Chereads / Ilmu Bintang / Chapter 3 - Bab3

Chapter 3 - Bab3

Aku, alvin dan zaki tiba di kelas lebih awal, kayanya yang lain masih pada makan di kantin deh.

"Ahkk kenyang sekali" ujar alvin.

"Iya lah puding gua dimakan elu" ujar zaki.

Aku sedikit tertawa. "Eh kalian siap sama ujian nanti?" Tanya aku.

Zaki yang sedang bercanda dengan alvin langsung menengok ke arah aku.

"Siaplah" jawab zaki sangat pede.

"S-siap" jawab alvin, Ragu.

"Lo kenapa?" Tanya aku ke arah alvin.

"Takut, nanti diluar ga bisa makan" alvin menundukan

kepalanya.

"Ya elah bisa lah, tapi elu harus cari sendiri" ujar zaki.

Aku menghela nafas. "Emang iya ya? Tau dari mana lo?" Tanyaku.

"Dari sang rahasia, lo ga pernah nanya apa gitu?" Tanya balik zaki.

Aku menggeleng, "mana gua tau"

"Yasudah lah, gua mau kekelas, ngomong-ngomong gelang gua di ambil, jadi gabisa aktiv in kelebihan gua" ujar zaki turun dari meja.

"Yah itu perbuatan lo, malam ini gausah ke kamar gua lagi" ujar aku.

"Okesip" ujar zaki berjalan. "Eh ada luna, ngapain kesini?" Tanya zaki.

"Eh hallo zaki, mau ke temen lo tuh" jawab luna.

Aku diam tidam merespon apapun, menghadap kedepan.

Luna menghampiriku, lalu duduk depan aku.

"Gua kekelas yah" ujar zaki. Disusul oleh alvin, "gua juga ke meja gua yah han"

Aku menghela nafas.

"Hai" ujar luna.

"Ya ada apa?" Tanya aku tidak berekspresi.

"Lo ga marahkan sama gua?" Tanya luna.

"Lah marah kenapa?" Tanya balik aku.

"Tadi dikantin" luna menundukan kepalanya perlahan.

Aku menggeleng.

"Serius?"

Aku mengangguk.

Luna menghela nafas. "Syukurlah"

"Ada apa kesini?" Tanya aku.

"Nanya yang barusan" jawab luna.

"Cukup jelaskan jawabnya?"

Luna mengangguk. "Ya udah gua ke kelas yah"

Aku mengangguk.

Luna berdiri dari lalu berjalan pelan keluar dari kelas.

Tidak menunggu lama tuan masuk kedalam kelas, kali ini tuan tidak mengaktifkan kelebihannya. Semua murid duduk menghadap kedepan.

"Hallo semua" ujar tuan.

"Hallo juga tuan" jawab semua.

"Tuan kesini hanya ingin memberitahu hari ini tidak ada pelajaran, hanya ingin memberitahu kalau besok kalian sudah mulai latihan untuk ujian.

Ujiannya berkelompok dan kelompoknya akan di bagikan dari akademi Jadi tidak usah khawatir. Bisanya 1 kelompok di bagi 3. orang 1 cewe petarung, 1 cowo petarung, 1 cowo atau cewe tim medis. Kalian bisa liat teman kelompoknya besok saat selesai latihan. Okey dah semua" ujar tuan langsung keluar dari kelas.

"Sutt-sutt!" Bisik alvin.

Aku menoleh, "hah?"

"Ayok keluar" bisik alvin.

Tanpa menjawab bisikan alvin, aku berdiri lalu

berjalan keluar kelas sendirian.

"Eh tungguin gua" teriak alvin dari belakang.

Aku tetap berjalan tidak memperdulikan alvin.

Alvin berjalan dengan cepat, mencoba sejajarkan jalannya denganku. Akhirnya dia di sebelahku.

"Lo ada apa sama luna?" Tanya alvin.

Pertanyaan itu Sontak membuat aku sedikit kaget. "A-aa ga ada apa-apa" jawabku.

"Serius?" Tanya alvin.

Aku mengangguk. "Hanya teman" tersenyum.

Alvin diam tidak beraksi apapun.

Kayanya alvin tidak percaya dengan apa yang aku ujarkan. Tapi memang itu kenyataannya. Hanya teman, tidak lebih.

***

Aku dan alvin sudah ada di depan asrama, jangan tanya zaki kemana, gatau aku.

"Gua duluan yah vin" ujar aku.

Alvin menoleh pelan, mengangguk tersenyum.

Aku melanjutkan jalan ke lantai atas

Crek! Aku membuka pintu kamar dengan perlahan. Kali ini lampunya sudah menyala dan sudah rapih. Berjalan perlahan masuk menutup pintu.

Aku menghela nafas, menyimpan tas, lalu menjatuhkan badan di atas kasur.

Cling! Pesan masuk. Ponsel ada disebelah aku, langsung aku ambil.

