"Ayo semuanya kumpul, saya akan segera memperlihatkan kelompoknya dan lalu memperlihatkan peta yang akan kalian lalui!" Teriak tuan di depan lapangan.
Aku berdiri di depan mading yang ada di dekat tuan.
"Eh gua ga telat kan" bisik alvin dari sebelah gua, sambil terengah-engah.
"Kayanya engga" jawab gua.
Orang-orang berlalu-lalang memangil teman-temannya.
"Gua nanti mau ambil teknik yang di punyain zaki, biar engga engos-engosan nanti" ujar alvin.
"Hmm"
"Oke semuanya siap yah lihat teman kelompok kalian. Saat nanti kalian melihat kelompoknya, kalian harus langsung mencari orangnya dan mengatur strategi, apa yang ingin kalian ambil nantinya" ujar tuan.
"Baik" jawab semua.
Tuan membuka kertas dari kejauhan dengan perlahan, aku tidak sabar melihat siapa yang akan berjuang bersamaku.
Aku melihat nama aku, bawahnya, al-vin.
"Yuhuu, satu kelompok sama elu" sorak senang alvin yang ada di pinggirku.
Aku membaca bawah nama alvin "Nata?" Tanyaku.
"Hallo" ujar nata tepat ada di sebelahku.
"Ahkk!! Kaget sekali, eh elo" ujar aku.
Nata tersenyum.
"Hmm oke jadi kalian mau ngambil teknik apa?" Tanyaku.
"Lari!!!" Ujar nata dan alvin.
Aku menghela nafas. "Kalau gitu kita liat daftarnya"
Nata menatap sinis ke arah alvin.
Sebelum lihat daftar kelebihan, kita disuruh berkumpul melihat peta yang akan dilalui nanti.
"Ini dia petanya!!!" Teriak tuan.
"Waw" seru semua melihat peta yang begitu luas.
"Disetiap team ada zodiak aquarius, tugasnya sekarang, silahkan mengingat-ingat petanya!!" teriak tuan.
Nata menatap peta dengan serius, untuk beberapa menit.
"Udah ?" Tanya aku.
Nata mengangguk.
"Waw keren, sampe kapan bisa mengingat" tanya alvin.
"Hmm.. sampe selesai nanti ujian" jawab nata.
"Waw" ujar alvin.
"Hei.. menurut gua mending kalian sedikit di a-atur yah" ujar aku dengan ragu.
"Hmm yahh boleh" jawab nata. Alvin mengangguk.
"Menurut gua, lo" menunjuk ke nata. "Ambil kelebihan lari cepat, dan lo" menunju ke arah alvin. "Teknik alam. Jadi biar semuanya melindungi"
"Yaudah deh" ujar alvin.
"Oke" jawab nata.
Aku melihat ke sebrang team lain, luna ngapain melirik terus aku, dengan raut yang kesal seperti itu, tapi fokus saja ke ujian lusa.
"Oke silahkan kalian berlatin dengan kelebihan barunya!!!" Teriak tuan.
Semua orang menjadi tidak teratur, ada yang lari cepat, ada yang memukul tanah, dan masih banyak lagi.
Aku berlatih menghilang dengan cepat, menghilang bersama kelompok. Alvin mencoba teknik tanahnya. Nata mencoba teknik lari cepatnya. Semuanya lancar sekali.
"Han bantu gua mau ga?" Tanya alvin.
"Boleh, bantu apa?" Tanya balik aku.
Alvin menyodorkan pisau ke arah aku, aku sedikit kaget, melangkah sedikit kebelakang. "Apaan?" Sambil mengambil pisaunya.
"Sayat tangan lo pake itu" ujar alvin.
"Hah! Gila lo?!!" Ujar nata di sebelahku.
Aku sedikit kebingungan.
"Gua mau coba teknik pisces" ujar alvin, Suit! Cahaya hijau cerah mengililingi tangan alvin.
Aku mendekatkan pisau ke tangan. "Jangan! Gua aja han"ujar nata.
Aku melirik. "Lu kan cewe, gua aja lah, tenang gapapa"
Srett!!! "Ahkk" darah ketal keluar dengan perlahan, aku menahan sakit yang berujunG sangat perih. Menjatuhkan pisau.
"Ayo!!" Ujar nata.
Alvin mengfokuskan dirinya, tangannya diam di atas tanganku. Rasanya sangat dingin, sakit yang akan berujung perih, sedikit-demi sedikit menghilang.
"Sudah" ujar alvin. Cahaya hijau di tangannya hilang perlahan.
