Chereads / Two Dimensional Romance / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Lani pun bergegas ke kelas dengan sedikit malu dan tidak menyangka kalau Kak Miko ingin mengajaknya pergi, akan tetapi Lani masih sedikit penasaran dan bertanya pada hatinya

"Mengapa Kak Miko mengajakku pergi ke sebuah tempat, yang bahkan gue gk tau mau diajak kemana gue."

Pada saat bel berbunyi, tanda semua murid pun boleh pulang

Ketika Lani dan Cindy berjalan menuju ke parkiran

Tiba-tiba...

Ada seorang pria menutup mulut Lani dan membawanya langsung ke mobil pria ini.

"ehm.... ehm..., lepasin gk." kata Lani yang mulutnya masih terbungkam.

Ketika Lani sudah dipaksa untuk ikut dan duduk di mobil pria itu, Lani pun menengok ke belakang, ternyata dia... Kak Miko.

"Kak...Miko, loh kok Kak Miko disini sih." kata Lani, yang masih kebingungan.

Miko menjawab, "ssut...., diam ya." sambil jari telunjuknya di arahkan ke mulut Lani.

Lani pun terdiam dan tidak ngomong sepatah kata pun diperjalanan bersama Miko.

"Hmmm... kok lo gk ngomong apa-apa sih."

kata Miko

"Hm.. iiiya... Kak. Aku masih bingung aja nanti Kakak mau ngajak aku kemana, gitu loh Kak."

jawab Lani, sambil tersipu malu.

"Lo pokoknya diam aja ya, pokoknya gue ngajak lo ke suatu tempat yang bagus dan menyenangkan."

"Tapi kan Kak mobil aku masih di sekolah."

"Udah tenang, urusan mobil udah teman gue yang bawa dan kunci mobil lo udah gue ambil dan kasi ke teman gue biar dibawa pulang."

"Iya Kak, makasi."

"Btw, lo gk usah manggil gue Kak cukup lo panggil gue Miko."

"Eh, iya." kata Lani

Tiba-tiba saja mobil Miko mendadak terhenti dan baru diperiksa mobilnya ternyata mogok.

Miko pun kebingungan karena ia sudah mempersiapkan surprise kepada Lani.

"Miko, mending kita cari mobil derek yang bisa ngangkut nih mobil lo." Kata Lani

"Terus acara kita berdua, gimana?"

"Hmm.. ya, udah mending kita batalin dulu atau kita bisa berangkatnya pakai kendaraan umum aja."

"Jangan deh, kasihan lo Lani. Lagian ini acaranya bisa ditunda sampai besok deh. Gimana besok aja kita kesana?."

"Ya udah deh Miko. Gue naik angkutan umum aja ya buat pulangnya."

Tiba-tiba saja ada mobil yang lewat dan berhenti dihadapan Lani dan Miko.

Ternyata itu Sheila, Vani dan Keisha, Sheila pun menghentikan mobilnya dan menghampiri Lani dan Miko.

"Kalian kenapa ada disini? Miko kenapa mobil kamu, mogok ya." kata Sheila, dengan ucapannya yang manis itu.

"Eh Kak Sheila, iya nih Kak mobilnya mogok. Apakah Kakak bisa bantuin kita gk Kak?" kata Lani.

"Bantu apa?."

Lani pun berpikir sejenak untuk menemukan ide dan....Lani.

Sambil memberikan kode dan mengisyaratkan kata-kata Lani ke Miko, akhirnya Miko mengerti juga.

"Sheila, gue boleh minjam mobil lo gk?"

jawab Sheila, sambil tersenyum.

"Tentu boleh dong, apa sih yang gk buat Miko."

Miko pun merayu Sheila dan Lani diam-diam mengambil kunci mobil milik Sheila dan langsung memasuki mobil Sheila, begitu juga dengan Miko yang langsung memasuki mobil.

Dari kejauhan Sheila dan teman-temannya berteriak "Miko.....

"Awas kamu Lani." kata Sheila

Mobil yang sudah dikendarai oleh Lani, membuat Lani tertawa dan mengatakan.

"Aduh, begitulah cinta dan sampai lupa dengan sendirinya serta semuanya. Sheila-Sheila, gue udah bilang sama lo gue pastiin peraturan lo gk bakalan berlaku ke semua murid." kata Lani, sambil tertawa

"Parah lo Lan, tapi benar-benar ide lo cemerlang." kata Miko

"Gue gitu loh." kata Lani yang tertawa terbahak-bahak.