Pesan:

Zaki: lo ada di kamar?

Arhan: ya.

Zaki: gua kekamar lo yah.

Aku menghela nafas, ngapain lagi tuh anak.

5 menit kemudia pintu terbuka perlahan, "boleh masuk kan?" Ujar zaki.

"Hmm" jawabku.

Zaki berjalan masuk kedalam, "gua cuma mau nanya in sesuatu kok" menarik kursi lalu duduk.

Aku bangun dari tiduran, "nanya apaan?"

"Dijawab jujur yo" ujar zaki.

Aku mengangguk.

"Lo ujian sekelompok sama siapa?" Tanya zaki dengan polos.

"Hah?! Ya elah kirain apaan" aku lansung menjatuhkan lagi badan ke kasur, "belom dikasih tau, besok katanya"

"Oalah.. kekuatan gua kan disita, gimana besok?" Tanya zaki.

"Lah mana gua tau, besok di kasihin mungkin kan untuk ujian" jawab aku.

Zaki menghela nafas tidak bereaksi apapun.

"Hallo" ujar alvin.

"Huahh!!" Teriak aku dan zaki. Bangun dari tiduran.

"Ya elah lo ngapain ke sini, bikin kaget aja" tanya zaki.

Alvin melangkah masuk, "ada makanan ga disini, laper banget nih"

"Kan bentar lagi makan malam" ujar aku.

"Iya nih tapi kaya lama banget nunggu makan malam" jawab alvin.

"Sabar-sabar" ujar zaki.

Alvin menghela nafas. "Eh kalian lagi ngomongin apaan?" Duduk di sebelah aku.

"Tau tuh nanya in kelompok ujian" jawab aku.

"Eh iya ngomong-ngomong gua kayanya ada firasat deh bareng kalian" ujar alvin.

"Hah?" Jawab aku dan zaki.

Alvin tersenyum, menaik-naikan alisnya.

"Gua gamau ahkk, bukannya maju malah ngurusin anak ini" ujar aku.

"Ya elah nanti gua yang jaga in kalian" ujar alvin.

"Eh kan 1 cowo 1 cewe, ya paling yang sama si alvin antar kita berdua, semua misah" ujar zaki.

"Lah iya juga, yaudah lah liat besok aja, tuh sebentar lagi makan malam, sana balik ke kamar" ujar aku.

Zaki dan alvin berdiri dari kasur lalu keluar kamar. "Dahh" ujar zaki dan alvin.

"Ya" jawabku.

Bug!. Pintu tertutup.

Aku berdiri dari kasur mengambil meja untuk makan di atas kasur. Tok! Tok! Tok! Aku langsung membuka pintu dan mengambil makanan, udah tau kan disini pelayannya menggunakan kelebihannya, jadi cuma makannya yang terbang datang ke sepan pintu. Aku masuk kedalam, menutup pintu kembali.

Lalu makan dengan lahap.

***

Aku terbangun 10 menit sebelum alarm menyala. Ponsel yang kami gunakan hanya bisa mengirim pesan dan mengirim suara, hanya itu. Dan ponselnya sama semua modelnya. Jadi tidak ada yang lebih maupum kurang, dalam hal apapun.

aku langsung menyiapkan baju dan segera mandi. Ponsel berdering, aku tidak memperdulikan karena itu hanya alarm. Saat aku ke akademi, ponsel tidak boleh dibawa, jadi hanya untuk memberi pesan saat di asrama.

Crek! Membuka pintu kakar dengan perlahan, orang-orang berlalu-lalang bersiap-siap pergi ke akademi. Aku berjalan keluar asrama. Suit! Mengaktivkan kelebihan, dan menempelkan earphone ke telinga.

Berjalan terus menuju akademi, aku melihat orang-orang sudah berkumpul di lapangan, aku mempercepat jalannya.

Aku memperlambat jalan Seperti ada yang mengikutiku, aku langsung melihat kebelakang.

"Hallo!" Ujar luna.

Aku terdiam, melihat anak ini, terus mengikutiku. "A-a hai" mencopot earphone.

"Jalannya bareng yah" ujar luna.

"Hmm" aku menlanjutkan jalan kedepan.

Luna berjalan cepat, mencoba berjalan sejajar denganku.

"Eh siap ga ujiannya" tanya luna.

"Ya kalau engga siap gimana?" Tanya aku.

"Hehe iya juga" ujar luna.

"Han ehmm"

"Ada apa" potong aku. Berhenti melangkah.

"Semangat yah latihannya"

Aku diam, menelan ludah, sedikit kaget dengan apa yang di ujarkan luna.

Aku membelokan badan, menatap luna.

"Lo juga yah" aku tersenyum.

"Hah?!, gua?" Tanya luna menunjuk-nunjuk diri sendiri.

Aku mengangguk, lalu tersenyum. Langsung melanjutkan melangkah ke arah lapangan.