Alvin duduk di sebelah aku, kami diam tidak berbicara sampai, makanan mengetuk pintu.
Aku melangkah membuka pintu kamar, dan langsung mengambil nampan makanan.
"lo gabakal ambil makanan lo?' tanya aku.
Alvin menghela nafas, berdiri dari duduknya. "yaudah gua mau ke kamar dulu terus makan disini yah"
Aku mengangguk.
Alvin keluar kamar dengan melangkah cepat.
Aku menyimpan makanan diatas kasur, dan menyiapkan meja makan. Ponsel di dalam tas mengeluarkan bunyi dering terus menerus, aku mengambil ponsel.
Pesan
Zaki: gua makan di kamar lo yah.
Tanpa aku jawab pun dia tetap akan datang jadi aku langsung melempar ponsel ke atas kasur.
Tidak menunggu lama suara ketukan pintu muncul. Aku langsung membukakan pintu.
"hallo" ujar zaki. Melangkah masuk kedalam kamar.
Aku menutup pintu kamar kembali, mengambil makan dan duduk dibawah, bersamaan bersama zaki. Baru saja duduk aku mendangar ketukan pintu lagi, tapi kali ini pintu terbuka sendiri.
"eh ko ada zaki" tanya alvin.
"eh lo ngapain kesini" ujar zaki.
"akh membingungkan" ujarku.
Alvin melangkah masuk kedalam kamar dengan perlahan, lalu duduk di sebelah zaki. Semuanya memulai makan malam.
"eh gimana team kalian" tanya zaki memecahkan keheningan.
Aku mengangkat pundak, "baik-baik saja"
Alvin diam tidak bereaksi apapun.
"keren, team kalian satu lagi siapa?" tanya zaki.
"nata, itu loh yang suka membaca pikiran orang" jawab aku.
"menang nih" zaki tertawa, membereskan tempat makannya, disusul oleh alvin.
Aku langsung menatap muka zaki. Dengan raut wajah yang kesal.
Zaki tetap tertawa.
"kalian cepet banget dah makannya" ujar aku sambil menyuap makanan.
"gila gua laper banget dari tadi sore, capet banget sih" ujar alvin.
Aku menggguk, karena yang di ucapkan alvin sangat benar.
Aku membereskan tempat makananku, berjalan ke depan pintu kamar, tidak menunggu lama nampan itu datang kembali aku langsung menyimpan tempat makannya di atas nampan, nampan itu memeri sinyal 'kenapa ini banyak' tapi aku suruh pergi saja, alvin dan zaki sembunyi di dalam.
Nampa itu pergi kembali dengan cepat, aku menutup pintu kamar.
Zaki ketawa, "gimana kalau ketahuan? Hahaha"
"kita ketangkap" ujar aku.
"yah gapapa lah yang ketangkep kita bertiga" ujar alvin.
Kita semua duduk di atas kasur. "lo kenapa mukanya" lagi-lagi zaki memecahkan keheningan.
"hah? Muka gua kenapa" ujar aku meraba-raba muka.
Alvin tertawa, "kayanya bukan fisik"
"ya raut wajah lo" lanjut zaki.
"oalah.." aku menurunkan tangan. "hah emang kenapa? Biasa aja ko" jawab aku.
"ahk masa, patah hati yah" jail alvin. Tertawa.
Aku tidak berekspresi apapun hanya diem, "mana ada" jawab aku.
"gapapa lah han, cerita dong ada apa" ujar zaki.
Aku menggeleng, "ga ada apa-apa, kecapean aja, tadi dari pagi sampe sore engga berhenti" jawab ku.
"iya juga sih, besok mana latihan lagi" ujar zaki.
"ngomong-ngomong team lo siapa aja" tanya aku.
*kevin dan luna" jawab zaki.
Aku sedikit kaget, luna ada di team zaki, bagaiman bisa.
"waw ada luna" ujar alvin.
"kenapa?" tanya zaki.
Alvin menggeleng pelan, tertawa pelan.
Raut muka zaki berubah kebingungan, ketika mendengar kalimat alvin.
"gimana kevin, dan lo ambil kelebihan apa?" tanya aku mencoba mengalihkan perhatian.
"gua ambil capricorn. Kevin oke lah ga seribet team lo" ujar zaki sambil ketawa jahat.
"hah? Team gua?" aku kebingungan. "gua maksudnya, gua membantu yah" lanjut alvin.
"santai-santai" zaki tertawa puas.
Aku tertawa pelan melihat zaki dan alvin berantem terus.
Kami mendengar bel berbunyi, berarti itu sudah hampir tengah malam.
