Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 9 - Bab 9

Chapter 9 - Bab 9

Aku sudah ada di depan kandang domba yang sangat besar, maksudnya tinggi, mungkin bisa 12 kali lipat dari badanku. membuka pintu kandang dengan perlahan, aku melirik ke dalam, ada seekor domba yang sangat gemuk, besar. Aku langsung bersembunyi di balik pintu.

Saat aku kembali melihat ke sela pintu domba itu sudah berlari ke arahku, tidak menunggu lama aku lari secepat mungkin ke arah semak-semak tadi, lalu lompat kedalam semak-semak.

Suit! Aku menonaktifkan kelebihan, alvin dan nata teriak terkejut.

Aku terengah-engah, berbaring di atas tanah.

"lah ko bisa gitu?" tanya nata.

Aku menggeleng, kecapean.

"ada yang aneh nih" lanjut alvin.

"aku belom melihat gelangnya, tidak sempat" ujar aku.

Nata menghela nafas. "lo bisa mendeteksi gelang itu?" tanya nata ke alvin.

Alvin diam sebentar, "gua belom coba sih." Alvin mencoba memfokuskan diri menutup matanya, tangannya mengarahkan kekandang itu, tidak lama tiba-tiba raut wajah alvin berubah senang.

Alvin membuka matanya "yah, gelangnya ada di dalam kandang, dibelakang domba gemuk itu" alvin menjelaskan.

Nata tersenyum. Aku pun tersenyum.

"jadi sekarang bagaimana?" tanya alvin.

"sebentar gua coba berfikir" ujar nata.

"kayanya kita harus tau kelemahan dombanya, hewan yang sangat aneh" ujar aku duduk kembali.

"oalah, domba itu hewan?" tanya alvin.

"sepertinya" ujar aku.

"ya sarannya benar" ujar nata kepada aku.

"oke gua yang maju duluan" ujar aku berdiri.

Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, melangkah keluar dari semak-semak, berjalan terus ke arah kandang domba itu, aku belum sempat memegang pintu, domba sudah keluar duluan, menatap wajah aku, sangat seram tapi ketika melihat badannya, jadi lucu, karena gemuk.

Aku langsung berlari sangat cepat, tapi kali ini berlari mengelilingi ladang, saat aku melihat kebelakang, domba-domba yang sedang diam di sana sekarang mengejar. Aku semakin cemas, berlari tambah cepat.

Aku melihat nata keluar dari semak-semak, aku pun berlari menuju nata dan melawatinya, domba-domba itu tidak mengejar nata, aku kebingungan. Juga nata.

Dug! Domba itu berhasil menyerudukku, aku terjatuh, otomatis kelebihan aku mati, sekarang aku terlihat. Tapi domba-domba itu jadi pergi begitu saja. Tidak memperdulikan aku.

Aku tersenyum mengerti, "ayo ambil gelangnya" teriak kepada nata.

Nata mengangguk, lalu masuk kedalam kandang dan mengambilnya.

Tiba-tiba alvin berteriak sangat kencang, "Cepat kembali ada sesuatu yang akan datang!!!"

Nata berlalri cepat, sambil memasukan gelangnya kedalam tas, lalu loncat keldam semak-semak.

Aku pun berlari sekeras mungkin. "semakin dekat mereka!!!" teriak alvin. Aku berlari terus, lalu lompat ke dalam semak-semak lalu aku menyentuh nata dan nata menyentuh alvin.

Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, kami menghilang.

"Hei!!!" teriak salah satu anggota itu.

"oke tenang" bisik aku, wajah alvin dan nata sangat cemas.

"hei, coba buka semak-semak itu" ujar seseorang kepada temannya.

Sreet!! Semak-semak terbuka lebar, tapi itu sangat percuma karena kami menghilang.

"sial!, kita terlambat" ujar seseorang cowo itu.

"bukannya masih ada 1 lagi?" tanya temannya.

"ya tapi lebih baik kami mengambilnya saja tadi" jawab cowo itu.

Aku menghela nafas mendengar percakapan mereka, seenaknya saja.

"lebih baik kita harus pergi dari tempat ini atau balik kebelakang sebentar" ujar nata.

Aku diam sebentar untuk memikirkan hal ini, tapi balik untuk menjauh dari masalah itu ide baik.

"oke kita balik ketempat awal" ujar aku.

Alvin dan nata mengangguk.

Nata memejamkan matanya, fokuskan kelebihannya, menginjak tanah dengan keras.

