Ditengah perjalanan Miko yang sedang menyetir mobil sempat berhenti mendadak, dan ada yang di depan mereka sekarang adalah seorang laki-laki yang tidak tahu entah siapa lelaki tersebut. Sehingga membuat Lani berpikir, "kayaknya gue pernah lihat orang itu deh, Siapa ya??" 🤔
"Lan, lo kenal sama laki-laki itu?" kata Cindy
"hmm, gk gue gk kenal dia kok." Jawab Lani
Lalu Lani pun turun dari mobil dan menghampiri lelaki tersebut.
"Maaf, bisa minggir gk ini jalan raya dan mengapa lo berdiri di tengah-tengah jalan." kata Lani
"Lo Lani kan?"
"Iya, lo siapa?" kata Lani
"Lo gk perlu tau siapa gue dan yang pasti lo harus ikut gue."
"Kalau gue gk mau, gimana?" kata Lani
"Dengan sangat terpaksa, lo harus ikut gue."
"Kalau lo berani, gue tantang lo berkelahi." kata Lani
"Hmm... gimana ya, masalahnya gue gk mau melawan perempuan. Udahlah lo mending nyerahin diri aja."
"Atas tujuan apa lo seenaknya nyuruh gue ikut sama lo atau mungkin ada yang nyuruh lo." kata Lani
"Lo gk perlu tau tujuan gue apa, yang paling penting lo harus ikut gue." Sambil menarik tangan Lani
"Lepasin gk, kalau lo gk mau lepasin dengan sangat terpaksa lo harus gue bunuh." kata Lani, sambil matanya yang melotot
Lani sangat emosi, emosinya itu bagaikan api yang membara, Lani pun sontak menyerang orang tersebut dan mengalahkannya hingga tergeletak dan jatuh di tanah yang penuh dengan kerikil batu.
Miko, Cindy, dan Rio pun heran
"Hmm.... setahu gue Lani gk suka berkelahi dan intinya dia juga gk bisa yang namanya berkelahi. Mengapa sekarang ia begitu." kata Rio
Lani pun menaiki mobil dan Miko pun kembali mengendarai mobilnya dan melaju dengan sangat cepat. Miko sangat heran sekali mengapa Lani sangatlah berubah seperti tidak biasanya sikapnya yang mudah emosi dan bisa berkelahi.
Di tengah-tengah perjalanan, Lani pun bertanya kepada Miko.
"Kamu kenapa Miko, ada yang di pikirin gk?" kata Lani
"Hmmm.. gk kok, aku heran aja, kok kamu bisa berkelahi sih." kata Miko
"Gue juga heran sih, padahal aku gk menginginkan hal itu terjadi. Bahkan itu di luar ekspektasi aku, seperti gk sadar deh."
"Lah kamu kok gk sadar, apa mungkin kamu kerasukan." kata Miko
"Eh, kok lo ngomong gitu sih sama sahabat gue. Mungkin aja kan dia gk sadar itu karena, emosinya sehingga dia pun gk sadar melakukan apa." kata Cindy
"Nah, itu yang gue mau tanyain kenapa dia mudah emosi sekarang?" kata Miko
"Hmm.. ya juga ya." kata Lani, sambil bertanya tanya di dalam hatinya
Setelah Miko mengantarkan Cindy dan Rio. Kini Lani yang gilirannya di antarkan pulang oleh kekasihnya itu. Namun ia masih bingung dan tidak mengerti mengapa ia bisa berkelahi, bagi Lani itu sangatlah aneh karena di luar kesadaran Lani sendiri.
"Lan, kamu gk kenapa kan." kata Miko, sambil memegang tangan Lani
"gk, aku gk kenapa kok. Mungkin aku heran dan kamu sama teman yang lain juga heran, kenapa aku bisa melakukan ini semua. Tapi yang paling penting aku tidak akan melukai sahabat dan kekasihku sendiri." kata Lani
"kamu tenang ya, mungkin kamu tadi reflex doang dan gk sengaja. Istirahat ya dan jangan mikirin yang macam-macam lagi, ini adalah hari spesial kita berdua jadi aku gk mau cuma gara-gara soal yang tadi, kamu jadi khawatir dan mikir yang aneh-aneh." kata Miko
"Iya Miko. Ya, udah aku masuk ke dalam ya kamu hati-hati di jalan ya, see you." kata Lani
Lani pun masih saja memikirkan hal itu, namun Lani pun juga sempat berpikir
"Oh, ya kura-kura. Kenapa gue bisa bicara sama binatang ya?" kata Lani, sambil memegang kura-kura itu
"Hey, manusia kamu siapa sebenarnya dan mengapa kamu bisa berkomunikasi denganku."