Aku meraba luka yang barusan disembuhkan oleh alvin. Aku terkagum dengan kelebihan alvin, ini beneran hilang rasa sakitnya, tapi tetap masih ada bekasnya.
"Masih sakit?" Tanya nata meraba tangannya keluka ku.
Aku menggeleng tersenyum.
"Yes berhasil" ujar alvin.
"Nah sekarang teknik alamnya" ujar aku.
"Oke" ujar alvin. Menempelkan jari tangan di atas tanah.
"Cari zaki ada dimana" ujar aku.
Alvin berkonstrasi, mengkerutkan dahinya. "Ada di s-s..ebalah kantin" ujarnya.
"Ayo nata kamu periksa" ujar aku.
Nata mengangguk. Suit! Melesat seketika. Tidak menunggu waktu lama nata sudah ada disebelah aku lagi.
"Alvin salah, zaki ada di sebelah ruang tuan" ujar nata.
Alvin membuka matanya, menghela nafas panjang.
Aku tertawa sebentar, "gapapa kantin dan ruang tuan kan tidak berjauhan"
Nata ikut tertawa.
Alvin berdiri.
***
Aku duduk di pinggir lapangan menunggu alvin mengambil barang di kelasnya, semua orang sudah kembali asrama sejak tadi. Sore ini menyenangkan sekali.
"Hallo" ujar luna.
"Huahk!!!" Teriak aku melirik kesebelah.
Luna tertawa kecil.
"Ada apa sih?" Tanya aku.
"Ga ada apa-apa" jawab luna.
"Bikin kaget mulu" ujar aku.
"Yaudah deh nanti engga lagi" ujar luna.
"Hemm" jawabku.
"Udah nguasain kelebihannya?" Tanya luna.
Aku menganguk.
"Ngomong-ngomong lo ngambil kelebihan apa" tanya luna.
"Capricorn" jawabku.
"Hah?! Sama"
"Yaudah mau gimana lagi"
"Ahk ga seru"
"Ini ujian, bukan permainan"
"Iya sih hehe"
"Lo kenapa ga ke asrama?" Tanya aku.
"Tadi mau ke asrama, tapi liat elo disini, yaudah kesini dulu" jawab luna.
"Yaudah ke asrama sana"
"Ngusir?"
Aku menggeleng.
Luna menghala nafas, "lo ngapain diem disini sendiri?"
"Nunggu alvin, ngambil barangnya di kelas" jawabku. Membenarkan baju.
"Eh tangan lo kenapa?" Tanya luna.
"Luka doang" jawabku.
Aduh alvin lama banget dah.
"Mau liat boleh ga?" Tanya luna.
"Kan barusan lo udah liat gimana sih" jawabku.
"Yaudah deh" luna. berdiri dari duduknya.
Lalu berjalan pergi meninggalkan aku.
"Dahh!!" Teriak aku. Sedikit tertawa.
Luna terus berjalan tidak menjawab apapun.
Aku melihat jam dinding akademi, menunjukan 5 sore.
Alvin muncul dari sebrang aku.
"Lama bener" ujar aku.
"Aku lupa nyimpen botol minum, tadi gua cari dulu, maap ya" ujar alvin.
"Hemm" jawab ku.
Aku dan alvin berjalan perlahan menuju asrama.
***
Kami sudah di depan asrama, alvin tiba-tiba berhenti. "Eh gua mau kamar lo yah"
Aku melirik, "mau ngapain?"
"Diem aja, dikamar gua sendiri, bosen" ujar alvin.
"Lah emang selama ini kita semua ada temennya?" Tanya aku.
Alvin sedikit tertawa, "engga hehe, gua kekamar lo yah pleasee"
"Yaudah, tinggal dateng" ujar aku.
"Yess" alvin memberika tos tangan.
Aku membalasnya. "Dah gua duluan ahk"
Aku langsung lari naik ke kamar aku. Badan aku hari ini sangat cape, apa karena aktivitas berlebihan. Aku membuka pintu kamar sambil menghela nafas, melangkah masuk menutup pintu kembali, menyenderkan badan ke pintu, duduk di bawah. Sekarang dan besok udah hari terakhir saja untuk tinggal di sini, aku takut tidak bisa membantu nata dan alvin sampai di gerbang terakhir. Beban ini terlalu berat buat aku.
Tok! Tok! Tok!
Aku menyadarkan diri, langsung bangun dan membuka pintu kamar.
Alvin ternyata, tersenyum ke arahku.
"Masuk vin" ujar aku.
Alvin melangkah masuk, aku melangkah ke arah kasur.
Bug! Alvin menutup kembali pintu kamar.