Suit! Push!!! Kami berlari sangat cepat, tidak terasa lama kami sudah berdiri di tangkai pohon sebelumnya.

"keren" ujar alvin.

Nata menghela nafas, merapihkan rambut yang panjang itu.

Suit! Aku menonaktifkan kelebihan, juga nata.

"aman" ujar aku lalu duduk, alvin dan nata pun mengikutiku.

"sudah jauh dari team tadi?" tanya aku ke alvin.

Alvin tidak menjawab, langsung mengangkat tangan dan memejamkan mata lalu memutarkan badannya kesekeliling. Raut wajahnya berubah sedikit, mengkerut kan dahinya.

"kenapa?" tanya aku.

"ada team lain tapi bukan yang tadi" ujar alvin.

"jadi?" tanya aku cemas.

Alvin menggeleng.

Tiba-tiba kami mendengar suara seseorang kesakitan, aku berdiri, tapi nata menahan, "mau kemana?" tanya nata.

"melihat" jawab aku.

"jangan, biarkan saja" ujar nata.

"kita diam sedang kan disana membutuhkan kami?" tanya aku.

"ini ujian bukan petualangan yang di sengaja, jadi pikirkan diri kami" ujar nata.

Aku diam sebentar.

Aku berfikir keras harus bagaimana, tapi akhirnya pun aku duduk kembali, mungkin kalimat nata benar, harus sedikit egois saat ini.

Nata menghela nafas melihat aku duduk kembali.

"yasudah kita istirahat saja disini, sebentar lagi akan gelap" ujar aku.

Alvin dan nata mengangguk, lalu menidurkan badannya mencari posisi yang pas.

"gua selalu mikir ujian ini kita berhasil ga yah" ujar alvin.

Aku sedikit kaget mendengar kalimat alvin, diam tidak menjawab.

"kita kan petualangannya ber3 jadi pasti bisa lah, iya ga han" unjar nata melirik ke aku.

Aku melirik ke nata, diam. Aku selalu takut diberikan kepastian yang belom tentu aku bisa lakuinnya, takut alvin dan nata nanti kecewa.

"han?" tanya nata.

"eh!" aku tersadar dari lamunan.

"kenapa melamun?" tanya nata duduk dari tidurannya.

Alvin mengikuti nata.

"maaf han kalau kalimat barusan jadi beban, gua tau lo pasti berat yang mimpin ini semua" ujar alvin.

Aku melirik ke alvin dan nata, tersenyum. "ga apa-apa"

"eh gua baru tau loh arhan pendiem" ujar nata.

"lah gimana, udah mau 2 hari barengan masih belom nyadar" balan alvin.

"lah dari awal dia yang atur semuanya, mana nyadar gua kalau arhan pendiem" ujar nata ke alvin.

"udah-udah" ujar aku sambil tertawa melihat perdebatan mereka.

Tidak terasa mengobrol dengan mereka, langit sudah gelap, aku dan lainnya sudah tidak bisa melihat satu sama lain. Kami harus menunggu bulan agar ada sedikit cahaya.

"kalian tidur, gua duluan yang jaga" ujar aku.

"oke" ujar alvin menidurkan badannya.

"gantian yah" ujar nata.

"lah" ujar alvin.

Nata yang tadinya akan menidurkan badan, mendengar kalimat alvin langsung bangun kembali.

"enak aja lo" ujar nata.

"yaudah gantian yah" ujar aku.

Alvin menghela nafas.

"nanti siapa yang mau duluan?" tanya aku.

"aku saja" jawab nata. Melotot ke arah alvin.

"oke nanti saat tengah malam gua bangunin lo yah" ujar aku ke arah nata.

Nata mengangguk, menidurkan badannya di sebelah alvin.

Alvin dan nata mulai menutup matanya perlahan.

Saat alvin dan nata tertidur suasana hening sekali aku sekarang merasakan kehingan dan kedinginan, bulan perlahan terlihat di atas sana. Sangat indah.

Aku memutarkan badan melihat ke atas sana, bayangkan malam hari terlihat awan memutar bulan yang sedang bertugas di malam hari.

Aku memandang langit dan bulan bergerak perlahan. aku memutuskan naik ke atas pohon yang paling tinggi untuk melihat sekitar.

Diam melihat kesekeliling, hamparan warna hijau indah, tapi hanya terlihat sedikit, karena cahaya dari bulan. Aku menyenderkan badan ketangkai pohon.