"udah sana pada balik" ujar aku .
"mau balik juga nih" ujar alvin.
Alvin dan zaki berdiri dari kasur, melangkah keluar.
"Dah, makasih yo" ujar zaki dan alvin.
Bug! Pintu tertutup.
***
Aku terbangun melihat sorot matahari, bangun dari kasur langsung lari ke kamar mandi dan memakai baju, bersiap-siap ke akademi dengan terburu-buru. Keluar dari kamar, lari secepat mungkin, untuk sampai ke akademi.
Aku melihat alvin dan nata sedang berdiri di pinggir lapangan, "woyy!!!" teriak aku, melambaikan tangan ke atas.
Alvin dan nata melirik, ke arah aku, raut mukanya berubah tenang, mungkin mereka menunggu aku.
"dari mana aja lo" tanya alvin.
"sebentar, gua cape" ujar aku terengah-engah.
Nata tertawa pelan.
"gua kesiangan bangunya" ujar aku. Tersenyum.
"tadi malam sih hampir tengah mala" ujar alvin.
Aku terkejut mendengar kalimat yang di lontarkan alvin.
"hah? Alvin kekamar lo han?" tanya nata.
Duh gawat, alvin mulutnya engga bisa di tahan.
"heh ko pada diam sih, ga dengerin gua?" tanya nata.
"i-iiy-a" ujar alvin ragu.
Aku mengusap dahi dengan perlahan.
"oalah kirain gua doang sama luna yang gitu" ujar nata tertawa.
"hah? Maksudnya?" tanya aku.
"luna suka ke kamar lo?" tanya alvin.
"bukan. gua yang suka kekamar luna, lagian bosen kalau sendiri terus" ujar nata.
Aku tersenyum. "sstt ngobrolnya jangan disini, nanti sesudah latihan. Ayo mulai latihan"
Aku dan lainnya memulai latihan.
***
Aku menuju tempat duduk di pinggir lapangan untuk mengambil botol minum. Duduk di kursi sambil minum.
Alvin mendekat ke arah aku. "cape banget gila" ujar alvin.
Aku mengangguk.
Brug!!! Seseorang cewe di depanku jatuh, semua orang melirik ke arah cewe itu. Tanpa menunggu lama aku cepat menghampiri cewe itu.
"eh gapapa, butuh bantuan ga?" tanya aku menyodorkan tangan ke arah mukanya.
Cewe itu mengangguk, menerima bantuan dari aku. Lalu berdiri.
"kecapean, nih minum gua" ujar aku. Menyodorkan air minum.
"gausah gua bawa sendiri" ujar cewe itu, "makasih yah"
Aku mengangguk, semua orang sudah lanjut dengan aktivitasnya masing-masing, tapi aku melihat luna, aku tidak memperdulikan itu. Duduk kembali.
"lo malah diam aja, deket lo itu tadi" ujar aku.
"ahk biarin aja gua cape, dia bisa berdiri sendiri harusnya" ujar alvin sambil minum.
Aku menggeleng-geleng mendengar kalimat alvin.
"Udah sore nih, pulang yuk" ajak alvin sambil membereskan botol minum ke dalam tas.
"lo duluan, gua mau ke atam akademi" ujar aku.
"ngapain?" tanya alvin.
"gua pingin sendiri" jawab aku.
"yaudah gua duluan yah, udah sore" ujar alvin.
Aku mengangguk.
Ketika alvin sudah pergi, aku langsung membereskan barang untuk pergi ke atap akademi. Lari secepat mungkin.
Membuka pintu atap dengan perlahan, aku melangkah masuk dengan perlahan, melihat langit yang indah membentang di atas, berwarna ungu dan orange.
Aku melihat langit sambil melangkah ke ujung atap, lalu perlahan melihat ke bawah, memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang sedang latihan dengan keras.
"hai, han"
Suara itu tidak mendadak ada di sekitar aku, terasa pelan masuk kedalam telinga. Aku membalikan badan.
"luna?" ujar aku.
Luna tersenyum, "gua ga bakal ganggu lo, ke sini gua Cuma mau bilang 'semangat yah besok, kita berjuang bareng-bareng' udah itu saja"
Aku sangat terkejut melihat kelakuan luna sekarang, benar-benar beda. Aku diam sebentar.
"a-ah i-iyaa" jawab aku.
"dah sampai besok" ujar luna membalikan badan dan melangkah masuk ke gedung akademi.
"luna, lo juga yah!!" teriak aku.
Luna membalikan badan, "gua kenapa?" tanya luna.
"semangat juga" ucar aku. Luna mengangguk.