Chereads / Two Dimensional Romance / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

Lani menjalani hari-harinya penuh dengan senyuman dibibirnya, ia telah semalaman memikirkan Miko ia begitu nampak senang. Ketika Lani bangun dari tempat tidurnya ia begitu senang dan masih saja memikirkan Miko karena Miko sangat baik dengan Lani, pengorbanan yang telah dilakukan Miko membuat Lani kagum dan hatinya terasa terbang melayang. Lani pun berangkat sekolah, kali ini ia tidak bersama Miko pergi ke sekolah dikarenakan Miko masih saja kesakitan dibagian tangannya yang terluka itu.Ketika Lani tiba di sekolah dan disaat aku masih diparkiran ku bertemu Sheila.

Sheila mengatakan kepadaku

"Eh ada Lani, lo kenapa Lan senyum-senyum sendiri?" kata Sheila

Lani mengatakan, "gk kok, gue baik-baik aja dan tentunya masih sehat 😊."

"Dasar udah gk waras deh tuh anak, kelebihan obat." kata Vani

"Tenang, dengan senyuman rautan wajah Lani. Ini merupakan hal yang bagus untuk kita semua, karena kita bakalan ngerjain tuh anak, kalian udah tau kan soal rencana kita kemarin. Jadi nanti kita bakalan buat rencana itu dan gue pastiin rencana itu sukses." kata Sheila

"Iya Sheila." kata Keisha

Mereka bertiga pun pergi, Sheila yang telah memasuki kls. nya membuat sahabatnya itu bertanya.

"Lan lo kenapa, lo baik-baik aja kan?." Kata Cindy

"Gk kok, kenapa sih banyak yang tanya gue kayak gitu tadi." kata Sheila

"Ya, habisnya lo aneh senyum-senyum sendiri dibilang gila entar loh." kata Cindy

"ye.... biarin..." 😅

Beberapa menit kemudian Lani dan Cindy keluar dari kls. dan menuju ke Kantin untuk berbelanja makanan. Disaat Lani memesan Bakso dan duduk di bangku Kantin, Lani dihampiri oleh Sheila. Sheila pun mendekat

"Lani, lo nanti sibuk gk pulang sekolah?" kata Sheila, dengan kata-kata manisnya itu

"Hmmm... gk, emang kenapa Sheila." kata Lani

"Rencananya kita bertiga mau ngajak lo makan-makan diluar loh.."

"Tumben lo ngajak gue makan-makan, ada apakah gerangan.."

"Hmm.. gk kok. Gini deh anggap aja ini sebagai permintaan maaf gue sama lo." kata Sheila

"Iya benar Lan, jarang-jarang loh ada orang yang ngajakin lo makan-makan, ditraktir lagi sama Sheila." kata Keisha

Kemudian Cindy pun membisiki Lani, "Lan lo mendingan jangan deh nerima tawarannya si Sheila."

Lani berkata sambil berbisik kepada Cindy, "hmm... kayaknya gue terima aja deh, lagian siapa tau Sheila benar mau minta maaf sama gue dan berubah."

"Tapi Lan."

"Udah-udah gk kenapa Cin."

"Hello.. gimana lo mau kan?" kata Sheila

"Gue.. mau kok."

"ok, nanti gue tunggu depan kls. lo ya."

"Tapi, apa gk sebaiknya lo tunggu didepan gerbang sekolah?"

"Jangan, mending gue langsung tuh ke kls. lo nungguin ya."

"Ok deh."

Beberapa jam kemudian Lani dan semua murid telah pulang dengan seperti biasanya Lani menjalani pembelajaran di sekolahnya dengan baik. Kini Lani pun menerima tawaran Sheila untuk diajak makan-makan, Lani saat ini sudah di depan kls. untuk menunggu Sheila.

