Chereads / Diary Of Riana / Chapter 3 - Yang Paling Penting

Chapter 3 - Yang Paling Penting

***

Yang paling penting bagi Nana adalah sahabat. yang paling disayangi Nana juga adalah sahabatnya. sahabat satu satunya yaitu Riana. Saat pertama kali ia datang kesini sebagai pendatang. Riana dan anggota keluarga nya yang pertama kali datang berkunjung. dan itu pertama kalinya ia melihat Riana untuk yang pertama kalinya. Riana yang manis seperti boneka manekin, yang kecil dan rapuh. Riana yang memiliki rambut pendek menggemaskan dan kedua mata indah yang berbaur dengan rambutnya. untuk pertama kalinya Nana jatuh cinta dengan sosok cantik seperti Riana. Sosok yang dipandang dan dikagumi Nana. Menurutnya Riana yang paling tercantik-!.

Nana merapikan buku di tasnya. hari ini seperti biasanya ia akan berangkat bersama Riana. ia memakai ikat rambut pada kedua sisi rambutnya. tersenyum lebar dan kemudian berangkat ke sekolah setelah berpamitan dengan sebuah foto ber-lukiskan nenek di sana. Nana mengunci pintu dan membawa kunci pintu itu di dalam sakunya. tidak ada orang dirumah sampai malam. jadi ia harus selalu membawa kunci. Nana bersenandung melihat ke arah Riana yang sudah menunggunya disana. Satu satunya hal yang paling berharga dan hal yang begitu sederhana.

***

Itu adalah sahabatnya.

***

"Pagi Riana!" sahut Nana dengan semangat. Ia nyaman bersama Riana. Riana adalah sahabat terbaiknya. Riana menoleh dan kembali memasang sebuah senyuman tipis. Ia begitu cantik. menurut Nana ia jauh lebih cantik daripada nya. mungkin Riana gak menyadari itu. tapi menurut Nana, Riana adalah sahabatnya yang paling cantik. paling spesial dan paling penting (!).

"Pagi Nana" sapanya dengan nada suara pelan seperti biasa. aku mendekati dan meraih tangannya langsung dengan hangat. berjalan beriringan ke sekolah. kegiatan paling nyaman yang selalu kulakukan. ia memang jarang berekspresi tapi ia tetaplah Riana. sahabat ku yang paling terbaik sedunia. dan menempati tempat yang begitu spesial di hatiku dan di dalam kehidupan-ku.

***

Bagiku sahabatku adakah keluarga-ku. Hahaha-!, aku begitu sederhana kan-?.

***

hari seperti biasanya. dimana Riana dan Nana bersekolah di kelas yang sama. belajar dan belajar lalu lanjut makan siang bersama. selalu seperti itu. Nana kini sedang merangkul sahabatnya yang sedang asyik mengerjakan tugas yang belum selesai itu. sambil sesekali menyemangati dengan tersenyum meksipun orang orang sudah pulang kerumah masing masing. toh nanti dirumah juga gak akan ada orang seperti biasanya. mending ia bersama Riana kan?. bersama Riana akan jauh dan jauh lebih menyenangkan. ^_^.

"Semangat Riana,satu nomor lagi tuh" seru Nana menyemangati. Riana mengangguk sesekali mencibir saat Nana malah asyik mengodanya. Riana mengerakkan pensilnya dengan semangat dan kemudian perlahan tanpa sadar tersenyum tipis saat Nana selalu bersamanya di saat saat tertentu.

"Ih bantuin dong!" rengek Riana saat ia mentok di satu soal. dan sialnya si Nana lagi timbul isengnya. dan menoleh ke arah samping, pura pura gak tau yang membuat Riana jadi merengut gemas. Nana terkekeh dan mencubit kedua pipi Riana dengan gemas. mereka berdua tertawa bersama sama. rasanya begitu dan sangatlah menyenangkan.

***

"Hai Nana!" sapanya semangat.

"Eh haru?" ujar Nana. mengalihkan pandangannya ke arah cowok itu.

Hingga, haru tiba tiba datang. ia menyapa Nana saja dari pintu kelas. ia bersandar disana. Riana diam lagi, melunturkan senyumannya dan balik mengerjakan tugas tanpa suara. kegembiraan itu lenyap begitu saja. dan Nana beranjak ke sana dan gantian berbicara dengan haru. seharusnya kau sudah biasa Riana. saat saat seperti ini memang akan tergantikan saat ada seseorang yang jauh lebih berharga darimu. seharusnya kau sadar akan hal itu. tapi..., Riana menoleh menatap ke arah Nana yang tertawa disana.

***

ia kan masih ingin tertawa dengannya. Padahal tadi sangat asyik.

***

setelah beberapa saat Riana selesai mengerjakan tugas. ia menutup bukunya. dan mengambil tas. mungkin saja ia nanti akan langsung pulang saja. Nana tidak terlihat dari tadi. mungkin saja ia sudah pulang bersama haru. yah, ia seharusnya gak usah iri dengan sahabat sendiri. tidak, ia hanya ingin menghabiskan waktu seperti biasanya dengan nana. Riana menunduk, dan berjalan lunglai ke arah luar kelas.

"Ah nana udah selesai?" tanya sebuah suara yang amat dikenal nya itu. Riana menengadah perlahan. melihat sosok Nana yang sedang menunggu nya di sana. di tepi loker. sendirian, tidak ada haru disana. Riana tertegun dan beranjak kesana dengan tempo pelan. di genggamnya tali tas yang melingkar di sekitar tubuhnya.

"Kau..gak bersama haru?" tanya Riana pelan. Nana tersenyum dan bergerak dari sana. merangkul hangat pundak Riana. Riana melirik ke samping dengan wajah bingung, tidak mengerti.

"Untuk apa?, aku lebih suka menghabiskan waktu bersama sahabat terbaikku!" katanya semangat. Daripada ia ikut karaoke bersama orang lain. ia memilih pergi kemana saja bersama Riana, sahabatnya itu. ia tidak mau meninggalkannya sendiri. ia kan sudah berjanji akan selalu bersamanya. itu bukan hanya sekedar janji melainkan sebuah ikatan seumur hidup.

***

Bersama Riana semuanya akan jadi sangat menyenangkan !.

***

"Bersama aku?" ulang Riana pelan. tidak percaya. Nana mengangguk. kemudian ia menyeret tubuh Riana keluar dari sekolah. tangannya perlahan turun dan menautkan, mengenggam hangat jari jemari salah satu tangan Riana. Riana terdiam. melihat ke arah tangan itu. dan Nana yang tersenyum kepadanya. Riana merasa ada sebuah binar kebahagiaan yang muncul dalam dirinya. ia ikut tersenyum tipis perlahan. dan beranjak dari sana bersama Nana. ia senang.

***

Nana memilih dirinya. memilih untuk menghabiskan waktu bersamanya.

***