Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 8 - Bab 8

Chapter 8 - Bab 8

"han!" teriak alvin.

Aku menengok, aku menatap alvin, "tidak ada apa-apa" aku tersenyum.

"o-oke" jawab alvin.

"ayo duduk, kalian istirahat, besok pagi mulai berjalan lagi" ujar aku.

Kami duduk perlahan, nata mencari posisi tidur yang enak, juga alvin tidurkan badannya.

"lo ga tidur?" tanya alvin.

"sudah tadi, sebelom kalian datang" ujar aku.

Alvin mengangguk. Menutup matanya, juga nata.

Mereka terlelap.

Aku terbangun mendengar suara burung dan ngaungan, aku tidak mengerti.

"ahk!!!" aku berteriak, bangun dari tidur.

Melihat kesekeliling tidak ada zaki dan lainnya.

Alvin terbangun perlahan, "sudah pagi?"

"Ya, ayo bangun matahari hampir di atas kepala kita" ujar aku.

Nata terbangun, lalu duduk, juga alvin.

"lo ketiduran?" tanya nata.

"maaf, gua ga sadar, tiba-tiba tidur" ujar aku.

"oke tidak gausah jadi masalah" ujar alvin.

"eh, zaki dan lainnya kemana?" tanya nata.

Aku menggeleng.

"yasudah. gua mau memulihkan tenaga lo berdua" ujar alvin.

Aku membalikan bdan, juga nata.

Alvin berkostrasi, memejamkan matanyam Suit! Tangan alvin mengeluarkan cahaya hijau, lalu menempelkan ke punggung aku dan nata secara bersamaan.

Tidak lama, sudah selesai.

Suit! Alvin menonaktifkan kelebihan.

"ayo langsung jalan" ujar alvin.

"eh lo ga isi tenaga?" tanya aku.

"dengan gua memberi tenaga ke kalian, tenaga gua ikut naik" ujar alvin menejelaskan.

"oalah, ya sudah, ayo jalan" ujar aku.

Aku bersiap, mengaktifkan kelebihan, Suit! Kami menghilang. Nata berkonsentrasi, Suit! Kami berlari dengan sangat cepat, melesat tak terilihat.

Baru beberapa menit berlari, aku menatap wajah nata seperti tidak biasanya.

"baik-baik sajat nat?" tanya aku.

Nata mencoba untuk fokus, "han gua kayanya lupa jalan, tapi gua lagi coba mengingatnya ini"

Aku mengangguk pelan.

"hey bisa berhenti sebentar? Gua kelaperan belom makan dari kemarin malam" ujar alvin.

Nata tiba-tiba memberhentikan larinya, aku juga baru ingat tadi pagi kita tidak sarapa, lupa karena kita harus mengejar waktu.

"istirahat disini saja dulu" ujar aku.

Alvin dan nata mengangguk lalu duduk di atas tangkai pohon yang sangat sangat besar.

Kami membuka bekal yang kemarin di bawa dari asrama, lalu memakanya barengan.

Di tengah kami sedang makan, kami mendengar langkahan kaki sedang berlari, sontak aku langsung menyentuh alvin, dan alvin menyentuh nata. Suit! Kami menghilang.

Team itu berhenti di belakang pohon yang sedang kami duduki, Kami mencoba mendengar apa yang dikatakan team iti.

"lo tau dia itu berguna di team, walau Cuma mengobati" ujar seseorang cewe itu.

"lo mau nunggu dia? Silahkan, gua mau duluan, kita udah ga kebagian gelang tanaman masih mau gerak lama?" ujar cowo itu membentak cewe.

Kami terus menguping apa yang dikatakan team itu, aku melirik ke nata, melihat gelang yang ada di dalam tas nata meles keluar.

"nata!!! Gelangnya!!!" teriak aku loncat, Suit! mengambil gelang itu, tapi aku telat, gelangnya jatuh kebawah.

kami terlihat, team itu berlari kencang, mangambil gelang yang tadi jatuh.

Tangpa berfikir panjang aku mengaktifkan kelebihan untuk melawan, Suit! Menghilang berlari, mendekat cowo itu, Suit! Mencoba menghantam, tapi dia sangat gesat, langsung lari menghindar.