Sheila yang kian menyusun rencananya dengan temannya itu, membuat Lani menunggu lama. Beberapa saat kemudian Sheila pun datang bersama temannya

"Eh Lani, maaf ya udah nungguin lama, soalnya tadi gue habis ke ruang guru nyetor tugas gue yang belum gue setor kemarin." kata Sheila

"Iya nih, Sheila lama banget, soalnya gurunya juga ngomelin Sheila berkali-kali. Lo sih Sheila ngerjain tugas ditunda-tunda, kan jadinya lama." kata Vani

"Iya, gpp kok." kata Lani

"Ya, udah ayuk kita berangkat buat ke Restaurant." kata Sheila

"Ayo." kata Keisha

Mereka berempat pun pergi, disaat satu langkah Lani menginjakkan kakinya tepat didepan gerbang sekolah. Lani pun tiba-tiba

"Hmmmm... Sheila lo ngapain." Kata Lani, sambil Lani yang berteriak karena mulutnya yang telah dibungkam menggunakan kain yang telah berisi obat bius.

Kini keadaan Lani tidak tersadarkan, Sheila dan temannya pun menyeret Lani dan membawanya ke gudang sekolah bagian atas.

Sheila menuliskan pesan yang berisi kata-kata permohonan maafnya karena, ia telah memberi harapan palsu terhadap soal makan-makan diluar.

"Lani gue minta maaf ya karena gue gk bisa memenuhi soal traktiran kita. Lo benar-benar bodoh dan lo pernah ngomong ke gue kalau lo bakalan pastiin soal peraturan gue yang gk bakalan berlaku ke semua murid, lo salah Lani dan lo benar-benar salah nyari musuh dan berurusan sama gue." kata Sheila

"Ayo Sheila kita tinggalin Lani disini, sebelum ada yang liat." kata Vani

"Ayo guys.." kata Sheila

Sheila, Vani, dan Keisha pun pergi dan tidak memperdulikan apapun. Ia tidak tahu apa yang ia perbuat benar-benar bukanlah hal yang tidak baik, mereka sama sekali tidak memperdulikan kedepannya bagaimana.

Sungguh malangnya nasib Lani, sekarang Sheila dan temannya itu langsung bergegas pulang.

Ditengah-tengah perjalanan Keisha mengatakan, "Sheila, emang rencana kita ini bakalan berhasil? dan apakah Lani juga gk kenapa-kenapa disana, takutnya nyawa Lani terancam."

"Udah lah, lagian Lani hanya dibius, gk gue apa apain kok." kata Sheila

"Iya, lo jangan ketakutan gitu lah Kei. Kalau lo takut dan merasa bersalah gitu kita jadinya ketahuan nanti berbuat jahat sama Lani." kata Vani

"Udah... yang terpenting rencana kita berhasil ngebuat Lani itu pingsan dan ia terkunci di gudang."

Beberapa menit kemudian Lani pun terbangun dari pingsannya ia sempat kebingungan dan bertanya tanya kepada hatinya.

"Kenapa gue disini dan kemana Sheila?. Oh, ya gue tadi bukannya sama Sheila dan gue... gue dibius pakai kain."

Setelah itu Lani pun menemukan kertas yang berisi tulisan.

"Kertas apa ini?."

Setelah Lani membaca kertas tersebut ia pun cukup kaget dan merasa bahwa Sheila telah menipu dan menbohonginya.

Lani memang dari awal diajak makan-makan oleh Sheila memang firasatnya tidak enak, namun ia berniat menerima tawarannya karena ia tidak enak dan merasa kalau Sheila bisa aja berubah baik.

Lani saat ini masih kebingungan dan suasana gudang ini sangat mencekam bagi Lani. Lani pun berusaha mencari jalan keluar dari tempat itu, sekarang jam menunjukkan pukul 17.00, yang kini hari pun mulai gelap, menbuat Lani ketakutan dengan kegelapan. Terlebih lagi digudang itu tidak ada orang dan cahaya sedikit pun tidak ada yang menyinari tempat tersebut. Lani yang sedang berdoa meminta perlindungan serta meminta jalan keluar yang terbaik buat dirinya sendiri.

