Crek! Aku membuka pintu kamar dengan perlahan, aku tau hari ini hari terakhir aku tidur di kamar aku. Mungkin untuk beberapa orang kamar hanya untuk tidur dan istirahat, tapi untuk aku kamar menjadi sebuah kebutuhan menambah energi, ketika keluar untuk menghabisakan energi itu, mungkin buat orang hal ini berlebihan tapi itu lah kenyataanya.
Aku duduk di atas kasur sambil meletakan tas di bawah. Membaringkan badan perlahan, melihat keseluruh ruangan, dengan perlahan.
Tok! Tok! Tok!
Aku terbangun kaget mendengar suara ketukan dari luar pintu, aku melangkah mendekati pintu.
Crek! Membuka perlahan, aku buru-buru bersembunyi di belakang pintu,
"han?"
Kayanya aku tau itu suara siapa. Aku melihat keluar pintu.
"ahkk!!" teriak zaki.
Aku memasang wajah tidak berekspresi, melihat zaki seperti itu.
"eh bikin kaget" ujar zaki.
Lah elu lah yang bikin kaget, ngapain ke kamar gua" ujar aku.
"gua mau ngomong sama lu, hp gua gatau nyimpen dimana makannya gabisa ngirim pesan" ujar zaki menjelaskan.
"masuk" ujar aku.
Zaki melangkah masuk, aku menutup pintu kembali.
Aku membalikan badan, "ada apa?"
Zaki menghela nafas. "gua mau bilang, maafin gua kalau gua pernah berbuat salah, ya pasti ada tapi tolong maafin gua han"
"hah? Maksudnya? Ada apa sih?" tanya aku kebingungan.
"ya sekarang kan terakhir kita ngobrol begini, terakhir diem di asrama, gua takut aja gitu nanti saat ujian gua gabisa balik lagi" ujar zaki.
"ha? Apaan sih" aku tertawa, "gua bakal berusaha untuk ujian ini, tapi bukan hanya untuk team gua, tapi team lo, ayo lah berusaha barengan" ujar aku.
"gua bakal berusaha, tapi kalau gua nanti ga berhasil balik, jaga luna" ujar zaki.
Kalimat zaki sontak membuat aku kaget, ada apa dengan luna.
"han?" zaki menyadarkan aku.
"eh, pokoknya lo harus berusaha menangin team lo" ujar aku.
Zaki diam tidak bereaksi apapun. "gua mau nanya"
"ya?"
"lo suka sama luna?"
"h-hah?, e-egga.." jawab ku reflex. Ya memang tidakan.
Lagi-lagi zaki diam tidak bereaksi apapun.
"lo khawatir sama luna?" tanya aku.
Zaki mengangguk pelan.
"yaudah kalau begitu, lo jagain team lo, bawa team lo ke gerbang akhir nanti" ujar aku.
Zaki menatap aku, tersenyum.
Aku membalas senyuman, mengangkat alis.
***
Aku terbangun mendengar alarm berbunyi di sebelah telingaku. Langsung mandi dan siap-siap dengan penuh energi.
Sejak tadi malam saat zaki kembali kekamarnya, aku langsung memasukan barang kedalam tas, tapi itu hanya yang benar-benar penting saja.
Aku sudah siap untuk ujian hari ini, berjalan keluar asrama menuju akademi.
Hari ini aku menuju akademi bareng alvin, tadi bertemu di tengah jalan.
Kami sudah ada di pinggir lapangan untuk bersiap keluar gerbang.
"lo bawa apa aja?" tanya aku.
"nih" jawab alvin membukakan isi tasnya.
Aku sedikit kaget dengan apa yang ada di dalam tasnya alvin, sayuran box semua.
"kenapa?" tanya alvin.
"dasar lo��� ujar aku memukul kepala alvin dengan pelan.
"ya elah" jawabnya.
"oke semuanya kami akan memberi sentuhan rahasia, jadi kalian semua tidak usah mandi nanti. Tetap segar saat di tengah hutan." Ujar tuan.
"iya tuan" ujar semuanya.
Selesai semuanya diberi sentuhan rahasia, semua berdiri didepan pintu gerbang. Dengan teamnya masing-masing.
"kalian pernah liat isi di luar seperti apa?" bisik nata.
"persisnya ada naga?" tanya alvin.
"ngaco" ujar aku.
