyum-senyum.

Kakeknya hanya tertawa riang.

Tiba-tiba tiga chef rumah itu datang ke dapur dan terkejut melihat Rea dan Kakek ada di dapur.

Mereka bertiga saling berpandangan satu sama lain dan salah satu dari mereka melihat jam. Mereka tidak terlambat masak sarapan.

"Maaf Nona muda, tuan sepuh" ujar seorang pria yang memakai baju chef itu. Ia adalah kepala chef dirumah itu dan duanya lagi adalah wanita sebagai asisten chef.

"hei, selamat pagi" sapa Rea dengan riang.

"pagi nona" jawab kepala chef itu. Sementara dua pelayan chef itu hanya berdiri diam dibelakang kepala chef menunggu aba-aba darinya.

"Biarkan mantu cucu ku yang membuat sarapan pagi ini" ujar kakeknya pada tiga chef itu.

Kepala pelayan menganggukkan kepala dan pergi ke kamar para pelayan.

"Kakek aku ke kamar dulu ya, mau lihat Alqi. Kakek mau aku antar kekamar?" Tanya Rea ketika selesai memasak. Ini masih terlalu pagi untuk sarapan karena semua anggota belum ada yang kemeja makan.

"iya"

Rea lalu mengantarkan kakeknya sampai kamar.

"Nanti aku jemput untuk sarapan pagi ya"

Setelah Rea meninggalkan kakeknya ia pergi ke kamar. saat memasuki kamar ia tidak melihat Alqi. Ia mengetuk pintu kamar mandi tapi tidak ada sahutan.

Ia membuka pintu ruang ganti. betapa terkejutnya Rea melihat Alqi ada di dalam dengan tidak memakai pakaian apa pun.

"aaaa" jerit Rea.

Alqi yang baru saja selesai mandi itu melihat arah Rea yang menutup wajah dengan tangannya.

"kamu kenapa sayang?" tanya Alqi mendekat Rea. ia sengaja ingin menggoda Rea.

"jangan mendekat" teriak Rea.

"kenapa? bukankah hampir setiap malam kau melihatnya?" sudah dekat. Ia bahkan tergelak melihat tingkah Rea.

Rea membuka matanya. Tapi ia tidak melihat Alqi. Ia segera keluar dari ruang ganti.

"Ayo, cepat keluar sarapan pagi" ujarnya sebelum keluar.

Tak lama kemudian Alqi keluar dari ruang ganti. Setelah Alqi keluar Rea segera masuk mengganti pakaian santainya dengan pakaian kantor. Alqi teringat sesuatu.

"Sayang" panggilnya dengan berjalan kearah Rea. Rea reflek memperbaiki dasi dan jas Alqi.

"Tadi kamu kemana?" Tanyanya sambil menatap wajah Rea. Rea yang tidak mengerti malah mengernyitkan dahi.

"Aku? Memangnya aku kemana?" Tanya Rea bingung

"Ya mana aku tau, makanya aku nanya sama kamu sayang" Alqi mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Memangnya aku kemana?" Tanya Rea bingung.

"Tadi ketika aku bangun tidur kamu tidak ada dikamar, memangnya kamu kemana?" Alqi menjelaskan maksud pertanyaannya.

"Oh itu....aku..aku jalan-jalan lihat rumah kamu" Rea berbohong. Bisa-bisa Alqi akan memarahinya hanya karena ia bangun pagi-pagi sekali dan membuat sarapan.

"Kau yakin tidak berbohong?" Tanya Alqi penuh penyelidikan.

"Ti-tidak, tentu saja tidak. Ya sudah ayo kita turun"

Mereka turun ke meja makan. Semua anggota keluarga sudah ada dimeja makan kecuali kakeknya. Rea yang mengingat janjinya pada Kakek karena ia berjanji akan menjemput Kakek untuk sarapan pagi.

Rea segera pergi kekamar Kakeknya.

"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Alqi yang melihat Rea pergi.

