_Maaf, janji ini terlalu berat untuk ditepati_
*****************
Suara ayam jantan telah terdengar keras. Sinar matahari mulai membumbung di ufuk timur. Pagi-pagi benar, Ara telah terbangun dari tidurnya. Menunggu lelaki itu semalaman hanya untuk membalas panggilannya, membuat Ara tertidur di atas kursi belajarnya. Sudah belasan panggilan dia berikan kepada lelaki itu. Entah ke mana perginya Deon, setelah beranjak pulang dari rumahnya.
"Hoamm~" Ara menguap begitu lebar, pegal benar tulang-tulang miliknya ini.
Ara menggapai ponselnya kembali, "Lo kemana si?! " sudah lelah Ara menunggu.
"Jangan-jangan, ah enggak, enggak mungkin," Ara menggelengkan kepalanya, menghalau pikiran negatif yang mulai menyerbu gadis itu.
Teringat lagi Ara akan perkataan Deon semalam, "Hmm, tapi aku nggak tahu, bakal nepatin janji ini atau nggak," kalimat ini masih terngiang-ngiang dalam benaknya.