"Ya, aku manusia. Aku juga tidak tahu dan tidak mengerti, barusan aku bisa bicara denganmu dan sekarang aku pun bisa berkelahi dengan orang lain. Ini benar-benar sungguh aneh." kata Lani
"Apa jangan-jangan, kamu....."
Tiba-tiba saja Ibunya yang bernama Ibu Mira itu, membuka pintu kamar Lani dan Lani pun kaget.
"Lani, kamu bicara dengan siapa nak?" kata Ibu Mira
"tidak bu, aku tidak bicara dengan siapa-siapa. Ibu sendiri mengapa jam segini sudah pulang dari kantor?" kata Lani
"Iya, ibu kebetulan sudah tidak ada pekerjaan lagi di kantor. Oh, ya kamu mandi gih, hari ini ibu ingin mengajakmu bertemu dengan orang dan membawa kamu ke sebuah tempat yang pastinya sangat menyenangkan."
"Btw, ke tempat mana nih bu dan kita sebenarnya mau ketemu siapa?" kata Lani
"Udah, kamu turuti saja apa yang ibu katakan kepadamu."
"Ok bu." kata Lani, sambil tersenyum
"Oh, ya lagi satu, tolong kamu pakai baju yang rapi, bagus dan bersih pastinya." kata ibu Mira
"Siap bu." kata Lani
Lani pun mempersiapkan dirinya untuk pergi makan bareng. Lani pun sempat memikirkan Miko, lalu Lani menghubungi Miko lewat telepon genggamnya itu.
"Halo, Miko kamu lagi apa?" kata Lani
"Aku gk lagi apa-apa nih. Emangnya kenapa. kamu baik-baik aja kan?" kata Miko
"Baik banget dong. Btw besok weekend, kamu mau gk besok kita ke taman indah yang luas itu loh, di sana cocok banget buat olahraga."
"Oh.. jadi kamu ngajakin aku olahraga bareng gitu?" kata Miko, yang padahal saat ini Miko sibuk dan sedang berunding di negerinya sendiri
"Gimana, kamu mau gk?" kata Lani
"Mau dong. Udah dulu ya Lan, aku banyak tugas sekolah nih, nanti aku kabari lagi ya." kata Miko
"Kamu bicara dengan siapa?" kata Sang Ratu, yang merupakan ibu Miko sendiri
"Tidak, aku tidak bicara apa-apa bu." kata Miko
"Ingat ya, tujuan kamu datang ke bumi untuk mencari liontin ajaib itu. Jika kamu berani- beraninya berhubungan dengan manusia, apakah kamu tau akibatnya apa pangeran Miko?"
"Akibatnya, orang itu akan di penjara selama ratusan tahun." kata Miko
"Bagus, kamu laksanakan saja tugasmu untuk mencari liontin itu."
"Baik bu."
Lani pun berangkat untuk pergi bersama ibunya itu. Lantas ia sangat senang sekali karena ia baru pertama kalinya melihat ibunya itu gembira, seperti jatuh cinta saja.
Lani dan ibunya itu pun telah sampai di tempat tujuan.
"Nak, kamu mau pesan apa?" kata Ibu Mira
"Aku mau makanan favoritku dan minumannya jus avocado." kata Lani, sambil tersenyum
"Baiklah, ibu tau apa maksudmu."
"Bu, aku sudah tidak sabar lagi menemui orang yang ibu maksud." kata Lani
"Kamu sabar saja ya."
"Ok." kata Lani
"Nah, ini dia, kenalin Lani ini Om Hans." kata Ibu Mira
"Loh, bapak kan guru saya. Mengapa bapak di sini?" kata Lani
"Mira, ini anakmu?" kata Om Hans
"Iya memang benar."
"Halo Lani. Jadi bapak dan ibumu ini sudah menjadi sepasang kekasih dan di sini bapak ingin bertemu denganmu untuk meminta restu, apakah ibumu ini boleh di nikahkan dengan pria seperti saya ini." kata Om Hans
"Hmm.. gimana ya?" kata Lani
"Lani, saya janji akan menjaga, melindungi dan membahagiakan kamu dan ibumu ini."
"Benar ya pak. Bapak harus buktikan omongan bapak sendiri ya." kata Lani
"Tentu." kata Om Hans
"Ok, karena saya sangat mencintai ibu Mira, tentu bapak bisa menjalin hubungan dengan ibu saya." kata Lani
"Kamu benaran kan nak?" kata Om Hans
"Iya pak, asalkan bapak mau membuktikan omongan bapak sendiri." kata Lani
Lani pun menyetujui omongan pria tersebut, Lani begitu senang dan sangat mencintai ibunya itu, apapun yang ibunya lakukan pasti ia dukung.