"Sebentar ya" Rea berjalan kekamar Kakeknya.

Ia membuka pintu dan melihat seorang suster sedang membujuk kakeknya untuk keluar kamar.

"Kenapa?" Tanya Rea pada suster itu.

"Maaf nona, tuan sepuh tidak mau keluar kamar" suster menundukkan kepalanya sopan.

Rea tersenyum dan berjalan kearah Kakeknya.

"Aku tau kakek menunggu ku, ayo naik ke kursi roda" ujar Rea tersenyum. Kakeknya tampak tersenyum berseri-seri.

Rea dibantu suster menaikkan Kakek ke kursi roda.

Setelah Kakeknya duduk di kursi roda Rea mendorong kursi rodanya.

Setelah sampai dimeja makan Rea duduk disebelah Alqi setelah mendudukkan Kakeknya.

"Kakek kau tidak boleh manja" ujar Mamanya.

"Aku manja pada mantu cucu ku apa salahnya"

Anggota keluarga tampak hanya diam dan tersenyum. Mereka mengambil nasi goreng yang dibuat Rea.

"Maaf aku terlambat" ujar Alexsa yang baru sampai ke meja makan.

Alexsa yang datang terlambat adalah orang yang makan pertama. Semua keluarga hanya tertawa melihat tingkah Alexsa yang selalu duluan kalau makan.

"Wah, ini pasti nasi goreng buatan kakak ipar" ujar Alexsa pada suapan pertamanya.

"Benarkah?" Tanya Alqi. Ia langsung mengambil nasi goreng dan memasukan satu suapan penuh ke mulutnya.

"Benar, ini buatan mu" Alqi merasakan nasi goreng itu.

"Kau yang membuatnya?" Tanya Alqi menatap tajam kearah Rea.

"A-aku..aku...."

"Iya, ini Rea yang membuat untuk Kakek" Kakeknya menjawab pertanyaan Alqi.

Alqi menatap tajam pada Rea.

Aduh, kalau Alqi marah gimana nih. Kan tadi malam dia suruh aku istrirahat.

Alexsa dan Kakeknya tampak bersemangat. Begitu juga papanya.

Setelah sarapan Alqi dan Rea pergi kekantor. Alqi sudah melarang rea untuk bekerja tapi Rea tetap ngotot mau kerja.

Alqi berjalan duluan ke pintu. Sementara Rea mengambil tasnya didalam kamar. Ketika ia turun ia langsung dihadang oleh mama mertuanya.

"Mama" sapa Rea

"Kau jangan coba-coba mengambil hati keluarga ini, kau ingatlah siapa dirimu dan sadar diri bahwa kau adalah gadis miskin. Jangan pernah kau berpikir bahwa aku akan menerima mu dirumah ini. Aku menerima mu hanya karena aku ingin putra ku pulang kerumah. Ingat, aku akan tetap mencari menantu yang sederajat dengan anak ku" ujar mamanya membuat Rea terpana dan tidak percaya. Ia tahu kini bahwa Mamanya hanya bersandiwara didepan keluarganya. Rea tidak habis pikir.

"Mama" seru Alqi yang berada dibelakang mamanya.

"A-alqi" lirih mamanya. Takut kalau Alqi mendengarkan pembicaraannya.

"Ada apa ma?" Tanya Alqi santai.

Melihat raut wajah Alqi mamanya lega karena Alqi tidak mendengarkan pembicaraannya.

"Mama cuma ingin menyapa dan bilang terima kasih pada Rea karena sudah memasakan sarapan pagi untuk kita semua" alasan mamanya.

"Oh" lirih Alqi tidak curiga sama sekali. Padahal wajah Rea dari tadi sudah terkejut setengah mati.

"Sayang, ayo kita pergi" ujar Alqi pada Rea.

Rea tidak menjawab apa pun ia ikut Alqi pergi. Ia sempat melihat kebelakang. Ia melihat senyum licik mama mertuanya.