"sial!"

"nata di belakang!!!" teriak aku.

Nata membalikan badan, menyentuh alvin, Suit! Berlari cepat menghindar, berdiri di serbang cewe itu.

"lo tau team mana itu" tanya alvin.

"team 6" jawab nata.

Aku mendengar percakapan nata dan alvin. aku mencoba melawan cowo itu lagi. Suit! Menghilang berlari mendekat ke cowo itu, Suit! Dum!!! Aku berhasil menghantam cowo itu.

"Ahk!!!" teriak cowo itu kesakitan.

Aku langsung mengambil gelanya, lalu loncat mendekat ke alvin dan nata.

"nih jangan lupa di jaga gelangnya" ujar aku memberika ke arahn nata.

Nata mengangguk, "maaf"

Aku mengangguk tersenyum.

"kita lanjut berjalan" ujar alvin.

"kayanya lo membutuhkan team yang lo tinggal sekarang, jadi sebelom melangkah jauh, balik lagi yah nanti nyesel kalau sudah jauh" ujar aku ke cowo team 6 itu.

Cowo dan cewe team 6 itu terlihat kaget mendengar ujaran aku. mengelap keringat lalu pergi. Suit! Suit!

Kami terus berlari dengan cepat.

"gua udah nemu jalannya, Peternakan domba" ujar nata.

"sip" jawabku.

Kami kembali fokus berlari cepat menuju tempat kedua, Perternakan domba.

"hey peternakan domba, seperti ladang gitu kah?" tanya alvin memecahkan keheningan.

"gua gatau" jawab nata.

"semoga yah, gua cape pengen istirahat sebentar" ujar alvin.

"mau kaya tadi? Istirahat malah nambah beban" jawab aku.

Alvin menghela nafas.

"kalian dengar suara orang berteriak?" tanya aku.

"ya, hiraukan saja, jangan ikut campur urusan orang lain" ujar nata.

Aku diam nata melontarkan kalimat barusan, tapi memang ada betulnya saja, aku harus fokus dengan team aku sendiri.

"han, lu suka sama luna?" tanya nata.

Aku benar-benar terkejut mendengar kalimat yang dilontarkan nata. Aku diam tidak menjawab.

"gua ga pake kelebihan ko, jadi jawab jujur aja" ujar nata.

Aku tetap menatap ke depan tidak melirik ke nata, aku menggeleng.

Nata tiba-tiba berhenti, membuat aku dan alvin kebingungan.

"ada apa lagi?" tanya alvin.

"sudah sampai, peternakan domba di depan sana, arhan suka bilangkan kami harus menelaah dahulu?" ujar nata.

Aku mengangguk.

Suit! Menonaktifkan kelebihan, melangkah kedepan, aku melihat kandang warna merah dari kejauh. "ayok, larinya pelan-pelan saja" ujar aku.

Aku dan lainnya berlari dari tangkai pohon yang kami injak ke tangkai pohon selanjutnya, terus sampai ke dekat peternakan domba.

"oke berhenti disini" bisik aku terengah-engah.

"cape banget gila" ujar alvin.

"sutt!!!" balas nata.

Aku mencoba menelaah dari sela-sela semak-semak, melihat ke atas, ke kiri dan ke kanan, oh.. domba itu sedang berkumpul diluar kandang.

"panas sekali disana" keluh alvin.

Kali ini nata setuju dengan alvin, nata mengangguk.

"hey" aku menoleh ke arah alvin dan nata, mereka melirik, "kayanya gelang itu ada di dalam 3 kandang itu"

"hah?" alvin tidak mengerti.

"lihat kandang di ujung itu sudah hancur, kemungkinan besar hanya ada 2 gelang lagi" ujar aku menjelaskan.

Alvin dan nata terlihat terkejut, "jadi bagaimana sekarang?" tanya nata.

"gua mau coba berjalan ke tengah ladang domba itu, memastikan ada apa saja" ujar aku.

"yakin?" tanya nata.

"ya" aku mengangguk.

Suit! Aku mengaktifkan kelebihanku, berjalan keluar dari semak-semak, lompat ke tanah ladang, lalu berjalan dengan hati-hati, melihat terus domba yang sedang berkumpul di sana.