Tuan berkonstrasi untuk membuka gerbangnya dengan tangan dari jauh.
Srttt!! Gerbang terbuka perlahan demi perlahan, aku tidak bisa percaya yang apa aku lihat sekarang, diluar sana sangat hijau membentang, juga langit yang bersih tanpa awan.
"WAW" ujar alvin.
"semuanya silahkan dipakai sepatunya" ujar tau.
Tidak menunggu lama sepatu berwarna coklat dengan hiasan ombak air terbang di depan semua anggota.
Semua langsung memakai sepatunya.
"keren juga" ujar alvin sambil menggerak-gerakan sepatunya.
Zaki di sebelahku melirik ke arah aku, "tos!"
Aku membalas tos annnya. Aku melirik ke arah luna, tapi luna tidak membalas lirikan itu, dia terus melihat ke arah luar gerbang.
Semua bersiap untuk ujian hari ini.
"semuanya siap!!?" teriak tuan.
"siap!!!" teriak semua.
"silahkan!!!" teriak tuan.
Semua mengaktifkan kelebihannya, Suit! Suit! Suit!, berlari dengan sangat cepat tidak terlihat.
"han" ujar alvin.
"sebentar" aku masih memfokuskan diri agar kelebihan aktif, aku tidak bisa fokus saat aku ditahap ragu.
Suit! Kelebihan ku aktif, tidak terlihat.
Suit! Nata mengaktifkan lari cepatnya. Tidak terasa, kami sedang lari di atas tangkai pohon yang sangat besar dan ini aku tidak familiar, seperti bukan pohon di akademi aku.
"jangan berfikir kemana saja kalian, fokus!" teriak nata.
Aku berusaha menatap ke arah depan agar, nata mudah memfokuskannya.
BUG!
"ahk!!!" teriak alvin terjatuh dari atas tangaki pohon.
Aku dan nata seketika melihat kebelakang, nata langsung menon aktifkan kelebihnnya, kami berlari seperti biasa, lalu lari kembali ke arah alvin.
"kaki gua" ujar alvin kesakitan.
Aku mendekat, melihat kakinya, seperti tanaman yang melilit kaki alvin.
"nata lihat ini" ujar aku.
Nata mendekat, "hmm kayanya kita sudah hampir dekat dengan Cancer, gelang cancer ada di dalam tanaman beracun"
Aku sedikit kaget, langsung mengaktifkan kelebihan capricorn aku, Dum!! Aku menghantam keras tanaman yang melilit kaki alvin.
"ahkk" alvin tergeletak di atas tanah.
"vin lo sembuhin kakinya" ujar aku.
Alvin bangun perlahan, menahan sakit. Mencoba fokus mengaktifkan kelebihannya. Suit! Tangan alvin menyala berwarna hijau. Alvin langsung menyimpan tangannya di atas luka.
Hanya hitungan detik, luka dikaki alvin hilang begitu saja.
"keren" ujar nata.
"masih sakit?" tanya aku.
Alvin menggeleng, lalu berdiri.
"ayo langsung" ujar nata.
Aku melirik ke arah nata, mengangguk.
Kami melanjutkan perjalanan.
"setau gua ini udah sampe,hati-hati tanamanya beracun" ujar nata.
Aku dan alvin mengangguk.
"eh dengar, ada seseorang" ujar aku.
Kami berhenti berjalan, fokus mendengarkan.
aku melangkah mengikuti suara seseorang itu, terus berjalan melihat ke dalam semak-semak, aku terkejut ada seseorang sedang menebas-nebas tanaman beracun.
Alvin dan nata mengikuti aku, melihat ke dalam semak-semak. Mereka berdua pun terkejut.
"stut!, kita liatin dulu dari sini" ujar aku.
Alvin dan nata mengangguk.
"nah ini dia gelangnya" ujar seseorang cowo itu.
Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, lalu berjalan perlahan mendekati cowo itu.
"hah arhan ngapain" bisik nata.
Sudah di depan cowo itu, Suit! Aku menonaktifkan kelebihan, merebut dengan cepat kalung yang ada di tangan cowo itu.
Suit! Aku mengaktifkan kelebihan, hilang kembali.
"woy kemana lo!!!" ujar cowo itu.
Aku berhasil mengambil gelang tenaman beracun, aku mendengar suara nata dan alvin berteriak keras. Aku dan cowo itu langsung melirik kearah semak-semak.