Tidak terasa apapun, aku mendengar suara seseorang menyebut namaku. Aku langsung bangun dan melihat ke sekeliling dengan hati-hati.
"han.." ujar nata dari bawah.
Aku menoleh kebawah, "oalah nata, gua kaget" menghela nafas panjang.
"gua dari tadi manggil, lo ngapain di sana?" tanya nata.
"diam aja, di bawah bosen jadi naik kesini" jawab aku.
Nata tidak menjawab, dia naik ke atas mengikuti aku, sekarang nata duduk di depanku, menyenderkan badannya ke tangkai.
"enak juga disini, indah lagi" ujar nata.
"kok lo bangun sih?" tanya aku.
"gatau tiba-tiba bangun aja" jawab nata.
"padahal belom waktunya lo bangun" ujar aku.
Nata mengangguk, "lo mau tidur sekarang?"
Aku menghela nafas, "bentar lagi deh"
Nata mengangguk, "gua ganggu lo yah"
Aku sedikit terkejut, "ahkk engga kok, santai" menyenderkan badan ke tangkai.
"han" ujar nata. Aku menengok. "Lo yakin engga suka sama luna?"
Lagi-lagi nata mengeluarkan kalimat yang membuat aku terkejut, aku menelan ludah.
"ya engga, kenapa sih?" tanya aku balik.
Nata diam tidak menjawab.
"kan banyak kok yang suka sama luna, gua apa" ujar aku sedikit tertawa.
"apa?" tanya nata melirik.
"tidak tahu, tapi yang pasti gua bukan terbaik" jawab aku.
Nata mengangguk.
"jangan kan terbaik, buat gua menjaga lo dan alvin aja masih ragu, bagaimana jika nanti gagal" ujar aku.
"kan udah di bilang, kita barengan, gua dan alvin ga nyerahin tanggung jawab ke lo kok, kita semua ada tanggu jawab sendiri sendiri" jawab nata.
"lo benar tapi gua rasa, gua yang nantinya bakal tanggung jawab ini kalau gagal" ujar aku.
Nata menghela nafas. "lo dan luna sama-sama membingungkan"
"maaf" ujar aku.
"hah?" tanya nata.
"maaf kalau gua membingungkan" jawab aku.
Nata mengangguk. "emang lo ga nyadar kalau luna suka deketin lo?"
"hah? Deketin apa?" jawab aku.
"nyamperin gitu" ujar nata.
"oalah.. sadar lah, lo aja tadi nyamperin gua ke atas" jawab aku.
"ya elah bukan itu!!!" teriak nata.
"eh.. suttt!!" jawab ku.
***
"heii !!!, bangun" bisik alvin.
aku terbangun perlahan, sorot matahari menyorot muka aku, lalu duduk. Tidak lama nata pun duduk dari tidurnya.
"ayo bangun, bergegas cepat" ujar alvin.
Aku pun berdiri seperti biasa, tidak ada fase dimana males gerak ketika bangun tidur, mungkin itu karena sentuhan tuan.
Kami mengatur posisi, lalu. Suit! Kami menghilang, Suit! Kami berlari dengan cepat, tak terlihat.
Sudah 4 jam lebih kami berlari menuju laut biru mengambil gelang yang ke 3.
"masih lama?" tanya alvin.
Nata mengangguk.
"boleh kah kita makan dulu, hehe" ujar alvin.
Nata tidak menjawab, menghentikan larinya.
"ya sudah bagaimana lagi, gua juga laper" ujar aku.
"yes" ujar alvin.
Nata menghela nafas.
Suit! Aku menonaktifkan kelebihan, kami terlihat.
Kami pun makan bersama.
"ini makan kami terakhir, sisanya cemilan" ujar alvin.
"terus kita harus apa?" tanya aku.
"mencarinya lah" ujar nata.
"ahk tugas baru" sahut alvin.
"ya begitulah ujian, menyusahkan" ujar aku.
Aku mendengar suara hentakan lari seseorang, aku langsung menyentuh nata, dan nata langsung menyentul alvin.
Suit! Aku menghilang.
Benar saja ada team lain melewati kami, untung saja aku cepat mengerti keadaan.
"huff makan juga engga tenang" ujar alvin.
Aku tertawa, Suit! Menonaktifkan kelebihan, kami terlihat.