"Lan, senyum lo manis." kata Miko

"Apa, senyum gue manis?." kata Lani, sambil tersipu malu

"Iya, benar." kata Miko

Mereka pun saling berpandang pandangan mata seperti pangeran dan putri Sinta saja, memang Lani ini kalau senyum pasti manis, memiliki paras dan lesung pipi yang begitu manis.

Miko pun melepas pandangannya terhadap Lani dan melihat jalanan.

"Lani, awas." kata Miko yang sedikit ketakutan

Reflex, Lani pun mampu mengendalikan mobil untuk tidak mengenai pepohonan dan cepat-cepat nge rem mendadak.

"Syukur." kata Lani, sambil menghela nafas.

"Eh Miko lo aja yang nyetir gue kan gk tau harus kemana."

"Iya Lan." kata Miko

Miko pun mengendarai mobil milik Sheila, tetapi untung saja tidak terjadi kecelakaan, kalau terjadi pasti mobil ini rusak dan yang disalahkan nantinya ya pasti Lani dan Miko.

Miko dan Lani pun tiba disebuah tempat yang telah membuat Lani penasaran yaitu Pantai.

"Miko, lo bawa gue kesini?, ini mah banyak ada di tempat gue tinggal dulu dan semua kota itu pastinya ada pantai, bukan."

"Lo gk tau Lan, ini itu bukan pantai biasa. Lo baru liat dari sisi luar pantai ini, kalau lo masuk ke dalam pastinya ini sungguh menyenangkan."

"Maksud lo."

"Ikut gue." kata Miko, sambil menarik tangan Lani.

Ternyata Lani diajak berselancar ke tengah pantai.

"Miko, lo ngajak gue berselancar ditengah pantai?"

Jawab Miko. "Iya."

"Gue gk mau, gue takut dan kalau misalnya gue tenggelam gimana?"

"Lo, tenang dan jangan takut. Di coba ya?"

"Gk, gue gk mau Miko."

Miko pun terus meyakinkan Lani agar tidak takut.

"Lo, coba ya, lagian lo gk sendiri berselancar ada gue disamping lo nanti. Lo coba tarik nafas dan jangan ragu ya." kata Miko, sambil memegang pipi Lani tuk meyakinkannya.

Lani pun tarik nafas dalam-dalam dan ia kali ini sudah yakin akan dirinya sendiri untuk berselancar.

"Iya Miko, Aku coba ya."

"Gitu dong, ini baru Lani yang gue kenal."

Lani dan Miko pun berselancar ditengah-tengah ombak pantai yang begitu mencekam. Awalnya Lani merasa ketakutan dan gemetar, tetapi Miko sudah meyakinkannya. Malahan sekarang Lani senang sekali berselancar.

"Miko..... ternyata seru juga ya berselancar."

"Iya dong, buat apa gue sampai ngeyakinin banget lo buat berselancar." kata Miko

Kali ini kedekatan mereka berdua benar-benar indah, canda tawa ada di rautan wajah Lani. Kini Lani pun tidak merasa kesepian, karena Lani masih sedikit sedih dengan kematian ibunya.

Ketika Lani dan Miko sudah selesai bersenang-senang sekarang Lani dan Miko pun pulang kerumahnya.

Sekarang Miko tiba dirumah Lani.

"Makasi ya Miko, lo benar-benar membuat gue senang dan hari ini adalah hari yang paling menyenangkan." kata Lani sambil tersenyum

"Iya, sama-sama Lan, lo ganti gih cepat-cepat pakaian lo entar lo kedinginan."

"Iya, Miko." kata Lani

Lani yang kini hatinya penuh akan keindahan dan kegembiraan, siapa sangka seorang Miko yang merupakan Kakak kelasnya itu dekat dengan Lani. Hari-hari Lani sungguh indah semenjak Miko ada di samping Lani. Kemesraan mereka benar-benar membuat nuansa baru bagi Lani, senyumannya yang berbinar itu hingga memancarkan aura kecantikannya.

Gimana seru gk ceritanya??

Saksikan ya di chapter selanjutnya

πŸŒΊπŸ€—

Bersambung di Chapter 3 πŸ˜‡