Lani mencoba berteriak dan meminta pertolongan disana, sampai suatu ketika.

"Halo Lani."

"Halo.. siapa ya." kata Lani yang penuh dengan kebingungan

"Lani lihatlah kebawah lantai."

"Dimana?, ha..Tikus."

"Lani jangan takut, apakah kamu tidak apa-apa." kata Tikus tersebut

"Jadi yang daritadi berbicara itu kamu Tikus?"

"Iya, betul."

"Kamu anak yang baik, seharusnya ia tidak pantas berbuat seperti itu kepadamu." kata Tikus

"Hmmm.. iya."

"Lani aku mungkin tidak bisa membantumu untuk keluar dari sini, tapi aku bisa membuatmu tersenyum dan menghiburmu."

Tikus tersebut menghibur Lani sehingga ketakutan Lani pun berkurang. Namun Lani sungguh tidak tenang dengan semuanya dan akhirnya ia pun berteriak terus menerus dan bahkan tenggorokannya itu sudah kering karena ia berteriak terus menerus. Hari pun sudah gelap saat ini jam menunjukkan pukul 08.00 malam. Lani sungguh tidak tenang ia risih sekali dengan adanya kegelapan, Tikus itu berusaha menenangkan Lani, namun tidak ada hasilnya.

"Tolong.... siapa pun disana tolong." kata Lani yang sudah kelelahan

Tubuhnya yang menggigil itu membuat Lani pun sangat ketakutan.

"Tolong, kumohon tolong..."

Lani pun berdoa terus menerus, ia menyebut kata

"Ibu, kumohon bantulah aku jangan biarkan anakmu ini menderita, Lani merasa kesepian dan jangan buat Lani merasa itu lagi bu. Lani udah nyaman dengan seseorang dan senyuman Lani yang nampaknya hanya sementara."

Ia terus mengucapkan kata "ibu". Disambili dengan rasa kesedihan yang terus mengalir dirautan wajah Lani.

Sungguh malang nasibmu Lani, Lani ini paling tidak bisa berada di kegelapan.

Tetesan air mata Lani ini benar-benar tulus dari lubuk hati Lani yang paling dalam.

Tiba-tiba liontin yang digunakan Lani bereaksi dan memancarkan cahaya putih berkilau.

Lalu liontin tersebut lepas dari leher Lani dan terbang keatas, lalu liontin ini menuju ke arah Pak Satpam yaitu penjaga sekolah yang sedang ketiduran.

Liontin tersebut seakan memberikan kode dan petunjuk arah dimana keberadaan Lani. Liontin itu pun kembali ke leher Lani dan tiba-tiba penjaga sekolah pun datang.

"Halo ada orang disana?."

"Iya Pak ini saya Lani."

Pak Satpam pun membukakkan pintunya lalu Pak Satpam pun bertanya.

"Nak Lani mengapa disini?"

"Udah Pak tidak usah dipikirkan, yang penting Lani gk kenapa-kenapa dan intinya ceritanya itu panjang banget."

"Oh, yy Lani."

"Ya udah Pak, saya pulang dulu ya Pak."

Lani pun bergegas pergi untuk pulang, takutnya nanti Bi Inah mengkhawatirkannya dan ia pun mengendarai mobil dengan sangat laju.

Sheila dan 2 orang temannya itu merayakan kesuksesan rencana yang ia buat untuk menjebak Lani. Tapi mereka salah menduga bahwa Lani itu tidak akan menyerah begitu saja untuk keluar dari gudang itu.

Wah keren kan ceritanya mau tau cerita selanjutnya, mengapa liontin milik Lani bisa terbang dan bercahaya?

Ayo saksikan kisah selanjutnya di Chapter 5. 😇🌺