"elah, ngomong terus" nata memukul tangannya alvin.
Alvin tidak bereaksi mungkin pukulannya tidak sakit jadi alvin diam saja, aku terus tertawa melihat kelakuan mereka berdua.
Kami selesai makannya, diam sebentar.
"eh team zaki gimana?" tanya alvin memecahkan keheningan.
"mungkin sudah jauh" jawab nata.
"jelas zaki kan keren" ujar aku tersenyum.
Alvin dan nata melirik.
***
Kami melanjutkan perjalan ke laut biru, seperti biasa, memakai kelebihan aku dan nata, kali ini alvin juga mengaktifkan kelebihannya.
"Sebelah kiri dari kita?" tanya alvin.
Nata mengangguk.
"ada team yang tadi" ujar alvin.
"lo bisa liat team berapa itu?" tanya aku ke nata.
"belom coba" jawab nata, menghentikan larinya.
Nata memejamkan matanya, "ahkk!!"
"kenapa?" tanya aku sedikit cemas.
Nata menggeleng, "terlalu jauh"
"ga apa-apa, kita jalan lagi" jawab aku.
Nata melanjutkan larinya, melesat cepat tak terlihat.
Kami terus berlari menuju laut biru, "semakin dekat" ujar alvin.
"apakah kalian bisa liat laut biru seperti apa?" tanya aku.
Alvin dan nata menggeleng bersama.
"sebentar lagi sampai" ujar nata.
Tap! Nata berhenti melangkah.
"dimana? Ini semak-semak semua" ujar aku.
Nata dan alvin membuka matanya perlahan, nata tidak menjawab, melangkah membuka semak-semak. "waw" ujar nata.
Aku mengikuti, juga alvin. Sret! Waw lautnya sangat luas berwarna biru, tenang tidak ada air yang bergerak.
"indah sekali" ujar alvin.
Aku dan nata mengangguk.
"eh lihat kanan bawah, itu team yang tadi" bisik alvin.
Aku dan nata langsung menengok, tampaknya mereka cepat masuk kedalam laut. Kemungkinan gelang ke 3 ada di dalam sana.
"team 8 itu" ujar nata. Sebelum di suruh dia sudah melakukan penglihatan. Nata membuka matanya.
"kita masuk sekarang juga?" tanya alvin.
Aku diam tidak menjawab, ragu untuk meng iya kan.
Nata melirik. "han?"
"oh, kenapa?" tanya aku.
"sekarang masuk ke dalam lautnya?" tanya nata.
"gimana kalau masuk tapi kita hanya melihat saja ada apa di dalam, gelangnya dimana" ujar aku.
"nah oke" jawab cepat alvin.
"ayo turun, hati-hati" ujar aku.
Kami melompat ke batu 1 ke batu lainnya terus sampai ke pasir dasar.
Alvin menghela nafas, "cape juga" ujarnya.
"ayo" aku melangkah mendekati laut itu, alvin dan nata mengikuti dari belakang.
Aku membungkukkan badan menyentuh air, sangat dingin, aku sudah lama tidak menyentuh air.
"seger juga" ujar nata mengikuti aku.
Disusul alvin menyentuh air lalu memainkannya.
"eh ini airnya bisa di minum ga yah, air kita kan tadi habis" ujar alvin.
Tanpa menjawab pertanyaan alvin aku langsung menyendok air dengan tangan lalu meminumnya.
"uhk! Uhk"
"kenapa?" tanya nata.
"terlalu dingin" ujar aku.
"gapapa kali nanti kan kepanasan" ujar alvin.
Aku langsung mengambil botol minum dari dalam tas, membuka tutupnya memasukan botolnya ke dalam laut. Alvin dan nata mengikuti.
Tiba-tiba dari dalam air terlihat hitam bergerak naik ke atas dengan cepat.
"ada sesuatu!!!" teriak aku mengangkat botol, melangkah mundur.
Alvin dan nata mengikuti.
Wushh!!! Ikan yang sangat besar naik ke atas permukaan, membuat air laut tadi tenang sekarang membuat ombak.
"hah?!!" aku terkejut.
"A-apa itu tadi?!" tanya alvin sedikit ketakutan.
Nata menggeleng, terkejut.
Untung saja lautnya tidak sedatar dengan pasir yang kami injak sekarang, jadi airnya tidak meluap keluar, mengenai kami.